Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Epulis adalah istilah yang nonspesifik untuk tumor dan massa seperti tumor pada
gingiva (gusi). Faktor predisposisi dari epulis adalah iritasi kronis lokal misalnya kalkulus,
karies servikal, sisa akar gigi. Epulis dapat dibedakan berdasarkan etiologi terjadinya antara
lain: epulis kongenitalis, epulis fibromatosa, epulis granulomatosa, epulis fissuratum, epulis
gravidarum, epulis angiomatosa.1,2,3
Epulis fibromatosa merupakan epulis yang lebih sering dijumpai dibandingkan
dengan epulis jenis lainnya dan sering mengalami rekuren bila operasi pengangkatannya
tidak sempurna. Epulis ini terjadi pada rongga mulut terutama pada tepi gingival dan juga
sering terjadi pada pipi dan lidah.3
Epulis kongenital merupakan kondisi kongenital yang sangat jarang ditemui pada
bayi saat kelahiran. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa epulis kongenital lebih banyak
dijumpai pada bayi perempuan daripada bayi laki-laki dengan rasio 8:1 dan terbanyak terjadi
pada maksila (rahang atas).4
Perubahan hormon yang yang terjadi saat hamil berpengaruh besar terhadap
kesehatan gigi dan mulut termasuk gusi. Perubahan hormon ini menyebabkan terjadinya
perlunakan pembuluh darah gusi sehingga menyebabkan peradangan pada gusi. Angka
kejadian epulis gravidarum berkisar antara 0.2-5% dari ibu hamil.5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Epulis adalah suatu tumor yang bersifat jinak non-neoplastic dan pertumbuhannya
berada di atas gingiva (interdental papilla) atau gusi yang berasal dari periodontal dan
jaringan periosteum. Secara harafiah, epulis berarti pada gingiva. Epulis dapat bersifat
fibrous, hiperplastik, maupun granulatif. Dalam pertumbuhannya, epulis bisa tidak
bertangkai atau biasa disebut sensile dan bisa bertangkai (peduncullated).1,2
B. Faktor Predisposisi
Epulis biasa disebabkan akibat iritasi lokal misalnya kalkulus, karies servikal, dan
sisa akar gigi.1,2
C. Jenis - jenis epulis
Berdasarkan etiologi terjadinya, epulis dapat dibedakan menjadi epulis
kongenital, epulis fibromatosa, epulis granulomatosa, epulis fissuratum, epulis
gravidarum, dan epulis angiomatosa.2,3
a. Epulis Kongenital 4,6
Epulis kongenital biasa disebut juga dengan tumor sel granular (granular cell
tumor) atau tumor Neumans. Penyebab dari terjadinya epulis kongenital belum pasti
namun diyakini epulis ini berasal dari sel-sel mesenkim primitif yang asalanya dari
neural crest.
Epulis tipe ini adalah kondisi kongenital yang sangat jarang ditemui dan terjadi
pada bayi saat kelahiran. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa epulis kongenital
2

lebih banyak dijumpai pada bayi perempuan daripada bayi laki-laki dengan rasio 8:1 dan
terbanyak terjadi pada maksila (rahang atas) dibandingkan mandibular (rahang bawah).
Epulis kongenital terdapat pada mukosa bayi baru lahir. Epulis ini terlihat seperti
benjolan yang muncul pada alveoral ridge dalam rongga mulut. Hal ini dapat
menghambat pernafasan dan asupan makanan bayi. Secara klinis, massa peduncullated
kadang multilobuler dan berwarna merah muda. Konsistensinya lunak dan biasanya dapat
mengecil secara spontan, sehingga terapi dengan eksisi dilakukan hanya jika dibutuhkan.
Pada sebagian besar kasus, epulis cenderung mengecil dengan sendirinya dan
menghilang saat bayi mencapai usia sekitar 8 bulan. Tetapi, pada lesi yang lebih besar
dapat menggangu pernafasan dan menyusui sehingga perlu dilakukan pembedahan.

Gambar di atas merupakan contoh gambaran klinis epulis kongenital dari seorang anak
perempuan berusia 4 bulan. Keterangan :
a = Epulis berukuran 0,8 cm x 0,5 cm, bertangkai, halus, massa jaringan lunak pada
anterior maksilaris kiri
b = Gambaran klinis 1 bulan pasca operasi. Erupsi gigi normal.
c = Gambaran klinis 5 bulan pasca operasi. Luka bekas operasi sudah sembuh total, tidak
ada tanda-tanda rekurensi.
d = Gambaran klinis 8 bulan pasca operasi. Perumbuhan gigi normal, tidak ada tanda
rekurensi pertumbuhan epulis.
b. Epulis Fibromatosa 2,7
Epulis ini terjadi pada rongga mulut terutama pada tepi gingiva dan juga sering
terjadi pada pipi dan lidah. Etiologinya berasal dari iritasi kronis yang menyebabkan
reaksi hyperplasia dan jaringan fibrous. Epulis jenis ini tidak mudah berdarah dan tidak
menimbulkan rasa sakit.
Secara klinis, epulis fibromatosa menunjukkan suatu gambaran dungkul seperti
gunung atau berbentuk pedunculated atau bertangkai dan berbatas jelas dengan warna
sedikit agak pucat dari jaringan sekitar atau berwarna merah muda. Permukaannya halus
dengan konsistensi kenyal dan padat dengan ukuran yang bervariasi (diameter antara 1
2,5 cm).
Terapinya yaitu elminasi faktor penyebab dan eksisi. Biasanya menghasilkan
prognosa yang baik.

Epulis Fibromatosa
c. Epulis Granulomatosa 2,3,8
Epulis granulomatosa dapat terjadi pada semua umur, tetapi paling banyak
ditemukan pada umur 40 60 tahun, terutama pada wanita.
Epulis granulomatosa merupakan lesi yang timbul akibat dampak pasca bedah
dari soket setelah dilakukan ekstraksi. Epulis ini terjadi pada interdental gingival,
benjolan

massa

irregular,

warna

kemerahan/kebiruan,

bertangkai,

konsistensi

linak/lembek sehingga mudah berdarah.


Gambaran klinisnya merupakan suatu dungkul bertangkai dengan warna
kemerahan dan mudah berdarah dengan permukaan yang granuler, konsistensi lunak
disertai nyeri tekan dan kadang-kadang dapat disertai suatu ulserasi. Lokasi terbanyak di
gingiva tetapi dapat terjadi di seluruh rongga mulut seperti bibir bawah, lidah dan
palatum.

Epulis Granulomatosa
d. Epulis Fissuratum 3,7
Epulis fissuratum biasanya ditemukan pada vestibuler maksila atau mandibula
dan berhubungan dengan pinggiran gigi palsu. Kebanyakan epulis fissuratum terjadi pada
ras kulit putih dan kasusnya kebanyakan terjadi pada wanita yang memakai gigi tiruan
yang tidak tepat pada jangka waktu yang agak lama. Epulis ini tampak sebagai lipatan
jaringan fibrous pada lipatan vestibulum yang tidak disertai dengan tanda peradangan dan
tidak menimbulkan rasa sakit kecuali bila terjadi infeksi sekunder, fibrous hyperplasia,
dan proliferasi epitel/ulkus.
Penyebab dari epulis fissuratum adalah iritasi kronis ringan pada tempat
pemasangan gigi palsu. Iritasi tersebut dapat berasal dari sayap gigi tiruan yang terlalu
lebar atau tepi yang tajam mengakibatkan inflamasi hiperplasi jaringan yang
berploriferasi pada tepi gigi palsu teresbut. Paling sering tekanan dari gigi tiruan yang
tidak tepat ini pertama-tama akan menyebabkan ulserasi traumatik dan akan timbul
hyperplasia mukosa oral.

Epulis Fissuratum
e. Epulis Gravidarum 5,7
Epulis gravidarum atau pregnancy epulis adalah reaksi jaringan granulomatik
yang berkembang pada gusi selama kehamilan. Epulis ini merupakan lesi proliferatif
jinak pada jaringan lunak mulut dengan angka kejadian berkisar dari 0.2 hingga 5% dari
ibu hamil. Granuloma terjadi lebih sering pada maksila, lebih banyak pada daerah
anterior. Epulis gravidarum timbul paling sering pada trimester kedua, dan seering
menunjukkan pertumbuhan yang cepat, meskipun diameternya jarang melebihi 2 cm.
Epulis gravidarum berkembang dengan cepat dan ada kemungkinan berulang
pada kehamilan berikutnya. Epulis ini biasa muncul pada trimester pertama.
Perkembangannya cepat seiring dengan peningkatan hormon estrogen dan progesteron
pada saat kehamilan. Pembesaran gingival akan mengalami penurunan pada kehamilan
bulan ke-9 dan beberapa hari setelah melahirkan. Keadaannya akan kembali normal
seperti sebelum hamil. Faktor lain yang memberatkan adalah kebersihan mulut ibu hamil
yang buruk.
Faktor penyebab epulis gravidarum dapat dibagi menjadi penyebab primer dan
penyabab sekunder. Penyebab primer epulis gravidarum sama halnya sperti pada ibu yang
7

tidak hamil, tetapi perubahan hormonal yang menyertai kehamilan dapat memperberat
reaksi peradangan pada gusi oleh iritasi lokal. Iritasi lokal dapat berupa kalkulus atau
plak yang telah mengalami pengapuran, sisa-sisa makanan, tambalan kurang baik, atau
gigi tiruan yang kurang baik.
Penyebab sekunder
Kehamilan merupakan keadaan fisiologis yang menyebabkan perubahan
keseimbangan hormonal, terutama perubahan hormon estrogen dan progesteron.
Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron dalam massa kehamilan
mempunyai efek bervariasi pada jaringan diantaranya pelebaran pembuluh darah yang
mengakibatkan bertambahnya aliran darah sehingga gingiva mejadi lebih merah,
bengkak, dan mudah mengalami perdarahan.
Gambaran klinisnya berupa suatu dungkul yang bertangkai dengan warna merah
gelap atau kebiruan. Paling sering dijumpai pada gingiva anterior rahang atas. Dengan
konsistensi lunak, mudah berdarah dan kadang-kadang dapat besar sekali. Lokasi biasa di
gingiva dan dapat membesar pada waktu gravid dan mengecil pada waktu post partum.
Umumnya pasien tidak mengeluh rasa sakit namun lesi ini mudah berdarah saat
pengunyahan atau penyikatan gigi. Kebanyakan ukuran lesi tidak lebih dari 2 cm tetapi
pada beberapa kasus dilaporkan ukuran yang jauh lesi lebih besar.
Lesi biasanya akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya segera setelah
ibu melahirkan bayinya, sehingga perawatan yang berkaitan dengan lesi ini sebaiknya
ditunda setelah kelahiran kecuali bila ada rasa sakit dan perdarahan yang terus menerus.

Epulis Gravidarum
f. Epulis Angiomatosa 8,9
Epulis angiomatosa merupakan respon granulasi yang berlebihan yang merupakan
reaksi endotel (proliferasi) dan etiologinya belum diketahui namun diduga karena trauma
atau hemangioma gingiva. Dikatakan respon berlebihan karena pertumbuhan cepat,
berbatas jelas, konsistensi lunak seperti spons, merah erah dan mudah berdarah.
D. Gejala & Pemeriksaan
Epulis ditegakkan melalui anamnesis, permeriksaan fisik serta permeriksaan
biopsi untuk membedakan dengan tumor jinak atau neoplasma lain yang terjadi pada
gusi. Umumnya penderita epulis tidak menyadari adanya lesi tersebut sampai lesi
membesar dan mengganggu fungsi pengunyahan.
Gejala yang timbul pada epulis dapat berupa:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Massa yang berupa tonjolan pada gusi


Terlokalisasi dengan batas tegas
Konsistensi keras atau lunak
Dapat bertangkai atau tidak bertangkai
Kadang-kadang berbolus
Berwarna merah muda hingga keunguan
Dapat berdarah spontan

8. Ukuran bervariasi dari beberapa millimeter hingga mencapai ukuran yang


besar.
E. Prognosis
Prognosis epulis umumnya baik apabila pasien selalu menjaga kebersihan
mulutnya setelah dilakukan eksisi.2,3,9

10

DAFTAR PUSTAKA
1. James, William D; Berger, Timothy G; et al. 2006. Andrews Diseases of the Skin:
Clinical Dermatology. Saunders Elsevier.
2. Rejeki Sri. Buku Ajar Penyakit Gigi dan Mulut. Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma. Surabaya. 2013.
3. Neville, Damm. Oral Maxillofacial Pathology 2nd edition. USA: WB Saunder. 2002.
4. Diniz MB, Giro MA, Angela CC, Costa CA, Hebling J. Congenital Epulis: A Rare Benign
5.
6.
7.
8.

Tumor in the Newborn. J Indian Soc Pedod Prev Dent 2010;28:230-3.


Rabinerson, Kaplan, Dicker, Dekel. Epulis During Pregnancy. Harefuah. 2002.
Sandor. Congenital Epulis: A Surprise in the Neonate. J Can Dent Assoc. 2006.
Pinborg J. Atlas Penyakit Mukosa Mulut. Binarupa Aksara. 2009.
Witjaksono W. 2005. Epulis and Pyogenic Granuloma with Occlusal Interference. Dent J
vol 38.

9. Regezy. Oral Pathology: Clinical Pathologic Correlations. St. Louis, Missoti: Elsevier.

2008.

11

Anda mungkin juga menyukai