PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Polimer adalah salah satu bahan rekayasa bukan logam (non-metalic
material) yang penting. Saat ini bahan polimer telah banyak digunakan
sebagai bahan substitusi untuk logam terutama karena sifat-sifatnya yang
ringan, tahan korosi dan kimia, dan murah, khususnya untuk aplikasiaplikasi pada temperatur rendah. Hal lain yang banyak menjadi pertimbangan
adalah daya hantar listrik dan panas yang rendah, kemampuan untuk
meredam
kebisingan,
warna
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Polimer
Polimer adalah molekul besar yang dibangun oleh pengulangan kesatuan
kimia yang kecil dan sederhana. Kesatuan kesatuan berulang ini ekivalen dengan
monomer. Jika pengulangan kesatuan berulang itu berstruktur linear (seperti rantai)
maka molekul molekul polimer sering kali digambarkan sebagai molekul rantai atau
rantai polimer.Rantai polimer juga dapat bercabang. Beberapa rantai linear atau
bercabang dapat bergabung melalui sambungan silang
membentuk
polimer
bersambung silang. Jika sambungan silang terjadi ke berbagai arah maka terbentuk
polimer sambung silang tiga dimensi yang sering disebut dengan polimer jaringan
(Tissue Polymer).
Berat Molekul (BM) merupakan salah satu faktor yang menentukan sifat
polimer. Faktor penting lainnya yang juga menentukan sifat polimer adalah susunan
rantai didalam polimer dan derajat kekristalannya (derajat kekristalan renda maka
akan bersifat kenyal dan berdaya regang besar, begitu sebaliknya). Polimer dapat
diklasifikasikan menurut asal atau sumbernya, strukturnya, sifat termalnya, komposisi
dan kristalinitasnya. Menurut sumbernya, polimer dibedakan dalam dua jenis yaitu
polimer
sintetik
Metakrilat
(PMAA), Polivinil
Klorida
(PVC)
dan
Polistirena (PS), sedangkan contoh dari polimer alam adalah polisakarida, protein,
pati, lignin dan selulosa. Menurut sifat termalnya, polimer memiliki dua tipe yaitu
polimer termoplastik dan polimer termosetting. Termoplastik
melunak pada pemanasan, misalnya nylon,
polipropilen,
mempunyai
polistiren
sifat
(PS), dan
polyester, sedangkan termosetting mempunyai sifat kaku dan tidak melunak pada
pemanasan, misalanya melamin, formaldehid dan bakelit. Bila ditinjau dari
komposisinya, polimer dibedakan
menjadi
dua
kelompok besar
yaitu
homopolimer (polimer yang tersusun dari satu jenis polimer) dan kopolimer (polimer
yang tersusun dari dua buah atua lebih monomer yang berbeda) (Billmeyer, 1984).
2.2 Definisi Polimerisasi
Untuk membuat polimer diperlukan sebuah proses yang harus dilakukan.
Secara singkat proses terbentuknya polimer yaitu :
2
Etilena
Polietilena
Osmometri
Mula-mula tinggi larutan pelarut sama, setelah dibiarkan beberapa
saat osmosis terjadi ketika pelarut pindah ke larutan melalui membrane
semipermiabel, sehingga tinggi larutan naik, tetapi pada suatu saat kenaikan
berhenti karena sistem mengalami keseimbangan.
6
Pada keadaan ini selisih ketinggian pelarut dan larutan ialah massa
molekul relatif polimer yang dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut :
: Tekanan Osmosis
C : Konsentrasi Larutan
R
: Suhu (Kelvin)
: Koefisien Visial
tidak ikut terukur, yakni jenis yang memiliki berat molekul yang rendah,
dikarenakan polimer dengan berat molekul rendah tersebut akan terdifusi
melewati membran. Akibatnya, jumlah berat molekul rata - rata jumlah
yang terukur bukan menyatakan harga keseluruhan dari berat molekul
polimer sampel. Kelemahan lain dari metode ini adalah sulit untuk memilih
selaput yang cocok, dan harga osmometer yang mahal.
2. Analisis Gugus Ujung
Jika suatu polimer diketahui mengandung jumlah tertentu gugus
ujung per molekulnya. Maka jumlah gugus itu dapat ditentukan dalam
sejumlah massa polimer dengan metode analisis.
Dari informasi ini massa satu mol polimer dapat ditentukan dan berat
molekul rata-rata polimer juga dapat ditentukan.
Prinsip analisis gugus ujung ialah memanfaatkan gugus - gugus ujung
dari polimer, yang umumnya berupa gugus - gugus fungsi. Analisis gugus
ujung merupakan teknik analisis polimer untuk mengetahui massa molekul
satu sampel atau sistem dengan menghitung jumlah rantainya.
Jumlah rantai tersebut adalah hal yang penting, karena itu terdapat
beberapa kekurangan dari metode ini, diantaranya : tidak baik digunakan
7
untuk polimer yang tidak linier dan cabang yang jumlah cabangnya harus
diketahui jumlahnya; harus diketahui dengan pasti mekanisme polimerisasi
yang terjadi; tidak efektif digunakan untuk yang memiliki dua gugus ujung
atau lebih untuk satu polimer, karena yang terukur hanya satu gugus ujung
saja dan untuk beberapa gugus ujung yang berbeda dalam satu rantai
polimer, hanya terhitung satu gugus ujung saja, sedangkan gugus ujung
yang lain tidak terhitung serta hanya efektif untuk mengukur polimer polimer yang memiliki berat molekul 5000 - 10000.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penerapan analisis gugus ujung:
1) Gugus ujung harus dapat dianalisis secara kuantitatif.
2) Jumlah gugus ujung yang dapat dianalisis harus diketahui dengan
pasti.
3) Gugus fungsi lain yang mengganggu analisis harus ditiadakan.
4) Konsentrasi gugus ujung harus cukup besar.
5) Metode ini tidak dapat diterapkan pada polimer bercabang.
Dalam 1 polimer linier terdapat gugus ujung sebanyak dua kali molekul
linier.Metode analisis gugus ujung dapat dilakukan melalui beberapa cara
yaknititrasi, penerapan spektroskopi UV, IR dan NMR, pengukuran
aktivitas gugusujung yang radioaktif serta analisis gugus ujung yang
mengandung unsur tertentu.
Rumus yang digunakan untuk menentukan berat molekul dari analisis
gugus ujung ini adalah :
Berat molekul = 1 / mol polimer per gram
2.5.2
diperoleh dari akar nilai massa. Metode ini menjumlahkan fraksi berat
masing masing jenis dikalikan jumlah molekulnya. Nilai ini dikenal dengan
berat molekul rata-rata berat (Mw) yang secara matematis dirumuskan sebagai
berikut :
Polimer terdiri dari berbagai macam jenis, dan masing-masing jenis polimer
tersebut tentunya memiliki berat molekul yang berbeda-beda.
Metode Pengukuran Berat Molekul Rata-rata Berat
1. Hamburan Cahaya
Hamburan cahaya (light scatering) adalah metode analisis polimer
untuk menentukan berat molekul satu contoh dengan melihat jumlah cahaya
yang dihamburkan oleh partikel partikel dalam larutan. Prinsip kerjanya
didasarkan pada fakta bahwa cahaya, ketika melewati suatu pelarut atau
larutan melepaskan energi yang diakibatkan oleh absorbsi, konversi ke
panas dan hamburan.
Jika seberkas sinar ditembuskan kedalam cairan yang tak menyerap
sinar, maka sebagian sinar dihamburkan. Jika cairan pelarut dibuat tak
homogen oleh penambahan molekul nisbi maka hamburan tambahan akan
terjadi. Peningkatan hamburan dapat dihubungkan dengan konsentrasi
larutan dan massa molekul nisbi zat terlarut, dibuat dalam persamaan
Debye:
Skema alat yang digunakan pada metode ini dapat dilihat pada gambar di
bawah :
9
2. Ultrasentrifugasi
10
C1 dan C2
: konsentrasi
r1 dan r2
b. Kecepatan Sedimentasi
Metode ini dilakukan dengan menggunakan kecepatan tinggi (70000
rpm) untuk menghasilkan sedimentasi. Besarnya sedimentasi diukur dengan
menggunakan laju sedimentasi. Laju sedimentasi (s) adalah tetapan
sedimentasi yang dihubungkan dengan massa partikel. Besarnya laju
sedimentasi (s) dirumuskan:
11
3. Viskositas
Untuk mendapatkan nilai rata-rata molekul polimer dengan metode
ini yaitu dengan membandingkan antara viskositas larutan polimer terhadap
12
Karena massa jenis berbagai larutan yang dipakai hampir sama dengan
massa jenis pelarut maka dapat diandaikan viskositas tiap larutan hasil
pengenceran berbanding lurus dengan waktu alirnya dan pesamaannya
adalah:
13
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Polimer adalah molekul besar yang dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia
yang kecil dan sederhana.
2. Proses polimerisasi dan menghitung nilai berat molekul polimer dapat mempengaruhi
terhadap kualitas bahan.
3. Berat molekul merupakan variabel yang penting sebab berhubungan langsung dengan
sifat kimia polimer.
4. Pengukuran berat molekul polimer dapat melalui berat molekul rata-rata jumlah dan
berat molekul rata-rata berat.
5. Untuk mengukur berat molekul dapat digunakan dengan beberapa metode
pengukuran yaitu sebagai berikut :
Osmometri
Analisis gugus ujung
Hamburan cahaya
Ultrasentrifugasi
Viskositas
3.2 Saran
Dalam sistem penulisan makalah ini Kami sebagai penulis belum dapat
mengakui bahwa makalah ini benar-benar sempurna sesuai yang diharapkan, namun
penulis membutuhkan saran dan kritikan untuk dapat memperbaiki karya ini, dan
muda-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan kepada generasi
penerus bangsa secara global.
15
DAFTAR PUSTAKA
Syafitri,
Indah.
2015.
Penentuan
Berat
Molekul
Polimer.
https://www.scribd.com/document/292419357/penentuan-berat-molekul-polimer
Hariyanto,
Guruh.
2015.
Berat
Molekul
Polimer.
http://dokumen.tips/documents/berat-molekul-primer.html#
Syahfina,
Rizki.
2015.
Penentuan
Berat
Molekul
Polimer.
http://dokumen.tips/education/makalah-berat-molekul-polimer.html#
Anonim.
2014.
Berat
Molekul
dan
Larutan
Polimer.
https://id.wikipedia.org/wiki/Berat_Molekul_dan_Larutan_Polimer
16