Anda di halaman 1dari 6

KASUS 5

1. Kualitas dari bukti lisan tersebut kurang baik karena didapat dari sumber yang berasal dari
internal perusahaan dimana dapat dimanipulasi untuk kepentingan tertentu. Seharusnya bukti
didapatkan dari sumber eksternal perusahaan seperti PSA No. 7 seksi 326 paragraf 21 yang
menyatakan bahwa, Apabila bukti dapat diperoleh dari pihak independen di luar
perusahaan, untuk tujuan audit auditor independen, bukti tersebut memberikan jaminan
keandalan yang lebih daripada bukti yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri.
2. Kecurangan dapat dilakukan karena belum adanya SOP terkait dengan pengelolaan piutang
yang kurang baik serta adanya insentif bonus atas laba yang dihasilkan dari penjualan yang
dilakukan, dan contoh kecurangan yang dapat dilakukan antara lain :

Penjualan kredit fiktif untuk meningkatkan nilai penjualan agar mendapatkan insentif
bonus yang besar sehingga menyebabkan piutang usaha perusahaan besar yang tidak
mencerminkan kinerja aktual perusahaan.

Pembentukan cadangan piutang usaha yang besar dan penghapusan cadangan


kerugian piutang yang besar sehingga piutang usaha yang akan diakui dapat tertagih
semakin kecil menyebabkan hak perusahaan atas kas yang diterima dari penjualan
kredit semakin kecil dan akhirnya dapat merugikan perusahaan.

Kecurangan: ISA 240- kesalahan yg dilakukan secara sengaja (fraud) / tdk sengaja
(error)

3. Pencatatan penjualan fiktif oleh divisi penjualan dapat terlihat pada kenaikan jumlah
penjualan tidak diimbangi dengan pemisahan tugas divisi penjualan, disamping itu adanya
bonus/insentif yang diberikan perusahaan kepada divisi penjualan berdasarkan nilai
penjualannya. Pencatatan fiktif dapat terjadi dengan cara menaikkan jumlah penjualan secara
kredit sehingga piutang usaha pun meningkat. Terlebih terdapat kebijakan pengggunaan
persentase piutang tak tertagih 0,7 yang hanya didasarkan pada kesepakatan bersama saja hal
ini semakin meningkatkan dugaan kemungkinan terjadinya penjualan fiktif yang dilakukan.

4. Informasi mengenai umur piutang dan Buku Besar Piutang dimana hanya sekali dihitung
dalam 1 tahun, yang mengotorisasi kebijakan kredit hanya Langgeng dan Bagian Penjualan,
Komisi agen penjualan yang didasarkan atas penjualan yang telah dicapai & Laporan kredit
tidak di-review. Informasi yang gagal diberikan oleh Agus Kuncoro yang dapat menjadi
masalah bagi auditor :

Langgeng mempunyai kuasa penuh dan menyetujui penjualan pada pelanggan yang
bersangkutan. Maka akan menjadi masalah bila pelanggan pernah melakukan
keterlambatan pembayaran dan melampaui jatuh tempo kredit, permintaan dari pelanggan
akan dihentikan, kecuali mendapat persetujuan dari Langgeng Santoso.

Informasi kebijakan Penyisihan Piutang Tak Tertagih tidak didasarkan pada analisis yang
jelas. Agus Kuncoro tidak mempunyai alasan dan dasar yang jelas mengenai penggunaan
tarif 0,7% dari total penjualan kredit bersih.

Masalah auditor: presentase est.penyisihan piutang, persetujuan penjualan kredit.

5. Auditor dapat mengabaikan ToC kika dirasa integritas manajemen dari perusahaan tersebut
rendah sehingga SPI perusahaan buruk, dan melakukan pengujian substantif yang lebih luas.

6. Apabila risiko inheren dan pengendalian tinggi maka risiko deteksi yang ditetapkan auditor
menjadi rendah (risiko inheren dan pengendalian berbanding terbalik dengan risiko deteksi
yang diharapkan). Agar salah saji material ada pada penyajian laporan keuangan dapat
terdeteksi oleh auditor, prosedur yang dapat dilakukan auditor adalah meningkatkan
pengujian substantif untuk menilai kewajaran laporan keuangan serta

saldo-saldo akun

dalam laporan keuangan lebih terperinci.

7. Menurut PSA No 7, Terdapat dua bentuk permintaan konfirmasi :


a) Bentuk konfirmasi positif
Konfirmasi bentuk positif meminta responden untuk menunjukkan apakah ia setuju
dengan informasi yang dicantumkan dalam permintaan konfirmasi. Bentuk konfirmasi
positif lain tidak menyebutkan jumlah (atau informasi lain) pada permintaan konfirmasi
tetapi meminta responden untuk mengisi saldo atau informasi lain pada ruang kosong
yang disediakan dalam formulir permintaan konfirmasi. Bentuk konfirmasi positif
menyediakan bukti hanya jika jawaban diterima oleh auditor dari penerima permintaan
konfirmasi. Permintaan konfirmasi yang tidak dijawab tidak memberikan bukti audit
mengenai asersi laporan keuangan yang dituju oleh prosedur konfirmasi. Konfirmasi
positif digunakan ketika kondisi nilai piutang perusahaan cukup tinggi dan jumlah debitur
sedikit.

b) Bentuk konfirmasi negatif


Bentuk konfirmasi negatif meminta penerima konfirmasi untuk memberikan jawaban
hanya jika ia tidak setuju dengan informasi yang disebutkan dalam permintaan
konfirmasi. Permintaan konfirmasi negatif dapat digunakan untuk mengurangi risiko
audit ke tingkat yang dapat diterima jika (a) gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko
pengendalian taksiran adalah rendah, (b) terdapat sejumlah besar saldo akun piutang yang
kecil, (c) auditor tidak yakin bahwa penerima permintaan konfirmasi akan
mempertimbangkan

permintaan

tersebut.

Selain

hal

tersebut

auditor

harus

mempertimbangkan untuk melaksanakan prosedur substantif lain untuk melengkapi


penggunaan konfirmasi negatif.
SA 505 par 6: konf. +: setuju tdk setuju wajib menjawab
Konf. -: tdk setuju baru jawab
8. Atribut yang menunjukkan bahwa suatu piutang harus dikonfimasi berdasarkan PSA No 7
antara lain :
a. Piutang usaha merupakan jumlah yang material dalam laporan keuangan
b. Penggunaan konfirmasi akan diharapkan efektif.
c. Gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian deteksi sedemikian tinggi,
sehingga saldo piutang tertentu harus dikonfirmasi
PSA no 7 seksi 330
9. Tingkat kepercayaan auditor yang mengacu pada lampiran 4.c :
a. Faktur penjualan : menunjukkan bukti transaksi atas saldo piutang tersebut.
b. Buku besar pembantu piutang : menunujukkan saldo piutang debitur
c. Jurnal piutang : menunjukkan pencatatan transaksi penjualan kredit

d. Bill of lading : menunjukkan informasi mengenai pengiriman barang


e. Konfirmasi piutang : menunjukkan verifikasi piutang dari debitur

Menurut PSA No 7, tingkat kepercayaan atas item-item terkait piutang perusahaan untuk
empat item awal tidak terlalu baik karena item tersebut merupakan item yang didapat dari
internal perusahaan serta untuk item kelima, auditor dapat cukup meyakini karena item
tersebut berasal dari eksternal perusahaan.
10. Bila dilihat dari hasil wawancara antara auditor dengan agus kuncoro selaku pihak yang
dimintai keterangan, estimasi piutang tak tertagih pada kisaran 0, 7 % dari penjualan tersebut
diperoleh

berdasarkan

kesepakatan

bersama

hanya

karena

mereka

sudah

biasa

menggunakanya dan angka tersebut dijadikan kesepakatan bersama tanpa memalui


perhitungan yang rasional terhadap tarif estimasi piutang tak tertagih yang seharusnya dan
jelas metode ini tidak rasional karena perusahaan tidak memiliki dasar yang baik dalam
menentukan estimasi cadangan piutang. Taksiran akuntansi klien menimbulkan permasalahan
karena taksiran tersebut tidak mempertimbangkan umur piutang debitur. Pengujian yang
dapat dilakukan untuk menguatkan taksiran akuntansi adalah dengan membuat skedul umur
piutang untuk menguatkan taksiran akuntansi terkait dengan pembentukan cadangan
kerugian piutang.
SA 342, dan PSA 37 tentang audit estimasi akuntansi.
11. Sebaiknya dilakukan per tanggal 31 Desember 2010, hal tersebut dikarenkan auditor yang
dapat melakukan pengujian cut off terlebih dahulu untuk memeriksa kebenaran keberadaan
piutang. Cut off adalah pemisahan catatan transaksi antara periode berjalan dengan periode
berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai