Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Geometri berasal dari kata Latin Geometria. Geo yang artinya tanah dan metria
yang artinya pengukuran. Berdasarkan sejarah Geometri tumbuh jauh sebelum Masehi
karena keperluan pengukuran tanah, di sekitar kawasan sungai Nil setelah terjadi
banjir, dalam bahasa Indonesia Geometri dapat diartikan sebagai Ilmu Ukur (Moeharti,
1986: 1.2). Geometri didefinisikan juga sebagai cabang Matematika yang mempelajari
titik, garis, bidang dan benda-benda ruang serta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan
hubungannya satu sama lain.
Garis dan bidang merupakan salah satu contoh dari istilah tak terdefinisikan yang
menjadi pijakan awal dari geometri, sehingga konsep garis dan bidang sering digunakan
dalam geometri. Misalnya adalah perpotongan dari dua bidang akan menghasilkan sebuah
garis yang terletak pada dua bidang yang saling berpotongan. Kubus, balok dan lain
sebagainya merupakan kumpulan dari bidang bidang, walaupun bidang merupakan
perpotongan dari beberapa garis. Dari contoh di atas dapat dipahami bahwa garis dan bidang
merupakan faktor dasar geometri, tentunya dengan tidak melupakan bahwa titik juga
merupakan dasar dari geometri.
Sistem dari geometri yang dipelajari dari sekolah dasar hingga menengah
digunakannya pasangan bilangan terurut lebih dari tiga, karena para ahli matematika dan
fisika menyadari bahwa tidak harus berhenti pada ganda tiga. Diakui bahwa bilangan ganda
empat ( a1, a2, a3, a4 ) dapat dianggap sebagai titik pada ruang dimensi-4, ganda lima ( a1,
a2, a3, a4, a5 ) sebagai titik pada ruang dimensi-5 dan seterusnya. Walaupun visualisasi
geometrik tidak melebihi ruang dimensi tiga.
Perluasan garis dan bidang pada ruang yang melebihi dimensi-3 dapat dilakukan
dengan bekerja melalui sifat sifat analitisnya dan bukan melalui sifat sifat geometris.
B. Permasalahan
Permasalahan yang dikaji dalam penulisan ini adalah
1. Bagaimana bentuk dari persamaan garis lurus-n dan bidang datar-n?
2. Bagaimana persamaan kedudukan dua garis lurus-n dan dua bidang datar-n?
3. Bagaimana persamaan jarak antara sebuah titik dengan garis lurus-n dan jarak antara
dua garis lurus-n?
4. Bagaimana persamaan jarak antara sebuah titik dengan bidang datar-n?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui persamaan dari garis lurus-n dan
didang datar-n serta relasi yang terkait dengan gair lurus-n dan bidang datar-n.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Garis dan Bidang
Sebuah garis (garis lurus) dapat dibayangkan sebagai kumpulan dari titik titik yang
memanjang secara tak terhingga ke kedua arah ( Kohn, 2003 : 4 )
Sebuah bidang dapat dianggap sebagai kumpulan titik yang jumlahnya tak terhingga
yang membentuk permukaan rata yang melebar ke segala arah sampai tak terhingga ( Kohn,
2003 : 4 )
B. Ruang Linear
EE
yang dilengkapi
FE E
dimana kedua
x, y ,z
Untuk semua
x, y
b. Untuk semua
di
di
E berlaku
E berlaku
x+ ( y+ z ) =( x+ y ) + z .
x+ y= y + x .
E sehingga
E .
e. Untuk semua
a , b di
F dan
x di
E berlaku a( bx)=(ab) x .
f.
a , b di
F dan
x di
g. Untuk semua
a di
F dan
h. Untuk semua
x di
E berlaku 1 x=x .
di
E sehingga
x di
x di
x, y
x di
untuk setiap
d. Untuk semua
Untuk semua
E , ada elemen
x+ 0=x
x+(x)=0 .
Contoh 1
Selidiki apakah
atas lapangan
Rn
R .
Penyelesaian:
Rn=R R R R={( x 1 , x 2 , , x nx 1 , x 2 , , x n R ) } .
Ambil
z=( z 1 , z 2 , , z n ) R
a) Jelas
x=( x 1 , x 2 , , x n ) ,
sembarang
y=( y 1 , y 2 , , y n )
x+ ( y+ z ) =( x 1 , x 2 , , x n )+ ( y 1 , y 2 , , y n + z 1 , z 2 , , z n )
( x 1+ y1 + z 1 , x 2 + y 2+ z2 , , xn + y n + z n )
( x 1+ y1 , x2 + y 2 ) + ( z 1 , z 2 , , z n )
dan
( x+ y )+ z
b) Jelas
x1
y1 ,
x2
y 2 ,..., x n
=(
y1
x1 ,
y2
x2
,...,
y x
c) Pilih
Jelas
0=(01 , 02 ,... , 0n ) Rn
x+ 0=(x 1 , x 2 , ... , x n )+(01 , 02 ,... , 0n )
0+ ( x 1 , x 2 , , x n )
x
d) Pilih
Jelas
(x1 ,x 2 ,... ,x n ) Rn
x+( x)=(x 1 , x 2 , ... , x n )+(x 1 ,x 2 , ... ,x n)
( x 1x 1 , x 2x 2 ,... , x nx n)=0.
Ambil sembarang
e)
a,bR
a b ( x )=a ( b x 1 , b x 2 , ... , b x n )
a ( b( x 1 , x 2 , ... , x n ) )
( ab ) x .
f)
g)
yn
yn )
xn )
( x 1 , x 2 ,... , x n)
x
( x 1 , x 2 , ... , x n ) ,
Jadi
maka
( y 1 , y 2 , ..., y n )
dan
( z 1 , z 2 , , z n ) Rn
dan
a,bR
R.
x , y , z V dan skalar R
a.
x , y = y , x
b.
x , y = y , x
c.
x , y+ z = x , y + x , z
d.
x , x 0 dan
x , x =0 x=
, :V V R
memenuhi:
vektor nol di V
Sehingga
( Wuryanto, 2003 : 36 )
Contoh 2 :
n
Rn
x , y = xi y i merupakan ruang
i=1
inner product. Ditunjukkan bahwa perkalian titik tersebut adalah suatu inner product.
n
Dibentuk fungsi
setiap vektor
x=( x 1 , x 2 , , x n ) ,
y=( y 1 , y 2 , , y n ) di
x=( x 1 , x 2 , , x n ) ,
y=( y 1 , y 2 , , y n ) di
Rn
memenuhi:
x , y = y , x oleh sebab
a. Jelas
i=1
i=1
x , y = xi y i= y i xi = y , x
x , y = y , x oleh sebab,
b. Jelas
i=1
i=1
x , y = xi y i= x i y i= y , x .
x , y+ z = x , y + x , z
c. Jelas
y
( i+ z i )
Karena
x , y+ z = x i
i=1
xi y
( i+ xi z i)
n
i=1
i=1
i=1
x i y i + x i z i= x , y + x , z
d.
x , x 0 oleh sebab
n
x , x = x i2 0
i=1
x , y = xi y i
i=1
untuk
i=1, 2, , n .
C. Ruang Vektor
1. Ruang Vektor
Sebuah ruang vektor V adalah sebuah himpunan dari objek
x , y , z , ....
yang disebut vektor. Satu vektor yang dikenal dinamakan vektor nol yang dinotasikan
dengan . Untuk setiap vektor x dimana dikenal sebuah vektor x, dinamakan invers dari
x. Aksioma aksioma yang mengikuti agar asumsi dari ruang vektor terpenuhi adalah
a. Untuk setiap sepasang vektor x, y dimana penjumlahan vektor dari x, y dinotasikan
x + y = y + x .
ii.
( x + y )+ z =x + ( y + z ) .
iii.
x + 0=x .
iv.
x +( x )=0.
b. Untuk setiap skalar k dan setiap vektor x dimana perkalian vektor dari x oleh k
dinotasikan kx. Perkalian vektor oleh skalar harus memenuhi:
i.
k ( x + y )=k x +k y .
ii.
( k + j ) x =k x + j x .
iii.
( kj ) x =k ( j x )
iv.
1 x = x
Pada b.i) simbol + memiliki dua arti yaitu untuk penjumlahan skalar dan vektor. Pada
b.iii) memiliki dua arti yaitu perkalian dua skalar atau perkalian sebuah skalar dan
sebuah vektor.
( Berberian, 1961 : 1 )
Contoh 3 :
Tunjukan
Penyelesaian:
Ambil
sembarang
x =( x 1 , x 2 , , x n ) ,
y =( y 1 , y 2 , , y n )
z =( z 1 , z 2 , , z n ) Rn
(a) Jelas
x + y =( x 1 , x 2 , , x n ) + ( y 1 , y 2 , , y n )
x1 y 1 + x2 y 2 ++ x n y n
y 1 x 1 + y 2 x 2 ++ y n x n
( y 1 , y 2 , , y n) + ( x 1 , x 2 , , x n)
y + x .
(b)
( x + y )+ z =( ( x 1 , x 2 , , x n ) + ( y 1 , y 2 , , y n ) ) + ( z 1 , z 2 , , z n )
(( x 1 , x2 , , x n ) +( y 1 , y 2 , , yn ) +( z 1 , z 2 , , zn ) )
( x 1 , x 2 , , x n ) +(( y 1 , y 2 , , y n ) +( z 1 , z 2 , , zn ) )
x + ( y + z ) .
(c) Pilih
Jelas
(d) Pilih
Jelas
0=( 01 , 02 , , 0n ) R n
x + 0=0+ x =( 01 , 02 , ,0 n )+ ( x 1 , x 2 , , x n )=x .
x = (x 1 ,x 2 , ,x n ) R
x + (x )=( x 1 , x 2 , , x n ) + ( x 1 ,x 2 , ,xn )
( x 1x 1 , x 2x 2 , , x nx n )=0
Ambil sembarang
(e)
k , jR
k ( x + y )=k {( x1 , x2 , , xn ) + ( y 1 , y 2 , , y n ) }
k ( x1 , x2 , , xn )+ k ( y1 , y2 , , yn )
k x + k y .
dan
( k + j ) x =( k + j ) ( x 1 , x 2 , , x n )
(f)
k ( x 1 , x 2 , , x n ) + j ( y 1 , y 2 , , y n )
k x + j x .
( kj ) x =( kj ) ( x 1 , x 2 , , x n )=k ( j ( y 1 , y 2 , , y n ) )
(g)
k ( j x )
1 x =1 ( x1 , x2 , , xn ) =( x 1 , x 2 , , x n )=x
(h)
Rn dipenuhi, maka
( x , y ) x , y ,
x , y 0, x V .
c.
d.
( x + y ) , z = x , z + y, z
e.
a x , y =a x , y = x , a y .
b.
x , y V
x , y V .
Ruang vektor yang dilengkapi dengan hasil kali dalam (inner product) dinamakan ruang
hasil kali dalam.
( Rochmad, 2000 : 24 )
Contoh 4 :
n
x . y = x i y i
i=1
merupakan ruang
hasil kali dalam. Ditunjukkan perkalian titik tersebut adalah suatu inner product.
Dibentuk suatu fungsi
Rn Rn R
yang didefinisikan
x , y = x . y
untuk
setiap vektor
x =( x 1 , x 2 , , x n ) , y =( y 1 , y 2 , , y n )
dan skalar a di
Rn
maka
fungsi tersebut merupakan suatu inner product sebab memenuhi aksioma dari ruang
inner product.
Bukti:
a.
c = y , x sebab
n
i=1
i=1
x , y = x . y = x i y i = y i x i= y , x
b.
a x , y =a x , y sebab,
n
i=1
i=1
a x , y = ( a x . y )= a x i y i=a x i y i =a ( x . y )=a x , y .
c.
( x + y ) , z = x , z + y , z
sebab
( x + y ) , z =x ( y + z )
n
( xi y i + xi zi )
i=1
i=1
i=1
x i y i + xi zi
x . y + x . z
x , z + y , z
d. Jelas
e.
x . y = x i y i
i=1
dalam.
D. Ruang Metrik
10
X .
Misalkan
X xX
bila dan
hanya bila fungsi tersebut memenuhi aksioma aksioma berikut, yaitu untuk setiap
a,b,c X:
(i)
Definit Positif
(ii)
d ( a , b )=d ( b , a ) .
Simetris
(iii)
d (a , c )d ( a , b)+ d (b , c)
Ketaksamaan Segitiga
(iv)
Bilangan Real
(X ,d)
(X ,d)
disebut
Contoh 5 :
1.
Fungsi
d (a , b)= ab , dengan
dan
b bilangan-bilangan Real, adalah metrik dan disebut Metrik Biasa pada garis Real R.
Bukti:
(i)
(ii)
d ( a , b )=|ab|=|ba|=d ( b , a ) .
(iii)
ab+ bc ab+bc
11
|ac|.
atau
(iv)
d ( a , c ) d ( a , b ) +d ( b , c ) , a<b< c .
d ( a , b )=|ab|>0 jika.
2. Fungsi
, dengan
R2
dan
Bukti:
d p, q
a1 b1 2 a 2 b2 2
0 dan
(i)
d(p,q) = 0
a1 b1 2 a 2 b2 2
a1 b1 2 a 2 b2 2 0
a1 b1 2
a 2 b2
a1 b1 a 2 b2
a1 b1 a 2 b2
a1 a 2 b1 b2
Jadi
d ( p , q)=0
a1 b1
jika dan hanya jika
(ii)
12
a 2 b2
dan
d p, q d q , r
(iii)
a1 b1 2 a 2 b2 2
b1 c1 2 b2 c2 2
a1 b1 2 a 2 b2 2 b1 c1 2 b2 c2 2
2a1c1 c1 a 2 2a 2 c 2 c 2
a1 c1 2 a 2 c2 2
Jad i
d p, r d p, q d q, r
atau
d p, q
(iv)
p a1 , a 2 q b1 ,b2
dengan
a1 b1 2 a 2 b2 2
pq
>0 jika
13
, dimana p<q<r.
r c1 , c 2
dan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
Terdapat materi yang menarik terkait dengan bidang geometri yang mungkin pernah
disinggung dalam perkuliahan tapi tidak diangkat dalam bentuk tulisan yaitu mengenai garis
dan bidang dalam ruang berdimensi n.
Dengan melakukan telaah pustaka dari berbagai referensi yang ada, penulis
menyusun gagasan tersebut dalam bentuk makalah.
B. Perumusan Masalah
Dengan menemukan tema yang cocok, langkah selanjutnya adalah merumuskan
masalah dari tema yang diangkat tersebut sesuai dengan bahasan yang akan digunakan.
Perumusan masalah dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang singkat dan jelas sehingga
mudah untuk dipahami.
14
C. Pemecahan Masalah
Pada tahap ini, dilakukan analisis dari permasalahan yang telah dirumuskan dengan
didasari teori dan argumentasi yang tepat. Pemecahan masalah ini meliputi penjelasan tema
yang telah ditetapkan dan pembahasan mengenai masalah yang telah diungkapkan
sebelumnya secara lengkap dengan landasan teori yang ada, tentunya dengan menggunakan
referensi yang ada. Dalam proses pemecahan masalah ini, diterangkan berbagai cara
menyelesaikan masalah dengan pendekatan yang ditetapkan sebelumnya berdasarkan
landasan teori yang sudah ada.
D. Penarikan Kesimpulan
Hasil dari pembahasan ini dituangkan dalam bentuk simpulan akhir yang
menyimpulkan secara umum pemecahan masalah tersebut. Simpulan ini dijadikan sebagai
hasil kajian akhir dan merupakan hasil akhir dari proses penulisan makalah
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Titik
Titik sering dipandang di dalam kerangka kerja geometri Euklides, di mana ia adalah
salah satu objek yang mendasar. Euclid mulanya mendefinisikan titik secara kabur, sebagai
"yang tak memiliki bagian". Di dalam ruang Euclidean dua dimensi, titik dinyatakan oleh
pasangan terurut,
diperumum ke dalam ruang Euclid tiga dimensi, di mana titik dinyatakan oleh pasangan
15
terurut ganda-tiga,
ditunjukkan
d ( x , y )=
( (
i=1
xi R
x i y i )
bahwa
1
2 2
yi R
dan
d :R n Rn R
yaitu
A ( x1 , x2 , x3 ) .
yang
didefinisikan
adalah
d ( x , y )=
( (
i=1
x i y i )
1
2 2
( x1 y 1) + ( x2 y 2) + + ( x n y n )
Contoh 6:
1. Misal
Penyelesaian:
d ( x , y )=
( x i y i )2 2 = ( x1 y 1) 2+( x2 y 2) 2+ ( x3 y 3 )2
i=1
(24 ) + ( 55 ) + ( 86 ) =5 .
2
2. Misal
A ( 4,6, 8, 10) dan B (3,2, 5, 4) hitung jarak antara dua titik tersebut.
Penyelesaian:
n
d ( x , y )=
( (
i=1
x i y i )
1
2 2
16
( x1 y 1) + ( x2 y 2) + ( x3 y 3 ) + ( x 4 y 4 )
( 43 ) + ( 62 ) + ( 85 ) + ( 104 ) = 62
2
Himpunan
x1 , x2 X
G= { x X : xx 1=t ( x 2x 1) dan t R }
atas lapangan di
R .
xc=t ( x 2x 1) dan t R
Jadi
x=x 1+ t ( x 2x 1) dant R
Jika
X R
x(1)=(a1 , a2 , , an) R n
x(1) dan
dan
x(2)=(b1 , b2 , ,b n) R n
maka
x(2) adalah
xx(1)=t ( x(2)x (1 ) ) ( x 1 , , x n )( a1 , , an ) =t {( b1 , , bn )( a1 , , an ) }
( x 1a1 , , x na n )=t {( b1 a1 , ,b na n ) }
t=
( x 1a1 , , xn an )
( b 1a1 , , bnan )
t=
( x 1a1 ) ( x 2a 2 )
( x nan )
=
==
.
( b 1a1 ) ( b 2a2 )
( b na n )
Dari persamaan di atas dapat dipahami bahwa garis lurus-n yang melalui atau memuat
titik
(1)
17
{ a1 , a2 , , an }
mempunyai persamaan
x 1=a1 + 1 t
x 2=a2 + 2 t
.
x n=a n+ n t .
R
adalah
X n =an + n t .
Contoh 7 :
a. Tulis persamaan parametrik untuk garis h yang melalui titik A(3, 0, -1, 2) dan titik
B(2, -1, 4, 6).
penyelesaian:
Karena bilangan arah
pada
g,
maka
= AB=(1,
1,5, 4 )
persamaan
parametriknya
garis
adalah
garis
= AB=(3,4,
8)
g,
maka
parametriknya
( 1 , 2 , ... , n ) dan
x , y g dan
u , v h maka vektor x-y dan vektor u-v berturut-turut sejajar dengan bilangan arah
( 1 , 2 , ... , n )
dan
18
sama dengan sudut antara vektor x-y dan vektor u-v. Jadi, jika sudut antara g dan h
diperoleh rumus
, 1 1+ 2 2 + + n n
=
.
cos =
Dengan
n
1
2 2
( )
= i
( )
dan=
i=1
1
2 2
i=1
1 2
= == n .
1 2
n
b. Garis lurus-n g dan garis lurus-n h saling tegak lurus (g h) jika dan hanya jika
, =0 atau 1 1+ 2 2 ++ n n=0
c.
Contoh 8:
1. Tentukan besar sudut dua garis lurus-n, jika diketahui g: x = 2 + 3t, y = 4 4t, z =
1 + 8t, w = 3 + 6t
2. penyelesaian:
Karena bilangan arah g: (3, 4, 8, 6) dan garis h: (4, 5, 7, 2)
Maka
C os =
( 3 4 ) + ( (4 ) 5 ) + ( 8 (7 ) ) +(6 2)
3 +(4 ) + 8 +6 + 4 + 5 + (7 ) +2
2
3.
, 1 1 + 2 2+ + n n
=
2
52
=0,48=118,69 .
11,18 9,69
19
cos =
1 1 + 2 2 ++ n n
( (1 ) (5 ) ) + ( (1 ) (2 ) )+ ( 5 3 ) +( 4 1)
(1 ) + (1 ) +5 +4 + (5 ) +(1 ) +3 +1
2
26
=0,66=48,66 .
6,56 6
3 2 4 6
=
= =
.
6 4 8 12
a R n
d ( a , g)=inf {d ( a , x ) : x g } .
20
g , yang dinotasikan
Jadi terdapat
1
a x
x 1 g
sehingga
Teorema 3.1
a Rn
dan g
adalah
d ( a , g )= ( a , b )
a b ,
2
d ( g , h)=inf {d ( x , y ): x g , y h}
a. Jarak Antara Dua Garis Lurus-N Yang Sejajar
Ambil dua garis lurus-n yang sejajar g dan h.
Misal
g : x=a +t , t R
t ,t R .
h : y=b+
21
a )
d ( a , h )= ( b
ag
dan
b h . Dibentuk vektor
b a
diperoleh :
a ,
b
Dengan kata lain, didapat jarak antara garis lurus-n g dan h adalah
d (g , h)=d ( a ,h) .
b. Jarak Antara Dua Garis Lurus-N Yang Bersilangan
Ambil dua garis lurus-n yang bersilangan g dan h. Misal
t ,t R .
h : y=b+
Ambil satu titik di g, misal
g : x=a +t , tR dan
a g .
Karena pada setiap titik di garis lurus-n h dapat dibuat garis lurus-n yang sejajar g dan
melalui titik
t , t R }
hi={ y R : y=b+
Dimana
n
hi
untuk setiap
i=(i=1,2, 3,...)
adalah garis lurus-n yang memotong h dan sejajar g. Sehingga jarak garis lurus-n g dan
garis lurus-n h adalah
a b i ,
d ( g ,h i )=d ( a , hi ) = ( a b i )
.
2
Dengan kata lain
Contoh:
1.
A(4, 0, 0)
E(4, 0, 8)
B(4, 6, 0)
F(4, 6, 8)
C(0, 6, 0)
G(0, 6, 8)
D(0, 0, 0)
H(0, 0, 8)
22
AC ( a b)=(0,
( a b)
6, 0)( 4,0, 0)=( 4, 6,0)
a b ,
d ( A , BC ) =d ( a , g ) = ( ab )
16+0+ 0
(4, 0, 0 )
16
(4, 6, 0 )
(4, 6, 0 )
( (4 )2 +02 +0 2)
(4,0, 0 )
BC g dan
AD h
( 1)
g=( 0, 6, 0 ) ( 4, 6,0 )=( 4, 0,0 )=
(2 )
ag
a ) ba ,
( a , h )= ( b
d
jadi
2
23
dan
b h
Karena
( 0, 6, 0 )
( 0,6, 0 ) ,(4,0, 0)
( (4 ) +0 +0 )
2
(4, 0,0 )
( 0, 6, 0 )
02+ 62 +02=6
C. Bidang Datar-n
1. Persamaan Bidang Datar-n
Diberikan
x R n , dan ( x a ) , dengan
Himpunan
V = { x R n ,( x a ) a }
{ x R , ( x a ) , a =0 } disebut hyperplane di
n
Karena
R .
Rn .
x a , a =0
x , a a , a =0
x , a = a , a
2
x , a =a
Jika
x=( x 1 , x 2 , ..., x n)
dan
a=(a 1 , a2 , ... ,a n)
berbentuk
n
Contoh:
(a) Tulis persamaan bidang datar di
R3 , R 4 , R 5
Penyelesaian:
Persamaan bidang datar di
R3 , artinya n = 3 diperoleh
24
a1 x1 + a2 x 2 +a3 x3 = Ax + By+Cz=D
Persamaan bidang datar di
R4 , artinya n = 4 diperoleh
, artinya n = 5 diperoleh
a , x =c
1
1
a , x =c
a
a
1
c
, x =
a
a
, x = p
: , x = p dengan
k =cos k =
a , ek
a
V : a , x a =0 atau V : a , x =aa
Jadi persamaan Hesse dari V adalah
a
, x =a
a
25
( O ,V ) =a. .
a , x =c , maka jarak V
| |
d (O , V ) =
b. Jarak Titik
d ( a , v )=
c
.
a
| , a |
a
Bukti:
Bidang datar-n V : , =c , p=0
Dengan
a dan
Ditentukan
Melalui
Jarak
p=
c
a
d (a , V )
V 1 adalah
V 1= , x p d=0
26
a , diperoleh
V 1= , a p d =0
Karena
d ( a ,V )=d , diperoleh
d=| , x p| d ( a , V )=
| , a c|
a
Terbukti di
P( x 1 , x 2 , x 3)
d ( P , V )=
di
| A x 1+ B y 1 +C z 1+ D|
A 2 +B 2+ C2
P(v 1 , x1 , y 1 , z 1)
d ( P , V )=
| A v 1+ B x 1+C y 1+ D z 1+ E|
A2 + B2+ C 2 + D 2
Contoh:
A(4, 0, 0)
E(4, 0, 4)
B(4, 4, 0)
F(4, 4, 4)
C(0, 4, 0)
G(0, 4, 4)
D(0, 0, 0)
H(0, 0, 4)
(a) Tentukan jarak titik E terhadap bidang BDG pada kubus 4 satuan?
Penyelesaian:
Persamaan Bidang BDG
27
( 4,4, 4 )=(1,1, 1)
a =CE=
dan a BDG
Sehingga
a , ( x b ) =0
( a , x ) ( a , b ) =0
a , x = a , b
(1,1, 1) , x = ( 1,1,1 ) ,( 4, 4,0)
(1,1, 1) , x =0
Jarak titik E terhadap bidang BDG:
d ( E , BDG )=
| ( 1,1, 1 ) ,(4, 0, 4) 0| 8 3
=
.
3
12 +(2)2 +12
(b) Tentukan jarak titik A terhadap bidang BDG pada kubus 4 satuan.
Persamaan Bidang BDG
=(4,4,0 ) , BG=
( 4, 0, 4 )
BD
dan
Misalkan
DG=(0,
4, 4 )
Sehingga berlaku
=0
a , BD
=0
a , BG
=0
a , DG
Maka
................ (1)
= ( 4, 0, 4 ) , (a1 , a2 ,a 3) =4 a 1+ 4 a3 =0
a , BG
..........................(2)
..........................(3)
28
a =(a 1 , a2 , a3 )
(1,1,1)
Sehingga
=0
a ,( x d)
( a , x ) ( a , d ) =0
a , x = a , d
(1,1, 1) , x = ( 1,1,1 ) ,(0, 0, 0)
(1,1, 1) , x =0
d ( A , BDG )=
| ( 1,1, 1 ) ,(4, 0, 0) 0| 4 3
=
.
3
12 +(1)2+12
(c) Tentukan jarak A(2, 4, -3, 0) terhadap bidang yang melalui empat titik yaitu B(1, 3,
-5, 2), C(3, 4, -1, 4), D(4, -2, 1, 0) dan E(2, 4, -3, 0)?
Penyelesaian:
Persamaan bidang datar-n di
2,1, 4, 2
),
BC=
misalkan
=(3,1,6, 2)
BD
CD=(1,2,2,4
) ,
Sehingga berlaku
=0
a , BC
=0
a , DE
=0
a , BE
=0
a , BD
Maka
1.
29
BE=(1,
1, 2,2)
2.
3.
4.
a =(a 1 , a2 , a3 , a4 )
(2,2,1, 1)
Bidang BCDG:
R4
d ( A , BCD ) =
10
V : x ,a =
V : x ,b =
adalah sudut antara U dan V sehingga
cos =cos ( )=
a ,b
a .b
U V =
30
=0.
a ,b
cos =cos =
2
2 a .b
a , b =0 a b .
b. Dua bidang sejajar
U / V =0
cos 0=cos ( )=
a , b
a.b
a , b =a.b
Ambil sebarang
a=b sehingga
a , a =a. a
2
a , a =||.a a =||a .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
1. Persamaan garis lurus-n dan bidang datar-n (hyperplane)
2.
X n =an + n t .
x , a =a2 .
Kedudukan antara dua garis lurus-n dan dua bidang datar-n (hyperplane)
i. Kedudukan antara dua garis lurus-n
Dua garis lurus-n g dan h dikatakan sejajar jika dan hanya jika mempunyai
bilangan arah yang sebanding.
1 2
= == n
1 2
n
Garis lurus-n g dan h dikatakan saling tegak lurus jika dan hanya jika
31
, =0 atau 1 1+ 2 2+ + n n=0
ii. Kedudukan antara dua bidang datar-n
Dua bidang datar-n tegak lurus
U V =
a ,b
cos =cos =
2
2 a .b
a , b =0 a b .
U / V =0
cos 0=cos ( )=
a , b
a.b
a , b =a.b
Ambil sebarang
a=b sehingga
a , a =a. a
2
a , a =||.a a =||a .
3. Persamaan sudut antara dua garis lurus-n dan bidang datar-n
i. Sudut antara dua garis lurus-n
, 1 1+ 2 2 + + n n
=
.
cos =
cos =cos ( )=
a ,b
a .b
4. Persamaan jarak antara sebuah titik dengan garis lurus-n dan jarak antara dua garis
i.
lurus-n
Jarak antara sebuah titik dengan garis lurus-n adalah
a b ,
d ( a , g )= ( a , b )
.
2
ii. Jarak antara dua garis lurus-n adalah
32
a )
( a , h )= ( b
a ,
b
d ( a , v )=
| , a |
B. Saran
1. Diharapkan tulisan ini dapat digunakan untuk membantu dalam pemecahan soal
soal geometri pada ruang dimensi 3 khususnya garis dan bidang.
2.
DAFTAR PUSTAKA
Kohn, Ed. 2003. Cliffs Quick Review Geometry. Bandung : Pakar Karya
Ruckle, William. H. 1960. Modern Analysis. Boston : PWS KENT Publishing Company
Wuryanto. 2003. Analisis Real I. Semarang : UNNES
Berberian, Sterling. K. 1961. Introduction to Hilbert Space. New York : Oxford University
Press
Rochmad. 2001. Analisis Real II. Semarang : UNNES
33
Website:
https://id.scribd.com/doc/56688181/RUANG-METRIK
https://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_abstrak#Ruang_vektor
https://id.wikipedia.org/wiki/Titik_(geometri)
https://id.wikipedia.org/wiki/Bidang_(geometri)
https://id.wikipedia.org/wiki/Ruang_metrik
34