Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Leukositosis
a. Pengertian
Secara umum, leukositosis adalah peningkatan jumlah leukosit daam darah.sel
darah putih (leukosit), jumlahnya meningkat lebih dari 11.000 sel/mm 3. Sedangkan nilai
normal leukosit sekitar 4000-10.500 sel/mm3 pada dewasa.
Leukosit terdiri atas enam sel, yaitu netrofil polimorfonuklear, eosinofil
polimorfonuklear, basofil polimorfonuklear, monosit, limfosit, dan sel plasma. Leukosit
merupakan sel darah yang berperan dalam tubuh untuk menangkal berbagai agen-agen
infeksi, seperti virus dan bakteri.Dalam proses infeksi, peningkatan sel-sel leukosit akan
terjadi karena tubuh mencoba mengompensasi kerusakan jaringan akibat infeksi tersebut.
Sel-sel polimorfonuklear dari leukosit (granulosit) yang dilepaskan dari sumsum tulang
normalnya memiliki masa hidup empat sampai delapan jam dalam sirkulasi darah dan
empat sampai lima hari berikutnya dalam jaringan yang membutuhkan. Dalam infeksi
yang lebih berat, granulosit akan bekerja lebih cepat di jaringan yang terinfeksi dan masa
hidup dari granulosit akan menurun drastis. Oleh karena itu, selama infeksi terjadi akan
terjadi mekanisme yang mendorong pembuatan leukosit untuk meningkatkan jumlah
leukosit guna menyokong penanggulangan infeksi. Peningkatan dari sel-sel leukosit
inilah yang disebut dengan leukositosis dan hal ini menjadi salah satu indikasi terjadinya
infeksi.
Leukositosis adalah suatu respon normal terhadap infeksi atau peradangan.
Keadaan ini dapat diju
(GM-CSF),
granulocyte-colony
Dan
setelahagen-agen
penyebab
infeksi
sudah
dihilangkan
dan
yang
seimbang
dari
masing-masing
jenis
sel,
(granulasi toksik).
Bercak-bercak retikulum endoplasma yang berdilatasi dan berwarna biru
pada sitoplasma.
Vakuola dalam sitoplasma
b) Leukositosis eosinofilik (eosinofilia) terlihat pada :
Kelainan alergi (misalnya asma, penyakit alergi kulit)
Infestasi parasit
Reaksi obat
Keganasan tertentu (misal:limfoma hodgkin dan beberapa limfoma
nonhodgkin)
Kelainan vaskular kolagen dan beberapa vaskulitis
Penyakit atero emboli (secara transien)
c) Leukositosis basofilik jarang ditemukan: keadaan ini menunjukkan kelainan
mieloproliferasi yang mendasari( misalnya leukemia mielogenik kronik).
2.
Granulositosis
Pengertian
Granulositosis adalah peningkatan jumlah granulosit (sejenis sel darah putih)
dalam darah perifer. Seringkali, istilah ini mengacu pada hitungan neutrofil yang
meningkat, karena neutrofil adalah granulosit utama.
3.
Neutrofilia
a. Pengertian
Neutrofilia adalah peningkatan proporsi neutrofil dalam darah atau jaringan, yang
merupakan temuan umum pada infeksi bakteri akut; juga sering dianggap sinonim
dengan leukositosis, karena yang terakhir ini umumnya akibat dari peningkatan jumlah
granulosit neutrofilik dalam darah yang beredar (atau jaringan, atau keduanya).
b. Penyebab Neutrofilia
Neutrofilia disebabkan oleh tiga penyebab utama yaitu infeksi, inflamasi, dan
maglinansi. Keparahan penyakit neutrofilia dipengaruhi oleh virulensi organisme, umur
( pada anak-anak lebih besar), dan keadaan imun pasien. Neutrofilia sendiri disebabkan
oleh: infeksi bacterial, agen toksik, metabolic (uremia, eklamsia, asidosis metabolic),
obat-obatan dan bahan kimia ( merkuri, digitalis, steroid), stimulus fisik dan emosional,
kerusakan jaringan dan nekrosis ( misalnya pada myocardiac infark, luka, penyakt
neoplastik), perdarahan (khususnya pada kavitas intraserosa peritoneal, pleural, sendi,
subdural-), dan penyakit hematologi (leukemia).
4. Leukopenia
a. Pengertian
Leukopenia adalah suatu kondisi klinis berkurangnya sel leukosit dalam darah
bisa terjadi karena sumsum tulang memproduksi sangat sedikit sel darah putih pada
sirkulasi darah, sehingga terjadi penurunan leukosit pada sirkulasi darah yaitu kurang dari
5000 sel/mm3.
b. Penyebab Leukopenia
1) Neutropenia, penyebabnya : infeksi virus, campak, demam thypoid toksin,rickettsia
dari tifus, faktor fisik (radiasi pengion), obat-obatan (sulfanilamides,barbiturat,
cytostaties), bensol, kekurangan vitamin B12, asam folat, anafilaksisshock,
hypersplenism, juga karena kelainan genetik.
2) Eosinopenia, penyebabnya : meningkatnya kadar stres, syndrom Cushing,
kortikosteroid, penyakit menular, corticotrophin dan kortison.
3) Limfopenia, penyebabnya : karena faktor keturunan dan immunodeficiency,stres,
radiasi penyakit, tuberkulosis militer.
4) Monocytopenia, penyebabnya : batang myeloid tertekan ditembak dari sumsumtulang
hemopoiesis
(misalnya,
dalam
penyakit
radiasi,
kondisi
septik
parah,
danagranulocytosis).
5. Agranulosit
a. Pengertian
Agranulositosis adalah keadaan yang sangat serius yang ditandai dengan jumlah
leukosit yang sangat rendah dan tidak adanya neutrofil. Agen penyebab umumnya adalah
obat yang menganggu pembentukan sel atau meningkatkan penghancuran sel. Obat
obat yang sering dikaitkan adalah agen agen kemoterapi mielosupresif (menekan
sumsum tulang) yangd igunakan pada pengobatan keganasan hematologi dan keganasan
lainnya. Obat yang makin banyak dan sering digunakan seperti analgetik antibiotika, dan
antihistamin, diketahui mampu menyebabkan agranulositosis berat. Respon terhadap obat
obatan ini berkaitan dengan dosis atau reaksi idiosinkrasi
b. Penyebab
Penyebab dari agranulositosis adalah penyinaran tubuh oleh sinar gamma
yangdisebabkan
oleh
ledakan
nuklir
atau
terpapar
obat-obatan
(sulfonamida,
6. Leukemia
a. Pengertian
Istilah Leukemia menggambarkan suatu bentuk kanker yang timbul pada organ
pembentukan darah pada tubuh (limpa, system limfatik, sumsum tulang) oragan ini
dibedakan sesuai dengan system leukositik yang terlibat. Bentuk umum dari semua
leukemia adalah proliferasi takteratur dari SDP dalam sumsum tulang yang menggantikan
elemen normal.ada suatu penampilan abnormal dalam sel asal hematopoietic, yang
mengakibatkan ketidak mampuan untuk membedakan dari sel normal. Bila sel normal
digantikan oleh sel leukemia. Leukemia mielositik akut, yuang melibatkan neutrofil, tipe
granulosit. Leukemia kronis paling umum adalah leukemia limfosotik kronis, yang
dikarakteristikan olah peningkatan abnormal pada limfosit.Leukemia adalah suatu tipe
dari kanker.
Leukemia adalah poliferasi sel lekosit yang abnormal, ganas, sering disertai
bentuk leukosit yang lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat
menyebabkan anemia, trombisitopeni dan diakhiri dengan kematian.
b. Klasifikasi Leukimia
Klasifikasi leukemia terdiri dari akut dan kronik, Klasifikasi kronik didasarkan
pada ditemukannya sel darah putih matang yang mencolok granulosit (leukemia
granulositik/mielositik) atau limfosit (leukememia limfositik). Klasifikasi leukemia akut
menurut the French-American-British (FAB) Sbb:
1) Leukemia limfoblastik akut :
L-1
Leukemia limfositik akut pada masa kanak-kanak : pospulasi
sel homogeny
L-1
Leukemia limfositik akut tampak pada orang dewasa :
homogenya.
2) Leukemia mieloblastik akut :
M-1 Deferensiasi granulisitik tanpa pematangan
M-2 Deferensiasi granulositik disertai pematangan menjadi stadium
promielositik
M-3 Deferensiasi granulositik disertai promielosit hipergranular
yang
dikaitkan
dengan
pembekuan
intravaskular
M-4
monosit
M-5a Leukemia monositik akut : kurang berdeferensiasi
M-5b Leukemia monositik akut : berdeferensiasi baik
M-6 Eritroblas predominan disertai diseritropoesis berat
M-7 Leukemia megakariosit.
3) Leukemia Limfositik Kronik
Leukemia Limfositik Kronik (LLK) adalah keganasan dan proliferasi
dari sel limfosit yang bersifat perlahan namun progresif. LLK lebih sering
mengenai limfosit B dibandingkan limfosit T. Pada awalnya penambahan
jumlah limfosit matang yang ganas terjadi di kelenjar getah bening, kemudian
menyebar ke hati dan limpa, dan keduanya mulai membesar.Masuknya
limfosit ini ke dalam sumsum tulang akan menggeser sel-sel yang normal,
sehingga terjadi anemia dan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit
di dalam darah. Kadar dan aktivitas antibodi (protein untuk melawan infeksi)
juga berkurang.
Sistem kekebalan yang biasanya melindungi tubuh terhadap serangan
dari luar, seringkali menjadi salah arah dan menghancurkan jaringan tubuh
yang normal.
Beberapa jenis leukemia limfositik kronik dikelompokkan berdasarkan
jenis limfosit yang terkena.Leukemia sel B (leukemia limfosit B) merupakan
jenis
yang
paling
LLK. Leukemia
sel
sering
T
ditemukan,
hampir
(leukemia
limfosit
mencapai
T)
3/4
lebih
suatu
kasus
jarang
penyakit
terpapar radiasi bom atom, penderita yang mendapat terapi radiasi karena
penyakit Ankilosing spondilitis dan penyakit lain.
Perjalanan penyakit leukemia mielositik kronik terdiri atas 3 fase yaitu:
1. Fase kronik
Fase ini ditandai dengan ekspansi yang tinggi dari hemopoietik pool
dengan peningkatan sel darah matur dengan sedikit gangguan fungsional.
Pada sumsum tulang, hepar, lien, dan darah perifer dijumpai sel neoplasma
yang sedikit. Lama fase kronik 3 tahun
2. Fase Akselerasi
Setelah kurang lebih 3 tahun, leukemia mielositik kronik akan masuk ke
fase akselerasi yang lebih sulit dikendalikan daripada fase kronik dan fase
ini dapat berlangsung selama beberapa bulan.
3. Fase Krisis Blast
Fase ini ditandai dengan ditemukannya lebih dari 30% sel blas pada
sumsum tulang. Sel blas kebanyakan adalah myeloid, tetapi dapat juga
dijumpai eritroid, megakariositik, dan limfoblas. Jika sel blas mencapai
>100.000/mmk, maka penderita memiliki resiko terkena sindrom
hiperleukositosis.
7.
Limfoma
a. Pengertian
Limfoma
adalah
kanker
yang
muncul
dalam
sistem
limfatik
yang
menghubungkan noda limfa atau kelenjar getah bening di seluruh tubuh. Sel-sel darah
putih limfosit dalam sistem limfatik akan membantu pembentukan antibodi tubuh untuk
memerangi infeksi. Jika sel-sel limfosit B dalam sistem limfatik diserang kanker, sistem
kekebalan tubuh penderita akan turun sehingga rentan mengalami infeksi.
b. Klasifikasi Limfoma
1. Limfoma Hodgkin
Sel ganas pada limfoma hodgkin berasal dari sel retikulum dengan gambaran
histologis yang dianggap khas adalah adanya sel Reed-Stemberg atau variasinya
yang disebut sel hodgkin. Limfosit yang merupakan bagian integral poliferasi sel
pada penyakit ini diduga merupakan manifestasi reaksi kekebalan seluler terhadap
sel-sel ganas tadi. Limfoma Hodgkin merupakan keganasan system limforetikuler
dan jaringan pendukungnya yang sering menyerang kelenjar getah bening.
Penyakit Hodgkin termasuk dalam keganasan limforetikular yaitu limfoma
malignum. Limfoma (kanker kelenjar getah bening) merupakan bentuk keganasan
dari sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikular seperti sel B, sel T dan histiosit
sehingga muncul istilah limfoma malignum (maligna = ganas).
Penyakit Hodgkin dibagi menjadi 4 tipe, yaitu :
1. Tipe Lymphocyte Predominant
Pada tipe ini gambaran patologis kelenjar getah bening terutama terdiri dari selsel limfosit yang dewasa.
2. Tipe Mixed Cellularity
tingkat
deferensiasinya
dan
berproliferasi
secara
banyak.
Idiopatik.
Idiopathic
berarti
tidak
diketahui
penyebabnya.
Thrombocytopenic yaitu jumlah keping darah (trombosit) yang dibawah nilai normal.
Purpura berarti seseorang memiliki luka memar yang banyak (berlebihan). Istilah ITP
ini juga merupakan singkatan dari Immune Thrombocytopenic Purpura.
ITP merupakan suatu kelainan yang berupa gangguan autoimun yang
mengakibatkan penurunan jumlah platelet yang disebut trombositopeni yang menetap,
produksi,
(hipersplenisme).
meningkatnya
penghancuran,
dan
kelainan
distribusi
Penurunan produksi bisa disebabkan oleh infeksi virus (seperti demam berdarah
dengue), leukemia, kekurangan vitamin B12 dan asam folat, gagal hati, sepsis, dan
beberapa kelainan bawaan seperti anemia Fanconi dan sindroma Alport. Sedangkan
peningkatan
penghancuran
trombosit
bisa
terjadi
pada
ITP
(Immune
10. Hemofilia
a. Pengertian
Hemofilia adalah suatu kelainan perdarahan akibat kekurangan salah satu faktor
pembekuan darah. Hemofilia terjadi akibat beberapa kelainan gen yang sifatnya
diturunkan terpaut pada kromosom kelamin yaitu kromosom X. Penderita hemofilia
harus menghindari obat-obatan seperti aspirin, warfarin, heparin dan obat pereda nyeri
tertentu (misalnya obat anti peradangan non-steroid), yang bisa memperburuk gangguan
perdarahan. Biasanya pengobatan meliputi transfusi untuk menggantikan kekurangan
faktor pembekuan. Faktor-faktor ini ditemukan di dalam plasma dan dalam jumlah yang
lebih besar ditemukan di dalam plasma konsentrat. Beberapa penderita membentuk
antibodi terhadap faktor VIII dan faktor IX yang ditransfusikan, sehingga transfusi
menjadi tidak efektif. Jika di dalam darah contoh terdapat antibodi, maka dosis plasma
konsentratnya dinaikkan atau diberikan faktor pembekuan yang berbeda atau diberikan
obat-obatan untuk mengurangi kadar antibodi.
b. Klasifikasi Hemofilia
Terdapat dua jenis hemofilia:
Hemofilia A (Hemofilia klasik) adalah kekurangan faktor VIII, yang meliputi 80%
kasus.
Hemofilia B (penyakit Christmas) adalah kekurangan faktor IX.
Pola perdarahan dan akibat dari kedua jenis hemofilia tersebut adalah sama.
Beratnya gejala tergantung kepada pengaruh kelainan gen yang terjadi terhadap
aktivitas faktor VII dan faktor IX. Jika aktivitasnya kurang dari 1%, maka akan terjadi
episode perdarahan hebat dan berulang tanpa alasan yang jelas. Jika aktivitasnya
mencapai 5% maka gejalanya ringan. Jarang terjadi episode perdarahan tanpa sebab
yang pasti, tetapi pembedahan atau cedera bisa menyebabkan perdarahan yang tak
terkendali, yang bisa berakibat fatal. Perdarahan berulang ke dalam sendi dan otot bisa
menyebabkan kelainan bentuk yang melumpuhkan. Perdarahan bisa menyebabkan
pembengkakan dasar lidah sehingga menyumbat saluran pernapasan dan terjadi
gangguan pernapasan. Benturan ringan di kepala bisa memicu perdarahan di tulang
tengkorak, yang bisa menyebabkan kerusakan otak dan kematian.
DAFTAR PUSTA
http://www.academia.edu/11298430/LEUKOSITOSIS_DALAM_PROSES_INFEKSI
http://kamuskesehatan.com/arti/neutrofilia/
https://www.scribd.com/doc/112288932/Leukopenia
https://www.scribd.com/doc/210146614/Leukositosis-n-Leukopenia
https://www.scribd.com/doc/112100419/AGRANULOCYTOSIS
https://www.academia.edu/10022918/LEUKEMIA
KA