oleh
AHMAT TASNIM
1110311033
TUTI ANGRIANI
1110313097
Pembimbing:
dr. H. Defrin, Sp.OG-K
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Referat ini akan membahas definisi, anatomi janin dalam rahim, indikasi,
kontraindikasi, teknik pe?ngambilan sampel, dan komplikasi pada chorionic villus
sampling (CVS).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Chorionic villus sampling (CVS) merupakan suatu prosedur prenatal invasif
yang dilakukan untuk mengetahui kelainan kromosom dan masalah genetik
tertentu pada trimester pertama. CVS biasanya dilakukan pada hari ke 70-91
setelah HPHT atau usia kehamilan antara 10-12 minggu.
Dalam prosedur ini, jaringan diambil dari villi (vascular fingers) korion,
bagian plasenta, dan diperiksa. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi anomali
kromosom, defek gen spesifik, dan aktivitas enzim yang abnormal dalam
kehamilan terutama pada penyakit keturunan.
2.3. Indikasi
Bertahun-tahun, diagnosis prenatal bergantung pada analisis cairan amnion
fibroblas sebagai gambaran tidak langsung genetik fetus. Vilus korion menjadi
sumber jaringan yang tepat dan berguna untuk evaluasi penyakit genetik fetus.
Properti sitogenetik, molekular, dan biokemikalnya menggambar properti yang
terdapat pada fetus. Vilus sebagian terdiri dari sel sitotropoblas, yang menjadi
sumber mitosis spontan yang dapat digunakan pada analisis kromosomal. Vilus
dapat diambil dengan mudah tanpa membutuhkan puncture membran korion atau
amnion.
Indikasi CVS pada dasarnya sama dengan amniosentesis, kecuali analisis fetoprotein. Indikasi utama dapat di lihat di tabel 2.1. Usia ibu yang sudah tua
(lebih dari 35 tahun) merupakan indikasi paling umum, 90% dari prosedur. Orang
tua yang sebelumnya memiliki anak dengan abnormalitas kromosom dan
pasangan yang merupakan carrier translokasi kromosom atau autosomal resesif
penyakit biokimia atau molekular juga menjadi indikasi CVS. Diagnosis prenatal
trimester pertama sering diminta oleh perempuan yang membawa penyakit terkait
kromosom sex karena resiko 50% diturunkannya pada keturunan laki-laki. Akhirakhir ini, screening untuk trisomi 21 dan 18 pada trimester pertama dapat
dilakukan dengan menggunakan kombinasi analisis biokimia (pregnancyassociated plasma protein A [PAPP-A] dan human chorionic gonadotropin
[hCG]) dan pengukuran translusensi nuchal fetus. Skrining positif dapat menjadi
indikasi utama CVS.
Indikasi dilakukan CVS adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.4. Kontraindikasi
Kontraindikasi untuk melakukan CVS adalah :
1. Ibu dengan infeksi aktif (sexual-transmitted disease).
2. Janin kembar, jika hasil CVS abnormal, tidak jelas fetus yang mana yang
terkena.
3. Riwayat perdarahan pervaginam selama kehamilan atau dengan
perdarahan pervaginam aktif.
4. Riwayat fibroid uterine.
5. Uterus anteversi atau retroversi ekstrim dan habitus tubuh pasien yang
menghambat kemudahan akses ke uterus.
6. Usia kehamilan kurang dari 10 minggu.
Polips serviks
2. Prosedur Transabdominal
Dalam prosedur ini, jarum dimasukkan melalui perut dan rahim ke
plasenta untuk mendapatkan sampel jaringan dengan panduan USG. Prosedur
ini dilakukan pada usia kehamilan 10 minggu sampai aterm.
10
1. Perdarahan
Perdarahan pervaginam tidak umum terjadi setelah transabdominal (TA)
CVS, namun ditemukan 7%-10% pada pasien dengan prosedur transervikal (TC).
Flek minimal biasa terjadi dan dapat terjadi pada hampir sepertiga perempuan
dengan prosedur transervikal. Pada kebanyakan kasus, perdarahan bersifat selflimited dan outcome kehamilan baik.
Hematoma subkorionik dapat terlihat segera setelah pengambilan sampel
pada 4% pasien. Hematoma biasanya menghilang sebelum kehamilan 16 minggu
dan jarang berkaitan dengan outcome buruk. Kasus perdarahan hebat dan
menyebabkan hematoma terjadi akibat tak sengaja menempatkan kateter TC ke
dalam desidua basalis yang mendasari korion frondosum. Menghindari
manipulasi yang tidak penting dapat mencegah perdarahan dan meminimalisir
komplikasi ini.
2. Infeksi
Sejak perkembangan awal TC CVS, sudah dipahami bahwa memasukkan
instumen melalui transvaginal akan membuat flora vaginal masuk ke uterus.
Kemungkinan ini telah dikonfirmasi dengan kultur bakteri dari kateter yang
digunakan pada CVS.
Infeksi setelah TA CVS juga dapat terjadi pada beberapa kasus akibat
masuknya flora usus ke uterus melalui jarum. Namun, pada praktek klinis,
insiden korioamnionitis post-CVS sangat rendah. Pada penelitian terbaru di US
infeksi, yang mungkin menjadi penyebab abortus, hanya terjadi pada 0,3% dari
2000 kasus TC CVS.
3. Ketuban Pecah (Rupture membrane)
Ketuban pecah akut diketahui baik dari keluarnya cairan banyak secara jelas
atau menurunnya cairan amnion pada evaluasi dengan USG. Ketuban pecah
merupakan komplikasi yang paling jarang. Ruptur dapat disebabkan trauma
mekanik pada korion saat pengambilan sampel atau iritasi dan inflamasi kronis
11
4. Abortus
Tingkat kejadian abortus mulai dari waktu dilakukannya CVS sampai usia
kehamilan 28 minggu rata-rata adalah 2%-3%. Simpson et melaporkan bahwa
3,2% dari 220 perempuan dengan usa rata-rata 30 tahun mengalami abortus.
Karena kebanyakan perempuan yang menjalani CVS berusia lebih dari 35 tahun
dan kejadian abortus spontan banyak terjadi di usia ibu yang tua, variabel ini juga
dipertimbangkan.
12
13
jaringan maternal.
Kontaminasi jaringan desidua ibu pada sampel yang dikultur dapat
memberikan hasil negatif palsu, dan hal ini sering terjadi bila hanya sedikit
sampel yang terambil.
BAB III
KESIMPULAN
1.
14
tertentu pada trimester pertama. CVS biasanya dilakukan pada hari ke 70-91
setelah HPHT atau usia kehamilan antara 10-12 minggu.
2.
3.
4.
Ada dua jenis teknik pengambilan sampel pada CVS yaitu teknik transervikal
dan transabdominal.
5.
DAFTAR PUSTAKA
15
1992;327:594-8.
3. Hahnemann N. Early prenatal diagnosis: a study of biopsy techniques and cell
culturing from extraembryonic membranes. Clin Genet 1974;6:294-306.
4. Brambati B, Oldrini A, Lanzani A. Transabdominal and transcervical chorionic
villus sampling: efficiency and risk evaluation of 2,411 cases. Am J Med
Genet 1990;35: 160-4.
5. Firth HV, Boyd PA, Chamberlain PF, et al. Analysis of limb reduction defects in
babies exposed to chorionic villus sampling. Lancet 1994;343(8905):1069.
6. Simoni G, Brambati B, Danesino C, et al. Efficient direct chromosome analyses
and enzyme determinations from chorionic villi samples in the first trimester
of pregnancy. Hum Genet 1983;63:349.
16