I.
II.
Hari, tanggal
Tujuan
oksida logam
III.
Dasar teori
larutan harus
dihubungkan oleh suatu medium penghantar agar kation dan anion dapat
bergerak dari satu kompartemen elektroda ke kompartemen elektroda
lainnya. Persyaratan ini terpenuhi oleh jembatan garam yang dalam
bentuk sederhananya berupa tabung U terbalik yang berisi larutan
electron inert, seperti KCl atau NH4NO3 yang ion-ionnya tidak akan
bereaksi dengan ion lain dalam larutan atau dengan elektroda (Chang,
2005:197)
Sel volta atau sel galvani adalah sel elektrokimia yang melibatkan
reaksi redoks dan menghasilkan arus listrik. Sel volta terdiri atas
1.
2.
dengan reaksinya.
Esel = Ekatode Eanode
atau
Esel = Ereduksi-Eoksidasi
Potensial elektroda merupakan ukuran besarnya kecenderungan suatu
unsur untuk melepas atau menyerap elektron. Untuk membandingkan
kecenderungan oksidasi atau reduksi dari suatu elektroda pembanding
yaitu elektroda hidrogen. Potensial yang dihasilkan oleh suatu elektroda
yang dihubungkan dengan elektroda hidrogen disebut potensial elektroda.
Ada dua kemungkinan:
Volta
merupakan
urutan
logam-logam(ditambah
hidrogen)
itu,
untuk
melindungi
suatu
logam
dari
reaksioksidasi
N
o
1
2
3
4
5
6
Jumla
Nama Alat
Avometer
Gelas plastik
Spatula
Kaca arloji
Neraca analitik
No
Batang pengaduk
1
2
3
4
5
6
7
8
h
1 set
1
1
1
1
Nama Bahan
1
Batang Karbon
Batang Tembaga
Lempeng Tembaga
Lempeng Kuningan
Nikel
Besi
Timah
Seng
Rumus Kimia
C
Cu
Cu
Cu + Zn
Ni
Fe
Sn
Zn
Jumlah
1
1
1
1
1
1
1
1
V.
Skema Kerja
Catat hasil
pengukuran
+ garam sedikit
demi sedikit +
diaduk
+ garam sedikit
demi sedikit +
diaduk
Ukur beda
potensial pada
avometer (jika
posisi logam
masukkan 2 jenis
logam dengan
posisi
bedrlawanan
Ulangi lagi
langkah
sebelumnya pada
semua jenis
N.B. :
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Data Pengamatan
Katoda (+)
Kabon (C)
Kabon (C)
Kabon (C)
Kabon (C)
Kabon (C)
Kabon (C)
Kabon (C)
Kabon (C)
Lempengan Tembaga (Cu)
Batang Tembaga (Cu)
Nikel (Ni)
Kuningan
:
Anda (-)
Seng (Zn)
Alumunium (Al)
Besi (Fe)
Timah (Sn)
Nikel (Ni)
Kuningan
Batang Tembaga (Cu)
Lempengan Tembaga (Cu)
Seng (Zn)
Seng (Zn)
Seng (Zn)
Seng (Zn)
Beda Potensial
0.947
0.721
0.454
0.333
0.299
0.246
0.194
0.192
0.738
0.712
0.586
0.598
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Alumunium (Al)
Seng (Zn)
Seng (Zn)
Alumunium (Al)
Alumunium (Al)
Alumunium (Al)
Alumunium (Al)
Alumunium (Al)
Timah (Sn)
Timah (Sn)
Alumunium (Al)
Nikel (Ni)
Nikel (Ni)
Besi (Fe)
Besi (Fe)
Kuningan
Timah (Sn)
Besi (Fe)
Besi (Fe)
Batang Tembaga (Cu)
Nikel (Ni)
Kuningan
Kuningan
Kuningan
0.528
0.507
0.489
0.473
0.461
0.433
0.333
0.323
0.274
0.207
0.178
0.154
0.148
0.121
0.107
0.064
0.062
0.054
0.045
0.037
0.033
0.024
0.015
0.011
VII.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk memahami konsep
tentang perbedaan potensial oksidasi pada setiap logam, dan memahami
prinsip terjadinya korosi. Logam logam yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu alumunium, seng, timah, batang tembaga, lempengan
tembaga, kuningan besi, nikel, dan karbon. Kemudian bahan bahan
tersebut akan diurutkan berdasarkan kereaktifannya
Untuk melakukan praktikum ini, alat yang akan digunakan
untuk mengukur beda potensial antara dua macam logam yaitu voltmeter
digital, dimana akan tedapat dua kutub yaitu kutup positif (merah) dan
kutub negative (hitam). Kutub positif dan negative tersebut akan dijepit
dengan penjepit buaya untuk mengubungkan dengan logam yang akan
menjadi kutub positif dan negative. Seletah itu kedua logam yang telah
dihubungkan dengan voltmeter akan dimasukkan ke dalam larutan
elektrolit yang telah disediakan oleh teknisi laboratorium yaitu larutan
garam dan air laut. Pada praktikum ini menggunakan larutan garam yang
dibuat dengan melarutkan garam hingga jenuh dalam 150 ml air. Setelah
dimasukkan ke dalam larutan elektrolit voltmeter akan menunjukkan
angka beda potensial kedua logam yang bernialai positif yang
menunjukkan bahwa kedua logam bereaksi secara spontan. Apabila pada
voltmeter menunjukkan tanda negative hal itu menunjukkan penempatan
logam di kutub positif dan negative terbalik, maka yang tadinya menjadi
kutup positif diubah menjadi kutub negative dan sebaliknya. Voltmeter
diatur pada arus DC dengan satuan volt.
Pada data pengamatan yang didapat menunjukkan beda
potensial antar logam berbeda- beda. Didataptkan beda potensial tertinggi
0.947 volt yaitu antara karbon dengan seng. Dimana karobon sebagai
katoda (+) dan seng sebagai anoda (-). Sedangkan beda potensial terkecil
0.011 yaitu antara nikel sebagi katoda dan kuningan sebagai anoda.
Sehingga dapat dikatakan bahwa logam yang ada pada anoda akan lebih
reaktif (mengalamai oksidasi) sedangkan pada katoda akan lebih pasif
(mengalami reduksi).
Logam-logam yang telah diuji dapat diurutkan berdasarkan besar
potensialnya. Karena karbon bersifat inert kita dapat mengurutkan besar
beda potensial antar logam dengan mudah. Pada karbon sebagai katoda
terdapat penyimpangan pada besar beda potensial antara karbon dengan
logam seng dan alumunium. Beradasarkan deret volta seperti di bawah ini
Sumber http://herlinaidra.blogspot.co.id/2013/01/deret-volta.html
Tetapi yang didapat pada praktikum ini sebagai berikut
Zn Al Fe Ni Sn kuningan Cu(batang) Cu(lempengan)
Seharusnya berdasarkan deret volta alumunium seharusnya memiliki beda
potensial paling tinggi karena posisi karbon berada paling ujung kanan
yang susah mengalami oksidasi sangat jauh dengan alumunium.
Sedangkan seng berada disebelah kanan dari alumunium sehingga
jaraknya lebih dekat dengan karbon. Pada pasangan logam nikel
alumunium dengan beda potensial 0.461 dan pasangan batang tembaga
alumunium beda potensialnya 0.433 juga terdapat kesalahan. Seharunya
beda potensial batang tembaga denga alumunium lebih tinggi
dibandingkan nikel dengan tembaga karena posisi tembaga lebih kanan
KESIMPULAN :
1. Dalam urutan sel volta semakin ke kiri maka logam akan semakin aktif
dan mengalami oksidasi sehingga mudah mengalami korosi
2. Semakin ke kanan pada sel volta maka logam tersebut akan semakin pasif
dan mengalami reduksi sehingga tidak mudah mengalammi korosi
3. Pada percobaan ini logam yan paling aktif yaitu
4. Urutan sel volta berdasarkan
2013.
Korosi
Seragam
Korosi
Galvanis.
http://kimiatip.blogspot.com/2013/06/korosi-seragam-korosi-galvanis.html.
Diakses pada 26 oktober 2016
Herlina,idra. 2013. Deret volta. http://herlinaidra.blogspot.co.id/2013/01/deretvolta.html. Diakses pada 26 oktober 2016
Rahma,
gina.
2014.
Laporan
Praktikum
Sel
Galvanik
(Sel
Volta).
JAWABAN PERTANYAAN :
1.
Voltmeter
Anoda
Katod
a
Fe
Al 3+ + 3e
Fe + Al 3+
x3
x2
Cu
Al 3+ + 3e
Cu + Al 3+
x3
x2
Cu
Sn 2+ + 2e
Cu + Sn 2+