Bab Iii
Bab Iii
TINJAUAN KHUSUS
16
17
2. PT. Kimia Farma Apotek; dengan kegiatan utama ritel farmasi, laboratorium
klinik, klinik kesehatan.
3. PT. Kimia Farma Trading & Distribution; dengan kegiatan utama
perdagangan dan distribusi.
PT. Kimia Farma Apotek adalah anak
Kimia Farma untuk mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam
upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan maka
Apotek Kimia Farma memimpin pasar dibidang perapotikan dengan penguasaan
pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek dari seluruh Indonesia.
Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep
dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik dan
pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia
Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat
melayani informasi obat dengan baik.
Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari strategi perusahaan
dalam memanfaatkan momentum pasar bebas, dimana pihak yang memiliki
jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.
PT. Kimia Farma Apotek yang dahulu terkoordinasi dalam Unit Apotek
Daerah (UAD) sejak bulan Juli tahun 2004 dibuat dalam orientasi Business
Manager (BM) dan apotek pelayanan sebagai hasil restrukturisasi organisasi yang
dilakukan. Manajemen PT. Kimia Farma Apotek melakukan perubahan struktur
(restrukturisasi) organisasi dan sistem pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
dengan pendekatan efisiensi, produktifitas, kompetensi dan komitmen dalam
rangka mengantisipasi perubahan yang ada.
Salah satu perubahan yang dilakukan adalah dengan mengubah persepsi dan
citra lama tentang Kimia Farma. Dengan konsep baru bahwa setiap apotek Kimia
Farma bukan lagi terbatas sebagai gerai untuk jual obat, tetapi menjadi pusat
pelayanan kesehatan atau health centre, yang didukung oleh berbagai aktivitas
18
penunjang seperti laboratorium klinik, optik, praktek dokter, dan gerai untuk obatobatan tradisional Indonesia seperti herbal medicine.
Perubahan yang dilakukan secara fisik antara lain dengan memperbaharui
penampilan eksterior dan interior dari apotek-apotek Kimia Farma yang tersebar
di seluruh Indonesia. Bersamaan itu diciptakan pula budaya baru di lingkungan
setiap Apotek untuk lebih berorientasi kepada pelayanan konsumen, dimana setiap
Apotek Kimia Farma haruslah mampu memberikan pelayanan yang baik,
penyediaan obat yang baik dan lengkap, berikut pelayanan yang cepat dan terasa
nyaman.
Terdapat dua jenis apotek di Kimia Farma, yaitu Apotek Administrator yang
sekarang disebut sebagai Business Manager (BM) dan Apotek Pelayanan. Apotek
BM membawahi beberapa Apotek Pelayanan yang berada dalam suatu wilayah.
Apotek BM bertugas menangani pembelian, penyimpanan barang dan
administrasi apotek pelayanan yang berada di bawahnya.
Dengan adanya konsep BM diharapkan pengelolaan aset dan keuangan dari
apotek dalam satu area menjadi lebih efektif dan efisien, demikian juga
kemudahan dalam pengambilan keputusan-keputusan yang menyangkut antisipasi
dan penyelesaian masalah.
Sejarah khusus tentang Apotek Kimia Farma 11 pertama didirikan di jalan
Merdeka, kemudian berpindah lokasi ke jalan Diponegoro No.40 lalu sekarang
berpindah dan berada di jalan Supratman No.72 Bandung.
19
3.1.2
Apoteker Pengelola
Apotek (APA)
Apoteker
Pendamping 1
Apoteker
Pendamping 2
Supervisor
Tenaga Teknis
Kefarmasian
Non Tenaga
Teknis
Kefarmasian
20
Kasir
Pengadaan
Juru Resep
APOTEK KIMIA
FARMA 11
Dr. Maximus.,
SpOG
Apote
k
Cilaki
Gambar 3
Denah lokasi apotek Kimia Farma 11
21
13
14
12
15
16
11
10
17
18
9
19
5
21
2
20
4
1
Gambar 4
Denah tata ruang apotek Kimia Farma 11
Keterangan:
1. Parkir
2. Swalayan
3. Ruang tunggu
4. Tempat pelayanan, penyimpanan
obat dan kasir
5. Ruang racik
6. Optik
7. Ruang APA
8. Praktek dokter ahli Syaraf
9. Ruang tunggu pasien dan taman
10. Penyimpanan sementara
11. Ruang fisioterapi
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Klinik Fisioterapi
Dapur
Alat kebersihan
Mushola
Toilet wanita
Toilet pria
Praktek Dokter Gigi
Praktek Dokter THT
Praktek Dokter penyakit
kulit dan kelamin
21. Praktek Dokter Umum
22
Supervisor
Supervisor adalah seorang asisten apoteker yang sudah senior dan
bertanggung jawab langsung kepada pimpinan apotek, dalam hal ini adalah
Apoteker Pengelola Apotek. Supervisor memiliki fungsi managerial dimana
supervisor sebagai manajer harus melakukan berbagai kegiatan untuk menjamin
bahwa tujuan kelompok kerjanya dapat dicapai. Kegiatan pokok yang dilakukan
yaitu:
1. Planning (perencanaan)
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam perencanaan adalah :
a. Menentukan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai (kuantitas, kualitas
dan waktu).
23
b. Mengembangkan
beberapa
alternatif
atau
pilihan
kegiatan
serta
2. Organizing (pengorganisasian)
Organizing yaitu kegiatan menentukan dan mengatur penggunaan
sumberdaya yang dimiliki. Dalam pengorganisasian mencakup kegiatankegiatan seperti:
a. Mengatur penggunaan alat, fasilitas dan sumber daya yang lain.
b. Mengatur pelaksanaan tugas diantara anggota-anggota kelompok kerja
(pembagian tugas).
c. Menentukan uraian tugas untuk para pelaksana.
3. Actuating (pelaksanaan)
Istilah pelaksanaan dalam pengertian manajemen mencakup beberapa hal
antara lain:
a. Memberi intruksi atau perintah dan pengarahan.
b. Memberikan motivasi, semangat dan dorongan kerja.
c. Memberikan bimbingan dan pembinaan.
4. Controlling (pengendalian)
Pengendalian mempunyai arti lebih luas daripada pengawasan, karena
pengendalian meliputi kegiatan pencegahan :
a. Mengumpulkan informasi dan data tentang kemajuan dan hasil.
b. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan sasaran yang telah
ditentukan dalam rencana serta melihat apakah terjadi penyimpangan.
c. Menganalisa penyimpangan yang terjadi serta mencari sebab-sebabnya.
24
meluasnya
penyimpangan
ataupun
meningkatkan
hasil
palaksanaan tugas.
Seorang supervisor harus menguasai dan menerapkan Total Quality
Management (TQM) yaitu sistem manajemen yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan (customer satisfaction) dengan kegiatan yang diupayakan benar sekali
(right first time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement)
dan memotivasi karyawan.
3.3.4
Asisten Apoteker
Asisten apoteker di apotek Kimia Farma 11 terdiri dari 9 orang TTK
(termasuk Supervisor) dan 2 orang Non TTK yang merangkap sebagai juru racik
dan kasir serta proses pelayanan terhadap konsumen.
3.3.5
Juru Resep
Juru resep bertugas membantu apoteker maupun asisten apoteker dalam
25
modal
menjadi
cepat,
menghindari
kerusakan
barang,
dan
memperkecil kemungkinan barang hilang, Obat, alat kesehatan, dan barangbarang OTC (Over The Counter) yang tinggal sedikit atau sudah habis dicatat
pada buku defekta, kemudian pemesanan dan pembelian barang didasarkan pada
buku defekta.
Tujuan pengadaan adalah mendapatkan perbekalan farmasi dengan harga
yang layak, dengan mutu yang baik, pengiriman yang tepat waktu, proses berjalan
dengan lancar dan tidak butuh tenaga dan waktu yang berlebih.
Pengadaan dapat didapat melalui :
a. Pembelian
1. Secara tender ( oleh panitia pengadaan barang farmasi )
2. Secara langsung dari pabrik atau distributor atau pedagang besar farmasi
b. Produksi atau Pembuatan sediaan farmasi
1. Produksi steril
2. Produksi non steril
c. Sumbangan atau dropping atau hibah
Perencanaan pengadaan barang di Apotek Kimia Farma 11 Bandung
berawal dari permintaan barang berdasarkan daftar obat dalam buku defekta.
Buku defekta adalah buku yang berisikan nama atau daftar obat yang akan habis
atau yang telah habis. Selain itu, perencanaan pengadaan barang dapat ditentukan
berdasarkan analisis pareto (Sistem ABC). Analisis pareto A adalah barang-barang
dengan kuantitas 15-20% dari total jenis produk yang disediakan, yang bernilai
80% omset. Pareto B adalah barang-barang dengan kuantitas 25-40% dari total
jenis produk yang disediakan, yang bernilai 15% omset. Pareto C adalah barangbarang dengan kuantitas 45-60% dari total jenis produk yang disediakan, yang
26
sebagai berikut :
a. Karyawan melakukan analisis kebutuhan barang dan membuat rencana
pengadaan untuk menentukan jenis dan jumlah barang yang akan dipesan.
b. Pemesanan barang dilakukan dengan mengirimkan BPBA (Bon Permintaan
Barang Apotek) melalui program Kimia Farma Information System (KIS)
secara online ke Bisnis Manager (BM) setiap hari sabtu. Kemudian BM akan
mengeluarkan Surat pesanan gabungan (BM akan merekap BPBA dari setiap
apotek menjadi surat pesanan (SP) gabungan. Selanjutnya, BM mengirim SP
gabungan ke PBF terpilih, PBF yang menjadi pilihan BM adalah distributor
resmi yang sudah bekerjasama dengan baik, memberikan pelayanan yang
cepat, diskon yang besar, kualitas barang terjamin dan pembayaran barang
secara kredit.
c. PBF akan mengirimkan barang-barang yang telah dipesan kesetiap apotek
beserta faktur sebagai bukti pembelian barang.
d. Apotek pelayanan pun dapat melakukan dropping barang jika barang yang
dipesan tersedia di BM.
Pengadaan di Apotek kimia Farma 11 ini dilakukan seminggu sekali.
Biasanya barang dipesan pada hari sabtu. Jumlah yang akan dipesan didasarkan
pada perkiraan kebutuhan sebelumnya, barang yang telah dicatat dalam buku
defekta dan barang yang telah diklasifikasikan berdasarkan pareto kemudian
dilakukan pemesanan oleh bagian pengadaan ke Business Manager (BM) dengan
menggunakan Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA). Barang yang dipesan
akan dikirim oleh distributor disertai dengan faktur, atau oleh Business Manager
(BM) yang berada di Cihampelas.
Pemesanan obat-obat precursor, golongan narkotika dan psikotropika
menggunakan Surat Pesanan (SP) khusus yang ditandatangani oleh APA. Lembar
surat pesanan narkotika hanya dipergunakan untuk satu item obat saja, sedangkan
27
untuk satu
Penerimaan
Penerimaan perbekalan farmasi yaitu proses penerimaan barang-barang
yang telah dikirim dari distributor baik dari PBF maupun BM yang dipesan
sebelumnya. Pada saat barang diterima dicek kesesuaian surat pembelian, bon
penerimaan, nomor batch, jumlah barang, faktur, dan tanggal kadaluarsa.
Apabila barang telah diterima, faktur diberi stampel penerimaan barang,
dan faktur diberi nomor. Faktur yang asli diserahkan ke PBF sebagai tanda terima
dan akan digunakan sebagai alat tagih. Dua salinannya ditinggal di apotek untuk
arsip dan satu salinannya diserahkan ke BM. Jika barang yang datang tidak sesuai
dengan pesanan, maka dibuat retur untuk pengembalian barang ke distributor
yang bersangkutan. Seluruh faktur pembelian disusun berdasarkan nomor PBF
dan data dikirim ke Braga, kemudian data diambil melalui email.
Pedoman dalam penerimaan perbekalan farmasi :
a. Pabrik harus mempunyai Sertifikat Analisa
b. Barang harus bersumber dari distributor utama
c. Harus mempunyai Material Safety Data Sheet ( MSDS )
d. Barang diterima oleh petugas penerima dan panitia penerima melakukan
pemeriksaan sesuai dengan pemesanan, memeriksa tanggal expire date,
jumlah, adakah kerusakan atau tidak
e. Jika barang sudah dinyatakan sesuai maka barang akan masuk kegudang
dengan pericantuman tanda terima
f. Jika barang tidak sesuai atau mengalami kerusakan atau pun tanggal expire
date terlalu dekat maka dilakukan retur
g. Waktu expire date minimal 2 tahun.
3.4.3
Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
28
Penyaluran Barang
Penyaluran barang di apotek dilakukan untuk melayani penjualan obat-
obat dengan resep dan penjualan obat tanpa resep atau upaya
pengobatan diri
sendiri (UPDS), yang meliputi obat bebas dan obat bebas terbatas. Penyaluran
barang dengan resep dapat berupa resep tunai dan resep kredit.
Pendistribusian produk menggunakan system FIFO (First In First Out)
dan FEFO (First Expired First Out). Sistem FIFO yaitu produk yang diterima
merupakan produk yang pertama dijual sedangkan system FEFO adalah produk
dengan tanggal kadaluarsa yang lebih cepat merupakan produk pertama yang
dijual. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya produk yang kadaluarsa belum
terjual. Namun, jika produk telah kadaluarsa tapi belum terjual, maka produk akan
dipisahkan dari rak obat.
3.5 Pengelolaan Administrasi
29
karyawan,
menghitung
jam
lembur,
menyelenggarakan
3.5.2
Administrasi Keuangan
Administrasi keuangan mencakup kegiatan pembukuan (akunting) dan
pelaporan keuangan.
1. Akunting (pembukuan)
Kegiatan akunting atau pembukuan merupakan suatu sistem pencatatan
transaksi dagang dan keuangan. Termasuk di dalamnya adalah kegiatan
penganalisaan, pembuktian dan pembuatan laporan.
2. Pengelolaan keuangan
Pengelolaan dan administrasi keuangan meliputi penerimaan, penyimpanan
dan pengeluaran uang.
30
3. Pelaporan keuangan
Laporan keuangan berfungsi sebagai pemberi informasi mengenai
perubahan-perubahan yang terjadi pada keuangan karena adanya kegiatan
operasional transaksi jual-beli barang atau jasa selama pada kurun waktu
tertentu. Akuntasi keuangan adalah suatu proses pencatatan dan pengukuran
informasi mengenai perkembangan keuangan suatu perusahaan.
Laporan keuangan dibuat per hari kemudian dibuat laporan per bulan, per
triwulan, dan pertahun. Bentuk-bentuk laporan keuangan yang ada di apotek
umumnya terdiri dari tiga bentuk yaitu:
a. Laporan laba - rugi, yaitu laporan yang menggambarkan tentang aliran
pendapatan dan biaya operasional yang dikeluarkan selama periode waktu
tertentu.
b. Laporan neraca, yaitu laporan yang menggambarkan tentang potret kondisi
kekayaan apotek pada tanggal tertentu.
31
c. Laporan aliran kas, yaitu laporan yang menggambarkan tentang aliran kas
yang masuk dan keluar pada periode tertentu.
4. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan yang dilakukan di Apotek Kimia Farma 11 meliputi :
a. Uji Petik
Uji petik merupakan cara untuk mengecek kehilangan atau ketersediaan
barang diapotek yang dilakukan setiap hari. Cara melakukan uji petik adalah
secara sampling diambil 30 item barang, uji petik dilakukan kepada 20 item
diswalayan farmasi dan 10 item barang di Ethical. Kemudian dihitung
jumlah fisik dan kemudian dicek apakah sesuai dengan jumlah dikartu stock
dan database dikomputer. Kemudian dilakukan evaluasi data. Hasil uji petik
yang baik yaitu tidak lebih dari 20%.
b. Pencatatan Defekta dan Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA)
Defekta berisi keperluan barang yang habis atau hampir habis selama
pelayanan atau barang-barang yang stoknya dianggap kurang karena barang
tersebut diperkirakan akan cepat terjual (Fast Moving) , sehingga harus
segera dipesan agar dapat tersedia secepatnya sebelum stok habis.
Seluruh barang yang masuk dan keluar dicatat didalam kartu stok.
Apabila ada barang yang kosong atau jumlahnya tidak memadai, maka
petugas yang melayani resep harus menulis dalam buku defekta sesuai
dengan tugas masing-masing pemegang rak. Hal ini berguna untuk
mengetahui jenis barang yang harus dipesan atau dibeli.
Catatan barang yang perlu dibeli defekta diketik ulang dan direkap
menjadi Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA). BPBA terdiri dari nama
barang, keterangan, stok, pareto, jumlah, kemasan, jumlah pemberian, harga
satuan dan jumlah permintaan.
c. Laporan Stock Opname
Stock Opname adalah pemeriksaan jumlah dan kondisi fisik barang
yang dilakukan setiap 3 (tiga) bulan. Pemeriksaan dilakukan untuk
mengecek apakah jumlah fisik barang sesuai dengan data dalam katu stok
atau data dikomputer. Stok fisik yang dihitung adalah sisa fisik barang saat
berakhirnya periode stock opname. Untuk obat-obat yang waktu
kadaluarsanya tinggal 3 bulan lagi sebaiknya dipisahkan dan jika
memungkinkan ditukarkan ke distributor yang bersangkutan.
Tujuan dari Stock Opname adalah :
32
a)
b)
c)
d)
e)
dilakukan setiap hari. BSK dan LIPH merupakan suatu dokumen yang
berfungsi sebagai alat pembuktian uang yang masuk ke apotek sesuai
barang yang dijual. BSK adalah dokumen tanda terima setoran kasir dari
BM ke Apotek, sedangkan LIPH adalah penerimaan uang di Apotek yang
berasal dari penjualan obat dan perbekalan kesehatan lainnya, baik melalui
resep maupun non resep (UPDS), yang selanjutnya dilaporkan ke unit
Business Manager (BM).
3.6 Uraian Tugas dan Kewenangan Asisten Apoteker
Asisten apoteker bekerja dibawah seorang apoteker, namun assisten
apoteker mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Mendata kebutuhan barang.
b. Menata, merawat dan menjaga keamanan barang.
c. Melakukan penjualan dengan harga yang telah ditetapkan.
d. Melayani konsumen dengan ramah dan santun
Selain tugas yang diberikan, adapun wewenang asisten apoteker yaitu
sebagai berikut:
a. Memelihara keamanan uang dan surat berharga lainnya.
b. Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kecepatan penyajian laporan
c.
d.
e.
f.
apoteker.
g. Mengisi buku defekta.