Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Besi merupakan logam yang paling banyak terdapat di alam. Besi juga
diketahui sebagai unsur yang paling banyak membentuk bumi, yaitu kira-kira 4,7
- 5 % pada kerak bumi. Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi dan
jarang dijumpai dalam keadaan bebas, kebanyakan besi terdapat dalam batuan dan
tanah sebagai oksida besi, seperti oksida besi magnetit ( Fe 3O4) mengandung besi
65 %, hematite ( Fe2O3 ) mengandung 60 75 % besi, limonet ( Fe2O3 . H2O )
mengandung besi 20 % dan siderit (Fe2CO3). Dalam kehidupan, besi merupakan
logam paling biasa digunakan dari pada logam-logam yang lain. Hal ini
disebabkan karena harga yang murah dan kekuatannya yang baik sreta
penggunaannya yang luas.
Bijih besi yang dapat diolah harus mengandung senyawa besi yang besar.
Bijih besi adalah suatu zat mineral yang mengandung cukup kadar besi untuk
dileburkan kira-kira 20 %. Komposisi dan bentuk bijih besi berbeda-beda, jika
besi dipanaskan bersama-sama karbon pada suhu 1420 oK 1470oK maka akan
terbentuk suatu alloy..
Seiring dengan perkembangan zaman banyak teknologi baru yang
bermunculan untuk menghasilkan besi . Salah satu sebabnya adalah karena besi
memiliki kegunaan yang sangat banyak dan terlebih lagi karena bijih besi yang
relatif melimpah dipenjuru dunia. Oleh karena itu penting untuk kita mempelajari
lebih lanjut mengenai besi tersebut.

1.2 Identifikasi masalah


1

Dalam makalah ini penyusun mengidentifikasi masalah sebagai berikut:


1.
2.
3.
4.
5.

Baja karbon
Baja paduan
Baja perkakas dan dies
Baja tahan karat
Besi tuang

1.3 Batasan Masalah

Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih fokus pada masalah
dan tujuan, maka dengan ini penyusun membatasi masalah terhadap sifat,
kelebihan dan kekurangan, aplikasi, dan contoh dari masing-masing sub bab.

1.4 Tujuan penyusunan makalah

Adapun tujuan penyusun menyusun makalah ini, yaitu :

Untuk mengetahui secara rinci serta prinsip dari logam besi.


Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan logam besi.
Untuk mengetahui bagaimana aplikasi logam besi.
Untuk mengetahui manfaat dari logam besi.
Untuk mengetahui contoh dari masing-masing jenis besi.

BAB II
2

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Logam dan Besi
2.1.1 Logam
Dalam kimia, sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur
kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan
kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron. Metal
adalah salah satu dari tiga kelompok unsur yang dibedakan oleh sifat ionisasi dan
ikatan, bersama dengan metaloid dan nonlogam. Dalam tabel periodik, garis
diagonal digambar dari boron (B) ke polonium (Po) membedakan logam dari
nonlogam. Unsur dalam garis ini adalah metaloid, kadangkala disebut semilogam; unsur di kiri bawah adalah logam; unsur ke kanan atas adalah nonlogam.
Nonlogam lebih banyak terdapat di alam daripada logam, tetapi logam
banyak terdapat dalam tabel periodik. Beberapa logam terkenal adalah aluminium,
tembaga, emas, besi, timah, perak, titanium, uranium, dan zink.
Dalam bidang astronomi, istilah logam seringkali dipakai untuk menyebut
semua unsur yang lebih berat daripada helium.
a. Paduan logam
Paduan logam merupakan pencampuran dari dua jenis logam atau lebih
untuk mendapatkan sifat fisik, mekanik, listrik dan visual yang lebih baik. Contoh
paduan logam yang populer adalah baja tahan karat yang merupakan
pencampuran dari baja (Fe) dengan Krom (Cr).

b. Logam mulia
Secara umum logam mulia berarti logam-logam termasuk paduannya yang
biasa dijadikan perhiasan, antara lain emas, perak, perunggu dan platina. Logamlogam tersebut memiliki warna yang bagus, tahan karat, lunak dan terdapat dalam
jumlah yang sedikit di alam. Emas dan perak memiliki sifat penghantar listrik
yang sangat baik sehingga banyak dipakai untuk melapisi konektor-konektor pada
perangkat elektronik.
c. Logam berat
Logam berat (heavy metal) adalah logam dengan massa jenis lima atau
lebih, dengan nomor atom 22 sampai dengan 92. Logam berat dianggap
berbahaya bagi kesehatan bila terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh.
Beberapa di antaranya bersifat membangkitkan kanker (karsinogen). Demikian
pula dengan bahan pangan dengan kandungan logam berat tinggi dianggap tidak
layak konsumsi.
d. Logam transisi
Logam transisi didefinisikan secara tradisional sebagai semua unsur kimia
pada blok-d pada tabel periodik, termasuk seng (Zn), kadmium (Cd), dan merkuri
(Hg). Ini berarti adalah golongan 3 sampai 12 di tabel periodik. IUPAC kemudian
mendefinisikan logam transisi sebagai semua unsur yang memiliki orbit elektron d
yang tidak lengkap atau yang hanya dapat membentuk ion stabil dengan orbit d
yang tidak lengkap. Berdasarkan definisi ini ketiga unsur di atas (Zn, Cd, dan Hg)
tidak termasuk ke dalam logam transisi. Berdasarkan definisi tradisional, terdapat
40 unsur yang termasuk logam transisi dengan nomor atom 21 sampai 30, 39
sampai 48, 71 sampai 80, dan 103 sampai 112. Nama transisi diperoleh
berdasarkan posisi unsur-unsur tersebut di tabel periodik.

e. Ikatan Logam dan Sifat-sifatnya


Drude dan Lorentz mengemukakan model, bahwa logam sebagai suatu
kristal terdiri dari ion-ion positif logam dalam bentuk bola-bola keras dan
sejumlah elektron yang bergerak bebas dalam ruang antara. Elektron-elektron
valensi logam tidak terikat erat (karena energi ionisasinya rendah), sehingga
relatif bebas bergerak. Hal ini dapat dimengerti mengapa logam bersifat sebagai
penghantar panas dan listrik yang baik, dan juga mengkilat. Model lautan elektron
ini sesuai dengan sifat-sifat logam, seperti: dapat ditempa menjadi lempengan
tipis, ulet karena dapat direntang menjadi kawat, memiliki titik leleh dan
kerapatan yang tinggi. Logam dapat dimampatkan dan direntangkan tanpa patah,
karena atom-atom dalam struktur kristal harus berkedudukan sedemikian rupa
sehingga atom-atom yang bergeser akan tetap pada kedudukan yang sama. Hal ini
disebabkan mobilitas lautan elektron di antara ion-ion positif meru-pakan
penyangga. Keadaan yang demikian ini berbeda dengan kristal ionik. Dalam
kristal ionik, misalnya NaCl, gaya pengikatnya adalah gaya tarik menarik antar
ion-ion yang muatannya berlawanan dengan elektron valensi yang menempati
kedudukan tertentu di sekitar inti atom. Bila kristal ionik ini ditekan, maka akan
terjadi keretakan atau pecah. Hal ini disebabkan adanya pergeseran ion positif dan
negatif sedemikian rupa sehingga ion positif berdekatan dengan ion positif dan
ion negatif dengan ion negatif, keadaan yang demikian ini mengakibatkan terjadi
tolak-menolak sehingga kristal ionik. menjadi retak.

2.1.2 Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai
dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan
nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi adalah
logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena
beberapa hal, diantaranya:

Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,

Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan

Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.


Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi

menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang


atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat
dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan
tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya
Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. Cara-cara pencegahan
korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.
1. Pengecatan. Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat
menghindarkan kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel
dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi besi
terhadap korosi.
2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai
perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak
piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah
kontak dengan udara dan air.
4. Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari
besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis,
yang disebut tin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan
tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa
cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka
timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena

potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi
yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia
dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi
besi. Akan tetapi hal ini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng
bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan Zink). Pipa besi, tiang telepon dan
berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink
dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini
terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh
karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang
kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai
katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami
oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah
digalvanisasi, sehingga tahan karat.
6. Cromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat
dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang
mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga
dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi
perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam
yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika
logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan
berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja
yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang
magnesium harus diganti.
a. Aluminium
(Latin: alumen, alum) Orang-orang Yunani dan Romawi kuno menggunakan
alum sebagai cairan penutup pori-pori dan bahan penajam proses pewarnaan. Pada
tahun 1761 de Morveau mengajukan nama alumine untuk basa alum dan

Lavoisier, pada tahun 1787, menebak bahwa ini adalah oksida logam yang belum
ditemukan.
Wohler yang biasanya disebut sebagai ilmuwan yang berhasil mengisolasi
logam ini pada 1827, walau aluminium tidak murni telah berhasil dipersiapkan
oleh Oersted dua tahun sebelumnya. Pada 1807, Davy memberikan proposal
untuk menamakan logam ini aluminum (walau belum ditemukan saat itu), walau
pada akhirnya setuju untuk menggantinya dengan aluminium. Nama yang terakhir
ini sama dengan nama banyak unsur lainnya yang berakhir dengan ium.
Aluminium juga merupakan pengejaan yang dipakai di Amerika sampai
tahun

1925

ketika

American

Chemical

Society

memutuskan

untuk

menggantikannya dengan aluminum. Untuk selanjutnya pengejaan yang terakhir


yang digunakan di publikasi-publikasi mereka.
Aluminium murni, logam putih keperak-perakan memiliki karakteristik
yang diinginkan pada logam. Ia ringan, tidak magnetik dan tidak mudah terpercik,
merupakan logam kedua termudah dalam soal pembentukan, dan keenam dalam
soal ductility.
b. Emas
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au
(bahasa Latin: aurum) dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan
univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, malleable, dan ductile.
Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin
dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di
bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISOnya
adalah XAU. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat
celcius.
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa,
kekerasannya berkisar antara 2,5 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung
pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa

emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral


ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil
mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan
sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ,
elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur
belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ,
hanya kandungan perak di dalamnya >20%.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di
permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak
dan

larutan

hidrotermal,

sedangkan

pengkonsentrasian

secara

mekanis

menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua


yaitu:

Endapan primer; dan

Endapan plaser.
Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga

digunakan sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas dalam bidang


moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter absolut dari emas itu sendiri
terhadap berbagai mata uang di seluruh dunia, meskipun secara resmi di bursa
komoditas dunia, harga emas dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika.
Bentuk penggunaan emas dalam bidang moneter lazimnya berupa bulion atau
batangan emas dalam berbagai satuan berat gram sampai kilogram.
c. Perak
Perak adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Ag dan nomor atom 47. Lambangnya berasal dari bahasa Latin
Argentum. Sebuah logam transisi lunak, putih, mengkilap, perak memiliki
konduktivitas listrik dan panas tertinggi di seluruh logam dan terdapat di mineral
dan dalam bentuk bebas. Logam ini digunakan dalam koin, perhiasan, peralatan
meja, dan fotografi.

(Anglo-Saxon, Seolfor siolfur; Latin argentum). Perak telah dikenal sejak


jaman purba kala. Unsur ini disebut dalam Alkitab. Beberapa tempat buangan
mineral di Asia Minor dan di pulau-pulau di Laut Aegean mengindikasikan bahwa
manusia

telah

SM.

belajar

memisahkan

perak

dari

timah

sejak

3000

.
Perak murni memiliki warna putih yang terang. Unsur ini sedikit lebih keras

dibanding emas dan sangat lunak dan mudah dibentuk, terkalahkan hanya oleh
emas dan mungkin palladium. Perak murni memiliki konduktivitas kalor dan
listrik yang sangat tinggi diantara semua logam dan memiliki resistansi kontak
yang sangat kecil. Elemen ini sangat stabil di udara murni dan air, tetapi langsung
ternoda ketika diekspos pada ozon, hidrogen sulfida atau udara yang mengandung
belerang.
d. Timah
Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50. Unsur ini merupakan
logam miskin keperakan, dapat ditempa (malleable), tidak mudah teroksidasi
dalam udara sehingga tahan karat, ditemukan dalam banyak aloy, dan digunakan
untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah karat. Timah diperoleh terutama
dari mineral cassiterite yang terbentuk sebagai oksida.
Timah biasa terbentuk oleh 9 isotop yang stabil. Ada 18 isotop lainnya yang
diketahui. Timah merupakan logam perak keputih-putihan, mudah dibentuk,
ductile dan memilki struktur kristal yang tinggi. Jika struktur ini dipatahkan,
terdengar suara yang sering disebut tin cry (tangisan timah) ketika
sebatang unsur ini dibengkokkan.
Unsur ini memiliki 2 bentuk alotropik pada tekanan normal. Jika
dipanaskan, timah abu-abu (timah alfa) dengan struktur kubus berubah pada 13.2
derajat Celcius menjadi timah putih (timah beta) yang memiliki struktur
tetragonal. Ketika timah didinginkan sampai suhu 13,2 derajat Celcius, ia pelanpelan berubah dari putih menjadi abu-abu. Perubahan ini disebabkan oleh

10

ketidakmurnian (impurities) seperti aluminium dan seng, dan dapat dicegah


dengan menambahkan antimoni atau bismut. Perubahan dari bentuk alfa ke
bentuk beta dinamakan tin pest. Timah abu-abu memiliki sedikit
kegunaan. Timah dapat dipoles sangat licin dan digunakan untuk menyelimuti
logam lain untuk mencegah korosi dan aksi kimia. Lapisan tipis timah pada baja
digunakan untuk membuat makanan tahan lama.
Campuran logam timah sangat penting. Solder lunak, perunggu, logam
babbit, logam bel, logam putih, campuran logam bentukan dan perunggu fosfor
adalah beberapa campuran logam yang mengandung timah.
Timah dapat menahan air laut yang telah didistilasi dan air keran, tetapi
mudah terserang oleh asam yang kuat, alkali dan garam asam. Oksigen dalam
suatu solusi dapat mempercepat aksi serangan kimia-kimia tersebut. Jika
dipanaskan dalam udara, timah membentuk Sn2, sedikit asam, dan membentuk
stannate salts dengan oksida. Garam yang paling penting adalah klorida, yang
digunakan sebagai agen reduksi. Garam timah yang disemprotkan pada gelas
digunakan untuk membuat lapisan konduktor listrik. Aplikasi ini telah dipakai
untuk kaca mobil yang tahan beku. Kebanyakan kaca jendela sekarang ini dibuat
dengan mengapungkan gelas cair di dalam timah cair untuk membentuk
permukaan datar (proses Pilkington).
Baru-baru

ini,

campuran

logam

kristal

timah-niobium

menjadi

superkonduktor pada suhu sangat rendah, menjadikannya sebagai bahan


konstruksi magnet superkonduktif yang menjanjikan. Magnet tersebut, yang
terbuat oleh kawat timah-niobium memiliki berat hanya beberapa kilogram tetapi
dengan baterai yang kecil dapat memproduksi medan magnet hampir sama dengan
kekuatan 100 ton elektromagnet yang dijalankan dengan sumber listrik yang
besar.
e. Nikel
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Ni dan nomor atom 28. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan

11

murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam
lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan nikel, krom dan
besi menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak diaplikasikan
pada peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah
dan gedung, serta komponen industri. Nikel ditemukan oleh Cronstedt pada tahun
1751 dalam mineral yang disebutnya kupfernickel (nikolit). Nikel berwarna putih
keperak-perakan dengan pemolesan tingkat tinggi. Bersifat keras, mudah ditempa,
sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor yang agak baik terhadap panas
dan listrik. Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobal,

yang dapat

menghasilkan alloy yang sangat berharga.


f. Keberadaan Besi di Alam

Besi merupakan salah satu unsur paling biasa di Bumi, membentuk 5%


daripada kerak Bumi. Kebanyakan besi ini hadir dalam pelbagai jenis oksida besi,
seperti bahan galian hematit,magnetit, dan takonit. Sebahagian besar teras
bumi dipercayai

mengandungi

aloi

logam

besi-nikel.

Sekitar

5%

daripada meteorit turut mengandungi aloi besi-nikel. Walaupun jarang, ini


merupakan bentuk utama logam besi semulajadi dipermukaan bumi. Dalam
perindustrian, besi dihasilkan daripada bijih, kebanyakannya hematit (sedikit
Fe2O3)

dan

magnetit

(Fe3O4),

melalui penurunan oleh karbon dalam relau

hembus (blast furnace) pada suhu sekitar 2000 C. Dalam relau hembus, bijih
besi, karbon dalam bentuk kok, dan fluks seperti batu kapur diisikan di bahagian
atas relau, sementara semburan udara panas dipaksa untuk masuk ke dalam relau
di bahagian bawah. Dalam relau, kok bertindak balas dengan oksigen dalam
hembusan udara untuk menghasilkankarbon monoksida:
2 C + O2 2 CO
Karbon monoksida mengurangkan bijih besi (dalam persamaan kimia di bawah,
hematit) kepada besi lebur, menjadi karbon dioksida di dalam proses tersebut:
3 CO + Fe2O3 2 Fe + 3 CO2

12

Fluks ditambah untuk meleburkan bendasing dalam bijih, terutamanya silikon


dioksida pasir dan

lain-lain silikat.

Fluks

biasa

termasuklah

batu

kapur

(terutamanya kalsium karbonat) dan dolomit (magnesium karbonat). Fluks yang


lain boleh digunakan bergantung kepada jenis bendasing yang perlu diasingkan
daripada bijih. Di bawah kepanasan relau, batu kapur mengurai menjadi kalsium
oksida (kapur tohor):
CaCO3 CaO + CO2
Kalsium oksida bergabung dengan silikon dioksida untuk menghasilkan sanga.
CaO + SiO2 CaSiO3
Sanga melebur oleh kerana haba di dalam relau, berbanding dengan silikon
dioksida yang tidak akan melebur di bawah haba yang sama. Pada dasar relau,
sanga yang melebur terapung atas leburan besi yang lebih tumpat, dan hanyut ke
tepi relau yang mungkin akan dibuka untuk mengalirkan sanga keluar daripada
leburan besi. Besi ini, apabila disejukkan, akan dipanggil besi mentah, sementara
sanga boleh digunakan sebagai bahan untuk pembinaan jalan raya atau untuk
menyuburkan tanah yang kurang mineral untuk pertanian.
Anggaran sebanyak 1,100 Jt (juta tan) bijih besi dihasilkan di seluruh dunia
dalam tahun 2000, dengan nilai pasaran kasar mencecah lebih kurang
25 bilion dolar Amerika. Pengeluaran bijih berlangsung di 48 negara, dengan lima
pengeluar

terbesar

merupakan China, Brazil,Australia, Rusia dan India,

menghasilkan 70% daripada pengeluaran bijih besi dunia. 1100 Jt bijih besi
digunakan untuk menghasilkan lebih kurang 572 Jt besi mentah.
Sifat Fisika Besi

Ciri-ciri fisik
Fase

padat

Massa jenis (sekitar suhu kamar) 7,86 g/cm


Massa jenis cair pada titik lebur 6,98 g/cm

13

Titik lebur

1811 K
(1538 C, 2800 F)

Titik didih

3134 K
(2861 C, 5182 F)

Kalor peleburan

13,81 kJ/mol

Kalor penguapan

340 kJ/mol

Kapasitas kalor

(25 C) 25,10 J/(molK)

Tekanan uap
P/Pa
pada T/K

1
1728

10
1890

100
2091

1k
2346

10 k
2679

100 k
3132

Ciri-ciri atom
Struktur kristal

kubus pusat badan

Bilangan oksidasi

2, 3,

4,

(oksida amfoter)
Elektronegativitas

1,83 (skala Pauling)

Energi ionisasi

pertama: 762,5 kJ/mol


ke-2: 1561,9 kJ/mol
ke-3: 2957 kJ/mol

Jari-jari atom

140 pm

Jari-jari atom (terhitung)

156 pm

Jari-jari kovalen

125 pm

Sifat Kimia Besi

Keterangan Umum Unsur


Nama, Lambang, Nomor atom

besi, Fe, 26

Deret kimia

logam transisi

14

Golongan, Periode, Blok

8, 4, d

Penampilan

metalik

mengkilap

keabu-abuan

Massa atom

55,845(2) g/mol

Konfigurasi elektron

[Ar] 3d6 4s2

Jumlah elektron tiap kulit

2, 8, 14, 2

Lain-lain
Sifat magnetik

feromagnetik

Resistivitas listrik

(20 C) 96,1 nm

Konduktivitas termal

(300 K) 80,4 W/(mK)

Ekspansi termal

(25 C) 11,8 m/(mK)

Kecepatan

suara(suhu

(pada wujud kawat)

5120 m/s

Modulus Young

211 GPa

Modulus geser

82 GPa

Modulus ruah

170 GPa

Nisbah Poisson

0,29

Skala kekerasan Mohs

4,0

Kekerasan Vickers

608 MPa

Kekerasan Brinell

490 MPa

kamar)

(elektrolitik)

Isotop
iso

NA

waktu paruh

DM

DE(MeV) DP

54

5,8%

>3,1E22 tahun

penangkapan 2

55

syn
91,72%
2,2%
0,28%
syn
syn

2,73 tahun
penangkapan
Fe stabil dengan 30 neutron
Fe stabil dengan 31 neutron
Fe stabil dengan 32 neutron
44,503 hari

1,5E6 tahun
-

Fe

Fe
56
Fe
57
Fe
58
Fe
59
Fe
60
Fe

54

Cr

0,231

55

1,565
3,978

59

Mn

Co
Co

60

15

2.2. Baja Karbon


Baja karbon adalah baja yang hanya terdiri dari besi ( Fe ) dan karbon ( C )
saja tanpa adanya bahan pemadu dan unsure lain yang kadang terdapat pada baja
karbon seperti Si, Mn, P, P hanyalah dengan prosentase yang sangat kecil yang
biasa dinamakan impurities.
Pengaruh dari unsure diatas adalah sebagai berikut :
1. Si dan Mn
Biasanya kandungan paling banyak untuk Si adalah 0.4 % dan untuk Mn
adalah 0.5 0.8 %. Kedua unsur ini tidak banyak berarti pengaruhnya terhadap
sifat mekanik dari baja. Mn dipakai untuk mengurangi sifat rapuh panas dan
mampu menghilangkan lubang-lubang pada saat proses penuangan/pembuatan
baja.

2. Phosphor
Phosphor dalam baja karbon akan mengakibatkan kerapuhan dalam keadaan
dingin. Semakin besar prosentase phosphor semakin tinggi batas tegangan
tariknya, tetapi impact strength dan ductility nya turun. Prosentase phosphor pada
baja paling tinggi 0.08 %, tetapi pada baja karbon rendah prosentasenya 0.15
0.20 % untuk memperbaiki sifat mach inability nya yaitu supaya chips/tatal yang
terjadi tidak sambung-menyambung melainkan dapat putus-putus.
3. Sulfur
Prosentasi sulfur pada baja karbon 0.04 %. Sulfur dapat mempengaruhi sifat
rapuh panas. Baja Karbon berdasarkan prosentase kadar karbonnya
dikelompokkan menjadi 3 macam :

16

a. Baja Karbon Rendah.


Kandungan karbon pada baja ini antara 0.10 sampai 0.25 %. Karena kadar
karbon yang sangat rendah maka baja ini lunak dan tentu saja tidak dapat
dikeraskan, dapat ditempa, dituang, mudah dilas dan dapat dikeraskan
permukaannya ( case hardening ). Baja dengan prosentase karbon dibawah
0.15 % memiliki sifat mach ability yang rendah dan biasanya digunakan
untuk konstruksi jembatan, bangunan, dan lainnya.
b. Baja Karbon Menengah
Kandungan karbon pada baja ini antara 0.25 sampai 0.55 %. Baja jenis ini
dapat dikeraskan dan di tempering, dapat dilas dan mudah dikerjakan pada
mesin dengan baik. Penggunaan baja karbon menengah ini biasanya
digunakan untuk poros / as, engkol dan sparepart lainnya.
c. Baja Karbon Tinggi.
Kandungan karbon pada baja ini antara 0.55 sampai 0.70 %. Karena kadar
karbon yang tinggi maka baja ini lebih mudah dan cepat dikeraskan dari
pada yang lainnya dan memiliki kekerasan yang baik, tetapi susah dai
bentuk pada mesin dan sangat susah untuk dilas. Penggunaan baja ini
untuk pegas/per, dan alat-alat pertanian.

2.3. Baja Paduan


Baja dikatakan dipadu jika kompesisi unsur-unsur paduannya secara khusus,
bukan Baja karbon biasa yang terdiri dari unsur silisium dan mangan. Baja paduan
semakin banyak digunakan.Unsur yang paling banyak digunakan untuk baja
paduan, yaitu: Cr, Mn, Si, Ni, W, Mo, Ti, Al, Cu, Nb dan Zr. Baja paduan dapat
diklasifikasikan sesuai dengan komposisi struktur dan penggunaan.
Komposisi:

17

Berdasarkan komposisi baja paduan dibagi menjadi, Baja tiga komponen (terdiri
satu unsur pendu dalam penambahan Fe dan C) dan Baja empat komponen (terdiri
dua unsur pemadu dst). Sebagai contoh baja paduan kelas tinggi terdiri: 0,35% C,
1% Cr,3% Ni dan 1% MO.
Struktur:
Baja paduan diklasifikasikan berdasarkan :
1. Baja pearlit
2. Baja martensit
3. Baja austenit
4. Baja ferric
5. Karbid atau ledeburit.
Baja pearlit (sorbit dan troostit), didapat, jika unsur-unsur paduan relatif
kecil maximum 5% Baja ini mampu dimesin, sifat mekaniknya maningkat oleh
heat treatment (hardening &tempering) Baja martenst, unsur pemadunya lebih
dari 5 %,sangat keras dan sukar dimesin.Baja austenit, terdiri dari 10 30% unsur
pemdu tertentu (Ni, Mn atau CO) Misalnya : Baja tahan karat (Stainlees
steel),nonmagnetic dan baja tahan panas (heat resistant steel).Baja Ferrit, terdiri
dari sejumlah besar unsur pemadu (Cr, W atau Si) tetapi karbonnya rendah. Tidak
dapat dikeraskan.Baja Karbid (ledeburit), terdiri sejumlah karbon dan unsur-unsur
penbentuk karbid (Cr, W, Mn, Ti, Zr).
Penggunaan
Berdasarkan

penggunaan

dan

sifat-sifanya,

baja

paduan

diklasifikasikan.Baja konstruksi (structural steel),Baja perkakas (tool steel),Baja


dengan sifat fisik khusus.Baja Konstruksi, dibedakan lagi mejadi; tiga golongan
tergantung persentase unsur pemadunya, yaitu : Baja paduan rendah (maximum 2
%), Baja paduan menengah (2- 5 %), Baja paduan tinggi (lebih dari 5 %).
18

Sesudah di heat treatment baja jenis ini sifat-sifat mekanikya lebih baik dari
pada baja karbon biasa. Baja Perkakas, dipakai untuk alat-alat potong,
komposisinya tergantung bahan dan tebal benda yang dipotong/disayat, kecepatan
potong, suhu kerja.
-Baja perkakas paduan rendah, kekerasannya tak berubah hingga pada suhu
250 C.
-Baja perkakas paduan tinggi, kekerasannya tak berubah hingga pada suhu
600C.
Biasanya karposisinya terdiri dari 0,8% C, 18% W, 4% Cr, dan 1% V. Ada
lagi terdiri 0,9% C, 9 W, 4% Cr dan 2-2,5% V. Baja dengan sifat fisik khusus,
dapat dibedakan sebagai berikut

Baja paduan istimewa lainnya terdiri 35-44% Ni dan 0,35% C,memiliki


koefisien muai yang rendah yaitu :

Invar : memiliki koefisien muai sama dengan nol pada suhu 0 100 C.
Digriakan untuk alat ukur presisi.

Platinite : memiliki koefisien muai seperti glass, sebagai pengganti platina.

19

Elinvar : memiliki modulus elastisitet tak barubah pada suhu 50C sampai
100C. Digunakan untuk pegas arloji dan berbagai alat ukur fisika.

Paduan patong
Paduan potong digunakan untuk alat-alat potong yang beroperasi sampai
suhu 1000-1100C. tidak dapat dimesn secara biasa. Diproduksi dangan dua cara :

casting cutting alloys atau stellites, terdiri dari sejumlah besar cobalt dan
wolfram, memiliki kekerasan (HRc= 60-65) dan mencair pada suhu tinggi.
Batang-batang tuangan paduan ini dengan ketebalan 5-10mm digunakan
untuk memperkeras permukaan dengan disambung pada ujung alat-alat
potong untuk meningkatkan umur (lama pemakaian).

cemented carbides, dibuat dari campuran powder (serbuk) wolfram dan


titanium carbide dan cobalt yang disatukan secara proses powsere
metallurgy.Kekerasannya mencapai lebih dari 85 HRc, dan tetap keras
hingga suhu 1000C.

2.4 Baja Perkakas dan Dies


Tool Steel adalah baja dengan kandungan Carbon antara 0.3 1.6% dan
mengandung unsur-unsur paduan lainnya (Cr, V, W, Mo, dll). Unsur-unsur paduan
tersebut membuat baja tersebut mempunyai sifat mekanik (kekerasan, ketahanan
abrasi, kemampuan potong, kekerasan pada temperatur tinggi) yang sangat baik
sehingga baja tersebut dapat digunakan sebagai tool (perkakas), misalkan sebagai
mould, dies atau pisau. Umumnya tool Steel digunakan setelah di heat treatment
(perlakuan panas), hal ini untuk mendapatkan sifat mekanik yang benar-benar
sesuai dengan kebutuhan. Tool steel diproduksi dalam berbagai type atau grade.
Pemilihannya tergantung pada jenis pembebanannya (impact, abrasi) atau pada
pekerjaannya : stamping, cutting, extrusi, forging, dll. Klasifikasi dari baja
perkakas

20

Selection of Tool Steels Most application:

Kekerasan

Ketangguhan

Tahan aus

Red hardness

Individual application:

Distorsi yang diijinkan

Surface decarburization yang ditoleransi

Hardenability atau deep of hardness yang diperoleh

Heat-treating yang dibutuhkan

Machinability

Karakteristik dari Tool Steels


1. Nondeforming property ( Perkakas biasanya dikeraskan dengan laku
panas )
Pada pemanasan dan pendinginan baja akanmengalami pemuaian dan
penyusutan mengakibatkan perubahan bentuk dan ukuran mungkin juga
terjadi distorsi atau retak

21

Nondeforming property baik tidak banyak mengalami perubahan bentuk


dan dimensi
Perkakas yang kompleks atau yang mempunyai perbedaan penampang
yang

drastis

harus

mempunyai

sifat

nondeforming

yang

baik

Biasanya air-hardening mempunyai sifat nondeforming yang baik


2. Deep of hardening
Perkakas sering kali memerlukan kekerasan pada seluruh penampang
Dalamnya penetrasi kekerasan ini berkaitan dengan hardenability
Semua

unsur

paduan,

kecuali

cobalt,

menaikkan

hardenability

Bila diperlukan kekerasan sampai ke bagian dalam maka dipilih high alloy
steel (deep hardening)
Shallow hardening steel, seperti group W, group F,dan beberapa group P
harus diquench dengan air

3.Toughness
Ketangguhan didefinisikan sebagai kemampuan menahan beban tanpa
menjadi patah, bukan kemampuan menyerap energi selama deformasi
Perkakas biasanya harus kaku (rigid), tidak boleh terjadi deformasi plastic
sedikitpun
Perkakas dengan kadar karbon rendah dan medium (group S dan H) akan
mempunyai ketangguhan paling baik, karenanya dikelompokkan dalam
shock resisting tool steel
Shallow hardening steel dengan inti yang tangguh dan lunak dianggap
mempunyai ketangguhan baik
Cold-work tool steel, yang kadar karbonnya tinggi, cenderung agak getas
dan dikatakan ketangguhannya rendah

22

4. Wear resistance
Didefiniskan sebagai ketahanan terhadap abrasi atau ketahanan terhadap
kehilangan toleransi dimensi
Dimiliki oleh semua baja perkakas tetapi ada beberapa baja perkakas yang
sangat baik sifat tahan ausnya terutama yang mengandung partikel-partikel
karbida yang tak larut
Wear resistance teruatama dibutuhkan oleh perkakas potong bermata
tunggal

5. Red-hardness
Disebut juga hot-hardness, dikatakan sebagai kekerasan pada temperatur
tinggi
Red-hardness banyak berkaitan dengan ketahanan terhadap tempering
pada baja
Sifat ini diperlukan pada perkakas potong kecepatan tinggi dan perkakas
untuk hot-working
Unsur paduan carbide former, seperti chromium, tungsten, molybdenum
sangat memperbaiki sifat ini
Baja dengan kandungan unsur-unsur tersebut dalam jumlah banyak akan
memiliki sifat red-hardness yang sangat baik

23

6. Machinability
Kemampuan suatu bahan untuk dipotong dan menghasilkan permukaan
yang halus
Faktor yang berpengaruh: kekerasan pada kondisi anealed, strukturmikro
dan banyaknya karbida
Baja perkakas lebih sulit dimachining dibandingkan dengan baja
konstruksi
Carbon tool steel (group W) mempunyai machinability paling baik
diantara baja perkakas
Machinability dan workability menurun dengan makin tingginya kadar
karbon dan paduan
Unsur pembentuk karbida yang kuat seperti chromium, vanadium dan
molybdenum membentuk sejumlah besar partikel karbida sesudah annealing
sehingga baja sulit dimachining
7. Resistance to decarburization
Keluarnya karbon dari baja yang terjadi selama baja dipanaskan (heat
treatment) diatas 700 oC
Jika terjadi decarburasi maka kekerasan yang diharapkan tidak akan
tercapai
Dekarburasi dapat dicegah dengan beberapa cara perlindungan (misal
pemanasan pada protective atmosphere)
Perkakas dengan desain yang kompleks dan tidak dapat digrinding setelah
pengerasan tidak boleh mengalami decarburasi
Shock-resisting tool steel paling jelek, hot-work tool steel agak baik dan
carbon tool steel paling baik ketahanan terhadap decarburasi

24

Jenis tool steel Water-hardening tool steel (Group W)


1. Menurut kadar karbon :
a. 0,6 0,75 % C; aplikasi dimana ketangguhan adh syarat utama
b. 0,75% - 0,95%; aplikasi dimana ketangguhan dan kekerasan adalah
penting
c. 0,95%- 1,40%; aplikasi dimana sifat tahan aus dan ketajaman sisi potong
sangat penting
2. Karakteristik
a. Kekerasan permukaan yang tinggi diperoleh dengan heat treatment,
quenching dengan media air.
b. Machineability paling tinggi.
c. Sifat red-hardness-nya jelek
d. Pemakaian terbatas untuk perkakas pemotongan kecepatan rendah,
pemakanan tipis dan bahan yang relatif lunak.
Shock-resisting steel (Group S)
a. Digunakan pada tools yang menerima beban kejut berulang-ulang.
b. Kadar karbon 0,45-0,65%, unsur paduan silicon, chrom, tungsten dan
molybdenum.

25

c. Wear resistance dan machineabilitynya bagus


d. Digunakan untuk forming tool, punch, pneumatic tool, shear blade
Cold-work tool steel
a. Group O (Oil hardening) mengandung mangan dan memiliki sifat
nondeforming yang baik
b. Group A (Baja paduan medium) mengandung 1% C, 3% Mn, 5% Cr dan 1%
Mo. Sifat Nondeforming istimewa, wear resistance baik, ketangguhan, redhardness sedang. Tetapi machineabilitynya jelek.
c. Group D (high carbon high chromium) 2,25% C dan 12% Cr. Sifat wear
resitance dan nondeforming istimewa.
Hot-work Steel (Group H)
a. Group H11-H19 (Chrom base hot work tool steel)

Memiliki red hardness yang baik dengan 3,25% Cr.

Ketangguhan naik pada kadar akrbon dan unsur paduan rendah.

Air-hardenable, nondeforming baik.

b. Group H21-H26 (Tungsten base hot work steel)

Mengandung 9% tungsten, 2-12% Cr.

Red hardness makin baik tapi ketangguhan turun

Air-hardenable.

c. Group H41-H43 (Molybdenum base hot-work steel)

26

Mengandung 8% Mo, 4% Cr .

karakteristik sama dengan tungsten base hot-work steel.

Highspeed tool steel


a. Tool steel yang memiliki kadar paduan tinggi
b. Tungsten base atau molybdenum base, dengan unsur paduan chrom,
vanadium dan karbon 0,7-1%.
c. Sebagai perkakas potong dikenal dengan inisial HSS. Memiliki red hardness
istimewa dengan wear resisten dan ketanguhan yang hampir sama.

Metal Mold (Group P)


a. Memiliki Chrom dan Nikel sebagai paduan utama.
b. Pada dasarnya baja paduan untuk dikarburizing
c. Kekerasan rendah pada kondisi annealed dan tahan terhdap work hardening
untuk proses hubbing.
d. Memiliki tahan aus setelah dikeraskan
e. Sifat red hardnessnya jelek

Special purpose tool steel


a. Jenis baja perkakas di luar yang disebut diatas.
b. Dibuat khusus utk menangani persyaratan istimewa pada suatu penggunaan.
27

c. Group L (low alloy) paduan utama Chrom, dengan Vanadium, Molybden dan
Nikel.
d. Group F (Carbon Tungsten) shallow hardening, water quench. Dengan kadar
karbon dan tungsten yang tinggi sangat tahan aus.

Heat Treatment on Tool steel Perlakuan Panas


a. Tidak boleh dipanaskan terlalu cepat
b. Dilakukan pemanasan bertahap untuk menghindari timbulnya gradien
temperature yang akan menibulkan tegangan.
c. Tidak dianjurkan dipanaskan pada etmperatur terlalu tinggi dan waktu tahan
yang lama.
d. Perlu dicegah timbulnya dekarburasi dan scalling pada baja perkakas group
tertentu.
e. Quenching dilakukan dengan media air, brine, minyak, udara atau garam cair.
f. Tempering dilakukan segera setelah quenching sebelum benda kerja mencapai
temperature kamar

Persentase Karbon dalam baja perkakas


a. Hardness/sharpness (high %C)
b. low temperature cold work
c. high temperature high speed
d. Toughness (medium %C)

28

e. low temperature shock resistance


f. high temperature hot work

2.5 Baja Tahan Karat


Baja tahan karat merupakan baja paduan yang mengandung unsur Cr
minimum 12 %. Baja tahan karat termasuk dalam baja paduan tinggi yang
mempunyai sifat mampu bentuk yang baik, ketangguhan yang baik pada
temperatur rendah maupun tinggi, mempunyai sifat ketahanan korosi yang baik,
juga mempunyai ketahanan mulur yang cukup besar pada temperatur tinggi. Baja
tahan karat mempunyai sifat yang berbeda baik dengan baja karbon maupun
dengan baja paduan rendah, hal ini sangat mempengaruhi sifat mampu lasnya.
Jika dilihat dari sifat fisiknya, koefisien muai baja tahan karat kira-kira 1,5 kali
dari baja lunak, dengan demikian dalam pengelasan baja tahan karat akan
mengalami perubahan bentuk yang lebih besar.Karena sifatnya, maka baja ini
banyak digunakan dalam reaktor atom, turbin, mesin jet, pesawat terbang, alat
rumah tangga dan lain-lainnya.
Baja Tahan Karat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Baja tahan karat dalam membentuk mechanical propertis nya dipengaruhi oleh
beberapa unsur, seperti:
Karbon (C)
Karbon merupakan unsur pengeras utama dalam baja, pada baja tahan karat
karbon berfungsi untuk memperluas gamma loop, juga sebagai pembentuk
29

karbida yang berikatan dengan Fe dan Cr. Karbon juga berpengaruh


meningkatkan ketahanan korosi intergranular. Pada baja tahan karat austenitik
sebagai unsur untuk meningkatkan kekerasan dan kekuatan.
Silikon (Si)
Silikon pada baja tahan karat berpengaruh untuk meningkatkkan ketahanan
oksidasi pada temperatur tinggi, dan meningkatkan elastisitas. Keberadaan Si pada
baja tahan karat maksimum 1,5 %.
Mangan (Mn)
Mangan dalam baja tahan karat mencegah terjadinya retak panas yang
diakibatkan oleh terbentuknya sulfida besi (FeS). Mangan juga mempengaruhi
kestabilan austenit dan ferit, dimana pada temperatur rendah mangan akan
menjadi penstabil austenit dan ferit.

Nikel (Ni)
Nikel adalah unsur penstabil austenit. Penambahan unsur Ni kedalam
paduan Fe-Cr akan memperluas daerah gamma, sehingga daerah ferit akan
mengecil.[5]

Pada

temperatur

austenisasi

rendah

mendorong

terjadinya

penghalusan butir dan dapat meningkatkan ketangguhan bila dipadu dengan krom.
Krom (Cr)
Semua baja tahan karat mengandung Cr yang berfungsi sebagai unsur
penstabil ferit. pada diagram kesetimbangan Fe-Cr terlihat bahwa kandungan
krom diatas 12% memperlihatkan ferit dapat langsung mengendap dari fasa cair
membentuk delta-ferit. Semakin tinggi kandungan Cr daerah austenit yang
terbentuk akan semakin menyempit, sehingga daerah ferit menjadi lebih luas dan
mengikat oksigen sehingga meningkatkan ketahanan korosi dan ketahanan
oksidasi pada temperatur tinggi. Krom juga merupakan unsur pembentuk karbida
yang dapat berikatan dengan besi, karbon dan dengan unsur lainnya.

30

Molibdenum (Mo)
Molibdenum pada baja tahan karat berfungsi untuk meningkatkan kekuatan
dan sebagai pembentuk fasa kedua dalam baja tahan karat feritik dan austenitik.
Dalam baja tahan karat martensitik, molibdenum dapat meningkatkan kekerasan
dan pada temperatur tempering yang tinggi akan membentuk endapan karbida.

2.6 Besi Tuang


Baja Tuang adalah baja konstruksi yang dituang dalam bentuk tertentu,
dipijarkan lagi hingga diperoleh baja tuang berkekuatan tinggi. Dengan melalui
penuangan ini, maka benda kerja dapat dibuat lebih ekonomis jika dibandingkan
dengan penempaan. Berlawanan dengan besi tuang, baja tuang bersifat kental dan
hanya dapat digunakan untuk benda yang berdinding tebal. Tuangan baja yang
mengandung 0,2% C dapat disepuh keras, sedangkan jika kandungan C antara
0,22% - 0,6% dapat ditemper.

Pengenalan tentang Besi Tuang


Dibuat dengan cara dituang/dicor dari bahan besi gubal :

Besi gubal ini dilebur untuk memperoleh karbon yang diinginkan,


kemudian dituang/dicor atau dicetak untuk mendapatkan bentuk yang

diinginkan
Besi tuang berisi 2-4% karbon dan mengandung
Belerang (S), menyebabkan besi tuang keras dan getas, cepat mengeras
dan menyebabkan cacat berupa pori-pori udara, kandungan belerang tdk
boleh lebih dari 0,1%.
Fosfor (P), membuat besi mudah mencair dan bertambah getas, bila
mengandung fosfor lebih dari 0,3% besi tuang menjadi hilang
kekerasannya dan tidak mudah dikerjakan, bila menginginkan besi yang
halus dan tipis , kadar fosfornya 1-1,5%.

31

Silikon (Si), bila kandungannya kurang dari 2,5% menjadikan besi


bersifat lebih mudah dituang. Silikon mengurangi besarnya susut
pengerasan dan menjadikan besi bersifat lebih lunak.
Mangaan (Mn), membuat besi tuang lebih keras dan getas. Kandungan
mangaan tidak boleh lebih dari 0,7 %.
Sifat Besi Tuang

Keras dan mudah melebur/mencair


Getas, sehingga tidak dapat menahan benturan
Temperatur leleh 1250 derajat tidak berkarat
Tidak dapat diberi muatan magnit
Dapat dikeraskan dengann cara dipanasi kemudian didinginkan secara

mendadak Menyusut waktu pendinginan/waktu dituang


Kuat dalam menahan gaya tekan, lemah dalam menahan tarik kuat tekan

sekitar 600 Mpa, kuat tarik 50 Mpa


Tidak dapat disambung dengan las dan paku keling, disambung dengan
baut dan sekrup.

Pemakaian Besi Tuang

Pipa yang menahan tekanan dari laur sangat tinggi


Tutup lubang saluran drainasi dan alat saniter lain
Bagian struk rangka yang menahan gaya tekan
Bagian mesin, blok mesin
Pintu gerbang, tiang lampu
Sendi, rol jembatan

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi dalam bentuk hematit
(Fe2O3), magnetit (Fe3O4), limonit Fe(OH)2, dan siderit (FeCO3). Besi merupakan
logam paling biasa digunakan di antara semua logam, yaitu merangkumi sebanyak
95 peratus daripada semua tan logam yang dihasilkan di seluruh dunia. Gabungan
harganya yang murah dengan kekuatannya menjadikan ia amat diperlukan,
32

terutama dalam penggunaan seperti kereta, badan kapal bagi kapal besar, dan
komponen struktur bagi bangunan.
Baja karbon adalah baja yang hanya terdiri dari besi ( Fe ) dan karbon ( C ).
Baja Karbon berdasarkan prosentase kadar karbonnya dikelompokkan menjadi 3
macam: baja karbon rendah, baja karbon menengah dan baja karbon tinggi.
Cara pencegahan korosi: pengecatan, pelumuran dengan oli atau gemuk,
pembalutan dengan plastik, tin planting, galvanisasi, cromium plating, sacrificial
protection.

33

Anda mungkin juga menyukai