Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

BAB I

ALLELOPATI

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kompetisi merupakan bentuk persaingan antar makhluk
hidup untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas. Tumbuhan
dalam persaingan

di

lingkungan mempunyai

bermacam-

macam pertahanan, misalnya duri, berbau, Maupun adanya sekresi


zat kimiawi yang dapat merugikan pertumbuhan tetangganya yaitu
allelopati. Istilah alelopati (allelopathy) pertama kali dikemukakan
DISUSUN OLEH
NAMA

: NOVIDYANA PUSPITA DEWI

NIM

: F1071141058

KELOMPOK

: 2 (DUA)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016

oleh Hans Molisch tahun 1937. Alelopati berasal dari kata allelon
(saling) dan pathos (menderita). Menurut Molisch, alelopati meliputi
interaksi biokimiawi secara timbal balik, yaitu yang bersifat
penghambatan maupun perangsangan antara semua jenis tumbuhan
termasuk mikroorganisme. Menurut Rice tahun 1974, Rice
memberikan batasan alelopati sebagai keadaan merugikan yang
dialami tumbuhan akibat tumbuhan lain, termasuk mikroorganisme,
melalui produksi senyawa kimia yang dilepaskan ke lingkungannya.
Batasan ini kemudian terus diverifikasi dengan berbagai penelitian.
Tahun 1984, Rice melaporkan bahwa senyawa organik yang bersifat
menghambat pada suatu tingkat konsentrasi, ternyata dapat
memberikan pengaruh rangsangan pada tingkat konsentrasi yang

lain. Sejak tahun tersebut, Rice dan sebagian besar ilmuwan yang

Maka dari itu dilakukanlah praktikum tentang Allelopati untuk

menekuni alelopati merujuk terhadap batasan yang dikemukakan

mempelajari pengaruh allelopati terhadap perkecambahan kacang

oleh Molisch. Alelopati kemudian didefinisikan sebagai pengaruh

hijau.

langsung ataupun tidak langsung dari suatu tumbuhan terhadap yang


lainnya, termasuk mikroorganisme, baik yang bersifat positif/

B. Permasalahan

perangsangan,

Adapun permasalahan yang muncul dari praktikum Allelopati

maupun

negatif/penghambatan

terhadap

pertumbuhan, melalui pelepasan senyawa kimia ke lingkungannya.


Allelopati adalah produksi substansi (zat) oleh suatu tanaman
yang merugikan tanaman lain atau mikroba. Ini merupakan topic

adalah
1. Apakah yang dimaksud dengan allelopati ?
2. Bagaimanakah pengaruh allelopati terhadap perkecambahan
kacang hijau ?

yang kontroversi (bertentangan). Masalahnya adalah bahwa tanaman


mengandung substansi yang sangat luas yang bersifat toksik dan
beberapa

percobaan

berusaha

mendemonstrasikan

3. Apakah zat allelopati terdapat pada ketiga bahan yang


diujikan ?

pengaruh

allelopati dengan memberikan ekstrak suatu tanaman kepada biji-biji

4. Apa yang dimaksud dengan tipe persaingan yang bersifat


intraspesifik atau interspesifik ?

ataupun bibit tanaman lain. Terlepas dari kenyataan bahwa ekstrak


suatu tanaman bukanlah material percobaan yang cocok, karena
tidak terdapat di alam, ekstrak tersebut sering kali tidak steril

C. Tujuan Praktikum

sehingga transformasi bakteri barangkali telah berlangsung dan

Tujuan

dalam

praktikum

Allelopati

yaitu

untuk

untuk

biasanya tanaman-tanaman tersebut tidak memiliki hubungan

mempelajari pengaruh allelopati terhadap perkecambahan kacang

ekologi

hijau.

BAB II

pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang

KAJIAN PUSTAKA

teratur (Heddy, 2000).

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh

Istilah alelopati (allelopathy) pertama kali dikemukakan oleh

hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Hans Molisch tahun 1937. Alelopati berasal dari kata allelon (saling)

Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh

dan pathos (menderita). Menurut Molisch, alelopati meliputi

dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling

interaksi biokimiawi secara timbal balik, yaitu yang bersifat

mempengaruhi. Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi.

penghambatan maupun perangsangan antara semua jenis tumbuhan

Ekologi

dapat

termasuk mikroorganisme. Menurut Rice tahun 1974, Rice

mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan

memberikan batasan alelopati sebagai keadaan merugikan yang

atarmakhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat

dialami tumbuhan akibat tumbuhan lain, termasuk mikroorganisme,

hidupnya atau lingkungannya.

melalui produksi senyawa kimia yang dilepaskan ke lingkungannya.

mempelajari

bagaimana

makhluk

hidup

Para ahli ekologi mempelajari hal berikut : pertama,

Batasan ini kemudian terus diverifikasi dengan berbagai penelitian.

perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke

Tahun 1984, Rice melaporkan bahwa senyawa organik yang bersifat

makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor

menghambat pada suatu tingkat konsentrasi, ternyata dapat

yang menyebabkannya. Kedua, perubahan populasi atau spesies

memberikan pengaruh rangsangan pada tingkat konsentrasi yang

pada

yang

lain. Sejak tahun tersebut, Rice dan sebagian besar ilmuwan yang

menyebabkannya. Dan ketiga, terjadi hubungan antarspesies

menekuni alelopati merujuk terhadap batasan yang dikemukakan

(interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara

oleh Molisch. Alelopati kemudian didefinisikan sebagai pengaruh

makhluk hidup dengan lingkungannya. Komponen-komponen

langsung ataupun tidak langsung dari suatu tumbuhan terhadap yang

pembentuk ekosistem adalah komponen hidup (biotik) dan

lainnya, termasuk mikroorganisme, baik yang bersifat positif/

komponen tak hidup (abiotik). Kedua komponen tersebut berada

perangsangan,

waktu

yang

berbeda

dalam

faktor-faktor

maupun

negatif/penghambatan

terhadap

pertumbuhan, melalui pelepasan senyawa kimia ke lingkungannya.

Allelopati adalah produksi substansi (zat) oleh suatu tanaman

lainnya melalui senyawa kimia). Kemampuan untuk menghambat

yang merugikan tanaman lain atau mikroba. Ini merupakan topic

pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu

yang kontroversi (bertentangan). Masalahnya adalah bahwa tanaman

senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan

mengandung substansi yang sangat luas yang bersifat toksik dan

(Odum, 2000).

beberapa

percobaan

berusaha

mendemonstrasikan

pengaruh

Alelopati kebanyakan berada dalam jaringan tanaman,

allelopati dengan memberikan ekstrak suatu tanaman kepada biji-biji

seperti daun, akar,aroma, bunga, buah maupun biji, dan dikeluarkan

ataupun bibit tanaman lain. Terlepas dari kenyataan bahwa ekstrak

dengan cara residu tanaman. Beberapa contoh zat kimia yang dapat

suatu tanaman bukanlah material percobaan yang cocok, karena

bertindak sebagai ealelopati adalah gas-gas beracun. Yaitu

tidak terdapat di alam, ekstrak tersebut sering kali tidak steril

Sianogenesis merupakan suatu reaksi hidrolisis yang membebaskan

sehingga transformasi bakteri barangkali telah berlangsung dan

gugusan HCN, amonia, Ally-lisothio cyanat dan -fenil isitio sianat

biasanya tanaman-tanaman tersebut tidak memiliki hubungan

sejenis gas diuapkan dari minyak yang berasal dari familia

ekologi (Tetelay, 2003).

Crusiferae dapat menghambat perkecambahan. Selain gas, asam

Alelopati merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu

organik, aldehida, asam aromatik, lakton tak jenuh seserhana,

tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat

fumarin, kinon,flavanioda, tanin, alkaloida ,terpenoida dan streroida

pertumbuhan jenis yang lain yang tumbuh bersaing dengan

juga dapat mengeluarkan zat alelopati (Moenadir,1998:73-88).

tumbuhan tersebut. Istilah ini mulai digunakan oleh Molisch pada

Zat-zat kimia atau bahan organik yang bersifat allelopati

tahun 1937 yang diartikan sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis

dilepaskan oleh tumbuhan penghasilnya ke lingkungan tumbuhan

tumbuhan tingkat tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan, dan

lain melalui beberapa cara antara lain melalui serasah yang telah

pembuahan jenis-jenis lainnya (Sumberartha, 2001).

jatuh kemudian membusuk, melalui pencucian daun atau batang

Allelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk

oleh air hujan, melalui penguapan dari permukaan organ-organ

interaksi antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup

tumbuhan, dan eksudasi melalui akar (root exudation) ke dalam

tanah. Contoh jenis tumbuhan yang mengeluarkan zat kimia bersifat


allelopati melalui daun, misalnya

Alang-alang bukan hanya sebagai pesaing bagi tanaman lain

Adenostena fasciculatum,

terutama tanaman pangan dalam mendapatkan air, unsur hara dan

Eucalyptus globules, Camelina alyssum, Erenophylla mitchellii,

cahaya tetapi juga menghasilkan zat alelopati yang menyebabkan

yang mengeluarkan zat allelopati melalui perakaran misalnya

pengaruh negatif pada tanaman lain (Hairiah et al., 2001).

gandum, gandum hitam, dan apel, sedangkan yang mengeluarkan zat

Beberapa alelopat dapat menghambat pertumbuhan yaitu

allelopati melalui pembusukan misalnya Helianthus, Aster, dan

dengan mempengaruhi pembesaran sel tumbuhan. Beberapa

Agropyron repens (Indrianto 2006).

senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat respirasi akar.

Allelopati tentunya menguntungkan bagi spesies yang

Senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat sintesis

menghasilkannya, namun merugikan bagi tumbuhan sasaran. Oleh

protein. Beberapa senyawa alelopati dapat menurunkan daya

karena itu, tumbuhan-tumbuhan yang menghasilkan alelokimia

permeabilitas membran pada sel tumbuhan. Senyawa alelopati dapat

umumnya mendominasi daerah-daerah tertentu, sehingga populasi

menghambat aktivitas enzim (Rohman, 2001)

hunian umumnya adalah populasi jenis tumbuhan penghasil


alelokimia. Dengan adanya proses interaksi ini, maka penyerapan
nutrisi dan air dapat terkonsenterasi pada tumbuhan penghasil

Selain itu dapat dijelaskan bahwa terbentuknya allelopati terdapt


beberapa proses yaitu:

alelokimia dan tumbuhan tertentu yang toleran terhadap senyawa

1. Penguapan : Senyawa alelopati ada yang dilepaskan melalui

ini. Proses pembentukkan senyawa allelopati sungguh merupakan

penguapan. Beberapa genus tumbuhan yang melepaskan

proses interaksi antarspesies atau antarpopulasi yang menunjukkan

senyawa alelopati melalui penguapan adalah Artemisia,

suatu

mempertahankan

Eucalyptus, dan Salvia. Senyawa kimianya termasuk ke

kelangsungan hidup dengan berkompetisi dengan organisme

dalam golongan terpenoid. Senyawa ini dapat diserap oleh

lainnya, baik dalam hal makanan, habitat, atau dalam hal lainnya

tumbuhan di sekitarnya dalam bentuk uap, bentuk embun,

(Soerianegara, 2002).

dan dapat pula masuk ke dalam tanah yang akan diserap

kemampuan

suatu

organisme

untuk

akar.

2. Eksudat akar : Banyak terdapat senyawa kimia yang dapat


dilepaskan oleh akar tumbuhan (eksudat akar), yang
kebanyakan berasal dari asam-asam benzoat, sinamat, dan

BAB III

fenolat.

METODOLOGI

3. Pencucian : Sejumlah senyawa kimia dapat tercuci dari


bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas permukaan

A. Waktu dan Tempat

tanah oleh air hujan atau tetesan embun. Hasil cucian daun

Hari, tanggal : Senin, 7 November 2016

tumbuhan Crysanthemum sangat beracun, sehingga tidak ada

Waktu

: 15. 30 - 17. 00 WIB

jenis tumbuhan lain yang dapat hidup di bawah naungan

Tempat

: Laboratorium Biologi FKIP dan Lokasi


Sampling

tumbuhan ini.

Tanjungpura

4. Pembusukan organ tumbuhan: Setelah tumbuhan atau


bagian-bagian organnya mati, senyawa-senyawa kimia yang
mudah larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagianbagian organ yang mati akan kehilangan permeabilitas
membrannya dan dengan mudah senyawa-senyawa kimia
yang ada didalamnya dilepaskan. Beberapa jenis mulsa dapat
meracuni tanaman budidaya atau jenis-jenis tanaman yang
ditanam pada musim berikutnya.
Oleh karena itu praktikum ini diperlukan karena

Taman

B. Alat dan Bahan


1. Alu dan mortar
2. Blender
3. Cawan petri
4. Corong penyaring
5. Kertas merang
6. Kertas saring
7. Penggaris/benang meteran

bertujuan untuk mengetahui pengaruh allelopati terhadap

8. Pisau/gunting

perkecambahan kacang hijau.

9. Labu ukur

Rektorat

Universitas

10. Whatman #4

Dibiarkan selama 24 jam, lalu disaring dengan

11. Akuades

menggunakan alat penyaring. Ini adalah larutan

12. Akar ilalang

ekstrak yang akan digunakan sebagai perlakuan.

13. Biji kacang hijau


14. Daun akasia

4. Diletakkan masing-masing 10 biji kacang hijau kedalam


petridish

15. Umbi bawang putih

5. Dilakukan perlakuan pada kacang hijau sebagi berikut :


A. Petridish dengan kacang hijau +5 ml akuades

C. Prosedur Kerja

B. Petridish dengan kacang hijau +5 ml elstrak ilalang

1. Dipilih biji kacang hijau yang baik

o Ekstrak perbandingan (1:7)

2. Disiapkan 4 cawan petridish yang telah diberi kertas

o Ekstrak perbandingan (1:14)

merang

o Ekstrak perbandingan (1:21)

3. Dibuat ekstrak ilalang, akasia, dan abwang putih sebagai


berikut :

Diulangi

hal yang

menggunakan

Dihaluskan bagian tumbuhan di atas blender,

ekstrak

sama

dengan

akasia

dan

bawang putih

mortar dan alu atau digunting halus.

C. Petridish dengan kacang hijau +5 ml ektrak akasia

Dibuat ekstrak atau hasil rendaman bagian

D. Petridish dengan kacang hijau +5 ml ekstrak bawang

tumbuhan tersebut dengan akuades dengan


perbandingan sebagai berikut :

putih buat ulangan 3 kali


6. Diamati perkecambahan biji-biji tersebut setiap hari

i.

Bagian tumbuhan dan air (1:7)

selama 10 hari dan diamati pertumbuhan kecambahnya

ii.

Bagian tumbuhan dan air (1:14)

dengan mengukur panjang kecambah.

iii.

Bagian tumbuhan dan air (1:21)

7. Ditentukan persen perkecambahan

8. Dibandingkan hasil pengamatan dengan menggunakan

(1:7 )

RAL dan RAL factorial.

AKASIA
( 1:14 )

A. Hasil Pengamtan
DATA ALELOPATI DAUN AKASIA

KONTROL
(AQUADES)

AKASIA

ULANG
AN

HARI KE- ( RATA-RATA)

AKASIA
( 1:21 )

0,
7

1,
2

2,
5

3,
1

5,
6

7,
1

8,8

0,
1

0,
5

0,
7

0,
9

1,
4

1,
9

2,2

0,
8

1,
5

2,
1

3,
3

5,
2

6,
5

7,
6

9,4

0,

0,

1,

1,

1,

PERLAK
UAN

ULAN
GAN

DAUN

0,
5

0,
9

1,
4

2,
7

3,
4

4,
1

5,6

6,2

0,
2

0,
6

1,
3

2,
5

3,
3

4,
5

4,8

5,3

0,
4

0,
7

1,
2

1,
8

2,6

3,3

0,
6

0,
8

1,
6

2,
7

3,
1

3,
7

4,7

5,1

0,
4

0,
7

1,
6

2,
2

3,
1

4,
9

6,8

0,
4

0,
6

1,
3

1,
9

2,
6

3,
2

5,2

5,9

0,
3

0,
5

1,
7

2,
3

3,
6

4,8

5,4

0,
2

0,
9

1,
5

3,
4

5,
2

5,
5

5,9

6,4

KELAS VA
PERLAKUAN

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

KONSENTRASI
KONT
ROL

(1:
7)

(1:
14)

(1:
21)

4,32

0,

2,5

TO
TAL

8,7

AKASIA

95

1,04

2,
98

2,4
3

2,2
6

8,7
1

4,71

2,
55

2,9
7

3,4

13,
63

10,07

6,
48

6,4

8,1
7

TOTAL

L
(AQUADE
S)

ALANGALANG
(1:7 )

ALANGALANG
( 1:14 )

DATA ALELOPATI AKAR ALANG-ALANG


KELAS VB
PERLAKU
AN

KONTRO

ULANG
AN

ALANGALANG
( 1:21 )

HARI KE- ( RATA-RATA)


1

1,

1,

2,

3,5

1,
1

1,
7

2,
1

2,
2

3,
2

3,7

4,
1

4,6

5,
1

1,
2

1,
3

2,
3

2,
4

3,
4

3,5

4,3

2,
2

2,
3

2,
4

3,
1

3,4

3,
6

5,
1

2,
3

2,
4

2,
4

2,
6

3,3

3,
7

4,2

5,
3

2,
1

2,
6

2,
7

2,
7

3,
1

3,2

3,
3

3,7

4,
2

1,
2

1,
3

1,
6

2,
3

2,
5

3,
4

3,5

4,
5

1,
4

1,
7

1,
8

2,
4

2,9

3,7

4,
2

1,
5

2,
5

2,
5

2,
6

3,1

3,
5

3,6

4,
1

1,
1

1,
3

1,
4

1,
7

2,4

2,
7

3,
6

1,
4

1,
6

1,
8

2,3

2,
5

3,1

3,
8

0,
9

1,
5

2,
6

2,7

2,
9

3,
3

PERLAKU
AN

ULAN
GAN

AKAR
ALANGALANG

TOTAL

KONSENTRASI

TOT
AL

KONTR
OL

(1:
7)

(1:1
4)

(1:2
1)

2,74

2,8
1

2,3
3

1,8
2

9,7

2,78

2,9
2

2,3
1

1,9
5

9,96

2,74

2,7
6

2,5
4

1,9
9

10,0
3

8,26

8,4
9

7,1
8

5,7
6

0,
0

0,
1

0,
6

1,4

1,6

1,
9

2,3

2,9

BAWANG
PUTIH

0,
2

0,
2

0,
7

1,9

2,1

2,
4

2,8

3,2

( 1:21 )

0,
1

0,
3

0,
8

1,7

1,9

2,
1

2,3

2,8

0,
2

0,
3

0,
9

1,8

2,0

1,
2

1,5

1,9

DATA ALELOPATI UMBI BAWANG PUTIH


KELAS V P.PAPK
PERLAK
UAN

ULANG
AN

HARI KE- ( RATA-RATA)


1

0,
2

0,
5

1,
1

2,1

2,2

2,
5

2,7

0,
1

0,
4

1,
0

1,3

1,5

1,
8

2,0 PERLAK
UAN

0,
1

0,
1

0,
4

1,2

1,6

1,
9

2,1

0,
1

0,
1

0,
7

2,0

2,1

2,
4

2,5

0,
0

0,
1

0,
8

1,1

1,3

1,
6

0,
0

0,
1

0,
5

1,3

1,8

2,
1

2,2

BAWANG
PUTIH

0,
1

0,
2

0,
7

1,8

2,0

2,
2

2,5

(1:14 )

0,
1

0,
2

0,
8

1,1

1,3

1,
7

1,9

KONTRO
L
(AQUAD
ES)

BAWANG
PUTIH
(1:7 )

UMBI
BAWAN
G
1,9
PUTIH

TOTAL

ULAN
GAN

KONSENTRASI

TOT
AL

KONTR
OL

(1:
7)

(1:1
4)

(1:2
1)

1,6

1,4
2

1,3
6

1,4
8

5,86

1,16

0,9
8

1,0
5

1,3
6

4,55

1,1

1,1
7

1,2
2

1,1
4

4,63

3,86

3,5
7

3,6
3

3,9
8

yang terakhir yaitu pada media ekstrak ilalang dengan 3 kali


B. Pembahasan
Pada

praktikum

pengulangan dan 3 konsentrasi yang berbeda yaitu 1:7, 1:14 dan


ini

yaitu

tentang

Allelopati

untuk

1:21 didapatkan masing-masing rata-rata tinggi tanaman kecambah

mempelajari pengaruh allelopati terhadap perkecambahan kacang

kacang hijau yaitu 8,26 cm; 8,49 cm; 7,18 cm dan 5,76 cm. Dengan

hijau. Praktikum ini mengunakan tiga ekstrak yang nantinya akan

data tersebut maka didapatkan rata-rata tinggi tanaman pada media

disiramkan pada tanaman kacang hijau dan diamati selama 10 hari.

ekstrak bawang putih, ekstrak akasia dan ekstrak ilalang pada

Ketiga ekstrak tanaman tersebut yaitu akar ilalang, umbi bawang

perlakuan kontrol yaitu 22,19 cm, pada konsentrasi 1:7 yaitu 14 cm,

putih, dan daun akasia. Hasil ekstraknya diperoleh dari hasil

pada konsentrasi 1:14 yaitu 17,21 cm dan pada konsentrasi 1:21

rendaman ketiga bahan tersebut yang telah dihaluskan dan dilakukan

yaitu 17,91 cm. Berdasarkan data tersebut maka dapat dinyatakan

penyaringan. Kemudian, ekstrak tadi disiramkan pada biji kacang

bahwa semakin besar konsentrasi yang diberikan, maka semakin

hijau dengan perbandingan pada masing-masing ekstrak yaitu (1:7),

besar pengaruh pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat terlihat dari

(1:14), dan (1:21). Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan

rendahnya tingkat kesuburan tanaman, yang ditunjukan dengan

pada masing-masing perlakuan. Berdasarkan hasil pengamatan, pada

rendahnya tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang.

media ekstrak bawang putih dengan 3 kali pengulangan dan 3

Senyawa alelokimia yang terkandung pada bawang putih,

konsentrasi yang berbeda yaitu, pada ekstrak bawang putih dengan

akasia dan ilalang terbukti dapat bekerja menggangu proses

konsentrasi kontrol, 1:7, 1:14, dan 1:21 masing-masing rata-rata

fotosintesis dan pembelahan sel, yang menyebabkan terganggunya

tinggi tanaman kecambah kacang hijau yaitu 3,86 cm; 3,57 cm;

segala aktivitas metabolisme berupa penghambatan penyerapan

3,63; cm dan 3,98 cm. Selanjutnya pada media yang kedua yaitu

hara, pembelahan sel-sel akar, pertumbuhan tanaman, respirasi,

pada ekstrak daun akasia dengan 3 kali pengulangan dan 3

sintesis protein, menurunkan daya permeabilitas membran sel dan

konsentrasi yang berbeda juga yaitu kontrol, 1:7, 1:14 dan 1:21

menghambat aktivitas enzim dalam tanaman kacang hijau.

didapatkan masing-masing rata-rata tinggi tanaman kecambah

Penekanan pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau

kacang hijau yaitu 10,07 cm; 6,48 cm; 6,4 cm; dan 8,17 cm. Dan

pada ekstrak bawang putih, akasia dan ilalang ditandai dengan

penurunan tinggi tanaman, penurunan panjang akar, perubahan

menggunakan ekstrak yang berbeda) yang berarti bahwa tidak

warna daun (Dari hijau normal menjadi kekuning-kuningan atau

terdapat perbedaan pertumbuhan tinggi kecambah kacang hijau pada

kecoklatan) serta bengkaknya akar. Pertumbuhan rambut akar juga

pemberian ekstrak alelopati yang berbeda. Hal ini dikarenakan

terganggu, dengan melihat fenomena ini maka allelokimia yang

adanya gangguan dari spesies lain (tikus) pada saat penyimpanan

berasal dari bawang putih, akasia dan ilalang yang bekerja

percobaan dilaboratorium.

mengganggu proses fotosintesis atau proses pembelahan sel.


Sedangkan pada tanaman kontrol, tanaman tumbuh normal, baik
morfologi daun, panjang akar dan batang. (Djamal, 2007).
Hasi pengamatan tersebut ketika diuji dengan menggunakan
table ANOVA dengan 4 perlakuan (control, 1:7, 1:14 dan 1:21) dan
3 faktor (bawang putih, akasia dan ilalang) dengan 3 kali
pengulangan, sehingga percobaan ini diuji dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap Faktorial karena menggunakan 3 faktor.
Dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada Ftest
konsentrasi 0,46 < F tab 3,01 maka tidak mempunyai cukup bukti
untuk menolak Ho (tidak ada Pengaruh pertumbuhan kecambah
dengan menggunakan konsentrasi yang berbeda) yang berarti bahwa
tidak terdapat perbedaan pertumbuhn tinggi kecambah kacang hijau
pada pemberian konsentrasi alelopati yang berbeda. Sedangkan
untuk penujian ekstraknya dapat disimpulkan bahwa Ftest ekstrak
-0,29 < F tab 3,01 maka tidak mempunyai cukup bukti untuk
menolak Ho (tidak ada Pengaruh pertumbuhan kecambah dengan

Berdasarkan tabel Anova yang diperoleh, perlakuan terhadap


ketiga ekstrak tersebut menunjukkan adanya pengaruh ketiga ekstrak
terhadap pertumbuhan biji kacang hijau, sehingga H1 diterima dan
H0 ditolak.
Perkecambahan benih dapat dipengaruhi oleh faktor yang
meliputi: tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan
penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang meliputi: air,
temperatur, oksigen, dan cahaya. Benih yang dipanen sebelum
mencapai tingkat kemasakan fisiologis tidak mempunyai viabilitas
tinggi. Pada beberapa jenis tanaman, benih yang demikian tidak
akan dapat berkecambah. Hal ini diduga benih belum memiliki
cadangan makanan yang cukup dan pembentukan embrio belum
sempurna. Karbohidrat, protein, lemak, dan mineral ada dalam
jaringan penyimpanan benih. Ukuran benih mempunyai korelasi
yang positip terhadap kandungan protein pada benih. semakin
besar/berat ukuran benih maka kandungan protein juga makin
meningkat. Benih dorman adalah benih yang sebenarnya hidup
tetapi tidak mau berkeambah meskipun diletakkan pada lingkungan
yang memenuhi syarat untuk berkecambah. Penyebab dormansi
antara lain adalah impermeabilitas kulit biji terhadap air atau gas-gas
(sangat umum pada famili leguminosae), embrio rudimenter,
halangan perkembangan embrio oleh sebab-sebab mekanis, dan

adanya bahan-bahan penghambat perkecambahan. Banyak zat-zat


yang diketahui dapat menghambat perkecambahan benih.

5. Alelopati memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan


perkecambahan kacang hijau karena senyawa alelopati
dapat menghambat penyerapan hara yaitu dengan
menurunkan
tumbuhan.

BAB V

kecepatan
Beberapa

penyerapan
alelopat

ion-ion

dapat

oleh

menghambat

pertumbuhan yaitu dengan mempengaruhi pembesaran

PENUTUP

sel

tumbuhan,

menghambat

respirasi

akar

dan

menghambat sintesis protein.

A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum yang berjudul Allelopati dapat

6. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan yang


didapatkan bahwa dari ketiga ekstrak yang terdiri dari

diambil kesimpulan yaitu:


1. Allelopati merupakan suatu peristiwa dimana suatu

ekstrak ilalang, akasia dan bawang putih yang paling

individu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan

berpengaruh terhadap perkecambahan kacang hijau

dapat menghambat pertumbuhan jenis yang lain yang

adalah ketiganya tetapi yang pengaruhnya sedikit atau

tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut.

berpengaruh positif adalah ekstrak ilalang. Hal ini dapat

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan terdiri

tanaman dengan perlakuan perbandingan 1:21 lebih

dari faktor dalam dan faktor luar.


3. Faktor

dalam

kemasakan

perkecambahan

benih,

ukuran

meliputi

benih,

tingkat

dormansi,

dan

luar

yang

mempengaruhi

tinggi dibandingkan kontrol. Sehingga ekstrak ilalang


dikatakan

tidak

terlalu

menghambat

pertumbuhan

perkecambahan kacang hijau. Sedangkan pertumbuhan

penghambat perkecambahan.
4. Faktor

dilihat pada pengamatan hari kesepuluh, dimana tinggi

perkecambahan

meliputi: air, temperatur, oksigen, dan cahaya.

perkecambahan dengan menggunakan ekstrak akasia dan


bawang putih berpengaruh negative terhadap kacang

hijau,

hal

ini

dibuktikan

dengan

melihat

hasil

perkecambahan yang lebih rendah dibandingkan dengan


hasil pertumbuhan perkecambahan kontrol. Hal ini dapat
dilihat

dari

hasil

tabel

Anova,

yang

semuanya

Heddy, S., dkk.2000.Pengantar Ekologi.Jakarta:Rajawali.


Hairiah K et al. 2000. Reclamation of Imperata Grassland using
Agroforestry.
Indriyanto 2006.Ekologi Hutan.Jakarta:Bumi Aksara.

berpengaruh terhadap kacang hijau.

Djamal. 2007.
Moenandir, Jody.1988. Persaingan Tanaman Budidaya dengan
B. Saran
Diharapkan

Gulma. Jakarta: Rajawali pers.


ketelitian

dari

praktikan

dalam

melakukan

pengamatan dan cara penulisan hasil pengamatan mengenai


tumbuhan apa saja yang didapatkan dari hasil pengamatan
dikarenakan nanti akan dapat terjadi kebingungan saat melakukan
pengecekan data atau pengambilan kesimpulan yang diperoleh dari
pengamatan itu sendiri.

Odum, E.2000.Dasar-dasar Ekologi.Yogyakarta:UGM Press.


Rohman, Fatchur. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Sumberartha. 2001
Soerianegara, I dan A. Indrawan.2002. Ekologi Hutan Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Bogor: Departemen Manejemen Hutan Fakultas Kehutanan


IPB.

Chou, C.H., and Y.F. Lee. 2000. Allelopathic dominance of


Miscanthus transnorrisonensis in an alpine grassland community in
Taiwan. Journal of Chemical Ecology 17:2267-2281.

Tetelay, Febian. 2003. Pengaruh Allelopathy Acacia mangium wild


terhadap Perkecambahan Benih Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus) dan

Jagung

(Zea

mays).

(Online)

(http://www.geocities.com).
November 2016)

Diakses

pada

tanggal

27

Anda mungkin juga menyukai