org/wiki/Induktor
Induktor
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Induktor
Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan
berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh
induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar
yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam
kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu komponen elektronik
dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan
kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-balik.
Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak
memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi,
beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi,
induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya
pada resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya di dalam inti karena efek
histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena penjenuhan.
Daftar isi
1 Fisika
2 Faktor Q
3 Penggunaan
4 Konstruksi induktor
5 Jenis-jenis lilitan
o 5.1 Lilitan ferit sarang madu
o 5.2 Lilitan inti toroid
6 Rumus induktansi
8 Lihat pula
9 Sinonim
10 Catatan
11 Pranala luar
Fisika
Induktansi (L) (diukur dalam Henry) adalah efek dari medan magnet yang terbentuk disekitar
konduktor pembawa arus yang bersifat menahan perubahan arus. Arus listrik yang melewati
konduktor membuat medan magnet sebanding dengan besar arus. Perubahan dalam arus
menyebabkan perubahan medan magnet yang mengakibatkan gaya elektromotif lawan melalui
GGL induksi yang bersifat menentang perubahan arus. Induktansi diukur berdasarkan jumlah
gaya elektromotif yang ditimbulkan untuk setiap perubahan arus terhadap waktu. Sebagai
contoh, sebuah induktor dengan induktansi 1 Henry menimbulkan gaya elektromotif sebesar 1
volt saat arus dalam indukutor berubah dengan kecepatan 1 ampere setiap sekon. Jumlah lilitan,
ukuran lilitan, dan material inti menentukan induktansi.
Faktor Q
Sebuah induktor ideal tidak menimbulkan kerugian terhadap arus yang melewati lilitan. Tetapi,
induktor pada umumnya memiliki resistansi lilitan dari kawat yang digunakan untuk lilitan.
Karena resistansi lilitan terlihat berderet dengan induktor, ini sering disebut resistansi deret.
Resistansi deret induktor mengubah arus listrik menjad bahang, yang menyebabkan pengurangan
kualitas induktif. Faktor kualitas atau "Q" dari sebuah induktor adalah perbandingan reaktansi
induktif dan resistansi deret pada frekuensi tertentu, dan ini merupakan efisiensi induktor.
Semakin tinggi faktor Q dari induktor, induktor tersebut semakin mendekati induktor ideal tanpa
kerugian.
Faktor Q dari sebuah induktor dapat diketahui dari rumus berikut, dimana R merupakan
resistansi internal dan adalah resistansi kapasitif atau induktif pada resonansi:
Dengan menggunakan inti feromagnetik, induktansi dapat ditingkatkan untuk jumlah tembaga
yang sama, sehingga meningkatkan faktor Q. Inti juga memberikan kerugian pada frekuensi
tinggi. Bahan inti khusus dipilih untuk hasil terbaik untuk jalur frekuensi tersebut. Pada VHF
atau frekuensi yang lebih tinggi, inti udara sebaiknya digunakan.
Lilitan induktor pada inti feromagnetik mungkin jenuh pada arus tinggi, menyebabkan
pengurangan induktansi dan faktor Q yang sangat signifikan. Hal ini dapat dihindari dengan
menggunakan induktor inti udara. Sebuah induktor inti udara yang didesain dengan baik dapat
memiliki faktor Q hingga beberapa ratus.
Sebuah kondensator nyaris ideal (faktor Q mendekati tak terhingga) dapat dibuat dengan
membuat lilitan dari kawat superkonduktor pada helium atau nitrogen cair. Ini membuat
resistansi kawat menjadi nol. Karena induktor superkonduktor hampir tanpa kerugian, ini dapat
menyimpan sejumlah besar energi listrik dalam lilitannya.
Penggunaan
Induktor dengan dua lilitan 47mH, sering dijumpai pada pencatu daya.
Induktor sering digunakan pada sirkuit analog dan pemroses sinyal. Induktor berpasangan
dengan kondensator dan komponen lain membentuk sirkuit tertala. Penggunaan induktor
bervariasi dari penggunaan induktor besar pada pencatu daya untuk menghilangkan dengung
pencatu daya, hingga induktor kecil yang terpasang pada kabel untuk mencegah interferensi
frekuensi radio untuk dprd melalui kabel. Kombinasi induktor-kondensator menjadi rangkaian
tala dalam pemancar dan penerima radio. Dua induktor atau lebih yang terkopel secara magnetik
membentuk transformator.
Induktor digunakan sebagai penyimpan energi pada beberapa pencatu daya moda sakelar.
Induktor dienergikan selama waktu tertentu, dan dikuras pada sisa siklus. Perbandingan transfer
energi ini menentukan tegangan keluaran. Reaktansi induktif XL ini digunakan bersama
semikonduktor aktif untuk menjaga tegangan dengan akurat. Induktor juga digunakan dalam
sistem transmisi listrik, yang digunakan untuk mengikangkan paku-paku tegangan yang berasal
dari petir, dan juga membatasi arus pensakelaran dan arus kesalahan. Dalam bidang ini,
indukutor sering disebut dengan reaktor.
Induktor yang memiliki induktansi sangat tinggi dapat disimulasikan dengan menggunakan
girator.
Konstruksi induktor
Jenis-jenis lilitan
Lilitan ferit sarang madu
Lilitan sarang madu dililit dengan cara bersilangan untuk mengurangi efek kapasitansi
terdistribusi. Ini sering digunakan pada rangkaian tala pada penerima radio dalam jangkah
gelombang menengah dan gelombang panjang. Karena konstruksinya, induktansi tinggi dapat
dicapai dengan bentuk yang kecil.
dengan menghubungkannya menjadi berbentuk donat, sehingga menyatukan kutub utara dan
selatan. Pada lilitan toroid, medan magnet ditahan pada lilitan. Ini menyebabkan lebih sedikit
radiasi magnetik dari lilitan, dan kekebalan dari medan magnet eksternal.
Rumus induktansi
Konstruksi
Rumus
L = induktansi
0 = permeabilitas vakum
K = koefisien Nagaoka
N = jumlah lilitan
r = jari-jari lilitan
l = panjang lilitan
L = induktansi
l = panjang kawat
d = diameter kawat
L = induktansi (H)
N = jumlah lilitan
L = induktansi (H)
Lilitan silinder
Kawat lurus
N = jumlah lilitan
L = induktansi
N = jumlah lilitan
d = tebal lilitan
L = induktansi
0 = permeabilitas vakum
N = jumlah lilitan
r = jari-jari gulungan
D = diameter keseluruhan
Inti toroid
(Pegiatikan bahwa sumber tegangan harus berlawanan kutub dengan arus awal)
atau dengan menambahkan sumber arus berjajar dengan induktor, dengan harga:
dimana
L adalah induktansi
adalah arus awal
Jejaring induktor
Induktor dalam konfigurasi kakap memiliki beda potensial yang sama. Untuk menemukan
induktansi ekivalen total (Leq):
Arus dalam induktor deret adalah sama, tetapi tegangan yang membentangi setiap induktor bisa
berbeda. Penjumlahan dari beda potensial dari beberapa induktor seri sama dengan tegangan
total. Untuk menentukan todu total digunakan rumus:
Hubungan tersebut hanya benar jika tidak ada kopling magnetis antar kumparan.