Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS KEPANITERAAN

SEORANG PEREMPUAN 17 TAHUN DENGAN OTITIS EKSTERNA


AKUT DIFUSA SINISTRA
Diajukan untuk melengkapi tugas kepaniteraan
Ilmu Kesehatan THT-KL Kedokteran Universitas Diponegoro

Penguji kasus

: dr. Anna Mailasari, K.D, Sp.THT-KL, Msi. Med

Pembimbing kasus : dr. Rohmatullah S


dr. Shinta Devi A
Dibacakan oleh

: Cut Mirna A F
Ameltia Veraldy

22010114220002
22010114220014

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN THT-KL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
2016
HALAMAN PENGESAHAN

Melaporkan kasus seorang perempuan 17 tahun dengan Otitis Eksterna Akut


Difusa Sinistra
Penguji kasus

: dr. Anna Mailasari, K.D, Sp.THT-KL, Msi. Med

Pembimbing

: dr. Rohmatullah S
dr. Shinta Devi A

Dibacakan oleh

: Cut Mirna A F
Ameltia Veraldy

22010114220002
22010114220014

Diajukan guna memenuhi tugas Kepaniteraan di Bagian Ilmu Kesehatan THTKL Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Semarang, 21 November 2016


Mengetahui,
Pembimbing Kasus

Pembimbing Kasus

dr. Rohmatullah

Dr. Shinta Devi A


Penguji Kasus

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

dr. Anna Mailasari, K.D, Sp.THT-KL,


Msi. Med

................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii

2
2222222

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 2
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 2
1.2 Tujuan................................................................................................ 3
1.3 Manfaat.............................................................................................. 3
BAB II LAPORAN KASUS................................................................... 4
BAB III TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 16
3.1 Anatomi Telinga................................................................................ 16
3.2 Definisi Otitis Eksterna..................................................................... 18
3.3 Etiologi.............................................................................................. 19
3.4 Patofisiologi...................................................................................... 20
3.5 Klasifikasi.......................................................................................... 22
3.6 Gejala Klinis...................................................................................... 26
3.7 Diagnosis........................................................................................... 28
3.8 Diagnosis Banding............................................................................ 29
3.9 Penatalaksanaan................................................................................ 30
3.10 Komplikasi...................................................................................... 31
3.11 Prognosis......................................................................................... 31
BAB IV RINGKASAN........................................................................... 32
BAB V PEMBAHASAN ....................................................................... 33
BAB VI KESIMPULAN ........................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA

36

3
3333333

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan
oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus. Penyakit ini sering dijumpai pada daerahdaerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklim-iklim sejuk dan kering.
Patogenesis dari otitis eksterna sangat komplek dan sejak tahun 1844 banyak
peneliti mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini seperti Branca (1953)
mengatakan

bahwa

berenang

merupakan

penyebab

dan

menimbulkan

kekambuhan. Senturia dkk (1984) menganggap bahwa keadaan panas, lembab dan
trauma terhadap epitel dari liang telinga luar merupakan faktor penting untuk
terjadinya otitis eksterna. Howke dkk (1984) mengemukakan pemaparan terhadap
air dan penggunaan lidi kapas dapat menyebabkan terjadi otitis eksterna baik yang
akut maupun kronik. Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang
sering dijumpai, disamping penyakit telinga lainnya.1,2
Faktor penyebab timbulnya otitis eksterna antara lain, kelembaban,
penyumbatan liang telinga, trauma local dan alergi. Faktor ini menyebabkan
berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa.
Keadaan ini menimbulkan trauma local yang mengakibatkan bakteri masuk
melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis
eksterna akut adalah pseudomonas (41 %), strepokokus (22%), stafilokokus
aureus (15%) dan bakteroides (11%).1,2,3

Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar
yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya
seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat
dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan tipe
infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas,
stafilokokus dan proteus, atau jamur terutama timbul pada musim panas.
Terjadinya kelembaban yang berlebihan karena berenang atau mandi menambah
maserasi kulit liang telinga dan menciptakan kondisi yang cocok bagi
pertumbuhan bakteri. 4
1.2 Tujuan

Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah agar mahasiswa kedokteran


mampu menegakkan diagnosis dan melakukan pengelolaan awal yang tepat
berdasarkan data yang diperoleh dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang dan pengelolaan pasien dengan otitis eksterna.
1.3 Manfaat
Penulisan laporan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
proses belajar menegakkan diagnosis dan melakukan pengelolaan pasien
gangguan pada telinga luar atau otitis eksterna

BAB II
LAPORAN KASUS
Seorang Perempuan 17 Tahun Dengan Otitis Eksterna Akut Difusa Sinistra
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama

: An. V

Umur

: 17 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Warga negara

: Indonesia

Alamat

: Kupang-ambarawa, Semarang

Pekerjaan

: Pelajar

Pendidikan

: SMA

No. CM

: C611150 (IRJA/ POLI THT)

Masalah Aktif

Masalah Pasif

1. Keluar cairan dari telinga kiri


2. Telinga kiri terasa penuh
3. Pendengaran menurun pada telinga kiri

II. ANAMNESIS
Autoanamnesis pada tanggal 14 November 2016 pukul 11.50.30 WIB di Poli THT
RSUP dr. Kariadi, Semarang.

Keluhan Utama
Keluar cairan dari telinga kiri

Perjalanan Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke Poli THT RSUP dr. Kariadi, Semarang dengan keluhan
keluar cairan dari telinga kiri. Keluhan ini dirasakan 1 hari yang lalu. Cairan
berwarna putih keruh, dan berbau. Pasien mengeluh pendengaran menurun (-/
+), telinga terasa penuh (-/+), nyeri telinga (-/-), telinga berdenging (-/-), nyeri
belakang telinga (-/-), nyeri kepala cekot-cekot(+), terasa gatal(+) mual(+),
muntah(-), batuk(-), pilek(-), sering mengkorek-korek kuping (-).
2 minggtu SMRS pasien mengaku merasa nyeri pada telinga sebelah
kiri, nyeri tekan (+),nyeri belakang telinga (+), keluar cairan dari telinga (+)
berwarna putih dan berbau, disetai timbul benjolan pada belakang telinga (+),
demam (+), nyeri kepala (+), pendengaran menurun (-), telinga berdenging (-),
oleh keluarga pasien dibawa ke RSUD Ambarawa dan sempat dirawat 3
hari. Karena keterbatasan alat, pasien dirujuk untuk melanjutkan pengobatan
ke RSUP Dr.Kariadi Semarang.

Riwayat Penyakit Dahulu:


Riwayat sakit seperti ini sebelumnya disangkal
Riwayat renang 2 minggu sebelumnya
Trauma pada liang telinga disangkal
Riwayat alergi disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat bersin-bersin di pagi hari disangkal

Riwayat dirawat di RSUD Ambarawa 1 minggu SMRS

Riwayat Penyakit Keluarga:


Riwayat anggota keluarga dengan keluhan yang sama disangkal
Riwayat alergi pada anggota keluarga disangkal
Riwayat asma pada keluarga disangkal
Riwayat bersin-bersin di pagi hari pada keluarga disangkal
Riwayat diabetes mellitus pada keluarga disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi:


Pasien adalah seorang pelajar SMA yang belum mandiri, pasien tinggal
bersama kedua orang tuanya. Ayah pasien seorang pegawai swasta dan ibu
pasien seorang ibu rumah tangga, mempunyai 3 orang anak yang belum
mandiri. Pembiayaan menggunakan UMUM. Kesan : sosial ekonomi cukup.

PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 14 November 2016 pukul 12.20 WIB
Status Praesen
Keadaan umum : Baik
Kesadaran

: Compos mentis, GCS = 15

Tanda vital

: TD

: 110/70mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36o C
RR

: 20 x/menit

Pemeriksaan fisik:
Aktivitas

: Normoaktif

Kooperativitas

: Kooperatif

Status gizi: Gizi baik (Normoweight, BB 60 kg, TB 168 cm, BMI :


21,3)
Kulit

: Tampak normal

Mata

: Tampak normal, konjungtiva anemis (-/-)

Thoraks : Jantung

: tidak dilakukan pemeriksaan

Paru

: tidak dilakukan pemeriksaan

Abdomen : Hati

: tidak dilakukan pemeriksaan

Limpa
Ekstremitas

: tidak dilakukan pemeriksaan


: tidak dilakukan pemeriksaan

Status Lokalis:
Telinga:
Gambar:

Bagian Telinga

Telinga kanan
Hiperemis (-), edema (-),

Telinga kiri
Hiperemis (-), edema (-),

fistula (-), abses (-), nyeri

fistula (-), abses (-), nyeri

tekan tragus (-)


Normotia, Hiperemis (-),

tekan tragus (+)


Normotia, Hiperemis (-),

edema (-), nyeri tarik (-)


Hiperemis (-), edema (-),

edema (-), nyeri tarik (-)


Hiperemis (-), edema (-),

fistula (-), abses (-), nyeri

fistula (-), abses (-), nyeri

tekan (-)
Hiperemis (-), edema (-),

tekan (+)
Hiperemis (-), edema (-),

nyeri tekan (-), nyeri ketok

nyeri tekan (+), nyeri ketok

(-), fistula (-)

(+), fistula (-)

Daerah
preaurikula
Aurikula

Retroaurikula

Mastoid

Serumen (+),jaringan
Serumen (+), jaringan
granulasi (-), edema (-),
CAE / MAE

hiperemis (-), furunkel (-),


discharge (-)

granulasi (-), edema (+),


hiperemis (+), furunkel (-),
discharge (+) : cairan
berwarna putih kekeruhan,
kental, berbau, menutupi
CAE

Membran
Perforasi (-), reflek cahaya
timpani

Sulit dinilai
(+) di anteroinferior

Hidung
Gambar :

Pemeriksaan Hidung
Hidung Luar
Sinus
Rinoskopi Anterior
Discaj
Mukosa
Konka Inferior

Hidung Kanan
Hidung Kiri
Inspeksi : Bentuk (Normal), simetris, deformitas (-),
hiperemis (-), edema (-), nasal crease (-), massa (-)
Palpasi : os nasal : krepitasi (-), nyeri tekan (-)
Nyeri tekan (-/-), nyeri ketok (-/-)
(-)
Hiperemis (-), livid (-)

(-)
Hiperemis (-), livid (-)

Edema (-), hipertrofi (-), Edema (-), hipertrofi (-),


8

hiperemis (-)
Tumor
Septum nasi
Diafanoskopi

hiperemis (-)

Massa (-)
Massa (-)
Deviasi (-)
Deviasi (-)
: Tidak dilakukan pemeriksaan

Tenggorok:
Gambar:

Orofaring
Dinding Faring

Keterangan
Granulasi (-), Post nasal drip (-)

Posterior
Bombans (-), hiperemis (-), bintik-bintik
Palatum
Arkus Faring
Mukosa

merah/stomatitis (-)
Simetris, uvula ditengah, hiperemis (-)
Hiperemis (-)
Ukuran T1, hiperemis (-),
Ukuran T1, hiperemis (-),
permukaan rata, kripte

permukaan rata, kripte

melebar (-), detritus (-),

melebar (-), detritus (-),

membran (-)

membran (-)

Tonsil

Peritonsil

Abses (-)

Kepala dan Leher

Kepala
:
Wajah
:
Leher anterior :
Leher lateral :
Lain-lain
:
Gigi dan Mulut

Mesosefal
Simetris, Perot (-), deformitas (-)
Pembesaran kelenjar limfe (-)
Pembesaran kelenjar limfe (-)
(-)

Gigi geligi
Lidah
Palatum
Pipi

:
:
:
:

Karies (-), gigi berlubang (-), gigi goyang (-)


Simetris, deviasi (-), tremor(-)
Bombans (-), hiperemis (-), bintik-bintik merah (-)
Mukosa buccal: hiperemis (-), stomatitis (-)

10

PEMERIKSAAN LABORATORIUM/PENUNJANG/KHUSUS
DIAGNOSIS BANDING:
Otitis eksterna Akut Difus
Otitis eksterna akut sirkumskripta
Otomikosis
DIAGNOSIS SEMENTARA:
Otitis eksterna difusa auricula sinistra
RESUME
Seorang anak perempuan 17 tahun datang dengan keluhan othorea
auricula sinistra. Keluhan dirasakan 1 hari sebelumnya. Sekret berwarna
putih keruh dan berbau. Pendengaran menurun (-/+), telinga terasa penuh
(-/+), sering mengkorek-korek telinga (+), nyeri kepala (+), gatal (+),
mual (+). 2 minggu sebelumnya pasien juga mengeluhkan adanya
demam dan nyeri tekan pada telinga, serta terdapat bengkak pada daerah
retroauricular sinistra. Serta pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan
tragus pada preauricular sinistra, nyeri tekan retroaurikula sinistra, nyeri
tekan dan nyeri ketok pada mastoid auricula sinistra.
Pada CAE/MAE auricula sinistra didapatkan adanya serumen (+),
edema (+), hiperemis (+), dan discharge (+) putih keruh, kental, berbau
dan menutupi CAE. Pada membran thympani reflek cahaya (+) di
anteroinferior.
RENCANA PENGELOLAAN:
1. Pemeriksaan Diagnostik
S: O: 2. Terapi:

Ear toilet
R/ Cefadroxil 500 tab XIV
tab/12 jam
R/ Asam Mefenamt 500mg tab XXI
11

tab/8 jam
R/ Metyl Predisolon 4mg
tab/12 jam
3. Pemantauan
- Keadaan Umum
- Tanda vital
- Discharge telinga kiri
- Kebersihan telinga kiri dan jangan kemasukan air
- Respon obat dan efek samping obat
- Komplikasi otitis eksterna akut
4. Edukasi:
Menjelaskan diagnosis penyakit pasien yaitu infeksi pada

telinga bagian luar


Edukasi agar pasien tidak mengorek telinga dan telinga kiri
jangan kemasukan air dan sebaiknya saat mandi telinga kiri
ditutup kapas, serta tidak berenang dulu
Edukasi untuk menghabiskan antibiotik yang diberikan
Edukasi untuk kembali control 1 minggu lagi
Prognosis
Quo ad sanam ad bonam
Quo ad vitam ad bonam
Quo ad fungsionam ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Anatomi Telinga
Anatomi Telinga
Telinga sebagai indera pendengar terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar,
telinga tengah dan telinga dalam.

12

Gambar 1. Struktur anatomi telinga


Telinga Bagian Luar
Telinga luar berfungsi menangkap rangsang getaran bunyi atau bunyi
dari luar. Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran telinga yang mengandung
rambut-rambut halus dan kelenjar sebasea sampai di membran timpani.4
Daun telinga terdiri atas tulang rawan eslastis dan kulit. Bagianbagian daun telingan lobula, heliks, anti heliks, tragus dan antitragus.
Liang telinga atau saluran telinga merupakan saluran yang berbentuk
seperti huruf S. pada 1/3 proksimal memiliki kerangka tulang dan 2/3 distal
memiliki kerangka tulang sejati. Saluran telinga mengandung rambut-rambut
halus dan kelenjar lilin. Rambut-rambut alus berungsi untuk melindungi lorong
telinga dari kotoran, debu, dan serangga, sementara kelenjar sebasea berfungsi
menghasilkan serumen. Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar

13

seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu. Kelenjar sebasea terdapat
pada kulit liang telinga.5
Telinga Bagian Tengah
Telinga tengah atau cavum tympani. Telinga bagian tengah berfungsi
menghantarkan bunyi dari telinga luar ke telinga dalam. Bagian depan ruang
telinga dibatasi oleh membran timpani, sedangkan bagian dalam dibatasi oleh
foramen ovale dan foramen rtundum. Padang ruang tengah telinga terdapat
bagian-bagian sebagai berikut : 3
a. Membran timpani
Membran timpani berfungsi sebagai penerima gelombang bunyi.
Setiap ada gelombang bunyi yang memasuki lorong telinga akan mengenai
membran timpani, selanjutnya membran timpani akan menggelembung ke
arah dalam menuju ke telinga tengah dan menyentuh tulang tulang
pendengaran yaitu maleus, inkus dan stapes. Tulang tulang pendengaran
akan meneruskan gelombang bunyi tersebut ke telinga bagian dalam. (3,4)
b. Tulang tulang pendengaran
Tulang tulang pendengaran yang terdiri atas maleus, incus, dan
stapes. Ketiga tulang tersebut membentuk rangkaian tulang yang
melintang pada telinga tengah dan menyatu dengan membran timpani.
c. Tuba auditiva eustachius
Tuba auditiva eustachius atau saluran eustachius adalah saluran
penghubung antara ruang telinga tengah dengan rongga faring. Adanya
saluran eustachius, memungkinkan keseimbangan tekanan udara rongga
telinga telinga tengan dengan udara luar.3,4
Telinga Bagian Dalam

14

Telinga dalam berfungsi menerima getaran bunyi yang dihantarkan


oleh telinga tengah. Telinga dalam atau labirin terdiri atas dua bagian yaitu
labirin tulang dan labirin selaput. Dalam labirin tulang terdapat
vestibulum, kanalis semisirkularis dan koklea. Di dalam koklea inilah
terdapat organ Corti yang berfungsi untuk mengubah getaran mekanik
gelombang bunyi menjadi impuls listrik yang akan dihantarkan ke pusat
pendengaran. 3,4
Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua setengah
lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semi-sirkularis.
Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan skala
timpani dengan skala vestibuli. 3,4
Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan
membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Koklea atau rumah siput merupakan
saluran spiral dua setengah lingkaran yang menyerupai rumah siput. 3,4
3.2 Definisi Otitis Eksterna
Otitis eksterna merupakan radang pada liang telinga yang bersifat akut
maupun kronik akibat infeksi, bakteri, virus atau jamur.2 Peradangan pada otitis
eksternus yang merata pada kulit liang telinga yang disebabkan oleh kuman
maupun jamur (otomikosis) dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang
telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga dan kecenderungan untuk kambuhan.5,
otitis eksterna difus dikenal dengan swimmer ear (telinga perenang) atau telinga
cuaca panas (hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat
infeksi bakteri yang menyebabkan pembengkakan stratum korneum kulit sehingga
menyumbat saluran folikel. 6
15

3.3 Etiologi
Swimmers ear (otitis eksterna) sering dijumpai, didapati 4 dari 1000
orang, kebanyakan pada usia remaja dan dewasa muda. Terdiri dari inflamasi,
iritasi atau infeksi pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat pemaparan terhadap
air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang telinga. Berenang
dalam air yang tercemar merupakan salah satu cara terjadinya otitis eksterna
(swimmers ear).7 Bentuk yang paling umum adalah bentuk boil (Furunkulosis)
salah satu dari satu kelenjar sebasea 1/3 liang telinga luar. Pada otitis eksterna
difusa disini proses patologis membatasi kulit sebagian kartilago dari otitis liang
telinga luar, konka daun telinga penyebabnya idiopatik, trauma, iritan, bakteri atau
fungal, alergi dan lingkungan. Kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topikal
obat tetes telinga.. Sensitifitas poten lainnya adalah metal dan khususnya nikel
yang sering muncul pada kertas dan klip rambut yang mungkin digunakan untuk
mengorek telinga. Infeksi merupakan penyakit yang paling umum dari liang
telinga luar seperti otitis eksterna difusa akut pada lingkungan yang lembab.1

3.4 Patofisiologi
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan
dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih
Gambar 1. Liang telinga yang lecet

kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga selsel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah

16

ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang
telinga.
Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang
telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap
pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan
jamur.3
Adanya

faktor

predisposisi

otitis

eksterna

dapat

menyebabkan

berkurangnya lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa.


Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui
kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi,
berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa
nyeri.
Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa
nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan /
nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna)
sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran.3
Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna yaitu pseudomonas
(41%), streptokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%).
Infeksi pada liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang
temporal.
Otalgia pada otitis eksterna disebabkan :
Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan
bantalan jaringan lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain
itu, edema dermis akan menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa

sakit yang hebat.


Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan
kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada
17

daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar
sehingga mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada penderita otitis
eksterna.
3.5 Klasifikasi
a. Penyebab tidak diketahui :1
Malfungsi kulit : dermatitis seboroik, hiperseruminosis, asteotosis
Eksema infantil : intertigo, dermatitis infantil.
Otitis eksterna membranosa.
Meningitis kronik idiopatik
Lupus erimatosus, psoriasis
b. Penyebab infeksi
Bakteri gram (+) : furunkulosis, impetigo, pioderma, ektima, sellulitis,

erisipelas.
Bakteri gram (-) : Otitis eksterna diffusa, otitis eksterna bullosa, otitis

eksterna granulosa, perikondritis.1,2


Bakteri tahan asam : mikrobakterium TBC.
Jamur dan ragi (otomikosis) : saprofit atau patogen.
Meningitis bullosa, herpes simplek, herpes

zoster,

moluskum

kontangiosum, variola dan varicella.


Protozoa
Parasit
c. Erupsi neurogenik : proritus simpek, neurodermatitis lokalisata/desiminata,
ekskoriasi, neurogenik.
d. Dermatitis alergika, dermatitis kontakta (venenat), dermatis atopik, erupsi
karena obat, dermatitis eksamatoid infeksiosa, alergi fisik.
e. Lesi traumatika : kontusio dan laserasi, insisi bedah, hemorhagi (hematom
vesikel dan bulla), trauma (terbakar, frosbite, radiasi dan kimiawi).
f. Perubahan senilitas.
g. Deskrasia vitamin
h. Diskrasia endokrin.1
Otitis eksterna diklasifikasikan atas :
1. Otitis eksterna akut :
Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel / bisul)
Otitis eksterna difus
2. Otitis eksterna kronik
18

1 Otitis eksterna akut


Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel/ bisul)
Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di
liang telinga yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan
furunkel di liang telinga di 1/3 luar. Sering timbul pada seseorang yang menderita
diabetes.
Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari
ringan sampai berat, dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila
mengunyah makanan). Keluhan kurang pendengaran, bila furunkel menutup liang
telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat
atau abses pada 1/3 luar liang telinga.
Penatalaksanaan otitis eksterna sirkumskripta: 5

Lokal : pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi


dengan 10% ichthamol dalam glycerine, diganti setiap hari.
Pada stadium abses dilakukan insisi pada abses dan tampon

larutan rivanol 0,1%.


Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi
yang cukup berat. Diberikan pada orang dewasa ampisillin 250
mg qid, eritromisin 250 qid. Anak-anak diberikan dosis 40-50

mg per kg BB.
Analgetik : Parasetamol 500 mg qid (dewasa). Antalgin 500 mg

qid (dewasa).
Pada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor sistemik yaitu adanya
penyakit diabetes melitus.5
Otitis Eksterna Difus

19

Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi
bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab
lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang
telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat
furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta
(furunkel = bisul). Kandang-kadang kita temukan sekret yang berbau namun tidak
bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang berasal dari
kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis media. 3
Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang
mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara
obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika
sistemik. 8
Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah
tersebut. Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga
kandida albikans atau jamur lain.
Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi sering
pula tanpa keluhan. Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga.
Larutan asam asetat 2-5% dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga biasanya
dapat menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan juga obat anti-jamur (sebagai
salep) yang diberikan secara topikal. 8

20

Gambar 2. Otitis eksterna akut

2 Otitis eksterna kronik


Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan ditandai
oleh terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks menyebabkan liang
telinga menyempit.

3.6 Gejala klinis


Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa
rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti
3. Otitisserta
eksterna
kronik Meskipun rasa sakit
terbakar hingga rasa sakitGambar
yang hebat,
berdenyut.

sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan
gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak
sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan
kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan
dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan
serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit
dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan
tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun
telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar
dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis
eksterna.

21

Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada


tahap awal dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya
rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan
pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada
kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak
merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta. Pada
otitis eksterna kronik merupakan keluhan utama.
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari
otitis eksterna akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau
purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama,
sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli
konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obatobatan yang digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang
mengakibatkan peredaman hantaran suara.1
Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi : 4
1. Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga
menyempit.
2. Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan
eksudat positif
3. Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak
4. Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema
positif.
Menurut Senturia HB (1980) :
Eritema kulit, sekret yang kehijau-hijauan dan edema kulit liang telinga
merupakan tanda-tanda klasik dari otitis diffusa akuta. Bau busuk dari sekret tidak
terjadi. Otitis eksterna diffusa dapat dibagi atas 3 stadium yaitu : 1
1. Pre Inflammatory
2. Peradangan akut (ringan/ sedang/ berat)

22

3. Radang kronik
Otitis Eksterna
Etiologi

Akut
Virus,

bakteri,

Kronik
benda Jamur, trauma berulang,

asing
benda asing
Waktu
<14 hari
>14hari
Nyeri pada liang telinga
+++
++
Hiperemis
+
Secret
Seros, Mukopurulen
Kuning kehijauan
Terdapat jaringan sikatrik +
Tabel: perbedaan akut dan kronik
3.7 Diagnosis
Anamnesis
Gejala awal dapat berupa gatal
Didapatkan riwayat faktor predisposisi
Rasa gatal berlanjut menjadi nyeri yang sangat dan terkadang tidak sesuai
dengan kondisi penyakitnya (misalnya pada folikulitis atau otitis eksterna
sirkumskripta). Nyeri terutama ketika daun telinga ditarik, nyeri tekan

tragus, dan ketika mengunyah makanan.


Rasa gatal dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening sampai
kental purulen tergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada
jamur biasanya akan bermanifestasi sekret kental berwarna putih keabu-

abuan dan berbau.


Pendengaran normal atau sedikit berkurang.
Pemeriksaan Fisik
Kulit MAE edema, hiperemi merata sampai ke membran timpani dengan
liang MAE penuh dengan sekret. Jika edema hebat, membran timpani
dapat tidak tampak.
Pada folikulitis akan didpatkan edema, hiperemi pada pars kartilagenous
MAE.
Nyeri tragus (+)
Adenopati reguler dan terkadang didapatkan nyeri tekan
3.8 Diagnosis Banding

23

Diagnosis banding dari keadaan yang serupa dengan otitis eksterna antara lain
meliputi :
Otitis Media akut
Otitis eksterna bullosa
Perikondritis yang berulang
3.9
Penatalaksanaan
Otitis eksterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat
menghilangkan edema yang menyumbat liang telinga. Dengan demikian, biasanya
perlu disisipkan tampon berukuran x 5 cm kedalam liang telinga mengandung
obat agar mencapai kulit yang terkena. Setelah dilumuri obat, tampon kasa
disisipkan perlahan-lahan dengan menggunakan forsep aligator. Penderita harus
meneteskan obat tetes telinga pada kapas tersebut satu hingga dua kali sehari.
Dalam 48 jam tampon akan jatuh dari liang telinga karena lumen sudah bertambah
besar. Polimiksin B dan colistemethate merupakan antibiotik yang paling efektif
terhadap Pseudomonas dan harus menggunakan vehiculum hidroskopik seperti
glikol propilen yang telah diasamkan bahan kimia lain, seperti gentian violet 2%
dan perak nitrat 5% bersifat bakterisid dan bisa diberikan langsung ke kulit liang
telinga. Setelah reaksi peradangan berkurang, dapat ditambahkan alcohol 70%
untuk membuat liang telinga bersih dan kering. Terapi sistemik hanya
dipertimbangkan pada kasus berat; dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
kepekaan bakteri. Antibiotik sistemik khususnya diperlukan jika dicurigai danya
perikondritis atau kondritis pada tulang rawan telinga. 1,2,8
Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang
mungkin

terjadi

pada pasien,

terutama

setelah

berenang.

Untuk

menghindarinya pasien harus menjaga agar telinganya selalu kering,


dengan cara menggunakan alkohol encer secara rutin tiga kali seminggu.

24

Pasien juga harus diingatkan agar tidak menggaruk / membersihkan


3.10

telinga dengan cotton bud terlalu sering. 1,3


Komplikasi
Perikondritis
Selulitis
Dermatitis aurikularis.9

3.11

Prognosis
Otitis eksterna adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya
sembuh dengan cepat dengan pengobatan yang tepat. Paling sering, otitis
ekserna dapat dengan mudah diobati dengan tetes telinga antibiotik. Otitis
eksterna kronis yang mungkin memerlukan perawatan lebih intensif. Otitis
eksterna biasanya tidak memiliki komplikasi jangka panjang atau serius. 10
BAB IV
RINGKASAN

Pasien datang ke Poli THT RSUP dr. Kariadi, Semarang dengan keluhan
keluar cairan dari telinga kiri. Keluhan ini dirasakan 1 hari yang lalu. Cairan
berwarna kekuningan, kental, dan berbau. Pasien mengeluh pendengaran menurun
(-/+), telinga terasa penuh (-/+), nyeri telinga (-/-), telinga berdenging (-/-), nyeri
belakang telinga (-/-), nyeri kepala cekot-cekot(+), terasa gatal(+) mual(+),
muntah(-), batuk(-), pilek(-), sering mengkorek-korek kuping (-). Kurang lebih 1
minggu yang lalu pasien dirawat di RSUD Ambarawa karena mengeluh keluhan
yang sama selama 3 hari, cairan berhenti keluar dengan obat yang diberikan
dokter. Sebelumnya, 2 minggu yang lalu, pasien pernah mengalami demam,

25

nyeri tekan pada telinga, dan terdapat bengkak di daerah belakang telinga, dan
dirasakan adanya cairan yang keluar dari telinga kiri. Dan terdapat riwayat renang
2 minngu sebelumnya.
Dari pemeriksaan fisik telinga didapatkan adanya cairan (-/+) : cairan
kekuningan, kental, berbau, hiperemis, nyeri tekan pada tragus, nyeri saat menarik
daun telinga ke atas dan kebelakang, sedangkan pemeriksaan fisik hidung,
tenggorok, kepala dan leher, serta gigi dan mulut dalam batas normal.

BAB V
PEMBAHASAN
Otitis eksterna merupakan radang pada liang telinga yang bersifat akut
maupun kronik akibat infeksi, bakteri, virus atau jamur.2 Peradangan pada otitis
eksternus yang merata pada kulit liang telinga yang disebabkan oleh kuman
maupun jamur (otomikosis) dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang
telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga dan kecenderungan untuk kambuhan.5,
otitis eksterna difus dikenal dengan swimmer ear (telinga perenang) atau telinga
cuaca panas (hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat
infeksi bakteri yang menyebabkan pembengkakan stratum korneum kulit sehingga
menyumbat saluran folikel.

26

Pada kasus ini pasien mengeluhkan keluar cairan dari telinga kiri sejak 1
hari yang lalu. Cairan berwarna putih kekuningan, kental, dan berbau. Pasien
mengeluh pendengaran menurun (-/+), telinga terasa penuh nyeri kepala cekotcekot(+), terasa gatal(+) mual(+), Sebelumnya, 2 minggu yang lalu, pasien
mengaku pernah kemasukan air pada telinga kiri saat berenang, pasien juga
pernah mengalami demam, nyeri tekan pada telinga, dan terdapat bengkak di
daerah belakang telinga, dan dirasakan adanya cairan yang keluar dari telinga kiri.
Dari anamesis dengan pasien didapatkan nyeri telinga kiri pasien, telinga
terasa penuh, terasa gatal, keluar secret pada telinga kiri pasien dan pasien juga
mengeluhkan penurunan pendengaran pada telinga kiri pasien. Dan dari faktor
predisposisinya didapatkan telinga pasien pernah kemasukan air saat pasien
sedang berenang di kolam.
Dari pemeriksaan fisik pada tanggal 14 November 2016 di dapatkan cairan
kekuningan, kental, berbau, hiperemis, nyeri tekan pada tragus, nyeri saat menarik
daun telinga ke atas dan kebelakang, sedangkan pemeriksaan fisik hidung,
tenggorok, kepala dan leher, serta gigi dan mulut dalam batas normal.
Penatalaksaan pasien ini telah dilakukan eartoilet, kemudian diberikan
antibiotik topical berupa gentamicyn 5ml kemudian dikasih obat peroral
Cefadroxil 500mg, Asam Mefenamt 500mg dan Metyl Predisolon 4mg.
Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang
mungkin terjadi pada pasien, terutama setelah berenang. Untuk menghindarinya

27

pasien harus menjaga agar telinganya selalu kering, dengan cara menggunakan
alkohol encer secara rutin tiga kali seminggu. Pasien juga harus diingatkan agar
tidak menggaruk / membersihkan telinga dengan cotton bud terlalu sering

BAB VI
KESIMPULAN

Telah dilaporkan pasien usia 17 tahun dengan otitis ekstena difus akut.
Dari anamesis di dapatkan keluar cairan dari liang telinga, bewarna putih
kekuningan dan berbau, pasien didapatkan nyeri telinga kiri pasien, telinga terasa
penuh, terasa gatal, dan pasien juga mengeluhkan penurunan pendengaran pada
telinga kiri pasien. Dan dari faktor predisposisinya didapatkan telinga pasien
pernah kemasukan air saat pasien sedang berenang di kolam. Dari pemeriksaan
fisik pada tanggal 14 November 2016 di dapatkan cairan putih kekuningan,
kental, berbau, hiperemis, nyeri tekan pada tragus, nyeri saat menarik daun telinga
ke atas dan kebelakang, sedangkan pemeriksaan fisik hidung, tenggorok, kepala

28

dan leher, serta gigi dan mulut dalam batas normal. Penatalaksaan pasien ini telah
dilakukan eartoilet, kemudian diberikan antibiotik topical berupa gentamicyn 5ml
kemudian dikasih obat peroral Cefadroxil 500mg, Asam Mefenamt 500mg dan
Metyl Predisolon 4mg. Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan
kekambuhan yang mungkin terjadi pada pasien, terutama setelah berenang. Untuk
menghindarinya pasien harus menjaga agar telinganya selalu kering, dengan cara
menggunakan alkohol encer secara rutin tiga kali seminggu. Pasien juga harus
diingatkan agar tidak menggaruk / membersihkan telinga dengan cotton bud
terlalu sering

DAFTAR PUSTAKA

1. Husni Teuku. Hubungan Infeksi Saluran Pernapasan Akut dengan Otitis


Media Akut. Banda Aceh : Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 2011; 11(3) :
157-158.
2. Djaafar ZA, Helmi, Restuti RD. Kelainan telinga tengah. Dalam: Buku
ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala dan leher. Edisi
ketujuh. Jakarta: FKUI;2012.p.57-78.
3. Albert, R.H.&Scolnick, N.S. Treatment and Managementof Acute Otitis
Media., Essential Infectous Disease Topics for Primary Care. 2009. United
States : Springer Science & Business Media.
4. Betz, C.L & Sowden,L.A. Otitis Media, Buku Saku Keperawatam Pediatri
(5th edition). 2009. Jakarta : EGC.
5. Donaldson, J.D. Updated Oct

5,

2016.

Available

from:

http://emedicine.medscape.com/article/859316overview#aw2aab6b2b5ab1. Cited : November 14, 2016.


29

6. Monasta,L., Ronfani, L., Marchetti,F., Brummati, L.V., Bavcar, A., Grasso,


D., et al. Burden of Disease Caused by Otitis Media : Systematic Review
and Global Estimates. 2012
7. Kerschner, J.E. Otitis Media In Kliegman R.M., ed. Nelson Textbook of
Pediatrics, 18th edition. 2007. USA : Saunders Elsevier, 2632-2646.
8. Gulya AJ. Anatomy of the ear and temporal bone. In:
Glasscock III ME, Gulya AJ, editors. GlasscokcShambaugh,
surgery of the ear. Fifth edition. Ontario:BC Decker
Inc.,2003.p.44.
9. Tim penulis. Kapita selekta kedokteran/ editor, Chris Tanto, edisi 4. 2014.
Jakarta: Media Aesculapius.
10.
Dhingra, PL. E-book Disease of ear, nose, throat, 4th edition.
Penerbit : Elsevier; hal.60-61.
11.
Adams G. L., Boies LR, Higler PA. Buku Ajar Penyakit
Telinga Hidung Tenggorok 6th Edition. Penerbit : Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 2012 ; hal . 89 119.
12.
Rubin, M.A., Gonzales, R., Sande,M.A., 2008. Pharyngitis,
sinusitis, otitis, and other upper respiratory tract infections in Fauci, A.S.,
ed. Harrysons Principles of Internal Medicine. 17th ed. USA : McGrawHill Companies, Inc., 20

30

Anda mungkin juga menyukai