Penguji kasus
: Cut Mirna A F
Ameltia Veraldy
22010114220002
22010114220014
Pembimbing
: dr. Rohmatullah S
dr. Shinta Devi A
Dibacakan oleh
: Cut Mirna A F
Ameltia Veraldy
22010114220002
22010114220014
Diajukan guna memenuhi tugas Kepaniteraan di Bagian Ilmu Kesehatan THTKL Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Pembimbing Kasus
dr. Rohmatullah
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii
2
2222222
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 2
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 2
1.2 Tujuan................................................................................................ 3
1.3 Manfaat.............................................................................................. 3
BAB II LAPORAN KASUS................................................................... 4
BAB III TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 16
3.1 Anatomi Telinga................................................................................ 16
3.2 Definisi Otitis Eksterna..................................................................... 18
3.3 Etiologi.............................................................................................. 19
3.4 Patofisiologi...................................................................................... 20
3.5 Klasifikasi.......................................................................................... 22
3.6 Gejala Klinis...................................................................................... 26
3.7 Diagnosis........................................................................................... 28
3.8 Diagnosis Banding............................................................................ 29
3.9 Penatalaksanaan................................................................................ 30
3.10 Komplikasi...................................................................................... 31
3.11 Prognosis......................................................................................... 31
BAB IV RINGKASAN........................................................................... 32
BAB V PEMBAHASAN ....................................................................... 33
BAB VI KESIMPULAN ........................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA
36
3
3333333
BAB 1
PENDAHULUAN
bahwa
berenang
merupakan
penyebab
dan
menimbulkan
kekambuhan. Senturia dkk (1984) menganggap bahwa keadaan panas, lembab dan
trauma terhadap epitel dari liang telinga luar merupakan faktor penting untuk
terjadinya otitis eksterna. Howke dkk (1984) mengemukakan pemaparan terhadap
air dan penggunaan lidi kapas dapat menyebabkan terjadi otitis eksterna baik yang
akut maupun kronik. Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang
sering dijumpai, disamping penyakit telinga lainnya.1,2
Faktor penyebab timbulnya otitis eksterna antara lain, kelembaban,
penyumbatan liang telinga, trauma local dan alergi. Faktor ini menyebabkan
berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa.
Keadaan ini menimbulkan trauma local yang mengakibatkan bakteri masuk
melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis
eksterna akut adalah pseudomonas (41 %), strepokokus (22%), stafilokokus
aureus (15%) dan bakteroides (11%).1,2,3
Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar
yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya
seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat
dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan tipe
infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas,
stafilokokus dan proteus, atau jamur terutama timbul pada musim panas.
Terjadinya kelembaban yang berlebihan karena berenang atau mandi menambah
maserasi kulit liang telinga dan menciptakan kondisi yang cocok bagi
pertumbuhan bakteri. 4
1.2 Tujuan
BAB II
LAPORAN KASUS
Seorang Perempuan 17 Tahun Dengan Otitis Eksterna Akut Difusa Sinistra
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: An. V
Umur
: 17 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Warga negara
: Indonesia
Alamat
: Kupang-ambarawa, Semarang
Pekerjaan
: Pelajar
Pendidikan
: SMA
No. CM
Masalah Aktif
Masalah Pasif
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis pada tanggal 14 November 2016 pukul 11.50.30 WIB di Poli THT
RSUP dr. Kariadi, Semarang.
Keluhan Utama
Keluar cairan dari telinga kiri
PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 14 November 2016 pukul 12.20 WIB
Status Praesen
Keadaan umum : Baik
Kesadaran
Tanda vital
: TD
: 110/70mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36o C
RR
: 20 x/menit
Pemeriksaan fisik:
Aktivitas
: Normoaktif
Kooperativitas
: Kooperatif
: Tampak normal
Mata
Thoraks : Jantung
Paru
Abdomen : Hati
Limpa
Ekstremitas
Status Lokalis:
Telinga:
Gambar:
Bagian Telinga
Telinga kanan
Hiperemis (-), edema (-),
Telinga kiri
Hiperemis (-), edema (-),
tekan (-)
Hiperemis (-), edema (-),
tekan (+)
Hiperemis (-), edema (-),
Daerah
preaurikula
Aurikula
Retroaurikula
Mastoid
Serumen (+),jaringan
Serumen (+), jaringan
granulasi (-), edema (-),
CAE / MAE
Membran
Perforasi (-), reflek cahaya
timpani
Sulit dinilai
(+) di anteroinferior
Hidung
Gambar :
Pemeriksaan Hidung
Hidung Luar
Sinus
Rinoskopi Anterior
Discaj
Mukosa
Konka Inferior
Hidung Kanan
Hidung Kiri
Inspeksi : Bentuk (Normal), simetris, deformitas (-),
hiperemis (-), edema (-), nasal crease (-), massa (-)
Palpasi : os nasal : krepitasi (-), nyeri tekan (-)
Nyeri tekan (-/-), nyeri ketok (-/-)
(-)
Hiperemis (-), livid (-)
(-)
Hiperemis (-), livid (-)
hiperemis (-)
Tumor
Septum nasi
Diafanoskopi
hiperemis (-)
Massa (-)
Massa (-)
Deviasi (-)
Deviasi (-)
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Tenggorok:
Gambar:
Orofaring
Dinding Faring
Keterangan
Granulasi (-), Post nasal drip (-)
Posterior
Bombans (-), hiperemis (-), bintik-bintik
Palatum
Arkus Faring
Mukosa
merah/stomatitis (-)
Simetris, uvula ditengah, hiperemis (-)
Hiperemis (-)
Ukuran T1, hiperemis (-),
Ukuran T1, hiperemis (-),
permukaan rata, kripte
membran (-)
membran (-)
Tonsil
Peritonsil
Abses (-)
Kepala
:
Wajah
:
Leher anterior :
Leher lateral :
Lain-lain
:
Gigi dan Mulut
Mesosefal
Simetris, Perot (-), deformitas (-)
Pembesaran kelenjar limfe (-)
Pembesaran kelenjar limfe (-)
(-)
Gigi geligi
Lidah
Palatum
Pipi
:
:
:
:
10
PEMERIKSAAN LABORATORIUM/PENUNJANG/KHUSUS
DIAGNOSIS BANDING:
Otitis eksterna Akut Difus
Otitis eksterna akut sirkumskripta
Otomikosis
DIAGNOSIS SEMENTARA:
Otitis eksterna difusa auricula sinistra
RESUME
Seorang anak perempuan 17 tahun datang dengan keluhan othorea
auricula sinistra. Keluhan dirasakan 1 hari sebelumnya. Sekret berwarna
putih keruh dan berbau. Pendengaran menurun (-/+), telinga terasa penuh
(-/+), sering mengkorek-korek telinga (+), nyeri kepala (+), gatal (+),
mual (+). 2 minggu sebelumnya pasien juga mengeluhkan adanya
demam dan nyeri tekan pada telinga, serta terdapat bengkak pada daerah
retroauricular sinistra. Serta pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan
tragus pada preauricular sinistra, nyeri tekan retroaurikula sinistra, nyeri
tekan dan nyeri ketok pada mastoid auricula sinistra.
Pada CAE/MAE auricula sinistra didapatkan adanya serumen (+),
edema (+), hiperemis (+), dan discharge (+) putih keruh, kental, berbau
dan menutupi CAE. Pada membran thympani reflek cahaya (+) di
anteroinferior.
RENCANA PENGELOLAAN:
1. Pemeriksaan Diagnostik
S: O: 2. Terapi:
Ear toilet
R/ Cefadroxil 500 tab XIV
tab/12 jam
R/ Asam Mefenamt 500mg tab XXI
11
tab/8 jam
R/ Metyl Predisolon 4mg
tab/12 jam
3. Pemantauan
- Keadaan Umum
- Tanda vital
- Discharge telinga kiri
- Kebersihan telinga kiri dan jangan kemasukan air
- Respon obat dan efek samping obat
- Komplikasi otitis eksterna akut
4. Edukasi:
Menjelaskan diagnosis penyakit pasien yaitu infeksi pada
12
13
seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu. Kelenjar sebasea terdapat
pada kulit liang telinga.5
Telinga Bagian Tengah
Telinga tengah atau cavum tympani. Telinga bagian tengah berfungsi
menghantarkan bunyi dari telinga luar ke telinga dalam. Bagian depan ruang
telinga dibatasi oleh membran timpani, sedangkan bagian dalam dibatasi oleh
foramen ovale dan foramen rtundum. Padang ruang tengah telinga terdapat
bagian-bagian sebagai berikut : 3
a. Membran timpani
Membran timpani berfungsi sebagai penerima gelombang bunyi.
Setiap ada gelombang bunyi yang memasuki lorong telinga akan mengenai
membran timpani, selanjutnya membran timpani akan menggelembung ke
arah dalam menuju ke telinga tengah dan menyentuh tulang tulang
pendengaran yaitu maleus, inkus dan stapes. Tulang tulang pendengaran
akan meneruskan gelombang bunyi tersebut ke telinga bagian dalam. (3,4)
b. Tulang tulang pendengaran
Tulang tulang pendengaran yang terdiri atas maleus, incus, dan
stapes. Ketiga tulang tersebut membentuk rangkaian tulang yang
melintang pada telinga tengah dan menyatu dengan membran timpani.
c. Tuba auditiva eustachius
Tuba auditiva eustachius atau saluran eustachius adalah saluran
penghubung antara ruang telinga tengah dengan rongga faring. Adanya
saluran eustachius, memungkinkan keseimbangan tekanan udara rongga
telinga telinga tengan dengan udara luar.3,4
Telinga Bagian Dalam
14
3.3 Etiologi
Swimmers ear (otitis eksterna) sering dijumpai, didapati 4 dari 1000
orang, kebanyakan pada usia remaja dan dewasa muda. Terdiri dari inflamasi,
iritasi atau infeksi pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat pemaparan terhadap
air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang telinga. Berenang
dalam air yang tercemar merupakan salah satu cara terjadinya otitis eksterna
(swimmers ear).7 Bentuk yang paling umum adalah bentuk boil (Furunkulosis)
salah satu dari satu kelenjar sebasea 1/3 liang telinga luar. Pada otitis eksterna
difusa disini proses patologis membatasi kulit sebagian kartilago dari otitis liang
telinga luar, konka daun telinga penyebabnya idiopatik, trauma, iritan, bakteri atau
fungal, alergi dan lingkungan. Kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topikal
obat tetes telinga.. Sensitifitas poten lainnya adalah metal dan khususnya nikel
yang sering muncul pada kertas dan klip rambut yang mungkin digunakan untuk
mengorek telinga. Infeksi merupakan penyakit yang paling umum dari liang
telinga luar seperti otitis eksterna difusa akut pada lingkungan yang lembab.1
3.4 Patofisiologi
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan
dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih
Gambar 1. Liang telinga yang lecet
kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga selsel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah
16
ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang
telinga.
Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang
telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap
pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan
jamur.3
Adanya
faktor
predisposisi
otitis
eksterna
dapat
menyebabkan
daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar
sehingga mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada penderita otitis
eksterna.
3.5 Klasifikasi
a. Penyebab tidak diketahui :1
Malfungsi kulit : dermatitis seboroik, hiperseruminosis, asteotosis
Eksema infantil : intertigo, dermatitis infantil.
Otitis eksterna membranosa.
Meningitis kronik idiopatik
Lupus erimatosus, psoriasis
b. Penyebab infeksi
Bakteri gram (+) : furunkulosis, impetigo, pioderma, ektima, sellulitis,
erisipelas.
Bakteri gram (-) : Otitis eksterna diffusa, otitis eksterna bullosa, otitis
zoster,
moluskum
mg per kg BB.
Analgetik : Parasetamol 500 mg qid (dewasa). Antalgin 500 mg
qid (dewasa).
Pada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor sistemik yaitu adanya
penyakit diabetes melitus.5
Otitis Eksterna Difus
19
Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi
bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab
lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang
telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat
furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta
(furunkel = bisul). Kandang-kadang kita temukan sekret yang berbau namun tidak
bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang berasal dari
kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis media. 3
Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang
mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara
obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika
sistemik. 8
Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah
tersebut. Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga
kandida albikans atau jamur lain.
Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi sering
pula tanpa keluhan. Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga.
Larutan asam asetat 2-5% dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga biasanya
dapat menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan juga obat anti-jamur (sebagai
salep) yang diberikan secara topikal. 8
20
sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan
gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak
sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan
kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan
dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan
serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit
dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan
tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun
telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar
dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis
eksterna.
21
22
3. Radang kronik
Otitis Eksterna
Etiologi
Akut
Virus,
bakteri,
Kronik
benda Jamur, trauma berulang,
asing
benda asing
Waktu
<14 hari
>14hari
Nyeri pada liang telinga
+++
++
Hiperemis
+
Secret
Seros, Mukopurulen
Kuning kehijauan
Terdapat jaringan sikatrik +
Tabel: perbedaan akut dan kronik
3.7 Diagnosis
Anamnesis
Gejala awal dapat berupa gatal
Didapatkan riwayat faktor predisposisi
Rasa gatal berlanjut menjadi nyeri yang sangat dan terkadang tidak sesuai
dengan kondisi penyakitnya (misalnya pada folikulitis atau otitis eksterna
sirkumskripta). Nyeri terutama ketika daun telinga ditarik, nyeri tekan
23
Diagnosis banding dari keadaan yang serupa dengan otitis eksterna antara lain
meliputi :
Otitis Media akut
Otitis eksterna bullosa
Perikondritis yang berulang
3.9
Penatalaksanaan
Otitis eksterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat
menghilangkan edema yang menyumbat liang telinga. Dengan demikian, biasanya
perlu disisipkan tampon berukuran x 5 cm kedalam liang telinga mengandung
obat agar mencapai kulit yang terkena. Setelah dilumuri obat, tampon kasa
disisipkan perlahan-lahan dengan menggunakan forsep aligator. Penderita harus
meneteskan obat tetes telinga pada kapas tersebut satu hingga dua kali sehari.
Dalam 48 jam tampon akan jatuh dari liang telinga karena lumen sudah bertambah
besar. Polimiksin B dan colistemethate merupakan antibiotik yang paling efektif
terhadap Pseudomonas dan harus menggunakan vehiculum hidroskopik seperti
glikol propilen yang telah diasamkan bahan kimia lain, seperti gentian violet 2%
dan perak nitrat 5% bersifat bakterisid dan bisa diberikan langsung ke kulit liang
telinga. Setelah reaksi peradangan berkurang, dapat ditambahkan alcohol 70%
untuk membuat liang telinga bersih dan kering. Terapi sistemik hanya
dipertimbangkan pada kasus berat; dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
kepekaan bakteri. Antibiotik sistemik khususnya diperlukan jika dicurigai danya
perikondritis atau kondritis pada tulang rawan telinga. 1,2,8
Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang
mungkin
terjadi
pada pasien,
terutama
setelah
berenang.
Untuk
24
3.11
Prognosis
Otitis eksterna adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya
sembuh dengan cepat dengan pengobatan yang tepat. Paling sering, otitis
ekserna dapat dengan mudah diobati dengan tetes telinga antibiotik. Otitis
eksterna kronis yang mungkin memerlukan perawatan lebih intensif. Otitis
eksterna biasanya tidak memiliki komplikasi jangka panjang atau serius. 10
BAB IV
RINGKASAN
Pasien datang ke Poli THT RSUP dr. Kariadi, Semarang dengan keluhan
keluar cairan dari telinga kiri. Keluhan ini dirasakan 1 hari yang lalu. Cairan
berwarna kekuningan, kental, dan berbau. Pasien mengeluh pendengaran menurun
(-/+), telinga terasa penuh (-/+), nyeri telinga (-/-), telinga berdenging (-/-), nyeri
belakang telinga (-/-), nyeri kepala cekot-cekot(+), terasa gatal(+) mual(+),
muntah(-), batuk(-), pilek(-), sering mengkorek-korek kuping (-). Kurang lebih 1
minggu yang lalu pasien dirawat di RSUD Ambarawa karena mengeluh keluhan
yang sama selama 3 hari, cairan berhenti keluar dengan obat yang diberikan
dokter. Sebelumnya, 2 minggu yang lalu, pasien pernah mengalami demam,
25
nyeri tekan pada telinga, dan terdapat bengkak di daerah belakang telinga, dan
dirasakan adanya cairan yang keluar dari telinga kiri. Dan terdapat riwayat renang
2 minngu sebelumnya.
Dari pemeriksaan fisik telinga didapatkan adanya cairan (-/+) : cairan
kekuningan, kental, berbau, hiperemis, nyeri tekan pada tragus, nyeri saat menarik
daun telinga ke atas dan kebelakang, sedangkan pemeriksaan fisik hidung,
tenggorok, kepala dan leher, serta gigi dan mulut dalam batas normal.
BAB V
PEMBAHASAN
Otitis eksterna merupakan radang pada liang telinga yang bersifat akut
maupun kronik akibat infeksi, bakteri, virus atau jamur.2 Peradangan pada otitis
eksternus yang merata pada kulit liang telinga yang disebabkan oleh kuman
maupun jamur (otomikosis) dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang
telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga dan kecenderungan untuk kambuhan.5,
otitis eksterna difus dikenal dengan swimmer ear (telinga perenang) atau telinga
cuaca panas (hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat
infeksi bakteri yang menyebabkan pembengkakan stratum korneum kulit sehingga
menyumbat saluran folikel.
26
Pada kasus ini pasien mengeluhkan keluar cairan dari telinga kiri sejak 1
hari yang lalu. Cairan berwarna putih kekuningan, kental, dan berbau. Pasien
mengeluh pendengaran menurun (-/+), telinga terasa penuh nyeri kepala cekotcekot(+), terasa gatal(+) mual(+), Sebelumnya, 2 minggu yang lalu, pasien
mengaku pernah kemasukan air pada telinga kiri saat berenang, pasien juga
pernah mengalami demam, nyeri tekan pada telinga, dan terdapat bengkak di
daerah belakang telinga, dan dirasakan adanya cairan yang keluar dari telinga kiri.
Dari anamesis dengan pasien didapatkan nyeri telinga kiri pasien, telinga
terasa penuh, terasa gatal, keluar secret pada telinga kiri pasien dan pasien juga
mengeluhkan penurunan pendengaran pada telinga kiri pasien. Dan dari faktor
predisposisinya didapatkan telinga pasien pernah kemasukan air saat pasien
sedang berenang di kolam.
Dari pemeriksaan fisik pada tanggal 14 November 2016 di dapatkan cairan
kekuningan, kental, berbau, hiperemis, nyeri tekan pada tragus, nyeri saat menarik
daun telinga ke atas dan kebelakang, sedangkan pemeriksaan fisik hidung,
tenggorok, kepala dan leher, serta gigi dan mulut dalam batas normal.
Penatalaksaan pasien ini telah dilakukan eartoilet, kemudian diberikan
antibiotik topical berupa gentamicyn 5ml kemudian dikasih obat peroral
Cefadroxil 500mg, Asam Mefenamt 500mg dan Metyl Predisolon 4mg.
Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang
mungkin terjadi pada pasien, terutama setelah berenang. Untuk menghindarinya
27
pasien harus menjaga agar telinganya selalu kering, dengan cara menggunakan
alkohol encer secara rutin tiga kali seminggu. Pasien juga harus diingatkan agar
tidak menggaruk / membersihkan telinga dengan cotton bud terlalu sering
BAB VI
KESIMPULAN
Telah dilaporkan pasien usia 17 tahun dengan otitis ekstena difus akut.
Dari anamesis di dapatkan keluar cairan dari liang telinga, bewarna putih
kekuningan dan berbau, pasien didapatkan nyeri telinga kiri pasien, telinga terasa
penuh, terasa gatal, dan pasien juga mengeluhkan penurunan pendengaran pada
telinga kiri pasien. Dan dari faktor predisposisinya didapatkan telinga pasien
pernah kemasukan air saat pasien sedang berenang di kolam. Dari pemeriksaan
fisik pada tanggal 14 November 2016 di dapatkan cairan putih kekuningan,
kental, berbau, hiperemis, nyeri tekan pada tragus, nyeri saat menarik daun telinga
ke atas dan kebelakang, sedangkan pemeriksaan fisik hidung, tenggorok, kepala
28
dan leher, serta gigi dan mulut dalam batas normal. Penatalaksaan pasien ini telah
dilakukan eartoilet, kemudian diberikan antibiotik topical berupa gentamicyn 5ml
kemudian dikasih obat peroral Cefadroxil 500mg, Asam Mefenamt 500mg dan
Metyl Predisolon 4mg. Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan
kekambuhan yang mungkin terjadi pada pasien, terutama setelah berenang. Untuk
menghindarinya pasien harus menjaga agar telinganya selalu kering, dengan cara
menggunakan alkohol encer secara rutin tiga kali seminggu. Pasien juga harus
diingatkan agar tidak menggaruk / membersihkan telinga dengan cotton bud
terlalu sering
DAFTAR PUSTAKA
5,
2016.
Available
from:
30