SKRIPSI
O
L
E
H
MEIRIA OKTORA SINABUTAR
040306003
IPT
DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
SKRIPSI
O
L
E
H
MEIRIA OKTORA SINABUTAR
040306003
IPT
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Menyelesaikan Pendidikan
Dan Memperoleh Gelar Sarjana Di Departemen Peternakan Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan
DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Judul
Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing
Mengetahui,
Tanggal Lulus:
Maret 2009
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
ABSTRACT
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
ABSTRAK
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun
judul skripsi ini Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya
Tetas Telur Itik Lokal (Anas plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan
Dengan Semen Entok (Cairina moschata) yang merupakan salah satu syarat
untuk dapat menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar sarjana di
Departemen Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Ir. Sayed Umar, M.S selaku ketua
komisi pembimbing dan Ir. Yunilas, M.P selaku anggota komisi pembimbing
yang telah membimbing dan memberikan saran pada penulis dalam penulisan
skripsi ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun terhadap skripsi
ini.
Penulis
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
ABSTRACT i
ABSTRAK.. ii
RIWAYAT HIDUP... iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI.. v
DAFTAR TABEL.. vii
DAFTAR LAMPIRAN. viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang..
Tujuan Penelitian..
Hipotesa Penelitian...
Kegunaan Penelitian.........
1
2
2
2
TINJAUAN PUSTAKA
Itik Lokal Dan Entok....
Inseminasi Buatan (IB).....
Semen...
Bahan Pengencer Dan Pengenceran Semen.
Penyimpanan Semen....
Seleksi Telur Tetas...
Penetasan Dengan Mesin Tetas....
Fertilitas....
Daya Tetas....
Mortalitas Fertil
Berat Day Old Mule Duck....
3
3
5
5
8
8
9
10
10
11
12
13
13
13
13
14
15
16
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
17
17
18
19
20
21
22
24
25
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Hal
1. Taksonomi itik dan entok
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1. Prosedur pembuatan pengencer. 29
2. Prosedur penampungan semen.. 30
3. Prosedur pengenceran semen. 31
4. Prosedur inseminasi buatan 32
5. Data telur fertil (butir)... 33
6. Rataan fertilitas telur itik (%) yang di IB dengan semen entok + susu
kambing + kuning telur + NaCl fisiologis.. 33
7. Data telur yang menetas (butir).. 33
8. Rataan daya tetas telur itik (%) yang di IB dengan semen entok + susu
kambing + kuning telur + NaCl fisiologis.. 33
9. Data telur yang gagal menetas (butir) 34
10. Rataan mortalitas fertil telur itik (%) yang di IB dengan semen entok
+ susu kambing + kuning telur + NaCl fisiologis 34
11. Rataan berat DOMD itik lokal (gr) yang di IB dengan semen entok +
susu kambing + kuning telur + NaCl fisiologis.. 34
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Itik merupakan ternak yang termasuk spesies unggas air. Di Indonesia,
ternak itik adalah ternak unggas penghasil telur yang potensial selain ayam.
Dalam memenuhi kebutuhan protein hewani, disamping peran unggas darat
terutama ayam, unggas air juga memberi sumbangan yang cukup besar terutama
sebagai penghasil telur.
Entok atau itik muskovi tergolong sebagai unggas air meskipun lebih
bersifat terestrial (lebih banyak hidup di darat). Entok cocok dijadikan ternak
pedaging karena bertubuh besar. Pergerakannya di darat lambat, namun sesekali
dapat terbang cukup jauh karena memiliki sayap yang besar dan kuat.
Perkawinan antara itik dengan entok bukan sesuatu yang aneh, sebab di
alam, perkawinan antara itik dengan entok sering terjadi. Jumlah kromosom yang
sama memungkinkan terjadi pembuahan pada perkawinan tersebut. Perkawinan
ini mustahil terjadi, karena ukuran dan bobot entok jantan lebih besar dan berat
dari itik betina sehingga perkawinan dilakukan dengan Inseminasi Buatan (IB).
IB sudah pernah dilakukan dengan menggunakan itik alabio sebagai betina
dan entok sebagai pejantan. Hasil persilangannya adalah mule duck atau tiktok
yang menjadi ternak alternatif pengganti ayam. Pada IB yang pernah dilakukan,
itik langsung di IB dengan semen entok yang telah ditampung. Ada juga yang
mengencerkan semen terlebih dahulu dengan NaCl fisiologis.
Selain NaCl fisiologis ada bahan pengencer lain yang bisa digunakan yaitu
susu kambing, kuning telur, bahkan hasil yang lebih baik diperoleh dengan
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Tujuan Penelitian
Untuk menguji pengaruh dari frekuensi IB terhadap fertilitas, daya tetas,
mortalitas fertil dan berat Day Old Mule Duck itik lokal (Anas plathyrynchos).
Hipotesa Penelitian
Frekuensi IB berpengaruh terhadap fertilitas, daya tetas, mortalitas fertil
dan berat Day Old Mule Duck (DOMD).
Kegunaan Penelitian
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan para peternak dalam upaya
pengembangan IB antara 2 jenis unggas air yang berbeda.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi peneliti, kalangan
akademisi atau instansi yang berhubungan dengan peternakan.
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Entok
Animalia
Vertebrata
Aves
Anseriformes
Anatidae
Cairinini
Cairina
Cairina moschata
sperma saat IB menjadi sangat penting agar sperma tidak hilang dari vagina
melalui proses regurgitasi atau tidak tersimpan dalam glandula (Setioko, 1989).
Semen
Semen adalah sekresi kelamin jantan ke saluran kelamin betina saat
kopulasi dan dapat ditampung dengan berbagai cara untuk keperluan IB
(Toelihere, 1993). Bentuk sperma unggas berbeda dari ternak lain, kepala sperma
silindris panjang dan akrosomnya runcing (Toelihere, 1985). Bentuk sperma
unggas seperti pedang dan konsentrasinya lebih tinggi dari sperma ruminansia
(Suprijatna dkk, 2005).
Sifat fisik dan kimiawi semen sebagian besar ditentukan plasma semen
(Toelihere, 1993).Volume semen unggas relatif sedikit dan berbeda-beda menurut
bangsa, tetapi konsentrasi sperma cukup tinggi. Semen segar bersifat basa, pH
antara 7,0-7,6. Sperma unggas tetap memiliki daya gerak pada suhu 2 - 43 0C
(Toelihere, 1985). Penurunan suhu menekan motilitas dan metabolisme sperma,
sehingga memungkinkan semen terpakai maksimal saat di IB (Hunter, 1995).
Kandungan Nutrisi
83 - 87,5
4,6
67
33 - 49
4,0 - 7,3
129
106
0,05
185
0,04
0,14
0,3
0,07
Sekitar 30% dari berat telur merupakan kuning telur yang komposisi
gizinya lebih lengkap daripada putih telur. Komposisi kuning telur antara lain air,
protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin. Protein telur bermutu tinggi dan
mudah dicerna. Dalam telur segar, protein kuning telur sebanyak 16,5% dan
protein telur termasuk sempurna karena mengandung semua jenis asam amino
essensial dalam jumlah yang cukup seimbang (Haryoto, 1996).
Sebagai sumber makanan sperma selama penyimpanan, kuning telur dapat
digunakan dalam komposisi pengencer semen (Situmorang, 1992). Selain itu,
menurut Toelihere (1985) kuning telur mengandung lipoprotein dan lecitin yang
mempertahankan dan melindungi integritas selubung lipoprotein sperma. Kuning
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Kandungan Nutrisi
2,95
666
34,25
55,8
3,6
284
5,42
920
1315
5,33
0
34,227
Penyimpanan Semen
Untuk dapat menyimpan spermatozoa lebih lama dapat dilakukan dengan
mengencerkannya dengan bahan pengencer yang mengandung zat makanan dan
bersifat melindungi sperma (Situmorang, 1992). Aktivitas fungsional sperma
unggas dapat diawetkan beberapa hari, namun hasil terbaik diperoleh jika interval
antara ejakulasi dan IB kurang dari 30 menit (Toelihere, 1985).
Setelah diencerkan, semen didinginkan sampai suhu 50C. Kadar
metabolisme dan motilitas sperma berbeda-beda menurut suhu (Toelihere, 1993).
Suhu optimum penyimpanan semen cair adalah 38 - 400F (Winter, 1983).
telur tidak mengandung banyak air dan kuning telurnya tidak kecil. Umur
penyimpanan telur sebaiknya 1 minggu (Jayasamudera dan Cahyono, 2005).
Fertilitas
Fertilitas diartikan sebagai persentase telur-telur yang memperlihatkan
adanya perkembangan embrio dari sejumlah telur yang ditetaskan tanpa
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
memperhatikan telur tersebut menetas atau tidak. Semakin tinggi fertilitas, maka
daya tetas cenderung semakin tinggi (North, 1984).
Fertilitas adalah persentase telur fertil dari seluruh telur yang digunakan
dalam suatu penetasan. Faktor-faktor penentu fertilitas: sex rasio, umur ternak,
jarak waktu kawin sampai bertelur, pakan dan musim (Suprijatna dkk, 2005).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan telur tetas adalah sperma, jenis
makanan yang diberikan pada bibit, musim, waktu perkawinan, breeding dan
hormon (Sarwono, 1995). Hal lain yang mempengaruhi fertilitas (Rasyaf, 1993)
antara lain perkandangan, jantan dan betina, intensitas cahaya dan daya bertelur.
Banyak faktor yang menentukan fertilitas (Suprijatna dkk, 2005) antara
lain sex ratio (nisbah jantan-betina), umur, bangsa dan musim. Berikut tabel
pedoman untuk memperoleh fertilitas yang tinggi dari berbagai jenis ternak
unggas.
Tabel 4. Pedoman untuk memperoleh fertilitas yang tinggi dari berbagai jenis
unggas.
Karakteristik
Ayam
Itik
Kalkun
Puyuh
Umur dewasa kelamin (minggu)
23
28-32
33
6
Produksi telur (butir/tahun)
250-280 250-300 150-200
225-275
Nisbah jantan-betina
1:5
1:6
1:13-20
1:2
Fertilitas (%)
88-96
85-95
80-90
60-80
Sumber : Jull (1974); Wilson dan Vohra (1980).
Daya Tetas
Persentase telur yang menetas dari total telur yang fertil disebut persentase
daya tetas (North, 1984). Kualitas telur tetas dapat diketahui dari daya tetasnya
(hatchability). Daya tetas diartikan sebagai persentase telur yang menetas dari
telur fertil (terbuahi) (Suprijatna dkk, 2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi
adalah : fertilitas, genetik, nutrisi, penyakit dan seleksi telur (Fadilah dkk, 2007).
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Daya tetas dan kualitas telur tetas dipengaruhi oleh: cara penyimpanan;
lama penyimpanan; tempat penyimpanan; suhu lingkungan; dan kerabang telur.
Batas waktu penyimpanan telur tetas adalah 7 hari. Penyimpanan yang terlalu
lama mengakibatkan daya tetas dan kualitas telur menurun. Semakin lama
disimpan, kesempatan pertukaran gas dan udara makin besar dan penguapan
makin cepat sehingga terjadi penyusutan berat telur dan pembesaran kantong
udara yang menyebabkan daya tetas telur berkurang. Semakin tebal kulit telur
menyebabkan telur lama menetas. Berikut tabel pengaruh lama penyimpanan telur
terhadap daya tetas telur itik (Murtidjo, 1988).
Tabel 5. Pengaruh lama penyimpanan terhadap daya tetas telur itik.
Lama Penyimpanan
Daya Tetas Rata-rata
(hari)
(%)
3
87,4
5
66,8
7
47,2
Sumber: Anonymous, 1983.
Mortalitas Fertil
Mortalitas adalah persentase jumlah telur yang tidak menetas dari total
telur yang fertil. Daya tetas telur akan menurun sebesar 5% setiap pengurangan
suplai O2 sebanyak 1%. Semakin besar embrio, semakin besar juga CO2 yang
dilepas. Jika kandungan CO2 mencapai 5% dapat menimbulkan mortalitas atau
kematian embrio (Fadilah dkk, 2007).
Selama penetasan, bagian tumpul telur diletakkan di bagian atas. Secara
alami, embrio akan berkembang menuju bagian tumpul dekat rongga udara. Jika
telur diletakkan dengan bagian runcing lebih tinggi maka 60% embrio
berkembang dengan letak kepala di bagian runcing. Akibatnya, anak ayam
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
mengalami kesulitan saat menetas untuk memecah rongga udara saat terjadi
peralihan sistem pernafasan yaitu saat pernafasan dengan jantung dimulai.
Pada telur segar, yolk berada pada albumen tebal (thin albumen). Segera
setelah telur di dalam mesin tetas, specific gravity (ukuran kekentalan telur)
berkurang dan telur menjadi lebih encer sehingga yolk akan mudah kontak dengan
bagian lain albumen yang tipis (outer thick albumen). Jika telur tidak diputar,
akan terjadi persinggungan yolk dengan bagian albumen lain yang mengandung
enzim lisozim yang akan menguraikan protein sehingga akan mengakibatkan
kematian embrio yang sedang berkembang (Suprijatna dkk, 2005).
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Semen entok yang sudah diencerkan dengan NaCl fisiologis, susu kambing
dan kuning telur.
Alat
Kandang 18 unit.
Mesin tetas 1 unit kapasitas 150 butir dan 1 unit kapasitas 50 butir.
Termometer.
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Metode Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL) dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan, tiap ulangan terdiri dari 2 ekor itik.
Perlakuan yang diteliti adalah :
P0 = IB 1 kali seminggu
P1 = IB 2 kali seminggu
P2 = IB 3 kali seminggu
Denah pemeliharaan yang akan dilaksanakan adalah :
P02
P16
P22
P13
P21
P24
P03
P23
P26
P04
P25
P11
P12
P15
P14
P01
P05
P06
Dimana :
= hasil pengamatan dari perlakuan tingkat ke-i dan pada ulangan ke-j.
= 0,1,2 (perlakuan).
= 1,2,3,4,5,6 (ulangan).
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
ij
Parameter Penelitian
1. Fertilitas Telur Tetas adalah persentase telur fertil dari seluruh telur yang
digunakan dalam suatu penetasan (Suprijatna dkk, 2005).
Fertilitas =
2. Daya Tetas diartikan sebagai persentase telur yang menetas dari telur yang
fertil (Suprijatna dkk, 2005).
Daya Tetas =
3. Mortalitas Fertil adalah persentase telur yang tidak menetas dari total telur
yang fertil (Fadilah dkk, 2007).
Mortalitas =
4. Berat Day Old Mule Duck yaitu berat DOMD dihitung setelah tiktok menetas
1 hari dengan bulu yang sudah kering (Jayasamudera dan Cahyono, 2005).
Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan kandang; kandang, tempat pakan dan tempat minum didesinfektan
sebelum pemeliharaan dimulai agar bebas dari bibit penyakit.
2. Pengencer semen dibuat antara lain susu kambing yang telah dipanaskan 1
hari sebelum digunakan, NaCl fisiologis dan kuning telur ayam ras.
3. Dilakukan rangsangan urut pada entok jantan untuk ditampung semennya.
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
4. Semen yang telah ditampung lalu dicampur dengan pengencer yang telah
dibuat terlebih dahulu, kemudian semen yang sudah diencerkan tersebut
disimpan dalam refrigerator selama 30 menit.
5. Setelah penyimpanan semen selama 30 menit kemudian IB pada itik betina
dilakukan.
6. Telur produksi hari ke-3 atau 48 jam setelah di IB yang akan ditetaskan,
dikumpulkan selama 7 hari.
7. Sebelum digunakan, mesin tetas difumigasi dan distabilkan temperaturnya.
8. Pemutaran telur dimulai dari hari ke-3 sampai hari ke-28. Pemeriksaan telur
dilakukan pada hari ke-7 dan hari ke-14, fertilitas dihitung. Daya tetas dan
mortalitas fertil dihitung setelah telur menetas yakni hari ke-32. Berat DOMD
dihitung pada hari ke-33 atau 1 hari setelah telur menetas.
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Fertilitas
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rataan fertilitas telur itik seperti
tertera pada Tabel 6.
Tabel 6. Rataan fertilitas telur itik hasil IB.
Perlakuan
Rataan
P0
51,67
P1
56,67
P2
61,67
Rataan
56,67
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa rataan fertilitas tertinggi terdapat pada
perlakuan P2 yaitu sebesar 61,67% dan terendah pada perlakuan P0 yaitu sebesar
51,67%. Menurut Suprijatna dkk (2005) fertilitas telur itik berkisar antara 8595%. Berdasarkan Tabel 6, semua perlakuan tidak mencapai kisaran dari fertilitas
telur itik.
Daya Tetas
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rataan daya tetas telur itik seperti
tertera pada Tabel 7.
Tabel 7. Rataan daya tetas telur itik hasil IB.
Perlakuan
Rataan
P0
41,39
P1
52,22
P2
58,26
Rataan
50,62
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa rataan daya tetas telur itik tertinggi
terdapat pada perlakuan P2 yaitu sebesar 58,26% dan terendah pada perlakuan P0
yaitu sebesar 41,39%. Menurut Anonymous (1983) yang disitasi oleh Murtidjo
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
(1988) daya tetas telur itik untuk lama penyimpanan 7 hari adalah 47,2%.
Berdasarkan Tabel 7, perlakuan P1 dan P2 sangat bagus karena persentase daya
tetasnya melebihi kisaran 47,2%.
Mortalitas Fertil
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rataan mortalitas fertil telur itik
seperti tertera pada Tabel 8.
Tabel 8. Rataan mortalitas fertil telur itik hasil IB.
Perlakuan
Rataan
P0
58,61
P1
47,78
P2
41,75
Rataan
49,38
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa rataan mortalitas fertil telur itik tertinggi
terdapat pada perlakuan P0 yaitu sebesar 58,61% dan terendah pada perlakuan P2
yaitu sebesar 41,75%.
Berat DOMD
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rataan berat DOMD itik lokal
seperti tertera pada Tabel 9.
Tabel 9. Rataan berat DOMD hasil IB.
Perlakuan
Rataan
P0
45,89
P1
47,25
P2
46,88
Rataan
46,67
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa rataan berat DOMD itik lokal tertinggi
terdapat pada perlakuan P1 yaitu sebesar 47,25gr dan terendah terdapat pada
perlakuan P0 yaitu sebesar 45,89gr.
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Pembahasan
Fertilitas
Untuk mengetahui pengaruh frekuensi IB terhadap rataan fertilitas telur
selama penelitian, maka dilakukan analisis keragaman yang tertera pada Tabel 10.
Tabel 10. Analisis keragaman fertilitas telur itik selama penelitian.
SK
DB
JK
KT
F.Hitung
F.Tabel
0,05 0,01
Perlakuan
Galat
Total
2
15
17
300
700
1000
150
46,67
3,21tn
3,68
6,36
KK = 12,05%
tn = tidak nyata
Daya Tetas
Untuk mengetahui pengaruh frekuensi IB pada itik lokal terhadap rataan
daya tetas telur itik selama penelitian, maka dilakukan analisis keragaman seperti
tertera pada Tabel 11.
Tabel 11. Analisis keragaman daya tetas telur itik selama penelitian.
SK
DB
JK
KT
F.Hitung
F.Tabel
0,05 0,01
Perlakuan
Galat
Total
2
15
17
876,53
2371,55
3248,08
438,27
158,10
2,77tn
3,68
6,36
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
KK = 24,83%
tn = tidak nyata
Mortalitas Fertil
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
2
15
17
876,53
2371,55
3248,08
438,27
158,10
2,77tn
3,68
6,36
KK = 25,46%
tn = tidak nyata
kesulitan saat menetas untuk memecah rongga udara, saat terjadi peralihan sistem
pernafasan yaitu saat pernafasan dengan jantung dimulai anak ayam akan
mengalami kesulitan yang berakibat kematian saat anak ayam hendak menetas.
Mortalitas fertil juga terjadi karena embrio melekat pada satu sisi dari
telur yang berkaitan dengan pemutaran telur. Sesuai dengan pernyataan
Simanjuntak (2002) yang menyatakan pemutaran telur sebaiknya 4 x sehari
sampai hari ke 28 sebab Srigandono (1997) menyatakan kegagalan penetasan
sering terjadi akibat malposition. Fadilah dkk (2007) menyatakan bahwa
pemutaran telur (turning) bertujuan untuk mencegah embrio menempel ke selaput
kerabang di salah satu sisi telur. Suprijatna dkk (2005) menyatakan setelah telur
dalam mesin tetas, specific gravity (ukuran kekentalan telur) berkurang dan telur
menjadi lebih encer sehingga yolk akan mudah kontak dengan bagian lain
albumen yang tipis (outer thick albumen). Jika telur tidak diputar, akan terjadi
persinggungan yolk dengan bagian albumen lain yang mengandung enzim lisozim
yang akan menguraikan protein sehingga akan mengakibatkan kematian embrio.
2
15
17
5,89
32,9
38,79
2,95
2,19
1,35tn
3,68
6,36
KK = 3,17%
tn = tidak nyata
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Kesimpulan
Frekuensi Inseminasi Buatan (IB) 1 kali seminggu, 2 kali seminggu dan 3
kali seminggu pada itik betina lokal tidak memberi pengaruh nyata terhadap
fertilitas, daya tetas, mortalitas dan berat Day Old Mule Duck (DOMD) tetapi IB
3 kali seminggu cenderung meningkatkan fertilitas dan daya tetas.
Saran
Disarankan untuk penelitian berikutnya, persentase sperma motil dan
sperma hidup setelah semen diencerkan lebih diperhatikan sebelum melakukan
IB. Begitu juga dengan dosis IB yang akan digunakan untuk IB.
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
Agus, G.T.K., Agus K.A., A. Dianawati, Dipo U.T., E.S. Irawan, K. Miharja, L.
Gusyadi, Luluk A.M., Maman N., P.S. Karno, P. Dachlan, Udin S., Ujang,
J.M., T. Yana dan Y. Sastro. 2001. Intensifikasi Beternak Itik. AgroMedia
Pustaka. Jakarta.
Damayanti, R. 2002. Susu Kambing Ettawa Untuk Kesehatan. Bogor.
http://garasibu.wordpress.com/2008/01/31/susu-kambing-ettawa
Posted by: garasibu | January 31, 2008
Dumangas, P.B and E.B. Perena. 1985. Current Trend On Semen Collection,
Processing And Storage. The Impact Of Artificial Insemination On
Livestock Production In South East Asia Proceding Seminar Philipine
Council For Agriculture And Resource, Research And Development.
Fadilah, R., A. Polana, S. Alam dan E. Parwanto. 2007. Sukses Beternak Ayam
Broiler. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Hanafiah, K.A. 2003. Rancangan Percobaan. Teori Dan Aplikasi. Edisi ke-3.
Fakultas Pertanian. Universitas Sriwijaya. Palembang.
Haryoto. 1996. Pengawetan Telur Segar. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Hunter, R.H.F. 1995. Fisiologi Dan Teknologi Reproduksi Hewan Betina
Domestik. Terjemahan DK Harya Putra. Penerbit ITB-Pers. Bandung.
Jayasamudera, D.J dan B. Cahyono. 2005. Pembibitan Itik. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Marhiyanto, B. dan A. Idel. 1996. Budidaya Bebek Darat. GitaMedia Press.
Surabaya.
Murtidjo, B.A. 1988. Mengelola Itik. Cetakan ke-17. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
North, M.O. 1984. Commercial Chicken Production Manual. 3rd Edition. AVI
Publishing Company Inc. Westport. Connecticut.
Rasyaf, M. 1993. Pengelolaan Penetasan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Salisbury, G.W dan N.L Van Demark. 1985. Fisiologi Reproduksi Dan
Inseminasi Buatan Pada Sapi. Terjemahan R. Djanuar. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Sarwono, B. 1995. Pengawetan Dan Pemanfaatan Telur. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Sastrodihardjo, S dan H. Resnawati. 2003. Inseminasi Buatan. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Setioko, A.R.1989. Proceedings Seminar Nasional Hasil Penelitian Dan
Pengembangan Peternaka. Lustrum 4. Fakultas Peternakan. Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta.
Simanjuntak, L. 2002. Tiktok Unggas Pedaging Hasil Persilangan Itik Dan Entok.
AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Siswono. 2003. Nutrisi Kuning Telur. Semarang.
http://www.asiamaya.com/nutrients/telurkuning.htm
Situmorang, P. 1992. Pengaruh Pengencer Gliserol Dan Tingkat Kuning Telur
Terhadap Daya Hidup Spermatozoa. Penerbit Balai Penelitian Dan
Pengembangan Peternakan dan Balai Penelitian Dan Pengembangan
Pertanian.
Srigandono, B. 1997. Produksi Unggas Air. Cetakan ke-3. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.
----------------. 1998. Beternak Itik Pedaging. Cetakan ke-2. Trubus Agriwidya.
Ungaran.
Suprijatna, E., U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak
Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Susanto, H. 2008. Susu Kambing Ettawa.
http://www.Swaiklan.com/health
Toelihere, M.R. 1985. Inseminasi Buatan Pada Ternak. Penerbit Angkasa.
Bandung.
--------------------. 1993. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Penerbit Angkasa.
Bandung.
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Lampiran 1.
Prosedur Pembuatan Pengencer.
Bahan : susu kambing, kuning telur, NaCl fisiologis, antibiotik, alkohol.
Pelaksanaan :
1. Susu kambing diletakkan dalam erlenmeyer dan dipanaskan sehari sebelum
digunakan kemudian disimpan dalam refrigerator.
2. Siapkan telur ayam ras segar, bersihkan dan gosok dengan alkohol.
3. Pecahkan kulit telur menggunakan pinset dan pisahkan kuning telurnya.
Kuning telur yang masih terbungkus selaput vitelline ditempatkan pada kertas
penyerap untuk menyerap putih telur yang tersisa.
4. Pisahkan selaput vitelline dan alirkan kuning telur memasuki gelas pengukur
dengan meninggalkan sisa-sisa putih telur dan selaput vitelline pada kertas
penyerap.
5. Tuangkan susu kambing kedalam gelas pengukur tersebut sejumlah
perbandingan yang dibutuhkan dan diaduk sampai merata lalu ditambahkan
NaCl fisiologis.
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Lampiran 2.
Prosedur Penampungan Semen.
Pelaksanaan :
1. Penampungan sperma dilakukan oleh 2 orang operator, yang satu memegang
entok dan melakukan rangsangan urut yang satu lagi menampung sperma.
2. Entok jantan berumur 2 tahun berada dalam kandang individual.
3. Entok betina dewasa umur 7-8 bulan dimasukkan dalam kandang pejantan.
4. Entok jantan kemudian berusaha mengawini betina dengan mematuk kepala
betina sambil berusaha menaikinya.
5. Jika si jantan sudah terangsang (ekor dikibas-kibas), dibersihkan daerah
sekitar kloaka dengan kain lap agar sperma bersih dari kotoran.
6. Dilakukan pengurutan dari punggung bagian bawah dekat kloaka ke arah
kloaka secara berulang-ulang selama beberapa saat sampai testikel yang
berbentuk spiral tampak ereksi.
7. Ereksi dan ejakulasi sperma terjadi secara spontan setelah dirangsang.
8. Sperma keluar dari papilla ejakulator. Saat sperma keluar, tampung dengan
menempelkan tabung penampung sperma pada kloaka oleh operator yang lain.
9. Volume sperma biasanya antara 0,5-2,0 cc.
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Lampiran 3.
Prosedur Pengenceran Semen.
Pelaksanaan :
1. Tuangkan bahan pengencer kedalam tabung yang berisi semen dengan reaksi
dinding, dicampur secara bertahap sesuai kadar pengencer yang telah
diperhitungkan.
2. Masukkan semen yang telah diencerkan kedalam tabung skala berukuran 5 cc
dan tutup rapat.
3. Masukkan tabung skala dengan isinya dalam lemari pendingin.
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Lampiran 4.
Prosedur Inseminasi Buatan.
Pelaksanaan :
1. Inseminasi dilakukan oleh 2 orang operator, yang satu memegang itik betina
dan yang satu lagi menginseminasikan itik betina tersebut.
2. Siapkan betina yang akan diinseminasi.
3. Operator memasukkan sperma entok yang telah diencerkan kedalam spuit
tanpa jarum sebanyak 0,3 ml/ ekor.
4. Operator yang lain kemudian memegang itik betina dengan posisi kepala ke
bawah dan menghadap ke belakang. Telapak tangan kanan operator menekan
bagian bawah kloaka dan secara perlahan memijit ke depan hingga kloaka
terbuka, akan tampak 2 buah lubang pada kloaka.
5. Masukkan spuit yang berisi sperma ke lubang sebelah kiri sedalam 1-2 cm.
6. Operator secara perlahan mengurangi tekanan telapak tangan agar sperma
masuk ke dalam saluran reproduksi betina dan tidak keluar lagi.
7. Operator secara perlahan menarik spuit dan membiarkan kloaka itik kembali
ke posisi normal.
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Ulangan
Total
Rataan
P0
31
5,17
P1
34
5,67
P2
37
6,17
102
17,01
Total
Rataan
5,67
Lampiran 6. Rataan fertilitas telur itik (%) yang di IB dengan semen entok + susu
kambing + kuning telur + NaCl fisiologis.
Ulangan
Perlakuan
1
2
3
4
5
6
Total
Rataan
P0
50
50
60
60
50
40
310
51,67
P1
50
60
50
60
60
60
340
56,67
P2
60
60
70
50
60
70
370
61,67
Total
1.020
170
Rataan
56,67
Ulangan
Total
Rataan
P0
13
2,17
P1
18
3,00
P2
22
3,67
53
8,84
Total
Rataan
Lampiran 8. Rataan daya tetas telur itik (%) yang di IB dengan semen
susu kambing + kuning telur + NaCl fisiologis.
Ulangan
Perlakuan
1
2
3
4
5
6
Total
P0
60
40
50
33,33 40
25
248,33
P1
40
50
40
66,67 50
66,67 313,34
P2
50
66,67 71,43 40
50
71,43 349,53
Total
911,2
Rataan
2,95
entok +
Rataan
41,39
52,22
58,26
151,87
50,62
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Ulangan
Total
Rataan
P0
18
3,00
P1
16
2,67
P2
15
2,50
49
8,17
Total
Rataan
2,72
Lampiran 10. Rataan mortalitas fertil telur itik (%) yang di IB dengan semen
entok + susu kambing + kuning telur + NaCl fisiologis.
Ulangan
Perlakuan
1
2
3
4
5
6
Total
Rataan
P0
40
60
50
66,67 60
75
351,67
58,61
P1
60
50
60
33,33 50
33,33 286,66
47,78
P2
50
33,33 28,57 60
50
28,57 250,47
41,75
Total
888,8
148,13
Rataan
49,38
Lampiran 11. Rataan berat DOMD itik lokal (gr) yang di IB dengan semen entok
+ susu kambing + kuning telur + NaCl fisiologis.
Ulangan
Perlakuan
1
2
3
4
5
6
Total
Rataan
P0
46,67 46,5 44,67 47,5 44
46
275,34
45,89
P1
47,67 48,5 48
44,5 47
47,8 283,47
47,25
P2
47
45,67 50
46,25 45,33 47
281,25
46,88
Total
840,06
140,02
Rataan
46,67
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009
Meiria Oktora Sinabutar : Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas
plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Dengan Semen Entok (Cairina moschata), 2009.
USU Repository 2009