Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geologi Struktur ialah kajian ilmu yang mempelajari tentang arsitektur kulit
bumi (batuan) hasil deformasi beserta gaya penyebabnya. Dengan demikian hal
penting yang dipelajari di dalam Geologi Struktur pada dasarnya mencakup tentang
proses dan hasil. Proses berkaitan dengan gaya, gerak, displacement, waktu, serta
berhubungan dengan sifat fisika-kimia batuan. Sedangkan hasil atau produk
berkaitan dengan kedudukan, posisi dan geometri batuan.
Geologi struktur penting dipelajari karena didalamnya mempelajari proses
pembentukan
struktur
Geologi.
Struktur
geologi
inilah
yang
mengontrol
1
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
Palu Geologi
Peta Topografi
Karung
GPS
Sebagai tempat kantong sampel batuan
Untuk mengambil gambar sampel/
Kamera Digital/ HP
lokasi penelitian
Untuk memplot posisi yang didapat dari
Geologinya
10
Spidol Permanent
2
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
kantong sampel
11
Papan Komputer
12
Buku Lapangan
13
Lup
Geomorfologi Regional
Pulau Sulawesi, yang mempunyai luas sekitar 172.000 km2 (van Bammelen,
1949), dikelilingi oleh laut yang cukup dalam. Sebagian besar daratannya dibentuk
oleh pegunungan yang ketinggiannya mencapai 3.440 m (Gunung Latimojong).
Pulau Sulawesi berbentuk huruf K dengan empat lengan: Lengan Timur
3
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
4
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
5
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
6
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
7
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
Struktur Regional
8
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
9
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
10
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
Formasi Meluhu menindih takselaras batuan malihan dan ditindih takselaras oleh satuan
batugamping Formasi Tampakura.
Formasi meluhu didominasi oleh batupasir
dan konglomerat
dengan
berada diantara dua pegunungan dibagian Barat Kota Kendari yang terpisah. Air pada
sungai itu mengalir dari Barat menuju ke Timur Kota Kendari dan pada akhirnya
sampai kelaut dimana tempat pada daerah yang paling rendah di titik teluk Kota
Kendari. Tidak semua formasi batuan yang tersingkap didaerah ini sehingga akan
mempunyai kenampakan ciri khusus dari morfologi, dan struktur geologi pada daerah
ini.
a. Geomorfologi
Geomorfologi Sungai Lasolo, jalan Lasolo kecamatan Kendari Barat, Provinsi
Sulawesi Tenggara, yaitu berelief terjal dengan jenis sungai subsekuen. Morfologi
Sungai Lasolo umumnya berupa tipe perbukitan. Satuan morfologi perbukitan
bergelombang umumnya terdapat pada bagian tengah yang memanjang dari Barat
dan Timur, menempati sekitar 25% daerah penyelidikan yang terletak disekitar lereng
kaki gunung yang terdiri dari endapan batuan sedimen. Sungai Lasolo memilki
tingkat pelapukan yang tinggi dan bersoil tipis.
Tata guna lahan umumnya merupakan lahan tempat pemukiman penduduk.
Mempunyai rata-rata ketinggian berkisar 1500 meter di bawah permukaan laut dan
hutan lindung yang berada disekitar air terjun ke arah Utara. Stadia sungai yang
terdapat pada daerah Lasolo ini, yaitu sungai stadia dewasa, hal ini dibuktikan karena
adanya arus aliran sungai yang lambat dan penampang sungai yang berbentuk huruf
V, kemudian mempunyai kemiringan yang kecil.
11
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
Sungai yang terdapat pada daerah lasolo ini umumnya sungai denritik, dimana
cabang sungai ini menuju kearah Barat dan menembus ke arah air terjun Bintang
yang terletak di belakang SMAN 9 Kendari, dan air terjun Amarilis yang terletak di
belakang kantor DPRD Kemaraya Kendari.
b. Stratigrafi
Umumnya sekitar 50% Sungai Lasolo yang memanjang dari Utara Ke Selatan
disekitar aliran sungai yang terdiri dari endapan material alvial batuan sedimen.
Sebagian endapan batuan sedimen terdiri dari endapan batuan metamorf yang berasal
dari batuan sedimen yang mengalami proses metamorfisme. Batuan sedimen
mengalami tekanan dan terjadi perubahan suhu yang meningkat tinggi sehingga
membentuk batuan metamorf.
c. Struktur Geologi
Pada daerah ini dijumpai beberapa macam jenis struktur diantaranya struktur
primer yaitu ripple mark dan struktur sekunder yaitu antiklin, kekar dan sesar normal.
Struktur primer yaitu Ripple mark ini terbentuk di lereng gunung dekat air terjun
dimana struktur ini dipengaruhi oleh pengikisan dari arus air ataupun angin
sehingga material material yang lemah akan ikatannya pada batuan terbawa
sehingga menyebabkan cekungan yang ada pada struktur ini.
Struktur sekunder Pada daerah penelitian ini terdapat struktur sekunder yaitu
antiklin, pada dasarnya struktur antiklin ini terbentuk pada daerah geologi yang
berasal dari tabrakan lempeng antara lempeng benua dan lempeng benua
sehingga membentuk sebuah gunung perlipatan, Kendari terbentuk akibat
tabrakan antara lempeng benua dan lempeng benua qualition yang menyebabkan
gunung perlipatan.
BAB III
LANDASAN TEORI
12
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
3.1.
Kekar
Kekar (Rekahan) adalah sebutan untuk struktur rekahan dalam batuan dimana
tidak ada atau sedikit sekali mengalami pergeseran. Rekahan yang telah bergeser
disebut sesar. Kekar adalah suatu retakan pada batuan yang tidak/belum mengalami
pergerakan. Ada beberapa gaya yang bekerja pada pembentukan kekar, yang dapat
dianalisis dari data-data yang diabmil dari lapangan. Analisa kekar digunakan dalam
penentuan jenis sesar, hal ini dapat diterapkan dengan menggunakan pemodelan
Anderson dengan patokan sebagai berikut :
1) s1 berada pada titik tengah perpotongan 2 bidang Conjugate Shear yang
mempunyai sudut sempit.
2) s2 berada pada titik perpotongan antara 2 bidang Conjugate Shear.
3) s3 berada pada titik tengah perpotongan 2 bidang Conjugate Shear yang
mempunyai sudut tumpul.
4) s1 ^ s2 ^ s3.
Gaya utama / sigma 1
13
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
magmatis perlu mendapat perhatian yang lebih rinci.Sifat keterkaitan antara kekar
dengan materi yang melaluinya, baik cairan magma, gas atau materi lain yang
berkaitan secara ecology environment mempunyai ciri khas seperti filling, retas
rekahan dan kehancuran batuan.
Umumnya dalam batuan sedimen, kekar dapat terbentuk mulai saat
pengendapan atau terbentuk setelah pengendapannya, dimana sedimen tersebut
sedang mengeras. Struktur kekar dipelajari dengan cara statistik, mengukur dan
mengelompokan dalam bentuk diagram Rosset atau dengan diagram kontur (kutub).
Ada beberapa kriteria yang dapat menentukan umur relatif suatu kekar, yaitu :
Jika dijumpai kekar yang terletak di bawah bidang ketidakselarasan
mengalami perekahan akibat proses pelapukan dan kemudian diisi oleh
batuan yang terletak di atas bidang ketidakseiarasan tersebut (batuan
penindih terletak di atas bidang ketidakselarasan), maka kekar tersebut
berumur lebih tua dari batuan penindih. Contoh pada batuan penindih
berumur Miosen Tengah maka kekar yang diisi oleh batuan tersebut juga
berumur lebih tua dari miosen Tengah.
Kekar berumur lebih tua dibandingkan dengan retas atau urat (vein).
Kekar yang dipotong lebih tua dari pada kekar yang memotong (azas
pemotongan).
Pembentukan kekar gerus dan kekar tarik pada struktur lipatan yang terletak
di lengkungan maksimum terbentuk bersamaan (berumur sama) dengain
proses pembentukan lipatannya.
14
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
b. Berdasarkan Genesanya
Kekar gerus (shear joint), adalah rekahan yang bidang-bidangnya terbentuk
karena adanya kecenderungan untuk saling bergeser (shearing) searah
bidang rekahan.
Kekar tarik (Extensional joint) adalah rekahan yang bidang-bidangnya
terbentuk kadanya kecenderungan untuk saling menarik (meregang) atau
bergeser tegak lurus terhadap bidang rekahannya. Kekar tarikan dapat
dibedakan sebagai:
1. Tension Fracture yaitu kekar tarik yang bidang rekahnya searah dengan
tegasan. Kekar jenis inilah yang biasanya terisi oleh cairan hidrothermal
yang kemudian berubah menjadi vein.
2. Release Fracture yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya atau
pengurangan tekanan, orientasinya tegaklurus terhadap gaya utama.
Struktur ini biasa disebut dengan stylolite.
c. Berdasarkan Kedudukannya terhadap bidang lain
Dip joint, Jurusnya relatif sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan
Strike joint, Jurusnya sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan
Bedding joint, Bidangnya sejajar dengan bidang perlapisan batuan di
sekitarnya
Diagonal joint, Jurusnya memotong miring bidang perlapisan batuan
sekitarnya.
3.2.
Lipatan
Lipatan adalah bentuk gelombang pada suatu lapisan kulit bumi karena
terdapat tekanan horisontal maupun vertikal pada kulit bumi yang bersifat liat
(plastis). Lipatan terbentuk karena pergeseran lempeng tektonik. Pergeseran lempeng
tersebut mengakibatkan adanya lapisan yang terdorong secara horizontal, baik pada
salah satu tepi lapisan maupun pada kedua tepi lapisan. Lapisan batuan kemudian
mengalami pelipatan atau pelengkungan.
Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang
ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan pada unsur garis
atau bidang didalam bahan tersebut. Pada umumnya unsur yang terlibat didalam
lipatan adalah struktur bidang, misalnya bidang perlapisan atau foliasi. Lipatan
15
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
merupakan gejala yang penting, yang mencerminkan sifat dari deformasi terutama,
gambaran geometrinya berhubungan dengan aspek perubahan bentuk(distorsi) dan
perputaran (rotasi).
Lipatan terbentuk bilamana unsur yang telah ada sebelumnya terubah menjadi
bentuk bidang lengkung atau garis lengkung. Lipatan merupakan pencerminan dari
suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan oleh dua proses, yaitu bending
(melengkung) dan buckling (melipat). Pada gejala buckling, gaya yang bekerja
sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak
lurus terhadap bidang permukaan lapisan.
Lipatan akibat bending, terjadi apabila gaya penyebabnya agak lurus terhadap
bidang lapisan, sedangkan pada proses buckling, terjadi apabila gaya penyebabnya
sejajar dengan bidang lapisan. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa pada proses
buckling terjadi perubahan pola keterikan batuan, dimana pada bagian puncak lipatan
antiklin, berkembang suatu rekahan yang disebabkan akibat adanya tegasan tensional
(tarikan) sedangkan pada bagian bawah bidang lapisan terjadi tegasan kompresi yang
menghasilkan Shear Joint.
Perlipatan adalah deformasi yang tak seragam (inhomogeneous) yang terjadi
pada suatu bahan yang mengandung unsur garis atau bidang. Walaupun demikian,
suatu deformasi yang menghasilkan lipatan pada suatu keadaan, tidak selalu
demikian pada kondisi yang lain. Suatu masa batuan yang tidak mempunyai unsur
struktur garis atau bidang, tidak menunjukkan tanda perlipatan. Perlu juga
dipertimbangkan bahwa,suatu unsur yang sebelumnya berbentuk lengkungan dapat
berubah menjadi bidang atau garis lurus, atau suatu unsur dapat tetap sebagai struktur
bidang atau garis lurus setelah terjadi deformasi. Struktur lipatan di samping
mempunyai ukuran yang bervariasi mulai dari yag terkecil (mikro fold) hingga
berukuran regional (mega fold) juga memiliki bentuk yang bermacam-macam.
Adanya variasi ukuran dan bentuk tersebut tergantung pada sifat fisik batuan yang
terlipat, sistem tegasan, dan mekanisme pembentukanya serta waktu serta besarnya
gaya yang bekerja.
Suatu lipatan terdiri atas beberapa bagian yang membentuk struktur lipatan.
Struktur sebuah lipatan terdiri atas:
16
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
a) antiklin punggung lipatan, yaitu unsur struktur lipatan dengan bentuk yang
cembung (convex) ke atas. Antiklin merupakan punggung lipatan yang
kemiringan kedua sayapnya kearah saling berlawanan dan saling menjauh
(bentuk concav dengan cembung ke atas). Bagian tengah dari antiklin
disebut inti antiklin.
b) Sinklin atau lembah lipatan, yaitu lipatan yang cekung (concave) ke atas.
Siklin merupakan lembah lipatan yang kemiringan kedua sayapnya menuju
ke suatu arah dan saling mendekat (bentuk concav dengan cekungnya
mengarah ke atas. Bagian tengah dari sinklin disebut inti sinklin.
c) Sayap (limb), yaitu bagian dari lipatan yang terletak menurun mulai dari
lengkungan maksimum suatu antiklin sampai lengkungan maksimum suatu
sinklin.Limbs adalah bidang miring yang membangun struktur sinklin atau
antiklin. Limbs memanjang dari axial plane pada lipatan satu ke axial plane
pada lipatan lainnya.
d) Axial plane , yaitu bidang yang memotong puncak sehingga bagian samping
dari lipatan menjadi kurang simetris.
e) Inflection point adalah titik dimana terdapat perubahan pada lengkungan
yang mana lengkungan ini masih termasuk bagian dari limbs itu sendiri.
f) Crest adalah garis sepanjang bagian atau daerah tertinggi dari suatu lipatan.
Atau lebih tepatnya garis yang menghubungkan titik-titik tertinggi dari suatu
lipatan pada bidang yang sama. Crest dapat pula disebut sebagai hinge line.
Adapun bidang pada lipatan tempat terbentuknya crest disebut sebagai
crestal plane.
g) Through sendiri adalah kebalikan dari crest. Through merupakan garis yang
menempati bagian paling rendah dari suatu lipatan. Dengan kata lain, garis
ini menghubungkan titiktitik paling rendah dari bidang yang sama. Dan
bidang tempat terbentuknya through dinamakan dengan trough line.
Lipatan dapat dibagi lagi berdasarkan porosan lipatan atau garis sumbu dan
bentuknya, sebagai berikut:
1) Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan lapisan yang tetap; Lipatan
Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan sumbu utama;
2) Lipatan disharmonik adalah lipatan yang tidak teratur karena lapisannya
tersusun dari bahan-bahan yang berlainan;
3) Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik terhadap sumbunya;
17
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
terdorong
sangat
tinggi
sehingga
bentuknya
seperti
menggantung;
10) Lipatan rebah adalah lipatan yang tertekan terus menerus menyebabkan
puncaknya melandai seperti rebahan;
11) Lipatan kelopak adalah lipatan yang bagian dalamnya bekerja daya tekanan
dan sayap tengah tidak menjadi tipis;
12) Lipatan Seretan (Drag folds) adalah lipatan yang terbentuk sebagai akibat
seretan suatu sesar.
3.3.
menunjukkan bahwa adanya keterkaitan satu dengan yang lain. Misalnya sesar, sesar
ialah kekar yang mengalami pergeseran pada bidangnya, dan biasanya sesar
terbentuk pada daerah lipatan (sinklin maupun antiklin).
Hubungan dari ketiga struktur geologi ini dapat dijelaskan melalui three
stages of deformation yang merupakan sifat deformasi suatu benda terhadap gaya
berdasarkan tingkat elastisitas benda tersebut. Ketiga tingkatan tersebut adalah :
1. Elastic
Benda dikatakan elastic jika suatu benda dikenai gaya, maka akan mengalami
deformasi, tetapi jika gaya dilepas (hilang), maka benda tersebut akan kembali
lagi pada bentuk dan ukuran semula. batas dimana suatu benda masih dapat
kembali seperti semula jika gaya dilepas, disebut elastic limit. Maka jika besar
gaya yang bekerja melebihi elastic limit, benda tersebut tidak akan kembali pada
bentuk semula, jika gaya hilang.
18
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
2. Plastic
Benda dikatakan plastic jika gaya yang bekerja mencapai elastic limit. Benda
yang terkena gaya hanya sebagian yang dapat kembali pada bentuk semula, jika
gaya dihilangkan.
3. Brittle and Ductile
Benda dikatakan brittle, jika benda sudah pecah sebelum gaya yang bekerja
mencapai titik plastis. Benda dikatakan ductile, jika benda pecah/hancur setelah
gaya melewati titik elastic.
Berdasarkan penjelasan mengenai tingkat deformasi tersebut dapat diketahui
bahwa kekar merupakan awal atau pemicu adanya sesar dan lipatan. Hal ini
dikarenakan kekar menjadi zona lemah suatu batuan yang apabila mendapat gaya
yang lebih besar akan memicu terjadinya struktur geologi sesar dan lipatan.
Sedangkan sesar naik umumnya terbentuk pada daerah lipatan berupa sinklin dan
sesar turun terbentuk pada daerah lipatan yang berupa antiklin. Hal ini dikarenakan
ketika gaya tekan pada daerah lipatan hilang, maka batuan yang terlipat akan kembali
berusaha kebentuk semula, tetapi karena adanya kekar maka terbentuklah sesar
karena pergerakan yang terjadi pada bidang kekar.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis terhadap kekar
pada suatu tubuh batuan, selain bertujuan untuk menentukan arah gaya yang
mempengaruhinya, juga untuk mengetahui ada tidaknya kekar dan lipatan, bahkan
dari analisis kekar kita dapat mengetahui apakah suatu lipatan itu berupa sinklin atau
antiklin. Selain itu kita juga dapat mengetahui suatu sesar merupakan sesar naik,
turun atau geser dari hasil analisi kekar.
19
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1.
Metode
Metode yang dilakukan dalam menganalisis struktur geologi yang terdapat
pada daerah Sungai Lasolo, di jalan Lasolo Kecamatan Kendari Barat, Provinsi
Sulawesi Tenggara, yakni melakukan pengamatan secara langsung di lapangan di
titik- titik terjadinya struktur geologi didaerah tersebut. Mengamati kondisi yang
terjadi pada daerah air terjun serta struktur yang mempengaruhi, mengukur
kemiringan singkapan, mengamati litologi yang ada serta kondisi geomorfologi yang
ada pada daerah tersebut.
4.2.
Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian yang dilakukan saat penelitian di Sungai Lasolo meliputi
persiapan
meliputi
kegiatan
pendahuluan
sebelum
melakukan
20
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
21
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
5.1.1 Hasil Kekar
22
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
N37oE/74o
N357oE/61o
12. N325oE/52o
7. N339oE/43o
N58oE/82o
13. N325oE/54o
8. N333oE/42o
N62oE/82o
9. N321oE/42o
N63oE/84o
10. N315oE/57o
N61oE/56o
11. N320oE/61o
23
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
N33oE/46o
14. N325oE/43o
N39oE/44o
15. N320oE/46o
N15oE/64o
16. N333oE/62o
N48oE/56o
11. N5oE/70o
12.
N285oE/39o
13. 18. N318oE/77o
14.
N57oE/61o
N24oE/66o
N320oE/81o
N53oE/58o
N12oE/67o
N33oE/45o
N46oE/59o
17. N322oE/70o
23. N300oE/54o
N9oE/60o
29. N324oE/43o
24. N354oE/68o
N9oE/62o
N33oE/54o
25. N346oE/71o
N17oE/69o
26. N1oE/60o
N302oE/39o
27. N8oE/56o
N42oE/46o
28. N14oE/61o
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
25
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
30. N290oE/38o
N49oE/50o
35.
Analisa Kekar
36. Berdasarkan data struktur berupa kekar yang diperoleh dilapangan
dapat dianalisa dengan cara:
38. Azimuth
39. Pelurus
40. Turus
41. Frekuen
si
42. 0 10
78. IIII II
96. 7
43. 11 20
79. IIII
97. 5
44. 21 30
80. I
98. 1
45. 31 40
81. IIII
99. 5
46. 41 50
82. IIII
100.
47. 51 60
83. IIII
101.
48. 61 70
84. III
102.
49. 71 80
85. II
103.
50. 81 90
86. -
104.
51. 91 100
87. -
105.
88. II
106.
89. I
107.
90. II
108.
109.
92. IIII I
110.
93. IIII
111.
94. II
112.
95. III
113.
26
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
114.
115.
2 Histogram
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
3 Diagram Kipas
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
27
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
5.1.2 Lipatan
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
188.
Adapun data-data lipatan dari praktikum lapangan ini,
adalah sebagai berikut:
Data Singkapan
28
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
189.
N 760E/20 dengan jenis batuan sedimen batuan ini memiliki warna lapuk
coklat, warna segarnya abu abu kehitaman memiliki tekstrur ukuran
butir - mm, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas
dan permeabilitas sedang, memiliki struktur berlapis. Nama batuan ini
adalah batu pasir sedang.
193.
630E/43 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk coklat warna
segar abu abu kebirun, memiliki tekstur yang meliputi ukuran butir
-1/4 mm. Bentuk rounded, sortasi sedang, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitasnya sedang, memiliki struktur berlapis. Sehingga nama
batuan tersebut adalah batu pasir sedang.
29
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
194.
550E/37 dengan jenis batuan sedimen , dengan warna lapuk coklat, warna
segar abu abu kehitaman, dengan struktur meliputi ukuran butir - 1/8,
bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan permeabilitas
tinggi, memiliki struktur berlapis, maka batuan ini yaitu batuan pasir halus
197.
780E/36 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk coklat, warna
segar abu abu kehitaman dengan tekstur meliputi ukuran butir 1 mm
bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan permeabilitas
rendah, memiliki struktur berlapis, nama batuan tersebut adalah batuan
pasir kasar
198.
740E/39 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk coklat, warna
segar abu abu kehitaman dengan tekstur klastik yang meliputi ukuran
butir 1/8 1/16, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas
dan permeabilitas tinggi, emiliki struktur berlapis maka batuan ini adalah
batuan pasir sangat halus.
30
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
199.
N 700E/59 dengan jenis batuan sedimen batuan ini memiliki warna lapuk
kuning coklat, warna segarnya abu abu kehitaman memiliki tekstrur
ukuran butir 1/8 1/16 mm, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup,
porositas dan permeabilitas tinggi, memiliki struktur berlapis. Nama
batuan ini adalah batu pasir halus
202.
N 860E/51 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk coklat warna
segar abu abu, memiliki tekstur yang meliputi ukuran butir< 1/256 mm.
Bentuk
rounded,
sortasi
baik,
kemas
tertutup,
porositas
dan
31
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
tekstur ukuran butir < 1/256 mm, bentuk rounded, sortasi baik, kemas
tertutup, porositas dan permeabilitas tinggi, memiliki struktur berlapis.
Nama batuan ini yaitu batu lempung
204.
N 3510E/51 dengan jenis batuan mata sedimen dengan warna lapuk coklat,
warna segar abu abu dengan tekstur yang meliputi ukuran butir 1/2
mm, bentuk menyudut, sortasi sedang, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas sedang, memiliki struktur berlapis maka batuan ini adalah
batuan pasir.
208.
32
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
meta sedimen, dengan warna lapuk coklat, warna segar abu abu
kehitaman dengan tekstur meliputi ukuran butir -
mm, bentuk
N800E/37 dengan jenis batuan sedimen batuan ini memiliki warna lapuk
coklat, warna segarnya abu abu memiliki tekstrur ukuran butir pasir
halus, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas tinggi, memiliki struktur berlapis. Nama batuan ini adalah
batu pasir halus
212.
N 730E/41 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk coklat warna
segar abu abu kehitaman, memiliki tekstur yang meliputi ukuran butir
pasir sedang. Bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
33
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
34
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
pasir sedang, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas tinggi, memiliki struktur berlapis, maka batuan ini yaitu batu
pasir sedang
218.
sedimen dengan warna lapuk cokelat kemerahan dan warna segar abu-abu.
Jenis batuan ini bertekstur klasik, berukuran butir pasir sedang dengan
bentuk rounded. Bantun ini memiliki sortasi baik, kemas tertutup,
35
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
sedimen dengan warna lapuk cokelat dan warna segar abu-abu. Jenis
batuan ini bertekstur klasik, berukuran butir pasir sedang dengan bentuk
rounded. Bantun ini memiliki sortasi baik, kemas tertutup, porositas
sedang dan permeabilitas sedang. Struktur batuan ini berlapis. Dengan
demikian maka diketahui nama batuan padan meteran ini yaitu batupasir.
223.
sedimen dengan warna lapuk cokelat dan warna segar abu-abu. Jenis
batuan ini bertekstur klasik, berukuran butir pasir halus dengan bentuk
rounded. Bantun ini memiliki sortasi baik, kemas tertutup, porositas
rendah dan permeabilitas rendah. Struktur batuan ini berlapis. Dengan
demikian maka diketahui nama batuan padan meteran ini yaitu batupasir.
225.
sedimen dengan warna lapuk cokelat dan warna segar abu-abu. Jenis
batuan ini bertekstur klasik, berukuran butir pasir sedang dengan bentuk
rounded. Bantun ini memiliki sortasi baik, kemas tertutup, porositas
36
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
37
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
38
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
234.
39
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
40
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
243.
N ..0E/ dengan jenis batuan sedimen batuan ini memiliki warna lapuk
merah kecoklatan, warna segarnya hitam abu - abu memiliki tekstur
ukuran < 1/256, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas
dan permeabilitas rendah, memiliki struktur berlapis. Nama batuan ini
adalah batu lempung
245.
kedudukan N 0E/ dengan jenis batuan sedimen, dengan warna lapuk coklat,
warna segar abu - abu dengan tekstur yang meliputi ukuran butir pasir
sedang, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
41
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
42
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
26 -26,4 m memiliki
43
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
ini memiliki struktur yang berlapis. Maka dapat di simpulkan nama batuan
yaitu batuan pasir sedang.
256.
44
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
yang berlapis. Maka dapat di simpulkan nama batuan yaitu batuan pasir
kasar.
dengan kedudukan N 64E/72 yang memiliki ciri fisik dengan warna lapuk
cokelat serta warna segar hitam. Batuan ini memiliki tekstur yaitu dengan
ukuran butir 1/2 mm dan memiliki bentuk butir sub rounded dan sortasi
yang dimiliki buruk serta kemas tertutup. Batuan ini memiliki Porositas
yaitu rendah sedangkan permeabilitas yang dimiliki juga rendah. Batuan
ini memiliki struktur yaitu berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi batuan
tersebut, maka dapat disimpulkan nama batuannya adalah batupasir kasar.
261.
juga
lapuk cokelat serta warna segar abu-abu. Batuan ini memiliki tekstur yaitu
dengan ukuran butir 1/4 - 1/2 mm dan memiliki bentuk butir membundar
dan sortasi yang dimiliki baik serta kemas tertutup. Batuan ini memiliki
Porositas yaitu tinggi sedangkan permeabilitas yang dimiliki juga tinggi.
Batuan ini memiliki struktur yaitu berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi
batuan tersebut, maka dapat disimpulkan nama batuannya adalah
batupasir sedang.
45
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
263.
dengan kedudukan N 78E/81 yang memiliki ciri fisik dengan warna lapuk
hijau serta warna segar abu-abu. Batuan ini memiliki tekstur yaitu dengan
ukuran butir 1/8 - 1/2 mm dan memiliki bentuk butir membundar dan
sortasi yang dimiliki baik serta kemas tertutup. Batuan ini memiliki
Porositas yaitu tinggi sedangkan permeabilitas yang dimiliki juga tinggi.
Batuan ini memiliki struktur yaitu berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi
batuan tersebut, maka dapat disimpulkan nama batuannya adalah batupasir
halus.
264.
dengan kedudukan N 87E/75 yang memiliki ciri fisik dengan warna lapuk
kuning serta warna segar abu-abu. Batuan ini memiliki tekstur yaitu
dengan ukuran butir 1/2 1 mm dan memiliki bentuk butir membundar
dan sortasi yang dimiliki baik serta kemas tertutup. Batuan ini memiliki
Porositas yaitu tinggi sedangkan permeabilitas yang dimiliki juga tinggi.
Batuan ini memiliki struktur yaitu berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi
batuan tersebut, maka dapat disimpulkan nama batuannya adalah batupasir
kasar.
265.
dengan kedudukan N 64E/66 yang memiliki ciri fisik dengan warna lapuk
46
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
merah bata serta warna segar abu-abu. Batuan ini memiliki tekstur yaitu
dengan ukuran butir 1/4 1/8 mm dan memiliki bentuk butir membundar
dan sortasi yang dimiliki baik serta kemas tertutup. Batuan ini memiliki
Porositas yaitu tinggi sedangkan permeabilitas yang dimiliki juga tinggi.
Batuan ini memiliki struktur yaitu berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi
batuan tersebut, maka dapat disimpulkan nama batuannya adalah batupasir
halus.
267.
dengan kedudukan N 59E/78 yang memiliki ciri fisik dengan warna lapuk
merah bata serta warna segar abu-abu. Batuan ini memiliki tekstur yaitu
dengan ukuran butir 1/2 1 mm dan memiliki bentuk butir membundar
dan sortasi yang dimiliki baik serta kemas tertutup. Batuan ini memiliki
Porositas yaitu tinggi sedangkan permeabilitas yang dimiliki juga tinggi.
Batuan ini memiliki struktur yaitu berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi
batuan tersebut, maka dapat disimpulkan nama batuannya adalah batupasir
kasar.
268.
dengan kedudukan N 70E/84 yang memiliki ciri fisik dengan warna lapuk
cokelat serta warna segar abu-abu. Batuan ini memiliki tekstur yaitu
dengan ukuran butir 1/4 1/8 mm dan memiliki bentuk butir membundar
dan sortasi yang dimiliki baik serta kemas tertutup. Batuan ini memiliki
Porositas yaitu tinggi sedangkan permeabilitas yang dimiliki juga tinggi.
Batuan ini memiliki struktur yaitu berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi
batuan tersebut, maka dapat disimpulkan nama batuannya adalah batupasir
halus.
269.
47
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
dan sortasi yang dimiliki baik serta kemas tertutup. Batuan ini memiliki
Porositas yaitu tinggi sedangkan permeabilitas yang dimiliki juga tinggi.
Batuan ini memiliki struktur yaitu berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi
batuan tersebut, maka dapat disimpulkan nama batuannya adalah batupasir
halus.
270.
271.
272.
273.
274.
275.
276.
277.
278.
5.2 Pembahasan
Geomorfologi
daerah
penelitian
pada
stasiun
satu
stasiun
dua
48
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
satu tersusun atas batulempung dan shale. Batulempung pada stasiun satu
secara umum memiliki warna hitam dengan struktur berlapis dan shale
dengan warna abu-abu. Batuan yang tersingkap di daerah penelitian pada
stasiun dua tersusun atas batupasir. Batupasir pada stasiun ini umumnya
memiliki warna abu-abu dengan struktur berlapis.
282.
49
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
histogram, diagram kipas, diagram rose (mawar) dan juga pembuatan plot
berdasarkan data dengan menggunakan polar net dan sebagainya.
285. Lipatan adalah bentuk gelombang pada suatu lapisan kulit
bumi karena terdapat tekanan horisontal maupun vertikal pada kulit bumi
yang bersifat liat (plastis). Lipatan terbentuk karena pergeseran lempeng
tektonik. Pergeseran lempeng tersebut mengakibatkan adanya lapisan yang
terdorong secara horizontal, baik pada salah satu tepi lapisan maupun pada
kedua tepi lapisan. Lapisan batuan kemudian mengalami pelipatan atau
pelengkungan. Lipatan terbentuk bila mana unsur yang telah ada
sebelumnya terubah menjadi bentuk bidang lengkung atau garis lengkung.
Lipatan
merupakan
pencerminan
dari
suatu
lengkungan
yang
50
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
294.
295.
296.
297.
298.
299.
300.
301.
302.
303.
304.
305.
306.
307.
308.
309.
310.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
311.
51
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur
312.
313.
4.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan pada fieldtrip geologi
52
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur