Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geologi Struktur ialah kajian ilmu yang mempelajari tentang arsitektur kulit
bumi (batuan) hasil deformasi beserta gaya penyebabnya. Dengan demikian hal
penting yang dipelajari di dalam Geologi Struktur pada dasarnya mencakup tentang
proses dan hasil. Proses berkaitan dengan gaya, gerak, displacement, waktu, serta
berhubungan dengan sifat fisika-kimia batuan. Sedangkan hasil atau produk
berkaitan dengan kedudukan, posisi dan geometri batuan.
Geologi struktur penting dipelajari karena didalamnya mempelajari proses
pembentukan

struktur

Geologi.

Struktur

geologi

inilah

yang

mengontrol

pembentukan dan penyebaran batuan/mineral di kulit bumi. Dalam beberapa literatur


disebutkan pembahasan materi Geologi struktur mencakup studi tentang gaya (force),
unsur geometri struktur, struktur perlipatan (fold), struktur sesar (fault), struktur
kekar (joint) dan struktur lainnya (sesar minor).
Dalam mempelajari struktur Geologi kita harus mengamati, mengukur dan
menganalisis struktur batuan. Struktur batuan adalah kenampakan batuan (bentuk/
geometri) yang menempati ruang dan terbentuk akibat suatu proses tertentu
(tektonik/ non tektonik).
1.1 Maksud dan Tujuan
Maksud diadakannya Fieldtrip mata kuliah Geologi Struktur ini yaitu agar
mahasiswa dan mahasiswi mampu mengenali struktur-struktur geologi yang ada pada
daerah penelitian dan menganalisa permasalahan-permasalahan struktur geologi
dengan melihat secara langsung di lapangan.
Adapun tujuan diadakannya fieldtrip mata kuliah Geologi Struktur adalah
sebagai berikut:
1. Untuk melihat secara langsung bentuk kekar yang ada di lapangan.

1
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

2. Untuk mengetahui arah tegasan utama kekar.


3. Untuk menganalisa data kekar dengan menggunakn metode histogram, diagram
kipas dan metode diagram roses.
1.2 Waktu, Letak dan Kesampaian Daerah
Fieldtrip geologi struktur ini dilakukan pada hari sabtu, tanggal 28 mei 2016.
Fieldtrip ini dilakukan satu hari dimulai dari pukul 08:00 WITA sampai pada pukul
12:30 WITA bertempat di sungai Lasolo Kelurahan Sodoha Kecamatan Kendari
Barat Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Daerah tersebut dapat ditempuh
dengan kendaraan roda empat maupun roda dua dengan waktu 35 menit.
1.3 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang di gunakan dalam fieldtrip mata kuliah Geologi Struktur
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1 Tabel Alat dan Bahan serta kegunaannya
No
Alat dan Bahan
Kegunaan
1
Kompas Geologi (Brunton)
Untuk menentukan Strike dan Dip
Untuk menentukan koordinat posisi/
2
GPS
lokasi pengambilan data
3
Alat Tulis
Untuk menulis data hasil penelitian
4
Kapur tulis
Untuk menandai sampel pengamatan
5

Palu Geologi

Sebagai alat untuk menyampling batuan


Untuk menggambar penampakan alam

Pensil dan penghapus

Peta Topografi

Karung

GPS
Sebagai tempat kantong sampel batuan
Untuk mengambil gambar sampel/

Kamera Digital/ HP

singkapan batuan beserta Struktur

lokasi penelitian
Untuk memplot posisi yang didapat dari

Geologinya
10

Spidol Permanent

Untuk menulis keterangan pada

2
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

kantong sampel

Sebagai alat bantu dalam pengukuran

11

Papan Komputer

12

Buku Lapangan

Sebagai tempat menulis data lapangan

13

Lup

Untuk mengidentifikasi sampel batuan

Strike dan Dip

1.5 Peneliti Terdahulu


Nama-nama peneliti terdahulu yang telah meneliti pada daerah tersebut, adalah
sebagai berikut:
1. Endharto, M. dan Surono, 1991. Preliminari Study of The Meluhu Complex
Related to Terrane Formation in Sulawesi.
2. Hamilton, W., 1979. Tectonics of The Indonesian Region.
3. Rusmana, E., Sukido, Sukarna, D., Haryono, E., Simandjuntak, T.O. 1993.
Keterangan Peta Geologi Lembar Lasusua-Kendari, Sulawesi Tenggara, Skala
1:250000.
4. Sukamto, R., 1975. Structural of Sulawesi in The Light of Plate Tectonic. Dept
Of Mineral and Energy.
5. Surono dan Bachri S., 2001. Stratigraphy, Sedimentation, and Paleogeographic
Significance of The Triassic Meluhu Formation, Southeast Arm of Sulawesi,
Eastern Indonesia.
6. Surono, 2013,.Geologi Lengan Tenggara Sulawesi. Badan geologi. Kementrian
energi dan sumber daya mineral.
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
1

Geomorfologi Regional
Pulau Sulawesi, yang mempunyai luas sekitar 172.000 km2 (van Bammelen,

1949), dikelilingi oleh laut yang cukup dalam. Sebagian besar daratannya dibentuk
oleh pegunungan yang ketinggiannya mencapai 3.440 m (Gunung Latimojong).
Pulau Sulawesi berbentuk huruf K dengan empat lengan: Lengan Timur

3
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

memanjang Timur Laut-Barat Daya, Lengan Utara memanjang Barat-Timur dengan


ujung Baratnya membelok ke arah Utara-Selatan, Lengan Tenggara memanjang Barat
Laut-Tenggara, dan Lengan Selatan membujur Utara-Selatan. Keempat lengan
tersebut bertemu pada bagian tengah Sulawesi.
Pulau Sulawesi dan daerah sekitarnya merupakan pertemuan tiga lempeng
yang aktif bertabrakan. Akibat tektonik aktif ini, Pulau Sulawesi dan daerah
sekitarnya dipotong oleh sesar regional yang masih aktif sampai sekarang.
Kenampakan morfologi di kawasan ini merupakan cerminan sistem sesar regional
yang memotong pulau ini serta batuan penyusunnya. Bagian tengah Sulawesi,
Lengan Tenggara dan Lengan Selatan dipotong oleh sesar regional yang umumnya
berarah Timur Laut-Barat Daya. Sesar yang masih aktif sampai saat ini umumnya
merupakan sesar geser mengiri.
2.1.1 Morfologi
Van Bemmelen (1949) membagi Lengan Tenggara Sulawesi menjadi tiga
bagian: ujung Utara, bagian Tengah, dan ujung Selatan. Ujung Utara mulai dari
Palopo sampai Teluk Tolo; dibentuk oleh batuan ofiolit. Bagian tengah, yang
merupakan bagian yang paling lebar (sampai 162,5 km), didominasi oleh batuan
malihan dan batuan sedimen Mesozoikum. Ujung Selatan Lengan Tenggara
merupakan bagian relatif lebih landai; batuan penyusunnya didominasi oleh batuan
sedimen Tersier.

2.1.1.1 Ujung Utara


Ujung Utara Lengan Tenggara Sulawesi mempunyai ciri khas dengan
munculnya Kompleks Danau Malili yang terdiri atas Danau Matano, Danau
Towuti, dan tiga danau kecil di sekitarnya (Danau Mahalano, Danau Lantoa, dan
Danau Masapi; Gambar 2.1.3). Pembentukan kelima danau ini diduga akibat
Sistem Sesar Matano, yang telah diketahui sebagai sesar geser mengiri (Ahmad,
1977). Perbedaan dari ketinggian dari kelima danau itu memungkinkan air dari
suatu danau mengalir ke danau yang terletak lebih rendah.

4
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

Gambar 1 morfologi sulawesi dan daerah sekitarnya

2.1.1.2 Bagian Tengah


Morfologi bagian Tengah Lengan Tenggara Sulawesi didominasi oleh
pegunungan yang umumnya memanjang hampir sejajar berarah bawah lauttenggara. Pegungan itu di antaranya adalah Pegunungan Mengkoka, Pegunungan
Tangkelamboke, dan Pegunungan Matarombeo. Morfologi bagian tengah ini
sangat kasar dengan kemiringan lereng yang tajam. Puncak tertinggi pada
rangkaian Pegunungan Mengkoka adalah Gunung Mengkoka yang mempunyai
ketinggian 2790 m dpl. Pegunungan Tangkelamboke mempunyai puncak Gunung
Tangkelamboke (1500 m dpl). Sedangkan pegunungan Matarombeo berpuncak di
Barat Laut desa Wawonlondae dengan ketinggian 1551 m dpl.

5
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

Gambar 2 Perbedaan morfologi antara ujung utara, bagian tangah dan


ujung selatan
2.1.1.3 Ujung Selatan
Ujung Selatan Lengan Tenggara Sulawesi didominasi oleh morfologi
dataran dan perbukitan. Pada beberapa bagian muncul pegunungan, seperti
Pegunungan Rumbia dan Pegunungan Mendoke. Pada umumnya dataran ini
merupakan dataran alluvium yang luas di kanan kiri sungai sedangkan morfologi
pebukitan terdiri atas pebukitan rendah dan pebukitan tinggi. Pebukitan rendah
jauh lebih luas dibandingkan dengan pebukitan tinggi.
2.1.2 Satuan Morfologi
Setidaknya ada lima satuan morfologi yang dapat dibedakan dari citra IFSAR
di bagian tengah dan ujung selatan Lengan Tenggara Sulawesi, yakni satuan
pegunungan, pebukitan tinggi, pebukitan rendah, dataran rendah, dan karst.

6
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

Gambar 3 bagian selatan Lengan Tenggara Sulawesi


2.1.2.1 Satuan Pegunungan
Satuan morfologi pegunungan menempati bagian terluas di kawasan ini, terdiri atas
pegunungan Mengkoka, Pegunungan Mendoke, dan Pegunungan Rumbia Yang
terpisah di ujung Selatan Lengan Tenggara.
2.1.2.2 Satuan Pebukitan Tinggi
Satuan morfologi pebukitan tinggi menempati bagian selatan Lengan Tenggara,
terutama di selatan Kendari. Satuan ini terdiri atas bukit-bukit yang mencapai
ketinggian 500 m dpl dengan morfologi kasar.Batuan penyusun morfologi ini berupa
batuan sedimen klastika Mesozoikum dan Tersier.

2.1.2.3 Satuan Pebukitan Rendah


Satuan morfologi pebukitan rendah melampar luas di utara Kendari dan ujung
Selatan Lengan Tenggara. Satuan ini terdiri atas bukit kecil dan rendah dengan
morfologi yang bergelombang. Batuan penyusun satuan ini terutama batuan sedimen
klaastika Mesozoikum dan Tersier.

7
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

2.1.2.4 Satuan Dataran


Satuan morfologi dataran rendah dijumpai dibagian tengah ujung selatan Lengan
Tenggara. Tepi selatan Dataran Wawotobi dan Dataran Sampara berbatasan langsung
dengan satuan morfologi pegunungan. Penyebaran satuan dataran rendah ini tampak
sangat dipengaruhi oleh sesar geser mengiri (Sesar Kolaka dan Sistem Sesar
Konaweha). Kedua sistem sesar ini diduga masih aktif, yang ditunjukkan oleh adanya
torehan pada endapan alluvial dalam kedua dataran tersebut (Surono.dkk.,1997).
Sehingga sangat mungkin kedua dataran ini terus mengalami penurunan. Akibat dari
penurunan ini tentu berdampak buruk pada dataran tersebut, di antaranya pemukiman
dan pertanian di kedua dataran itu akan mengalami banjir yang semakin parah setiap
tahunnya.
Dataran Langkowala yang melampar luas di ujung Selatan Lengan Tenggara,
merupakan dataran rendah. Batuan penyusunnya terdiri atas batupasir kuarsa dan
konglomerat kuarsa Formasi Langkuwala. Dalam dataran ini mengalir sungai-sungai
yang pada musim hujan berair melimpah sedang pada musim kemarau kering. Hal ini
mungkin disebabkan batupasir dan konglomerat sebagai dasar sungai masih lepas,
sehingga air dengan mudah merembes masuk ke dalam tanah. Sungai tersebut di
antaranya Sungai Langkowala dan Sungai Tinaggea.
2.1.2.5 Satuan Karst
Satuan morfologi karst melampar di beberapa tempat secara terpisah. Satuan ini
dicirikan pebukitan kecil dengan sungai di bawah permukaan tanah.Sebagian besar
batuan penyusun satuan morfologi ini didominasi oleh batugamping berumur
Paleogen dan selebihnya batugamping Mesozoikum. Batugamping ini merupakan
bagian Formasi Tampakura, Formasi Laonti, Formasi Tamborasi, dan bagian atas dari
Formasi Meluhu. Sebagian dari batugamping penyusun satuan morfologi ini sudah
terubah menjadi marmer. Perubahan ini erat hubungannya dengan pensesar-naikkan
ofiolit ke atas kepingan benua (Surono.2012).
2

Struktur Regional

8
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

Pulau Sulawesi dan daerah sekitarnya merupakan kawasan pertemuan tiga


lempeng yang aktif saling bertubrukan. Akibat dari proses ini kawasan ini
mempunyai struktur yang rumit dan banyak di antaranya masih dalam keadaan aktif.
Struktur yang terbentuk mempunyai berbagai skala (regional dan lokal), meliputi
penunjaman dan zona tumbukan, sesar naik, sesar dan lipatan. Struktur geologi
berskala regional yang berkembang di Sulawesi dan kawasan sekitarnya adalah Parit
Sulawesi Utara (North Sulawesi Trench), Sistem Sesar Palu-Koro, Sesar Naik Batui,
Sesar Naik Poso, Sesar Walanae, dan pemekaran Samudra di Selat Makassar.
Pada umumnya struktur regional itu sangat berhubungan dengan gerakan ke
Barat dari beberapa kepingan benua. Akibat dorongan ke arah Barat dari kepingan
benua Banggai-Sula terbentuklah sesar geser mengiri, di antaranya Sistem Sesar
Palu-Koro yang berhubungan dengan beberapa sesar di bagian Timur Sulawesi
termasuk sesar Matano, sesar Lawanopo, dan sesar Kolaka. Di ujung Utara Sesar
Palu-Koro terbentuklah subduksi Parit Sulawesi Utara.
Nama Sesar Palu-Koro diusulkan pertama kali oleh Sarasin & Sarasin (1901)
yang kemudian diulangi oleh Rutten (1927). Sistem sesar ini menoreh mulai ujung
utara Selat Makassar, melalui Kota Paludan menerus sampai Teluk Bone. Hasil
pemetaan geologi yang dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
(sekarang menjadi Pusat Survei Geologi) menunjukkan bahwa sistem sesar ini
berhubungan juga dengan Sesar Matano dan Sesar Lawanopo (Simandjuntak dkk.,
1993a, b, c, d; Rusmana, dkk., 1993; Sukamto, 1975a; Rusmana dkk., 1993).
Gerakan horizontal dan vertikal Sesar Palu-Koro telah dianalisis oleh beberapa
penulis. Van Bemmelem(1970) dan Katili (1978) setuju bahwa bagian utara sesar ini
didominasi oleh gerakan vertikal, sedangkan bagian selatannya oleh gerakan
horizontal mengiri.

9
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

Gambar 4 Struktur regional Sulawesi dan daerah sekitarnya.


2.3 Stratigrafi Regional
Lengan Tenggara Sulawesi termasuk kawasan pertemuan dua , yakni
lempeng benua yang berasal dari Australia dan lempeng samudra dari Pasifik. Kedua
lempeng dari jenis yang berbeda ini bertabrakan dan kemudian ditindih oleh endapan
Molasa Sulawesi.
Di daerah Kendari, batuan dasar secara tidak selaras ditindih oleh formasi
Meluhu berumur Triassic, yang terdiri dari sandstone, shale dan mudstone. Formasi
Meluhu disusun oleh 3 kelompok wilayah, yaitu; wilayah Toronipa merupakan
kelompok yang paling tua, kemudian Watutaluboto dan Tuetue yang merupakan
kelompok termuda. Wilayah Toronipa terdiri dari endapan sungai meandering dan
didominasi oleh sandstone diselingi batuan sandstone konglomerat, mudstone dan
shale.
Formasi Meluhu diberikan oleh Rusmana & Sukarna (1985) kepada satuan
batuan yang terdiri atas batupasir kuarsa, serpih merah, batulanau, dan batulumpur di
bagian bawah; dan perselingan serpih hitam, batupasir, dan batugamping di bagian atas.

10
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

Formasi Meluhu menindih takselaras batuan malihan dan ditindih takselaras oleh satuan
batugamping Formasi Tampakura.
Formasi meluhu didominasi oleh batupasir

dan konglomerat

dengan

sisipan serpih, batulanau dan batulempung. Penampang tegak hasil pengukuran


statigrafi terperinci di tanjung toronipa tersebut. Batupasir belapis baik berfasies St
dan Sp telah ditemukan di beberapa tempat, batu pasir pejal tersingkap baik, yang
diduga merupakan hasil

pengendapan grain flow. Secara setempat, batupasir

kerikilan (gh) sering dijumpai di atas permukaan bidang erosi.


2.4.

Geologi Regional Daerah Penelitian


Geologi daerah Sungai Lasolo tepatnya terletak pada jalur aliran sungai yang

berada diantara dua pegunungan dibagian Barat Kota Kendari yang terpisah. Air pada
sungai itu mengalir dari Barat menuju ke Timur Kota Kendari dan pada akhirnya
sampai kelaut dimana tempat pada daerah yang paling rendah di titik teluk Kota
Kendari. Tidak semua formasi batuan yang tersingkap didaerah ini sehingga akan
mempunyai kenampakan ciri khusus dari morfologi, dan struktur geologi pada daerah
ini.
a. Geomorfologi
Geomorfologi Sungai Lasolo, jalan Lasolo kecamatan Kendari Barat, Provinsi
Sulawesi Tenggara, yaitu berelief terjal dengan jenis sungai subsekuen. Morfologi
Sungai Lasolo umumnya berupa tipe perbukitan. Satuan morfologi perbukitan
bergelombang umumnya terdapat pada bagian tengah yang memanjang dari Barat
dan Timur, menempati sekitar 25% daerah penyelidikan yang terletak disekitar lereng
kaki gunung yang terdiri dari endapan batuan sedimen. Sungai Lasolo memilki
tingkat pelapukan yang tinggi dan bersoil tipis.
Tata guna lahan umumnya merupakan lahan tempat pemukiman penduduk.
Mempunyai rata-rata ketinggian berkisar 1500 meter di bawah permukaan laut dan
hutan lindung yang berada disekitar air terjun ke arah Utara. Stadia sungai yang
terdapat pada daerah Lasolo ini, yaitu sungai stadia dewasa, hal ini dibuktikan karena
adanya arus aliran sungai yang lambat dan penampang sungai yang berbentuk huruf
V, kemudian mempunyai kemiringan yang kecil.

11
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

Sungai yang terdapat pada daerah lasolo ini umumnya sungai denritik, dimana
cabang sungai ini menuju kearah Barat dan menembus ke arah air terjun Bintang
yang terletak di belakang SMAN 9 Kendari, dan air terjun Amarilis yang terletak di
belakang kantor DPRD Kemaraya Kendari.
b. Stratigrafi
Umumnya sekitar 50% Sungai Lasolo yang memanjang dari Utara Ke Selatan
disekitar aliran sungai yang terdiri dari endapan material alvial batuan sedimen.
Sebagian endapan batuan sedimen terdiri dari endapan batuan metamorf yang berasal
dari batuan sedimen yang mengalami proses metamorfisme. Batuan sedimen
mengalami tekanan dan terjadi perubahan suhu yang meningkat tinggi sehingga
membentuk batuan metamorf.
c. Struktur Geologi
Pada daerah ini dijumpai beberapa macam jenis struktur diantaranya struktur
primer yaitu ripple mark dan struktur sekunder yaitu antiklin, kekar dan sesar normal.
Struktur primer yaitu Ripple mark ini terbentuk di lereng gunung dekat air terjun
dimana struktur ini dipengaruhi oleh pengikisan dari arus air ataupun angin
sehingga material material yang lemah akan ikatannya pada batuan terbawa
sehingga menyebabkan cekungan yang ada pada struktur ini.
Struktur sekunder Pada daerah penelitian ini terdapat struktur sekunder yaitu
antiklin, pada dasarnya struktur antiklin ini terbentuk pada daerah geologi yang
berasal dari tabrakan lempeng antara lempeng benua dan lempeng benua
sehingga membentuk sebuah gunung perlipatan, Kendari terbentuk akibat
tabrakan antara lempeng benua dan lempeng benua qualition yang menyebabkan
gunung perlipatan.

BAB III
LANDASAN TEORI

12
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

3.1.

Kekar
Kekar (Rekahan) adalah sebutan untuk struktur rekahan dalam batuan dimana

tidak ada atau sedikit sekali mengalami pergeseran. Rekahan yang telah bergeser
disebut sesar. Kekar adalah suatu retakan pada batuan yang tidak/belum mengalami
pergerakan. Ada beberapa gaya yang bekerja pada pembentukan kekar, yang dapat
dianalisis dari data-data yang diabmil dari lapangan. Analisa kekar digunakan dalam
penentuan jenis sesar, hal ini dapat diterapkan dengan menggunakan pemodelan
Anderson dengan patokan sebagai berikut :
1) s1 berada pada titik tengah perpotongan 2 bidang Conjugate Shear yang
mempunyai sudut sempit.
2) s2 berada pada titik perpotongan antara 2 bidang Conjugate Shear.
3) s3 berada pada titik tengah perpotongan 2 bidang Conjugate Shear yang
mempunyai sudut tumpul.
4) s1 ^ s2 ^ s3.
Gaya utama / sigma 1

: merupakan gaya yang paling dominant dalam

pembentukak kekar tersebut.


Gaya sigma 2 : merupakan gaya kedua yang dominan, yang tegak lurus dari
gaya utama tadi.
Gaya sigma 3 : merupakan gaya yang tegak lurus dari gaya utama maupun
gaya yang kedua.
5)
6)
7)
8)

Orientasi tensional joint searah dengan orientasi s1.


Orientasi stylolites ^ dengan orientasi s1 atau searah dengan orientasi s3
Bidang shear dan tensional akan membentuk sudut sempit.
Bidang shear dengan release joint akan membentuk sudut tumpul.
Struktur kekar merupakan gejala yang paling umum dijumpai dan justru

karenanya banyak dipelajari secaras luas. Struktur-struktur ini merupakan struktur


yang palinbg sukat untuk dianalisa. Struktur ini banyak dipelajari karena hubunganya
yang erat dengan masalah-masalah Geologi teknik.
Kekar secara genetis sangat bervariasi cara kejadiannnya. Salah satu proses
kejadian kekar yang sangat umum adalah akibat tektonik selama batuan terbentuk
atau sesudah batuan terlitifikasi.Karena kejadian kekar yang akibat tektonik bertalian
pula dengan aktifitas magmatisma dari gunungapi, maka kekar pada batuan yang
kehadirannya pada batuan paling dekat dengan lokasi gunungapi atau batuan

13
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

magmatis perlu mendapat perhatian yang lebih rinci.Sifat keterkaitan antara kekar
dengan materi yang melaluinya, baik cairan magma, gas atau materi lain yang
berkaitan secara ecology environment mempunyai ciri khas seperti filling, retas
rekahan dan kehancuran batuan.
Umumnya dalam batuan sedimen, kekar dapat terbentuk mulai saat
pengendapan atau terbentuk setelah pengendapannya, dimana sedimen tersebut
sedang mengeras. Struktur kekar dipelajari dengan cara statistik, mengukur dan
mengelompokan dalam bentuk diagram Rosset atau dengan diagram kontur (kutub).
Ada beberapa kriteria yang dapat menentukan umur relatif suatu kekar, yaitu :
Jika dijumpai kekar yang terletak di bawah bidang ketidakselarasan
mengalami perekahan akibat proses pelapukan dan kemudian diisi oleh
batuan yang terletak di atas bidang ketidakseiarasan tersebut (batuan
penindih terletak di atas bidang ketidakselarasan), maka kekar tersebut
berumur lebih tua dari batuan penindih. Contoh pada batuan penindih
berumur Miosen Tengah maka kekar yang diisi oleh batuan tersebut juga
berumur lebih tua dari miosen Tengah.
Kekar berumur lebih tua dibandingkan dengan retas atau urat (vein).
Kekar yang dipotong lebih tua dari pada kekar yang memotong (azas
pemotongan).
Pembentukan kekar gerus dan kekar tarik pada struktur lipatan yang terletak
di lengkungan maksimum terbentuk bersamaan (berumur sama) dengain
proses pembentukan lipatannya.

Jenis-Jenis Kekar, dibagi menjadi :


a. Berdasarkan Keterbentukannya
Kekar pengkerutan, disebabkan oleh gaya pengkerutan yang timbul karena
pendinginan atau pengeringan, biasanya berbentuk poligonal yang
memanjang.
Kekar lembaran, sekumpulan kekar yang sejajar dengan permukaan tanah,
terutama pada batuan beku. Terbentuk karena hilangnya beban di atasnya.
Kekar tektonik, terbentuk karena proses tektonik, atau gaya-gaya akibat
pergerakan permukaan bumi.

14
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

b. Berdasarkan Genesanya
Kekar gerus (shear joint), adalah rekahan yang bidang-bidangnya terbentuk
karena adanya kecenderungan untuk saling bergeser (shearing) searah
bidang rekahan.
Kekar tarik (Extensional joint) adalah rekahan yang bidang-bidangnya
terbentuk kadanya kecenderungan untuk saling menarik (meregang) atau
bergeser tegak lurus terhadap bidang rekahannya. Kekar tarikan dapat
dibedakan sebagai:
1. Tension Fracture yaitu kekar tarik yang bidang rekahnya searah dengan
tegasan. Kekar jenis inilah yang biasanya terisi oleh cairan hidrothermal
yang kemudian berubah menjadi vein.
2. Release Fracture yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya atau
pengurangan tekanan, orientasinya tegaklurus terhadap gaya utama.
Struktur ini biasa disebut dengan stylolite.
c. Berdasarkan Kedudukannya terhadap bidang lain
Dip joint, Jurusnya relatif sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan
Strike joint, Jurusnya sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan
Bedding joint, Bidangnya sejajar dengan bidang perlapisan batuan di
sekitarnya
Diagonal joint, Jurusnya memotong miring bidang perlapisan batuan
sekitarnya.
3.2.

Lipatan
Lipatan adalah bentuk gelombang pada suatu lapisan kulit bumi karena

terdapat tekanan horisontal maupun vertikal pada kulit bumi yang bersifat liat
(plastis). Lipatan terbentuk karena pergeseran lempeng tektonik. Pergeseran lempeng
tersebut mengakibatkan adanya lapisan yang terdorong secara horizontal, baik pada
salah satu tepi lapisan maupun pada kedua tepi lapisan. Lapisan batuan kemudian
mengalami pelipatan atau pelengkungan.
Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang
ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan pada unsur garis
atau bidang didalam bahan tersebut. Pada umumnya unsur yang terlibat didalam
lipatan adalah struktur bidang, misalnya bidang perlapisan atau foliasi. Lipatan

15
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

merupakan gejala yang penting, yang mencerminkan sifat dari deformasi terutama,
gambaran geometrinya berhubungan dengan aspek perubahan bentuk(distorsi) dan
perputaran (rotasi).
Lipatan terbentuk bilamana unsur yang telah ada sebelumnya terubah menjadi
bentuk bidang lengkung atau garis lengkung. Lipatan merupakan pencerminan dari
suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan oleh dua proses, yaitu bending
(melengkung) dan buckling (melipat). Pada gejala buckling, gaya yang bekerja
sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak
lurus terhadap bidang permukaan lapisan.
Lipatan akibat bending, terjadi apabila gaya penyebabnya agak lurus terhadap
bidang lapisan, sedangkan pada proses buckling, terjadi apabila gaya penyebabnya
sejajar dengan bidang lapisan. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa pada proses
buckling terjadi perubahan pola keterikan batuan, dimana pada bagian puncak lipatan
antiklin, berkembang suatu rekahan yang disebabkan akibat adanya tegasan tensional
(tarikan) sedangkan pada bagian bawah bidang lapisan terjadi tegasan kompresi yang
menghasilkan Shear Joint.
Perlipatan adalah deformasi yang tak seragam (inhomogeneous) yang terjadi
pada suatu bahan yang mengandung unsur garis atau bidang. Walaupun demikian,
suatu deformasi yang menghasilkan lipatan pada suatu keadaan, tidak selalu
demikian pada kondisi yang lain. Suatu masa batuan yang tidak mempunyai unsur
struktur garis atau bidang, tidak menunjukkan tanda perlipatan. Perlu juga
dipertimbangkan bahwa,suatu unsur yang sebelumnya berbentuk lengkungan dapat
berubah menjadi bidang atau garis lurus, atau suatu unsur dapat tetap sebagai struktur
bidang atau garis lurus setelah terjadi deformasi. Struktur lipatan di samping
mempunyai ukuran yang bervariasi mulai dari yag terkecil (mikro fold) hingga
berukuran regional (mega fold) juga memiliki bentuk yang bermacam-macam.
Adanya variasi ukuran dan bentuk tersebut tergantung pada sifat fisik batuan yang
terlipat, sistem tegasan, dan mekanisme pembentukanya serta waktu serta besarnya
gaya yang bekerja.
Suatu lipatan terdiri atas beberapa bagian yang membentuk struktur lipatan.
Struktur sebuah lipatan terdiri atas:

16
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

a) antiklin punggung lipatan, yaitu unsur struktur lipatan dengan bentuk yang
cembung (convex) ke atas. Antiklin merupakan punggung lipatan yang
kemiringan kedua sayapnya kearah saling berlawanan dan saling menjauh
(bentuk concav dengan cembung ke atas). Bagian tengah dari antiklin
disebut inti antiklin.
b) Sinklin atau lembah lipatan, yaitu lipatan yang cekung (concave) ke atas.
Siklin merupakan lembah lipatan yang kemiringan kedua sayapnya menuju
ke suatu arah dan saling mendekat (bentuk concav dengan cekungnya
mengarah ke atas. Bagian tengah dari sinklin disebut inti sinklin.
c) Sayap (limb), yaitu bagian dari lipatan yang terletak menurun mulai dari
lengkungan maksimum suatu antiklin sampai lengkungan maksimum suatu
sinklin.Limbs adalah bidang miring yang membangun struktur sinklin atau
antiklin. Limbs memanjang dari axial plane pada lipatan satu ke axial plane
pada lipatan lainnya.
d) Axial plane , yaitu bidang yang memotong puncak sehingga bagian samping
dari lipatan menjadi kurang simetris.
e) Inflection point adalah titik dimana terdapat perubahan pada lengkungan
yang mana lengkungan ini masih termasuk bagian dari limbs itu sendiri.
f) Crest adalah garis sepanjang bagian atau daerah tertinggi dari suatu lipatan.
Atau lebih tepatnya garis yang menghubungkan titik-titik tertinggi dari suatu
lipatan pada bidang yang sama. Crest dapat pula disebut sebagai hinge line.
Adapun bidang pada lipatan tempat terbentuknya crest disebut sebagai
crestal plane.
g) Through sendiri adalah kebalikan dari crest. Through merupakan garis yang
menempati bagian paling rendah dari suatu lipatan. Dengan kata lain, garis
ini menghubungkan titiktitik paling rendah dari bidang yang sama. Dan
bidang tempat terbentuknya through dinamakan dengan trough line.
Lipatan dapat dibagi lagi berdasarkan porosan lipatan atau garis sumbu dan
bentuknya, sebagai berikut:
1) Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan lapisan yang tetap; Lipatan
Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan sumbu utama;
2) Lipatan disharmonik adalah lipatan yang tidak teratur karena lapisannya
tersusun dari bahan-bahan yang berlainan;
3) Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik terhadap sumbunya;

17
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

4) Lipatan chevron adalah lipatan bersudut dengan bidang planar;


5) Lipatan isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajar yang disebabkan oleh
tekanan yang terus menerus;
6) Lipatan klin bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh
permukaan planar;
7) Lipatan tegak adalah lipatan yang garis sumbunya membagi secara simetris
atau sama besar antara antiklin dan sinklin;
8) Lipatan miring adalah lipatan yang garis sumbunya tidak simetris,
membentuk sudut;
9) Lipatan menggantung adalah lipatan mirip lipatan miring tetapi bagian
puncaknya

terdorong

sangat

tinggi

sehingga

bentuknya

seperti

menggantung;
10) Lipatan rebah adalah lipatan yang tertekan terus menerus menyebabkan
puncaknya melandai seperti rebahan;
11) Lipatan kelopak adalah lipatan yang bagian dalamnya bekerja daya tekanan
dan sayap tengah tidak menjadi tipis;
12) Lipatan Seretan (Drag folds) adalah lipatan yang terbentuk sebagai akibat
seretan suatu sesar.
3.3.

Hubungan Analisis Kekar Terhadap Lipatan


Berdasarkan definisi dari struktur geologi kekar, sesar, dan lipatan telah

menunjukkan bahwa adanya keterkaitan satu dengan yang lain. Misalnya sesar, sesar
ialah kekar yang mengalami pergeseran pada bidangnya, dan biasanya sesar
terbentuk pada daerah lipatan (sinklin maupun antiklin).
Hubungan dari ketiga struktur geologi ini dapat dijelaskan melalui three
stages of deformation yang merupakan sifat deformasi suatu benda terhadap gaya
berdasarkan tingkat elastisitas benda tersebut. Ketiga tingkatan tersebut adalah :
1. Elastic
Benda dikatakan elastic jika suatu benda dikenai gaya, maka akan mengalami
deformasi, tetapi jika gaya dilepas (hilang), maka benda tersebut akan kembali
lagi pada bentuk dan ukuran semula. batas dimana suatu benda masih dapat
kembali seperti semula jika gaya dilepas, disebut elastic limit. Maka jika besar
gaya yang bekerja melebihi elastic limit, benda tersebut tidak akan kembali pada
bentuk semula, jika gaya hilang.

18
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

2. Plastic
Benda dikatakan plastic jika gaya yang bekerja mencapai elastic limit. Benda
yang terkena gaya hanya sebagian yang dapat kembali pada bentuk semula, jika
gaya dihilangkan.
3. Brittle and Ductile
Benda dikatakan brittle, jika benda sudah pecah sebelum gaya yang bekerja
mencapai titik plastis. Benda dikatakan ductile, jika benda pecah/hancur setelah
gaya melewati titik elastic.
Berdasarkan penjelasan mengenai tingkat deformasi tersebut dapat diketahui
bahwa kekar merupakan awal atau pemicu adanya sesar dan lipatan. Hal ini
dikarenakan kekar menjadi zona lemah suatu batuan yang apabila mendapat gaya
yang lebih besar akan memicu terjadinya struktur geologi sesar dan lipatan.
Sedangkan sesar naik umumnya terbentuk pada daerah lipatan berupa sinklin dan
sesar turun terbentuk pada daerah lipatan yang berupa antiklin. Hal ini dikarenakan
ketika gaya tekan pada daerah lipatan hilang, maka batuan yang terlipat akan kembali
berusaha kebentuk semula, tetapi karena adanya kekar maka terbentuklah sesar
karena pergerakan yang terjadi pada bidang kekar.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis terhadap kekar
pada suatu tubuh batuan, selain bertujuan untuk menentukan arah gaya yang
mempengaruhinya, juga untuk mengetahui ada tidaknya kekar dan lipatan, bahkan
dari analisis kekar kita dapat mengetahui apakah suatu lipatan itu berupa sinklin atau
antiklin. Selain itu kita juga dapat mengetahui suatu sesar merupakan sesar naik,
turun atau geser dari hasil analisi kekar.

19
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1.

Metode
Metode yang dilakukan dalam menganalisis struktur geologi yang terdapat

pada daerah Sungai Lasolo, di jalan Lasolo Kecamatan Kendari Barat, Provinsi
Sulawesi Tenggara, yakni melakukan pengamatan secara langsung di lapangan di
titik- titik terjadinya struktur geologi didaerah tersebut. Mengamati kondisi yang
terjadi pada daerah air terjun serta struktur yang mempengaruhi, mengukur
kemiringan singkapan, mengamati litologi yang ada serta kondisi geomorfologi yang
ada pada daerah tersebut.
4.2.

Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian yang dilakukan saat penelitian di Sungai Lasolo meliputi

tahapan sebagai berikut :


1. Tahap Persiapan
Tahap

persiapan

meliputi

kegiatan

pendahuluan

sebelum

melakukan

pengambilan data di lapangan.


2. Tahap Studi Pendahuluan
Tahap ini merupakan tahap pendahuluan sebelum melakukan penelitian dan
pengambilan data di lapangan, meliputi studi regional daerah penelitian untuk
mengetahui gambaran umum tentang data geologi pada daerah penelitian. Studi
pendahuluan ini juga termasuk studi lieratur yaitu untuk mempelajari
karakteristik dari setiap data secara langsung di lapangan sehingga
mempermudah dalam kegiatan penelitian.
3. Tahap Persiapan Perlengkapan Lapangan
Tahap persiapan perlengkapan ini meliputi persiapan kelengkapan alat-alat yang
akan di gunakan dalam penelitian di l apangan.
4. Tahap Persiapan Pengambilan Data
Dalam pengambilan data lapangan terdiri atas 2 jenis data yang di gunakan, yaitu
:

20
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan terhadap


objek penelitian meliputi morfologi, litologi, dan struktur geologi .
Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari pustaka, baik
berupa peta.
4. Tahap Pengolahan Data
Tahap pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian analisis data lapangan
baik data primer maupun data sekunder.

21
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil
5.1.1 Hasil Kekar

(Gambar Sketsa singkapan kekar)

Gambar 5.1 Singkpan kekar

22
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

Dijumpai suatu singkapan batuan sedimen pada titik koordinat S 03 o5742,2


E 122 3429,9 dialiran sungai Lasolo dengan arah penyebaran N284oE/52o dimensi
yang dimiliki 2x2 meter yang bersifat insitu/masih tersingkap di batuan induknya dan
hubungan antar batuan disekitarnya selaras.
Dijumpai jenis batuan sedimen dengan warna lapuk cokelat dan warna
segarnya abu-abu. Batuan ini mempunyai ukuran butir yaitu lempung (< 1/256)
dengan bentuk rounded, Sortasinya baik sehingga kemas batuan ini tertutup.
Porositas dan permeabilitasnya tinggi. Komposisi mineral yang dimiliki yaitu silika.
Struktur batuan ini berlapis, sehingga dari hasil desktripsi batuan ini merupakan
Batulempung.
Singkapan batuan sedimen yang dijumpai memiliki relief yang berbukutbukit/miring terjal dengan slope 45o, tipe morfologi yang dimiliki yaitu perbukitan,
tingkat pelapukannya sedang. Tata guna lahan tempat terdapatnya singkapan batuan
ini yaitu hutan lindung dan objek wisata. Stadia daerahnya adalah dewasa.
o

Data kekar yang dimiliki yaitu :


1. N75oE/33o
2.
N33oE/78o
3. N333oE/36o
4. N5oE/51o
5. N318oE/39o
6. N352oE/63o
7. N313oE/52o
8. N19oE/64o
9. N341oE/72o
10. N42oE/72o

N37oE/74o
N357oE/61o

12. N325oE/52o
7. N339oE/43o

N58oE/82o

13. N325oE/54o

8. N333oE/42o
N62oE/82o
9. N321oE/42o
N63oE/84o
10. N315oE/57o
N61oE/56o
11. N320oE/61o

23
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

N33oE/46o
14. N325oE/43o
N39oE/44o
15. N320oE/46o
N15oE/64o
16. N333oE/62o
N48oE/56o

11. N5oE/70o
12.
N285oE/39o
13. 18. N318oE/77o
14.

N57oE/61o

15. 19. N309oE/58o


16.

N24oE/66o

17. 20. N78oE/50o


18.

N320oE/81o

19. 21. N313oE/82o


20.

N53oE/58o

21. 22. N294oE/46o


22.

N12oE/67o

N33oE/45o
N46oE/59o

17. N322oE/70o
23. N300oE/54o

N9oE/60o

29. N324oE/43o

24. N354oE/68o

N9oE/62o

N33oE/54o
25. N346oE/71o
N17oE/69o
26. N1oE/60o
N302oE/39o
27. N8oE/56o
N42oE/46o
28. N14oE/61o

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

25
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

30. N290oE/38o
N49oE/50o

35.
Analisa Kekar
36. Berdasarkan data struktur berupa kekar yang diperoleh dilapangan
dapat dianalisa dengan cara:

Tabel Perhitungan Data Kekar


37.

Tabel 5.1 Tabel Perhitungan Data Kekar

38. Azimuth

39. Pelurus

40. Turus

41. Frekuen
si

42. 0 10

60. 181 190

78. IIII II

96. 7

43. 11 20

61. 191 200

79. IIII

97. 5

44. 21 30

62. 201 210

80. I

98. 1

45. 31 40

63. 211 220

81. IIII

99. 5

46. 41 50

64. 221 230

82. IIII

100.

47. 51 60

65. 231 240

83. IIII

101.

48. 61 70

66. 241 250

84. III

102.

49. 71 80

67. 251 260

85. II

103.

50. 81 90

68. 261 270

86. -

104.

51. 91 100

69. 271 280

87. -

105.

52. 101 110

70. 281 290

88. II

106.

53. 111 120

71. 291 300

89. I

107.

54. 121 130

72. 301 310

90. II

108.

55. 131 140

73. 311 320

91. IIIII III

109.

56. 141 150

74. 321 330

92. IIII I

110.

57. 151 160

75. 331 340

93. IIII

111.

58. 161 170

76. 341 350

94. II

112.

59. 171 180

77. 351 360

95. III

113.

26
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

114.
115.
2 Histogram
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
3 Diagram Kipas
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.

27
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.

5.1.2 Lipatan

177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.

Gambar 5. 2 singapan lipatan


187.

188.
Adapun data-data lipatan dari praktikum lapangan ini,
adalah sebagai berikut:

Data Singkapan

28
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

189.

Dijumpai singkapan batuan sedimen yang sebagia telah mengalami

metamorfisme pada daerah sungai lasolo dengan dimensi 32 m x 3 m.


Hubungan dengan batuan sekitarnya insitu.

Data Litilogi Meteran 0 4 Meter


190.

Pada singkapan dengan meteran 0 0.4 m memiliki

kedudukan N 750E/29 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk


coklat dan warna segarnya abu abu yang memiliki tekstur meliputi
ukuran butir halus, bentuk rounded, kemas tertutup, sortasi baik, porositas
dan permeabilitasnya tinggi, batuan ini memiliki struktur yang berlapis.
Maka dapat di simpulkan nama batuab yaitu batuan pasir halus.
191.

Pada singkapan dengan meteran 0.4 0.8 m memiliki

kedudukan N 500E/44 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk


coklat dan warna segarnya abu abu yang memiliki tekstur meliputi
ukuran butir pasir halus, bentuk rounded, kemas tertutup, sortasi baik,
porositas dan permeabilitasnya sedang, batuan ini memiliki struktur yang
berlapis. Maka dapat di simpulkan nama batuanyaitu batuan pasir halus.
192.

Selanjutnya pada meteran 0.8 -1.2 m memiliki kedudukan

N 760E/20 dengan jenis batuan sedimen batuan ini memiliki warna lapuk
coklat, warna segarnya abu abu kehitaman memiliki tekstrur ukuran
butir - mm, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas
dan permeabilitas sedang, memiliki struktur berlapis. Nama batuan ini
adalah batu pasir sedang.
193.

Selanjutnya pada meteran 1.2 1.6 memiliki kedudukan N

630E/43 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk coklat warna
segar abu abu kebirun, memiliki tekstur yang meliputi ukuran butir
-1/4 mm. Bentuk rounded, sortasi sedang, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitasnya sedang, memiliki struktur berlapis. Sehingga nama
batuan tersebut adalah batu pasir sedang.

29
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

194.

Selanjutnya pada meteran 1.6 2.0 memiliki kedudukan N

800E/29 dengan jenis batuan sedimen dengan jenis batuan sedimen,


dengan warna lapuk coklat kehitaman dan warna segar abu abu.
Memiliki tekstur ukuran butir halus sedang, bentuk rounded sub
rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan permeabilitas tinggi
sedang, memiliki struktur berlapis. Nama batuan ini yaitu batu pasir
195.

Selanjutnya pada meteran 2.0 -2.4 m memiliki kedudukan

N 800E/29 dengan jenis batuan sedimen, dengan warna lapuk coklat,


warna segar abu abu denga tekstur yang meliputi ukuran butir - 1/8
mm bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas tinggi, memiliki struktur berlais, maka batuan ini yaitu batu
pasir halus
196.

Selanjutnya pada meteran 2.4 2.8 memiliki kedudukan N

550E/37 dengan jenis batuan sedimen , dengan warna lapuk coklat, warna
segar abu abu kehitaman, dengan struktur meliputi ukuran butir - 1/8,
bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan permeabilitas
tinggi, memiliki struktur berlapis, maka batuan ini yaitu batuan pasir halus
197.

Selanjutnya pada meteran 2.8 -3.2 memiliki kedudukan N

780E/36 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk coklat, warna
segar abu abu kehitaman dengan tekstur meliputi ukuran butir 1 mm
bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan permeabilitas
rendah, memiliki struktur berlapis, nama batuan tersebut adalah batuan
pasir kasar
198.

Selanjutnya pada meteran 3.2 3.6 memliki kedudukan N

740E/39 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk coklat, warna
segar abu abu kehitaman dengan tekstur klastik yang meliputi ukuran
butir 1/8 1/16, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas
dan permeabilitas tinggi, emiliki struktur berlapis maka batuan ini adalah
batuan pasir sangat halus.

30
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

199.

Pada meteran terakhir dari kelompok pertama yaitu meteran

3.6 4.0 m memiliki kedudukan N 750E/39 dengan jenis batuan sedimen,


dengan warna lapuk coklat, warna segar abu abu kehitaman dengan
tekstur meliputi ukuran butir 1 mm, bentuk rounded, sortasi baik,
kemas tertutup, porositas dan permeabilitas rendah, memiliki struktur
berlapis maka batuan ini adalah batuan pasir kasar.

Data Litologi Meteran 4 8 Meter


200.

Pada singkapan dengan meteran

4.0 4.4 m memiliki

kedudukan N 900E/61 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk


coklat dan warna segarnya abu abu yang memiliki tekstur meliputi
ukuran butir - 1/8 mm, bentuk rounded, kemas tertutup, sortasi baik,
porositas dan permeabilitasnya tinggi, batuan ini memiliki struktur yang
berlapis. Maka dapat di simpulkan nama batuab yaitu batuan pasir halus.
201.

Selanjutnya pada meteran 4.4 -4.8 m memiliki kedudukan

N 700E/59 dengan jenis batuan sedimen batuan ini memiliki warna lapuk
kuning coklat, warna segarnya abu abu kehitaman memiliki tekstrur
ukuran butir 1/8 1/16 mm, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup,
porositas dan permeabilitas tinggi, memiliki struktur berlapis. Nama
batuan ini adalah batu pasir halus
202.

Selanjutnya pada meteran 4.8 5.2 m memiliki kedudukan

N 860E/51 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk coklat warna
segar abu abu, memiliki tekstur yang meliputi ukuran butir< 1/256 mm.
Bentuk

rounded,

sortasi

baik,

kemas

tertutup,

porositas

dan

permeabilitasnya tinggi, memiliki struktur berlapis. Sehingga nama batuan


tersebut adalah batu lempung.
203.

Selanjutnya pada meteran 5.2 5.6 m memiliki kedudukan

N 600E/55 dengan jenis batuan sedimen dengan jenis batuan sedimen,


dengan warna lapuk coklat dan warna segar hitam keabu abu. Memiliki

31
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

tekstur ukuran butir < 1/256 mm, bentuk rounded, sortasi baik, kemas
tertutup, porositas dan permeabilitas tinggi, memiliki struktur berlapis.
Nama batuan ini yaitu batu lempung
204.

Selanjutnya pada meteran 5.6 6.0 m memiliki kedudukan

N 790E/58 dengan jenis batuan sedimen, dengan warna lapuk coklat,


warna segar abu abu denga tekstur yang meliputi ukuran butir < 1/256
mm, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas tinggi, memiliki struktur berlais, maka batuan ini yaitu batu
lempung
205.

Selanjutnya pada meteran 6.0 6.4 m memiliki kedudukan

N 820E/61 dengan jenis batuan sedimen , dengan warna lapuk coklat,


warna segar abu abu, dengan struktur meliputi ukuran butir 1 mm,
bentuk sub angular, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas tinggi, memiliki struktur berlapis, maka batuan ini yaitu
batuan pasir kasar.
206.

Selanjutnya pada meteran 6.4 6.8 m memiliki kedudukan

N 600E/41 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk coklat


kekuningan, warna segar abu abu dengan tekstur meliputi ukuran butir
- 1/8 mm bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas tinggi, memiliki struktur berlapis, nama batuan tersebut
adalah batuan pasir halus
207.

Selanjutnya pada meteran 6.8 7.2 m memliki kedudukan

N 3510E/51 dengan jenis batuan mata sedimen dengan warna lapuk coklat,
warna segar abu abu dengan tekstur yang meliputi ukuran butir 1/2
mm, bentuk menyudut, sortasi sedang, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas sedang, memiliki struktur berlapis maka batuan ini adalah
batuan pasir.
208.

Kemudian meteran terakhir dari kelompok pertama yaitu

meteran 7.2 7.6 m memiliki kedudukan N 69 0E/51 dengan jenis batuan

32
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

meta sedimen, dengan warna lapuk coklat, warna segar abu abu
kehitaman dengan tekstur meliputi ukuran butir -

mm, bentuk

rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan permeabilitas sedang,


memiliki struktur berlapis maka batuan ini adalah batuan pasir sisipan
kuarsit.
209.

Pada meteran terakhir dari kelompok dua yaitu meteran 7.6

8.0 m memiliki kedudukan N 81 0E/53 dengan jenis batuan sedimen,


dengan warna lapuk coklat, warna segar abu abu dengan tekstur meliputi
ukuran butir 2 -1 mm, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup,
porositas dan permeabilitas tinggi, memiliki struktur berlapis maka batuan
ini adalah batuan pasir sangat kasar

Data Litilogi Meteran 8 12 Meter


210.

Pada singkapan dengan meteran

8.0 8.4 m memiliki

kedudukan N640E/34 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk


coklat dan warna segarnya abu abu yang memiliki tekstur meliputi
ukuran butir pasir kasar, bentuk rounded, kemas tertutup, sortasi baik,
porositas dan permeabilitasnya tinggi, batuan ini memiliki struktur yang
berlapis. Maka dapat di simpulkan nama batuab yaitu batuan pasir.
211.

Selanjutnya pada meteran 8.4 -8.8 m memiliki kedudukan

N800E/37 dengan jenis batuan sedimen batuan ini memiliki warna lapuk
coklat, warna segarnya abu abu memiliki tekstrur ukuran butir pasir
halus, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas tinggi, memiliki struktur berlapis. Nama batuan ini adalah
batu pasir halus
212.

Selanjutnya pada meteran 8.8 9.2 m memiliki kedudukan

N 730E/41 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk coklat warna
segar abu abu kehitaman, memiliki tekstur yang meliputi ukuran butir
pasir sedang. Bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan

33
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

permeabilitasnya tinggi, memiliki struktur berlapis. Sehingga nama batuan


tersebut adalah batu pasir sedang.
213.

Selanjutnya pada meteran 9.2 9.6 m memiliki kedudukan

N 670E/38 dengan jenis batuan sedimen dengan jenis batuan sedimen,


dengan warna lapuk coklat dan warna segar hitam keabu abu. Memiliki
tekstur ukuran butir pasir halus, bentuk rounded, sortasi baik, kemas
tertutup, porositas dan permeabilitas tinggi, memiliki struktur berlapis.
Nama batuan ini yaitu batu pasir halus
214.

Selanjutnya pada meteran 9.6 10 m memiliki kedudukan

N 890E/45 dengan jenis batuan sedimen, dengan warna lapuk coklat,


warna segar abu abu dengan tekstur yang meliputi ukuran butir pasir
sedang, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas tinggi, memiliki struktur berlapis, maka batuan ini yaitu batu
pasir sedang
215.

Selanjutnya pada meteran 10 10.4 m memiliki kedudukan

N 830E/48 dengan jenis batuan sedimen, dengan warna lapuk coklat,


warna segar abu abu dengan tekstur yang meliputi ukuran butir pasir
sedang, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas tinggi, memiliki struktur berlapis, maka batuan ini yaitu batu
pasir sedang
216.

Selanjutnya pada meteran

10.4 10.8 m m memiliki

kedudukan N 890E/ 48 dengan jenis batuan sedimen, dengan warna lapuk


coklat, warna segar abu abu dengan tekstur yang meliputi ukuran butir
pasir sedang, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas tinggi, memiliki struktur berlapis, maka batuan ini yaitu batu
pasir sedang
217.

Selanjutnya pada meteran 10.8 11.2 m memiliki

kedudukan N 810E/32 dengan jenis batuan sedimen, dengan warna lapuk


coklat, warna segar abu abu dengan tekstur yang meliputi ukuran butir

34
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

pasir sedang, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas tinggi, memiliki struktur berlapis, maka batuan ini yaitu batu
pasir sedang
218.

Selanjutnya pada meteran 11.2 11.6 m memiliki

kedudukan N 800E/37 dengan jenis batuan sedimen, dengan warna lapuk


coklat, warna segar abu abu dengan tekstur yang meliputi ukuran butir
pasir sedang, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas tinggi, memiliki struktur berlapis, maka batuan ini yaitu batu
pasir sedang
219.

Pada meteran terakhir dari kelompok tiga yaitu meteran

11.6 12 m memiliki kedudukan N 76 0E/40 dengan jenis batuan sedimen,


dengan warna lapuk coklat, warna segar abu abu dengan tekstur yang
meliputi ukuran butir pasir sedang, bentuk rounded, sortasi baik, kemas
tertutup, porositas dan permeabilitas tinggi, memiliki struktur berlapis,
maka batuan ini yaitu batu pasir sedang.

Data Litologi Meteran 12 16 Meter


220.

Pada litologi pertama dimulai dari meteran 12-12.40 meter

dengan kedudukan N 91E/51 dijumpai jenis batuan sedimen dengan


warna lapuk cokelat dan warna segar abu-abu. Jenis batuan ini bertekstur
klasik, berukuran butir pasir sedang dengan bentuk rounded. Bantun ini
memiliki sortasi baik, kemas tertutup, porositas sedang dan permeabilitas
sedang. Struktur batuan ini berlapis Dengan demikian maka diketahui
nama batuan padan meteran ini yaitu batupasir.
221.

Selanjutnya pada litologi pertama dimulai dari meteran

12.40-12.80 meter dengan kedudukan N 88E/50

dijumpai jenis batuan

sedimen dengan warna lapuk cokelat kemerahan dan warna segar abu-abu.
Jenis batuan ini bertekstur klasik, berukuran butir pasir sedang dengan
bentuk rounded. Bantun ini memiliki sortasi baik, kemas tertutup,

35
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

porositas sedang dan permeabilitas sedang. Struktur batuan ini berlapis.


Dengan demikian maka diketahui nama batuan padan meteran ini yaitu
batupasir.
222.

Selanjutnya pada litologi pertama dimulai dari meteran

12.80-13.20 meter dengan kedudukan N 92E/48

dijumpai jenis batuan

sedimen dengan warna lapuk cokelat dan warna segar abu-abu. Jenis
batuan ini bertekstur klasik, berukuran butir pasir sedang dengan bentuk
rounded. Bantun ini memiliki sortasi baik, kemas tertutup, porositas
sedang dan permeabilitas sedang. Struktur batuan ini berlapis. Dengan
demikian maka diketahui nama batuan padan meteran ini yaitu batupasir.
223.

Selanjutnya pada litologi pertama dimulai dari meteran

13.20-13.60 meter dengan kedudukan N 289E/50 dijumpai jenis batuan


sedimen dengan warna lapuk cokelat dan warna segar abu-abu. Jenis
batuan ini bertekstur klasik, berukuran butir pasir halus dengan bentuk
rounded. Bantun ini memiliki sortasi baik, kemas tertutup, porositas
rendah dan permeabilitas rendah. Struktur batuan ini berlapis. Dengan
demikian maka diketahui nama batuan padan meteran ini yaitu batupasir.
224.

Selanjutnya pada litologi pertama dimulai dari meteran

13.60-14 meter dengan kedudukan N 244E/48

dijumpai jenis batuan

sedimen dengan warna lapuk cokelat dan warna segar abu-abu. Jenis
batuan ini bertekstur klasik, berukuran butir pasir halus dengan bentuk
rounded. Bantun ini memiliki sortasi baik, kemas tertutup, porositas
rendah dan permeabilitas rendah. Struktur batuan ini berlapis. Dengan
demikian maka diketahui nama batuan padan meteran ini yaitu batupasir.
225.

Selanjutnya pada litologi pertama dimulai dari meteran 14-

14.40 meter dengan kedudukan N 313E/37

dijumpai jenis batuan

sedimen dengan warna lapuk cokelat dan warna segar abu-abu. Jenis
batuan ini bertekstur klasik, berukuran butir pasir sedang dengan bentuk
rounded. Bantun ini memiliki sortasi baik, kemas tertutup, porositas

36
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

sedang dan permeabilitas sedang. Struktur batuan ini berlapis. Dengan


demikian maka diketahui nama batuan padan meteran ini yaitu batupasir.
226.

Selanjutnya pada litologi pertama dimulai dari meteran

14.40-14.80 meter dengan kedudukan N 300E/37 dijumpai jenis batuan


sedimen dengan warna lapuk cokelat dan warna segar abu-abu. Jenis
batuan ini bertekstur klasik, berukuran butir pasir sedang dengan bentuk
rounded. Bantun ini memiliki sortasi baik, kemas tertutup, porositas
sedang dan permeabilitas sedang. Struktur batuan ini berlapis. Dengan
demikian maka diketahui nama batuan padan meteran ini yaitu batupasir.
227.

Selanjutnya pada litologi pertama dimulai dari meteran

1480-15.20 meter dengan kedudukan N 286E/42 dijumpai jenis batuan


sedimen dengan warna lapuk cokelat dan warna segar abu-abu. Jenis
batuan ini bertekstur klasik, berukuran butir pasir sedang dengan bentuk
rounded. Bantun ini memiliki sortasi baik, kemas tertutup, porositas
sedang dan permeabilitas sedang. Struktur batuan ini berlapis. Dengan
demikian maka diketahui nama batuan padan meteran ini yaitu batupasir.
228.

Selanjutnya pada litologi pertama dimulai dari meteran

15.20-15.60 meter dengan kedudukan N 286E/50 dijumpai jenis batuan


sedimen dengan warna lapuk cokelat dan warna segar abu-abu. Jenis
batuan ini bertekstur klasik, berukuran butir pasir sedang dengan bentuk
rounded. Bantun ini memiliki sortasi baik, kemas tertutup, porositas
sedang dan permeabilitas sedang. Struktur batuan ini berlapis. Dengan
demikian maka diketahui nama batuan padan meteran ini yaitu batupasir.
229.

Selanjutnya pada litologi pertama dimulai dari meteran

15.60-16 meter dengan kedudukan N 290E/45 dijumpai jenis batuan


sedimen dengan warna lapuk cokelat dan warna segar abu-abu. Jenis
batuan ini bertekstur klasik, berukuran butir pasir halus dengan bentuk
rounded. Bantun ini memiliki sortasi baik, kemas tertutup, porositas

37
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

rendah dan permeabilitas rendah. Struktur batuan ini berlapis. Dengan


demikian maka diketahui nama batuan padan meteran ini yaitu batupasir.

Data Litilogi Meteran 16 20 Meter


230.

Pada singkapan dengan meteran 16,0 16.40 m memiliki

kedudukan N 3230E/79 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk


hitam dan warna segarnya hijau yang memiliki tekstur meliputi ukuran
butir 1/8 1/4, bentuk rounded, kemas tertutup, sortasi baik, porositas dan
permeabilitasnya rendah, batuan ini memiliki struktur yang berlapis. Maka
dapat di simpulkan nama batuab yaitu batuan pasir halus.
231.

Selanjutnya pada meteran 16.40 16.80 m memiliki

kedudukan N590E/48 dengan jenis batuan sedimen batuan ini memiliki


warna lapuk coklat, warna segarnya kuning memiliki tekstrur ukuran butir
pasir sedang, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas rendah, memiliki struktur berlapis. Nama batuan ini adalah
batu pasir sedang
232.

Selanjutnya pada meteran 16.80 17.20 m memiliki

kedudukan N 3400E/72 dengan jenis batuan sedimen batuan ini memiliki


warna lapuk coklat, warna segarnya kuning memiliki tekstrur ukuran butir
pasir sedang, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas rendah, memiliki struktur berlapis. Nama batuan ini adalah
batu pasir sedang
233.

Selanjutnya pada meteran 17.20 17.60 m memiliki

kedudukan N 240E/56 dengan jenis batuan sedimen dengan jenis batuan


sedimen, dengan warna lapuk coklat dan warna segar kuning kecoklatan.
Memiliki tekstur ukuran butir pasir kasar, bentuk rounded, sortasi tertutup,
kemas tertutup, porositas dan permeabilitas rendah, memiliki struktur
berlapis. Nama batuan ini yaitu batu pasir kasar

38
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

234.

Selanjutnya pada meteran 17.60 180 m memiliki

kedudukan N 310E/44 dengan jenis batuan sedimen, dengan warna lapuk


hitam, warna segar coklat dengan tekstur yang meliputi ukuran butir pasir
kasar, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas rendah, memiliki struktur berlapis, maka batuan ini yaitu
batu pasir kasar
235.

Selanjutnya pada meteran 180 18.40 m memiliki

kedudukan N 540E/31 dengan jenis batuan sedimen, dengan warna lapuk


coklat, warna segar kuning dengan tekstur yang meliputi ukuran butir pasir
sedang, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas rendah, memiliki struktur berlapis, maka batuan ini yaitu
batu pasir sedang
236.

Selanjutnya pada meteran 18.40 18.80 m m memiliki

kedudukan N 170E/ 37 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk


hitam dan warna segarnya hijau yang memiliki tekstur meliputi ukuran
butir 1/8 1/4, bentuk rounded, kemas tertutup, sortasi baik, porositas dan
permeabilitasnya rendah, batuan ini memiliki struktur yang berlapis. Maka
dapat di simpulkan nama batuab yaitu batuan pasir halus.
237.

Selanjutnya pada meteran 18.80 19.20 m memiliki

kedudukan N 390E/29 dengan jenis batuan sedimen, dengan warna lapuk


abu - abu, warna segar coklat dengan tekstur yang meliputi ukuran butir
pasir sedang, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas rendah, memiliki struktur berlapis, maka batuan ini yaitu
batu pasir sedang
238.

Selanjutnya pada meteran 19.20 19.60 m memiliki

kedudukan N 360E/24 dengan jenis batuan sedimen, dengan warna lapuk


coklat, warna segar abu abu dengan jenis batuan sedimen dengan warna
lapuk hitam dan warna segarnya hijau yang memiliki tekstur meliputi
ukuran butir 1/8 1/4, bentuk rounded, kemas tertutup, sortasi baik,

39
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

porositas dan permeabilitasnya rendah, batuan ini memiliki struktur yang


berlapis. Maka dapat di simpulkan nama batuab yaitu batuan pasir halus.
239.

Pada meteran terakhir dari kelompok lima yaitu meteran

19.60 20 m memiliki kedudukan N 44 0E/44 dengan jenis batuan sedimen,


dengan warna lapuk kuning coklat, warna segar coklat dengan tekstur
yang meliputi ukuran butir pasir sedang, bentuk rounded, sortasi baik,
kemas tertutup, porositas dan permeabilitas rendah, memiliki struktur
berlapis, maka batuan ini yaitu batu pasir sedang.

Data Litilogi Meteran 20 24 Meter


240.

Pada singkapan dengan meteran 20 20.4 m memiliki

kedudukan N ..0E/.. dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk


coklat dan warna segarnya abu - abu yang memiliki tekstur meliputi
ukuran butir pasir sedang, bentuk rounded, kemas tertutup, sortasi buruk,
porositas dan permeabilitasnya rendah, batuan ini memiliki struktur yang
berlapis. Maka dapat di simpulkan nama batuab yaitu batu lanau.
241.

Selanjutnya pada meteran 20.4 20.8 m memiliki

kedudukan N..0E/.. dengan jenis batuan sedimen batuan ini memiliki


warna lapuk kuning coklat, warna segarnya hitam memiliki tekstur ukuran
< 1/256, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas rendah, memiliki struktur berlapis. Nama batuan ini adalah
batu lempung
242.

Selanjutnya pada meteran 20.8 21.2 m memiliki

kedudukan N ..0E/.. dengan jenis batuan sedimen batuan ini memiliki


warna lapuk kuning coklat, warna segarnya hitam memiliki tekstur ukuran
< 1/256, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas rendah, memiliki struktur berlapis. Nama batuan ini adalah
batu lempung

40
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

243.

Selanjutnya pada meteran 21.2 21.6 m memiliki

kedudukan N ..0E/..dengan jenis batuan sedimen batuan ini memiliki


warna lapuk kuning coklat, warna segarnya hitam memiliki tekstur ukuran
< 1/256, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan
permeabilitas rendah, memiliki struktur berlapis. Nama batuan ini adalah
batu lempung
244.

Selanjutnya pada meteran 21.6 22 m memiliki kedudukan

N ..0E/ dengan jenis batuan sedimen batuan ini memiliki warna lapuk
merah kecoklatan, warna segarnya hitam abu - abu memiliki tekstur
ukuran < 1/256, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas
dan permeabilitas rendah, memiliki struktur berlapis. Nama batuan ini
adalah batu lempung
245.

Selanjutnya pada meteran 22 22.4 m memiliki kedudukan

N ..0E/.. dengan jenis batuan sedimen, dengan warna lapuk coklat


kekuningan, warna segar hitam abu - abu dengan tekstur yang meliputi
ukuran butir - 1/8, bentuk rounded, sortasi buruk, kemas terbuka,
porositas dan permeabilitas sedang, memiliki struktur berlapis, maka
batuan ini yaitu batu pasir sedang
246.

Selanjutnya pada meteran

22.4 22.8 m memiliki

kedudukan N ..0E/ .. dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk


coklat dan warna segarnya abu - abu dengan tekstur yang meliputi ukuran
butir - 1/8, bentuk rounded, sortasi buruk, kemas terbuka, porositas dan
permeabilitas sedang, memiliki struktur berlapis, maka batuan ini yaitu
batu pasir sedang
247.

Selanjutnya pada meteran 22.8 23.2 m memiliki

kedudukan N 0E/ dengan jenis batuan sedimen, dengan warna lapuk coklat,
warna segar abu - abu dengan tekstur yang meliputi ukuran butir pasir
sedang, bentuk rounded, sortasi baik, kemas tertutup, porositas dan

41
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

permeabilitas rendah, memiliki struktur berlapis, maka batuan ini yaitu


batu pasir sedang
248.

Selanjutnya pada meteran 23.2 23.6 m memiliki

kedudukan N 0E/ dengan jenis batuan sedimen, dengan warna lapuk


kuning kecoklatan dan warna segarnya abu abu kemerahan,memiliki
tekstur meliputi ukuran butir 1 , bentuk rounded, kemas terbuka,
sortasi baik, porositas dan permeabilitasnya rendah, batuan ini memiliki
struktur yang berlapis. Maka dapat di simpulkan nama batuab yaitu batuan
pasir kasar.
249.

Pada meteran terakhir dari kelompok enam yaitu meteran

23.6 24 m memiliki kedudukan N 0E/ dengan jenis batuan sedimen,


dengan warna lapuk kuning kecoklatan dan warna segarnya abu abu
kemerahan,memiliki tekstur meliputi ukuran butir 1 , bentuk rounded,
kemas terbuka, sortasi baik, porositas dan permeabilitasnya rendah, batuan
ini memiliki struktur yang berlapis. Maka dapat di simpulkan nama batuan
yaitu batuan pasir kasar.

Data Litologi Meteran 24 28 Meter


250.

Pada singkapan dengan meteran 24 - 24,4 m memiliki

kedudukan N 950 E/ 83 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk


coklat dan warna segarnya abu abu yang memiliki tekstur meliputi
ukuran butir 1 2 mm, bentuk subrounded, kemas tertutup, sortasi baik,
porositas dan permeabilitasnya rendah, batuan ini memiliki struktur yang
berlapis. Maka dapat di simpulkan nama batuan yaitu batuan pasir sangat
kasar.
251.

Pada singkapan dengan meteran 24,4 24,8 m memiliki

kedudukan N 820 E/ 81 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk


coklat dan warna segarnya abu abu yang memiliki tekstur meliputi
ukuran butir 1 2 mm, bentuk rounded, kemas tertutup, sortasi baik,

42
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

porositas dan permeabilitasnya rendah, batuan ini memiliki struktur yang


berlapis. Maka dapat di simpulkan nama batuan yaitu batuan pasir sangat
kasar.
252.

Pada singkapan dengan meteran 24,8 25,2 m memiliki

kedudukan N 880 E/ 86 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk


coklat dan warna segarnya abu abu kehitaman yang memiliki tekstur
meliputi ukuran butir 1 2 mm, bentuk rounded, kemas tertutup, sortasi
baik, porositas dan permeabilitasnya rendah, batuan ini memiliki struktur
yang berlapis. Maka dapat di simpulkan nama batuan yaitu batuan pasir
sangat kasar.
253.

Pada singkapan dengan meteran 25,2 25,6 m memiliki

kedudukan N 730 E/ 84 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk


kuning kecokelatan dan warna segarnya abu abu yang memiliki tekstur
meliputi ukuran butir 1/2 1 mm, bentuk rounded, kemas tertutup, sortasi
baik, porositas dan permeabilitasnya rendah, batuan ini memiliki struktur
yang berlapis. Maka dapat di simpulkan nama batuan yaitu batuan pasir
kasar.
254.

Pada singkapan dengan meteran 25,6 - 26 m memiliki

kedudukan N 890 E/ 76 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk


cokelat kekuningan dan warna segarnya abu abu yang memiliki tekstur
meliputi ukuran butir 1/2 1 mm, bentuk rounded, kemas tertutup, sortasi
baik, porositas dan permeabilitasnya rendah, batuan ini memiliki struktur
yang berlapis. Maka dapat di simpulkan nama batuan yaitu batuan pasir
kasar.
255.

Pada singkapan dengan meteran

26 -26,4 m memiliki

kedudukan N 840 E/ 74 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk


cokelat kekuningan dan warna segarnya hitam keabu abuan yang
memiliki tekstur meliputi ukuran butir 1/4 1/2 mm, bentuk rounded,
kemas tertutup, sortasi baik, porositas dan permeabilitasnya rendah, batuan

43
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

ini memiliki struktur yang berlapis. Maka dapat di simpulkan nama batuan
yaitu batuan pasir sedang.
256.

Pada singkapan dengan meteran 26,4 26,8 m memiliki

kedudukan N 900 E/ 56 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk


cokelat dan warna segarnya hitam keabu abuan yang memiliki tekstur
meliputi ukuran butir 1/4 1/2 mm, bentuk rounded, kemas tertutup,
sortasi baik, porositas dan permeabilitasnya rendah, batuan ini memiliki
struktur yang berlapis. Maka dapat di simpulkan nama batuan yaitu batuan
pasir sedang.
257.

Pada singkapan dengan meteran 26,8 27,2 m memiliki

kedudukan N 1070 E/ 94 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk


cokelat dan warna segarnya hitam keabu abuan yang memiliki tekstur
meliputi ukuran butir 1/2 1 mm, bentuk rounded, kemas tertutup, sortasi
baik, porositas dan permeabilitasnya rendah, batuan ini memiliki struktur
yang berlapis. Maka dapat di simpulkan nama batuan yaitu batuan pasir
kasar.
258.

Pada singkapan dengan meteran 27,2 27,6 m memiliki

kedudukan N 860 E/ 81 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk


cokelat dan warna segarnya hitam keabu abuan yang memiliki tekstur
meliputi ukuran butir 1/2 1 mm, bentuk rounded, kemas tertutup, sortasi
baik, porositas dan permeabilitasnya rendah, batuan ini memiliki struktur
yang berlapis. Maka dapat di simpulkan nama batuan yaitu batuan pasir
kasar.
259.

Pada singkapan dengan meteran 27,6 8,0 m memiliki

kedudukan N 840 E/ 73 dengan jenis batuan sedimen dengan warna lapuk


cokelat kekuningan dan warna segarnya abu abu yang memiliki tekstur
meliputi ukuran butir 1/2 1 mm, bentuk rounded, kemas tertutup, sortasi
baik, porositas dan permeabilitasnya rendah, batuan ini memiliki struktur

44
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

yang berlapis. Maka dapat di simpulkan nama batuan yaitu batuan pasir
kasar.

Data Litologi Meteran 28 32 Meter


260.

Pada singkapan batuan sedimen pada interval 28,0 28,4 m

dengan kedudukan N 64E/72 yang memiliki ciri fisik dengan warna lapuk
cokelat serta warna segar hitam. Batuan ini memiliki tekstur yaitu dengan
ukuran butir 1/2 mm dan memiliki bentuk butir sub rounded dan sortasi
yang dimiliki buruk serta kemas tertutup. Batuan ini memiliki Porositas
yaitu rendah sedangkan permeabilitas yang dimiliki juga rendah. Batuan
ini memiliki struktur yaitu berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi batuan
tersebut, maka dapat disimpulkan nama batuannya adalah batupasir kasar.
261.

Pada singkapan batuan sedimen pada interval 28,4 28,8

m dengan kedudukan N 68E/90 yang memiliki ciri fisik dengan warna


lapuk cokelat serta warna segar hitam. Batuan ini memiliki tekstur yaitu
dengan ukuran butir 1/2 mm dan memiliki bentuk butir sub rounded dan
sortasi yang dimiliki buruk serta kemas tertutup. Batuan ini memiliki
Porositas yaitu rendah sedangkan permeabilitas yang dimiliki

juga

rendah. Batuan ini memiliki struktur yaitu berlapis. Berdasarkan hasil


deskripsi batuan tersebut, maka dapat disimpulkan nama batuannya
adalah batupasir kasar.
262.
dengan

Pada singkapan batuan sedimen pada interval 28,8 29,2 m


kedudukan N 68E/88 yang memiliki ciri fisik dengan warna

lapuk cokelat serta warna segar abu-abu. Batuan ini memiliki tekstur yaitu
dengan ukuran butir 1/4 - 1/2 mm dan memiliki bentuk butir membundar
dan sortasi yang dimiliki baik serta kemas tertutup. Batuan ini memiliki
Porositas yaitu tinggi sedangkan permeabilitas yang dimiliki juga tinggi.
Batuan ini memiliki struktur yaitu berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi
batuan tersebut, maka dapat disimpulkan nama batuannya adalah
batupasir sedang.

45
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

263.

Pada singkapan batuan sedimen pada interval 29,2 29,6 m

dengan kedudukan N 78E/81 yang memiliki ciri fisik dengan warna lapuk
hijau serta warna segar abu-abu. Batuan ini memiliki tekstur yaitu dengan
ukuran butir 1/8 - 1/2 mm dan memiliki bentuk butir membundar dan
sortasi yang dimiliki baik serta kemas tertutup. Batuan ini memiliki
Porositas yaitu tinggi sedangkan permeabilitas yang dimiliki juga tinggi.
Batuan ini memiliki struktur yaitu berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi
batuan tersebut, maka dapat disimpulkan nama batuannya adalah batupasir
halus.
264.

Pada singkapan batuan sedimen pada interval 29,6 30,0 m

dengan kedudukan N 87E/75 yang memiliki ciri fisik dengan warna lapuk
kuning serta warna segar abu-abu. Batuan ini memiliki tekstur yaitu
dengan ukuran butir 1/2 1 mm dan memiliki bentuk butir membundar
dan sortasi yang dimiliki baik serta kemas tertutup. Batuan ini memiliki
Porositas yaitu tinggi sedangkan permeabilitas yang dimiliki juga tinggi.
Batuan ini memiliki struktur yaitu berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi
batuan tersebut, maka dapat disimpulkan nama batuannya adalah batupasir
kasar.
265.

Pada singkapan batuan sedimen pada interval 30,0 30,4 m

dengan kedudukan N 85E/86 yang memiliki ciri fisik dengan warna


lapuk cokelat serta warna segar abu-abu. Batuan ini memiliki tekstur yaitu
dengan ukuran butir 1/2 1 mm dan memiliki bentuk butir membundar
dan sortasi yang dimiliki baik serta kemas tertutup. Batuan ini memiliki
Porositas yaitu tinggi sedangkan permeabilitas yang dimiliki juga tinggi.
Batuan ini memiliki struktur yaitu berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi
batuan tersebut, maka dapat disimpulkan nama batuannya adalah batupasir
kasar.
266.

Pada singkapan batuan sedimen pada interval 30,4 30,8 m

dengan kedudukan N 64E/66 yang memiliki ciri fisik dengan warna lapuk

46
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

merah bata serta warna segar abu-abu. Batuan ini memiliki tekstur yaitu
dengan ukuran butir 1/4 1/8 mm dan memiliki bentuk butir membundar
dan sortasi yang dimiliki baik serta kemas tertutup. Batuan ini memiliki
Porositas yaitu tinggi sedangkan permeabilitas yang dimiliki juga tinggi.
Batuan ini memiliki struktur yaitu berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi
batuan tersebut, maka dapat disimpulkan nama batuannya adalah batupasir
halus.
267.

Pada singkapan batuan sedimen pada interval 30,8 31,2 m

dengan kedudukan N 59E/78 yang memiliki ciri fisik dengan warna lapuk
merah bata serta warna segar abu-abu. Batuan ini memiliki tekstur yaitu
dengan ukuran butir 1/2 1 mm dan memiliki bentuk butir membundar
dan sortasi yang dimiliki baik serta kemas tertutup. Batuan ini memiliki
Porositas yaitu tinggi sedangkan permeabilitas yang dimiliki juga tinggi.
Batuan ini memiliki struktur yaitu berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi
batuan tersebut, maka dapat disimpulkan nama batuannya adalah batupasir
kasar.
268.

Pada singkapan batuan sedimen pada interval 31,2 31,6 m

dengan kedudukan N 70E/84 yang memiliki ciri fisik dengan warna lapuk
cokelat serta warna segar abu-abu. Batuan ini memiliki tekstur yaitu
dengan ukuran butir 1/4 1/8 mm dan memiliki bentuk butir membundar
dan sortasi yang dimiliki baik serta kemas tertutup. Batuan ini memiliki
Porositas yaitu tinggi sedangkan permeabilitas yang dimiliki juga tinggi.
Batuan ini memiliki struktur yaitu berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi
batuan tersebut, maka dapat disimpulkan nama batuannya adalah batupasir
halus.
269.

Pada singkapan batuan sedimen pada interval 31,6 32,0 m

dengan kedudukan N 83E/77 yang memiliki ciri fisik dengan warna


lapuk cokelat serta warna segar hitam. Batuan ini memiliki tekstur yaitu
dengan ukuran butir 1/4 1/2 mm dan memiliki bentuk butir membundar

47
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

dan sortasi yang dimiliki baik serta kemas tertutup. Batuan ini memiliki
Porositas yaitu tinggi sedangkan permeabilitas yang dimiliki juga tinggi.
Batuan ini memiliki struktur yaitu berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi
batuan tersebut, maka dapat disimpulkan nama batuannya adalah batupasir
halus.
270.
271.
272.

273.

274.
275.
276.
277.
278.

5.2 Pembahasan
Geomorfologi

daerah

penelitian

pada

stasiun

satu

merupakan tipe morfologi alluvial karena terletak di pinggir sungai


dengan kemiringan lereng sebesar 40. Berdasarkan klasifikasi lereng
menurut Van Zuidam (1983), relief tersebut merupakan perbukitan
tersayat tajam / terjal dengan jenis erosi berupa rill erosion. Jenis
pelapukan pada stasiun satu adalah mekanik dengan tingkat pelapukan
tinggi. Litologi penyusunya berupa batulempung dan slate yang ditutupi
oleh vegetasi. Struktur geologi yang ada berupa perlapisan dengan stadia
sungai muda yang ditandai dengan lembah sungai yang berbentuk V,
serta memiliki tata guna lahan sebagai tempat wisata.
279.
Geomorfologi daerah penelitian pada

stasiun

dua

merupakan tipe morfologi alluvial karena terletak di pinggir sungai


dengan kemiringan lereng sebesar 42. Berdasarkan klasifikasi lereng
menurut Van Zuidam (1983), relief tersebut merupakan perbukitan
tersayat tajam / terjal dengan jenis erosi berupa rill erosion. Jenis
pelapukan pada stasiun dua adalah mekanik dengan tingkat pelapukan
tinggi. Litologi penyusunya berupa batupasir dan tidak memiliki tutupan
lahan. Struktur geologi yang ada berupa perlapisan dengan stadia sungai

48
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

muda yang ditandai dengan lembah sungai yang berbentuk V, serta


memiliki tata guna lahan sebagai tempat wisata.
280. Litologi pada daerah fieldtrip (sungai Lasolo) merupakan
bagian dari formasi meluhu anggota toronipa yang di dominasi oleh
batupasir dan diselingi oleh batulempung dan shale. Oleh peneliti
terdahulu, umur formasi meluhu adalah trias akhir. Hal ini diketahui
berdasarkan fosil almonit dan dan belemnite pada formasi tersebut.
281.

Batuan yang tersingkap di daerah penelitian pada stasiun

satu tersusun atas batulempung dan shale. Batulempung pada stasiun satu
secara umum memiliki warna hitam dengan struktur berlapis dan shale
dengan warna abu-abu. Batuan yang tersingkap di daerah penelitian pada
stasiun dua tersusun atas batupasir. Batupasir pada stasiun ini umumnya
memiliki warna abu-abu dengan struktur berlapis.
282.

Struktur geologi pada daerah penelitian (sungai Lasolo)

yang dapat diidentifikasi meliputi struktur primer yang berupa perlapisan,


kekar dan lipatan.
283. Kekar (Rekahan) adalah sebutan untuk struktur rekahan
dalam batuan dimana tidak ada atau sedikit sekali mengalami pergeseran.
Rekahan yang telah bergeser disebut sesar. Kekar adalah suatu retakan
pada batuan yang tidak/belum mengalami pergerakan. Kekar secara
genetis sangat bervariasi cara kejadiannnya. Salah satu proses kejadian
kekar yang sangat umum adalah akibat tektonik selama batuan terbentuk
atau sesudah batuan terlitifikasi.Karena kejadian kekar yang akibat
tektonik bertalian pula dengan aktifitas magmatisma dari gunungapi, maka
kekar pada batuan yang kehadirannya pada batuan paling dekat dengan
lokasi gunungapi atau batuan magmatis perlu mendapat perhatian yang
lebih rinci.
284.

Pada praktikum lapangan geologi struktur ini kami

mendapat 60 data kedudukan

untuk kekar yang terdapat pada

Batulempung. Berdasarkan data tersebut, maka kemudian dibuatkan

49
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

histogram, diagram kipas, diagram rose (mawar) dan juga pembuatan plot
berdasarkan data dengan menggunakan polar net dan sebagainya.
285. Lipatan adalah bentuk gelombang pada suatu lapisan kulit
bumi karena terdapat tekanan horisontal maupun vertikal pada kulit bumi
yang bersifat liat (plastis). Lipatan terbentuk karena pergeseran lempeng
tektonik. Pergeseran lempeng tersebut mengakibatkan adanya lapisan yang
terdorong secara horizontal, baik pada salah satu tepi lapisan maupun pada
kedua tepi lapisan. Lapisan batuan kemudian mengalami pelipatan atau
pelengkungan. Lipatan terbentuk bila mana unsur yang telah ada
sebelumnya terubah menjadi bentuk bidang lengkung atau garis lengkung.
Lipatan

merupakan

pencerminan

dari

suatu

lengkungan

yang

mekanismenya disebabkan oleh dua proses, yaitu bending (melengkung)


dan buckling (melipat). Pada gejala buckling, gaya yang bekerja sejajar
dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja
tegak lurus terhadap bidang permukaan lapisan.
286. Pada praktikum lapangan geologi struktur ini dilakukan di
sepanjang aliran sungai Lasolo. Pengukuran lipatan dilakukan sepanjang
32 meter dengan litologi yng berbeda-beda. Dalam praktikum ini
dilakukan dengan mendeskripsi jenis batuan atau litologinya per 40 cm
sehingga ditemukan litologi yang berbeda-beda. Berdasarkan data
kedudukan yang didapat dari setiap litologi maka dilakukan rekonstrusi
lipatan yang dilakukan menggunakan metode tangan bebas sehingga di
dapat gambar lipatan sepanjang 32 meter dengan perbandingan 1:250.000.
287.
288.
289.
290.
291.
292.
293.

50
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

294.
295.
296.
297.
298.
299.
300.
301.
302.
303.
304.
305.
306.
307.

308.
309.
310.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
311.

Kesimpulan dari fieldtrip geologi struktur yang diadakan

pada hari minggu, 15 mei 2016 di sungai Lasolo Kelurahan Sodoha


Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara,
yaitu:
1. Jenis kekar yang terdapat pada stasiun 1 dan stasiun 2 adalah kekar gerus.
2. Arah tegasan utama pada kekar gerus yang di dapat pada stasiun 1 adalah
sebesar 5 dan stasiun 2 sebesar 20.
3. Dalam menganalisa kekar, digunakan 2 metode yaitu metode histogram
dan diagram kipas sedngkan untuk menganalisa lipatan digunakan metode
tangan bebas (free hand method).

51
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

312.
313.

4.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan pada fieldtrip geologi

struktur adalah kelengkapan dalam melakukan praktikum lapangan


sebaiknya selalu tersedia agar praktikan dalam mengambil data tidak
mengalami kesalahan.
314.
315.
316.
317.
318.
319.
320.
321.

52
Laporan Lengkap Fieldtrip Geologi Struktur

Anda mungkin juga menyukai