PEMBENTUKAN KARAKTER
OLEH
KELOMPOK 3
Maulana Syah Putra M (12.2015.1.00272)
Muh. Andi Firmansyah (12.2013.00
Nooratama Rangga Putra (11.2013.00405)
PEMBENTUKAN KARAKTER
Pengertian Karakter Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau
kebiasaan. Sedangkan menurut ahli psikologi , karakter adalah sebuah sistem
keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena
itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat
diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi
tertentu. Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak memiliki
perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu tindakan yang
terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan
dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.
Pada dasarnya karakter merupakan akumulasi dari sifat, watak, dan juga
kepribadian seseorang. Selain pengertian ini, ada banyak sekali pengertian kata
karakter yang diungkapkan oleh para ahli seperti beberapa contohnya adalah
sebagai berikut :
Pengertian Karakter Menurut Para Ahli
1) Maxwell
Menurut Maxwell, karakter jauh lebih baik dari sekedar perkataan. Lebih
dari itu, karakter merupakan sebuah pilihan yang menentukan tingkat kesuksesan.
2) Wyne
Menurut Wyne, karakter menandai bagaimana cara atau pun teknis untuk
memfoukuskan penerapan nilai kebaikan ke dalam tindakan atau pun tingkah
laku.
3) Kamisa
Menurut Kamisa, pengertian karakter adalah sifat sifat kejiwaan, akhlak,
dan budi pekerti yang dapat membuat seseorang terlihat berbeda dari orang lain.
Berkarakter dapat diartikan memiliki watak dan juga kepribadian.
4) Doni Kusuma
Menurut Doni Kusuma, karakter merupakan ciri, gaya, sifat, atau pun
katakeristik diri seseorang yang berasal dari bentukan atau pun tempaan yang
didapatkan dari lingkungan sekitarnya.
5) W. B. Saunders
Menurut W. B. Saunders, karakter merupakan sifat nyata dan berbeda yang
ditunjukkan oleh individu. Karakter dapat dilihat dari berbagai macam atribut
yang ada dalam pola tingkah laku individu.
6) Gulo W.
Menurut Gulo W. Pengertian karakter adalah kepribadian yang dilihat dari
titik tolak etis atau pun moral (seperti contohnya kejujuran seseorang). Karakter
biasanya memiliki hubungan dengan sifat sifat yang relatif tetap.
7) Alwisol
Menurut Alwisol, karakter merupakan penggambaran tingkah laku yang
dilaksanakan dengan menonjolkan nilai (benar salah, baik buruk) secara
implisit atau pun ekspilisit. Karakter berbeda dengan kepribadian yang sama
sekali tidak menyangkut nilai nilai.
Proses Terbentuknya Karakter
Karakter yang dimiliki oleh seseorang pada dasarnya terbentuk melalui
proses pembelajaran yang cukup panjang. Karakter manusia bukanlah sesuatu
yang dibawa sejak lahir. Lebih dari itu, karakter merupakan bentukan atau pun
tempaan lingkungan dan juga orang orang yang ada di sekitar lingkungan
tersebut.
Karakter dibentuk melalui proses pembelajaran di beberapa tempat, seperti
di rumah, sekolah, dan di lingkungan sekitar tempat tinggal. Pihak pihak yang
berperan penting dalam pembentukan karakter seseorang yaitu keluarga, guru, dan
teman sebaya.
Karakter seseorang biasanya akan sejalan dengan perilakunya. Bila
seseorang selalu melakukan aktivitas yang baik seperti sopan dalam berbicara,
suka menolong, atau pun menghargai sesama, maka kemungkinan besar karakter
orang tersebut juga baik, akan tetapi jika perilaku seseorang buruk seperti suka
mencela, suka berbohong, suka berkata yang tidak baik, maka kemungkinan besar
karakter orang tersebut juga buruk.
Teori Pembentukan Karakter Stephen Covey melalui bukunya 7 Kebiasaan
Manusia Yang Sangat Efektif, menyimpulkan bahwa sebenarnya ada tiga teori
utama yang mendasarinya, yaitu :
secara
Akhlak atau karakter adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang
tanpa melalui proses pemikiran. (Imam al-Ghozali)1
Jadi, proses pembentukan karakter itu menunjukkan keterkaitan yang erat antara
fikiran, perasaan dan tindakan. Dari wilayah akal terbentuk cara berfikir dan dari
wilayah fisik terbentuk cara berperilaku. Cara berfikir menjadi visi, cara merasa
menjadi mental dan cara berperilaku menjadi karakter. Apabila hal ini terjadi
pengulangan yang terus-menerus menjadi kebiasaan, maka sesuai dengan
pendapat Imam al-Ghozali yang mengatakan : Akhlak atau karakter adalah suatu
perbuatan yang dilakukan oleh seseorang tanpa melalui proses pemikiran.
A. PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER PADA MANUSIA (MELIPUTI
PROSES
MENGETAHUI,
MEMIKIRKAN,
MELAKUKAN,
MEMBIASAKAN)
Proses pembentukan karakter meliputi proses mengetahui, memikirkan,
melakukan, dan membiasakan. Terdapat beberapa teori yang dapat digunakan
untuk menganalisis proses pembentukan karakter ini. Teori tersebut diantaranya:
1. Pendekatan Teori Psikologi Behavioristik
Pembentukan tingkah laku berdasakarkan pada pendekatan
behavioristik ini menekankan mengenai respon perilaku yang dapat diamati
dan merupakan penentu lingkungannya. Dengan kata lain, pendekatan ini
dapat diukur karena dapat dilihat dari perilaku atau interaksi dengan
lingkungannya.
Ganjaran dan hukuman menentukan perilaku. Menurut Skinner (dalam
Wibowo)2, individu melakukan hal-hal baik dan positif bukan karena motivasi
mendalam untuk menjadi seseorang yang kompeten, akan tetapi lebih kepada
kondisi lingkungan yang dialami. Dengan begitu, pendekatan ini menekankan
pentingnya lingkungan dalam pembentukan perilaku seorang individu yang
pada akhirnya dapat mempengaruhi karakter individu itu sendiri.
2. Pendekatan Kognitif
Menurut para psikolog kognitif, otak menjadi tempat yang
mengandung pikiran di mana kemungkinan proses-proses mental individu
terjadi. Proses-proses tersebut diantaranya 1) mengingat, 2) mengambil
keputusan, 3) merencanakan, 4) menentukan tujuan, dan 5) kratif.
Pendekatan kognitif menekankan pada proses-proses mental yang
terlibat dalam mengetahui bagaimana kita mengarahkan perhatian,
mempersiapkan, mengingat, berpikir, dan memecahkan masalah. Dalam
3 Hertanti, Alfiramita. (2013). Teori Belajar Sosial Albert Bandura. diunduh pada hari
Sabtu, 05 April 2014
si A, maka ia akan menjadi pribadi yang akan terus melakukan hal positif
tersebut. Begitu pun jika ia melakukan kesalahan dan ia dihukum, maka ia
akan terus mengindari kesalahan untuk tidak dihukum. Jika ia sudah
membiasakan dengan hal-hal positif seperti ini, maka ia akan terus mengingat
kejadian tersebut, muncul sebuah persepsi dan citra pribadi yang kemudian si
A dapat berfikir bahwa ia dihukum karena salah, dan ia diberikan penghargaan
atau hadiah karena ia telah melakukan kebenaran atau kebaikan. Setelah mind
set si A terbentuk dan ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk, maka ia hanya membutuhkan penguatan, dorongan, dan motivasi untuk
terus melakukan hal-hal baik tersebut. Penguatan, dorongan dan motivasi ini
dapat muncul dalam sebuah model. Si A dapat menjadikan ayah dan ibunya
sebagai model untuk bertingkah laku. Jika ayah dan ibunya tidak memberikan
contoh atau berperilaku baik sesuai yang diajarkan, maka ia akan merasa
bingung dan tidak mendapatkan penguatan akan tingkah laku baik. Serta, ayah
ibunya tidak dapat menjadi model yang baik untuk si A. Padahal, model juga
berpengaruh terhadap pembentukan perilaku atau karakter.
B. KETELANDANAN
Keteladanan berasal dari kata Teladan yang berarti sesuatu yang patut
ditiru atau baik untuk dicontoh (Alwi,2001:1160)4. Sedangkan dalam bahasa
Arab adalah Uswatun Hasanah. Mahmud Yunus mendefinisikan uswatun sama
dengan qudwah yang berarti ikutan (Yunus,1989:42)5. Sedangkan hasanah
diartikan perbuatan yang baik (Yunus: 1989:103)6. Jadi Uswatun Hasanah adalah
suatu perbuatan baik seseorang yang ditiru atau diikuti oleh orang lain.
Keteladanan merupakan perilaku seseorang yang sengaja ataupun tidak sengaja
dilakukan atau dijadikan contoh bagi orang yang mengetahuinya atau melihatnya.
Sebutan keteladanan sering kali diberikan kepada seseorang yang mempunyai
kedudukan, pemimpin, guru,dosen atau profesi lainnya akan tetapi sebenarnya
setiap manusia haruslah mempunyai keteladanan. Adapun kriteria-kriteria
seseorang yang bisa disebut menjadi suri tauladan adalah sebagai berikut.
Kriteria-kriteria Keteladanan
Menurut al-Ghazali yang dikutip oleh Zainuddin dkk, bahwa kriteria-kriteria
keteladanan antara lain :
1. Sabar
Sabar adalah suatu kekuatan jiwa yang diwujudkan melalui sikap dan
ketahanan untuk menderita sesuatu yang tidak diinginkan.
Urgensi Keteladanan
Dalam al-Quran surat ash-Shaff ayat 3 dijelaskan :
Artinya : Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang
tidak kamu perbuat. (Qs.ash-Shaff : 3)
Dari ayat di atas jelas bahwa dalam memberikan pendidikan atau
mengarahkan seseorang itu hendaklah dimulai dari diri sendiri, sebelum kita
menyuruh orang lain berbuat baik, hendaklah terlebih dahulu kita mengerjakan
kebaikan tersebut.
hasil dari buah kasih sayang yang diikat dalam tali perkawin antara suami
istri dalam suatu keluarga. Keluarga adalah satu elemen terkecil dalam
masyarakat yang merupakan institusi sosial terpenting dan merupakan unit
sosial yang utama melalui individu-individu disiapkan nilai hidup dan
kebudayaan yang utama. Orang tua harus memiliki tingkah laku dan
tindakannya yang mencerminkan keteladanan di mata anak-anaknya. Diantara
tindakan keteladanan orang tua antara lain:
a) Mendidik anak selalu berkata jujur dan selalu menepati janji. Islam
dengan kaidah-kaidah yang universal dan prinsip-prinsip yang abadi,
telah mencanangkan dasar dan sistem pembinaan anak dalam berbagai
segi: aqidah, fisik, akal, sosial masyaraka, dan sebaginya. Dasar dan
sistem ini merupakan prinsip yang jelas, sederhana, dan mudah
dilaksanakan. Seorang anak harus dididik dengan kejujuran, dan bila
berjanji itu harus ditepati, dan anak bisa mencontohnya.
b) Mendidik anak selalu berkata jujur dan selalu menepati janji. Islam
dengan kaidah-kaidah yang universal dan prinsip-prinsip yang abadi,
telah mencanangkan dasar dan sistem pembinaan anak dalam berbagai
segi: aqidah, fisik, akal, sosial masyaraka, dan sebaginya. Dasar dan
sistem ini merupakan prinsip yang jelas, sederhana, dan mudah
dilaksanakan. Seorang anak harus dididik dengan kejujuran, dan bila
berjanji itu harus ditepati, dan anak bisa mencontohnya.
c) Mendidik anak selalu berkata jujur dan selalu menepati janji. Islam
dengan kaidah-kaidah yang universal dan prinsip-prinsip yang abadi,
telah mencanangkan dasar dan sistem pembinaan anak dalam berbagai
segi: aqidah, fisik, akal, sosial masyaraka, dan sebaginya. Dasar dan
sistem ini merupakan prinsip yang jelas, sederhana, dan mudah
dilaksanakan. Seorang anak harus dididik dengan kejujuran, dan bila
berjanji itu harus ditepati, dan anak bisa mencontohnya.
d) Mendidik anak selalu berkata jujur dan selalu menepati janji. Islam
dengan kaidah-kaidah yang universal dan prinsip-prinsip yang abadi,
telah mencanangkan dasar dan sistem pembinaan anak dalam berbagai
segi: aqidah, fisik, akal, sosial masyaraka, dan sebaginya. Dasar dan
sistem ini merupakan prinsip yang jelas, sederhana, dan mudah
dilaksanakan. Seorang anak harus dididik dengan kejujuran, dan bila
berjanji itu harus ditepati, dan anak bisa mencontohnya.
2. Keteladanan dalam Sekolah
Jika dilingkungan rumah/ keluarga, anak dapat dikatakan menerima
apa adanya dalam menerapkan sesuatu perbuatan, maka dilingkungan
sekolah sesuatu hal menjadi mutlakadanya, sehingga kita sering mendengar
anak mengatakan pada orang tuanya Ma, Pa, kata Bu guru/Pak guru begini
bukan begitu Ini menunjukkan bahwa pengaruh sekolah sangat besar dalam
membentuk pola pikir dan karakter anak, namun hal ini pun bukanlah sesuatu
yang mudah tercapai tanpa ada usaha yang dilakukan. Untuk menjadi Bapak
dan Ibu guru seperti dalam ilustrasi diatas butuh keteladanan dan konsistensi
perilaku yang patut diteladani.
Peran sekolah sangatlah penting sebagai pendidikan in formal yang
diterima oleh para peserta didik, sekolah mengajarkan segala bentuk
pendidikan akademik maupun non akademik melalui guru. Disini peran guru
bukan sekadar mentransfer pelajaran kepada peserta didik. Tapi lebih dari itu
guru bertanggung jawab membentuk karakter peserta didik sehingga menjadi
generasi yang cerdas, saleh, dan terampil dalam menjalani kehidupannya.
Inilah tugas guru yang amat strategis dan mulia.
Apalagi dewasa ini kehadiran guru sebagai pendidik semakin nyata
menggantikan sebagian besar peran orang tua yang notabene adalah
pengemban utama amanah Tuhan Yang Maha Esa. Dengan berbagai sebab dan
alasan, orang tua telah menyerahkan bulat-bulat tugas dan tanggung jawabnya
kepada guru di sekolah dengan berbagai keterbatasannya.
Guru sejatinya bukan sembarang pekerjaan, melainkan profesi yang
pelakunya memerlukan berbagai kelebihan, baik terkait dengan kepribadian,
akhlak, spiritual, pengetahuan dan keterampilan. Peran guru bukan sekadar
mentransfer pelajaran kepada peserta didik. Tapi lebih dari itu guru
bertanggungjawab membentuk karakter peserta didik sehingga menjadi
generasi yang cerdas, saleh, dan terampil dalam menjalani kehidupannya.
Inilah tugas guru yang amat strategis dan mulia. Oleh karena itu kepribadian
seorang guru sangatlah penting terutama di dalam mempengaruhi kepribadian
siswa. Selain menjadi guru, dia adalah juga seorang pendidik. Pendidikan itu
sendiri memiliki arti menumbuhkan kesadaran kedewasaan. bahkan di dalam
Islam arti pendidikan itu sangat beragam, diantaranya adalah:
Dari pandangan tersebut, memberikan pengertian bahwa istilah atTarbiyah mencakup semua aspek pendidikan, yaitu: kognitif, afektif dan
psikomotorik baik yang mencakup aspek jasmaniah maupun rohaniah.
8 Nizar, Samsul, Ramayulis, and Hasan Asari. Pengantar Dasardasar Pemikiran Pendidikan Islam. Penerbit Gaya Media Pratama,
2001.
9 Manzur, Ibnu, and Abu al-Fadhl Muhammad. "Qamus Lisan alArab." (1992).
10
11
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan karakter : konsep dan model / Muchlas Samani dan Hariyanto; Editor:
Adriyani Kamsyach
Abdulloh Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam : Kaidah-Kaidah Dasar,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992)
Sodiq, Kamus Istilah Agama, (Jakarta: CV. Sientarama, 1988)
W.J.S. Purwadarmintha, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1993)
Ibnu Manzhur, Lisan Al Arab Juz 9, (Mesir: Dar Al Misriyah, 1992)
Al-Quran Tarjamah Indonesia, (Jakarta: Sari Agung, 2002)
https://id.scribd.com/doc/62551530/arti-teladan
http://www.slideshare.net/SyafrinaMaulaTsaniah/4-proses-pembentukan-karakterpada-manusia-berdasarkan-pendekatan-teori-psikologi-behavioristikkognitif-dan-social-learning?from_action=save
http://pengertiandefinisi.com/pengertian-karakter-menurut-pendapat-para-ahli/
http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-karakter/
http://bdksemarang.kemenag.go.id/model-keteladanan-dalam-pendidikankarakter-di-madrasah/