Anda di halaman 1dari 10

KALORIMETER

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Oleh
Nama : 1. Rizka Fithriani Safira S (131810301049)
2. Nursiah (131810301050)
3. Diana Rolis (13181030105)
Kelompok
Hari / Shift
Asisten
Koordinator

:2
: Rabu / 3

: Devi Septian R.A


: Toto Adi Guna

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2013

BAB 1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kalor merupakan salah satu bentuk energi, maka kalor merupakan besaran fisika yang
memiliki satuan. Kalor tidak dapat terlihat oleh mata, tetapi pengaruhnya dapat kita rasakan
atau kita ketahui. Pengukuran-pengukuran kalor sangat berkaitan dengan kalor jenis zat.
Pengukuran kalor menggunakan alat yang dinamakan kalorimeter.
Alat yang digunakan untuk menentukan atau mengukur kalor adalah kalorimeter. Ada pula
yang menyatakan kalorimeter adalah alat untuk menentukan kalor jenis dari suatu zat.
Kalorimeter teerdiri dari sebuah bejana logam yang kalor jenisnya sudah diketahui.
Pada praktikum yang telah dilakukan, kalorimeter dan pengaduk ditimbang terlebih dahulu,
kemudian diisi dengan air. Setelah itu, alat tersebut diletakkan dibejana, dan diukur suhu
awalnya. Lalu, masukkan benda yang telah dipanaskan terlebih dahulu dan tutup kalorimeter
dengan rapat. Aduk perlahan-lahan maka suhu akan naik dan kemudian turun lagi. Ini untuk
menentukan kalor jenis bahan. Sedangkan untuk menentukan kalor lebur es, bahan yang
dipanaskan tadi diganti dengan es.
Sebagaimana diketahui bahwa kalorimeter adalah sebuah alat yang digunakan untuk
mengukur kalor. Dengan kalorimeter kirta dapat mengukur kalor jenis suatu zat. Dan dengan
kalorimeter kita dapat mengetahui bahwa adanya kalor dapat mengubah wujud zat.
Sedangkan aplikasi penggunaan kalorimeter dalam kehidupan sehari-hari misalnya setrika
listrik, rice cooker dan lain-lain. Dimana alat-alat tersebut mempunyai prinsip kerja yaitu
energi listrik diubah menjadi kalor, seperti pada kalorimeter.

Rumusan Masalah

Setelah dijelaskan latar belakang dari laporan ini, maka rumusan masalahnya dapat dilihat
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh jenis bahan terhadap besar kalor jenis?
2. Bagaimana perbedaan kalor jenis bahan dengan 3 bahan yang berbeda?
3. Bagaimana perbandingan antara suhu awal dan suhu akhir?
4. Bagaimanakah kesesuaian antara hasil praktikum ini dengan Azas Black?
o Tujuan
Adapun tujuan yang berdasarkan dengan rumusan masalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui pengaruh jenis bahan terhadap besar kalor jenis.
2. Untuk mengetahui perbedaan kalor jenis bahan dengan 3 bahan yang berbeda.
3. Untuk mengetahui perbandingan antara suhu awal dan suhu akhir.
4. Untuk mengetahui kesesuaian antara hasil praktikum ini dengan Azas Black.
o Manfaat

Adapun manfaat dari kalorimeter yang merupakan alat untuk mengukur kalor adalah dengan
adanya kalorimeter kita dapat mengetahui bahwa benda dapat berubah bentuk karena adanya
kalor yang mempengaruhi. Aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari misalnya setrika listrik
dan rice cooker. Alat tersebut mempunyai prinsip kerja yaitu energi listrik diubah menjadi
kalor.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Kalorimeter adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan (mengukur) kalor.
Pengukuran itu dilakukan untuk mengetahui kalor jenis suatu zat. Jika kalor jenis suatu zat
sudah diketahui, kalor yang diserap atau dilepaskan dapat dihitung dengan mengukur
perubahan suhunya. Kalorimeter terdirir atas sebuah bejana logam yang kalor jenisnya sudah
diketahui sebelumnya. Bejana itu ditempatkan dalam suatu wadah bejana lain dengan cara
dipisahkan (tidak terdapat kemungkinan bersinggungan secara langsung) diantara kedua
bejana tadi diberi isolator yang mencegah terjadinya pertukaran kalor dengan udara luar
(Purwoko, 2007).
2.1 Gambar Kalorimeter Sederhana
(http://rizkymahdia.wordpress.com : 2012)
Prinsip kerja kalorimeter didasarkan pada Azas Black yang dinyatakan sebagai berikut :

Jika dua benda yang mempunyai suhu berbeda didekatkan sehingga terjadi kontak
maka temperatur akhir kedua benda yang mempunyai suhu berbeda setelah
keseimbangan termis tercapai akan sama.

Jumlah kalor yang diterima = jumlah kalor yang diberikan.

(Wahyuni, 2010).
Jika sebuah benda melepas kalor, maka akan terjadi perubahan wujud pada zat tersebut selain
itu juga terjadi perubahan ukuran. Misalnya air jika didinginkan akan berubah menjadi es.
Dari pertama air yang berbentuk cair, berubah bentuk menjadi es. Dari cair menjadi padat.
Begitu pula yang terjadi pada benda cair yang menguap menjadi gas (Purwoko, 2007).
Ada beberapa hal yang terkait dengan kalor, yaitu :
1. Kalor jenis, adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 gram atau1
kg zat sebesar 1o
2. Kapasitas kalor, adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh zat untuk menaikkan
shununya sebesar 1o
3. Kalor lebur, menyatakan banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh satu satuan massa zat
padat untuk merubah seluruh wujudnya menjadi cair.
4. Kalor beku adalah banyaknya kalor yang dilepaskan untuk mengubah 1 kg zat dari
wujud cair menjadi padat pada titik bekuya.
5. Titik lebur normal suatu zat atau partikel, dapat diketahui atau ditentukan oleh gaya
tarik antar partikel-partikel di dalamnya.
6. Kalor uap adalah banyaknya kalor yang diserap untuk mengubah 1 kg zat dari wujud
cair menjadi uap pada titik didihnya.
7. Kalor embun adalah banyaknya kalor yang dibebaskan untuk mengubah 1 kg zat dari
wujud uap menjadi cair pada titik embunnya.
8. Titik didih normal dari sebuah cairan merupakan kasus di mana tekanan uap cairan
sama dengan tekanan atmosphere dipermukaan laut.
(Sunaryono, 2010).
Seorang ilmuwan Inggris yaitu Joseph Balck yang hidup pada 1720-1799 mengadakan
pengamatan mengenai kalor. Azas Black berbunyi sebagai berikut : Jumlah kalor yang
diterima ama dengan jumlah kalor yang dilepaskan (Purwoko, 2007).
Dari situ dapat dijabarkan apabila dua buah zat yang berbeda suhunya disentuhkan, maka zat
yang suhunyalebih tinggi akan melepaskan kalor. Jumlah kalor yang dilepaskan tersebut akan
diserap oleh zat yang suhunya lebih rendah. Persamaan yang digunakan dalam praktikum kali
ini antara lain adalah :
Untuk menentukan kalor jenis suatu benda :
. . . (2.1)
Sedangkan untuk menentukan kalor lebur es :

. . . (2.2)
adalah kalor jenis bahan yang akan dicari (kal/groC). adalah kalor jenis kalorimeter dan
pengaduknya. adalah kalor jenis air. merupakan massa air, dan berturut-turut adalh massa
bahan dan massa es. adalah suhu air mula-mula. Dan adalah suhu campuran setimbang.
merupakan suhu bahan awal. dan adalah massa kalorimeter dan massa campuran. Sedangkan
adalah kalor lebur es (Purwandari, 2013).

BAB 3. METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Kalorimeter dan pengaduknya berfungsi untuk mengukur kalor jenis bahan dan kalor
lebur es.
2. Termometer 100oC dan 200oC berfungsi untuk mengukur perubahan suu yang terjadi.
3. Pemanas listrik berfungsi untuk memanaskan bahan yang akan dimasukkan ke
kalorimeter.
4. Penukar panas berfungsi sebagai wadah penukar panas.
5. Butir/kubus lubang berfungsi sebagai bahan yang akan diletakkan ke dalam
kalorimeter untuk diukur.
6. Es berfungsi sebagai bahan yang diukur untuk menentukan kalor lebur
7. Air berfungsi untuk menyerap / meepas kalor dari bahan maupun es.
3.2 Design
Adapun design alat pada acara praktikum ini adalah :
3.1 Gambar Kalorimeter Sederhana

(http://rizkymahdia.wordpress.com : 2012)
3.3 Langkah Kerja
3.3.1 Menentukan Kalor Jenis Bahan
1. Kalorimeter dan pengaduk ditimbang secara bersama-sama, dicatat sebagai .
2. Kalorimeter diisi air, kemudian ditimbangdan dicatat sebagai . Maka .
3. Kalorimeter dimasukkan ke dalam bejana pelindung, kemudian ditutup. Termometer
dipasang dan suhu awal air dibaca sebagai .
4. Bahan yang aka ditentukan kalor jenisnya ditimbang sebagai .
5. Bahan tersebutdipanaskan di dalam pemanas sehingga mencapai suhu tertentu
(minimal 75oC).
6. Suhu benda dicata sebagai . Kemudian dimasukkan ke dalam kalorimeter dengan
cepat dan ditutup rapat-rapat.
7. Melalui pengaduk yang telah diberi isolasi, diaduk perlahan-lahan. Suhu air perlahanlahan akan naik turun lagi. Suhu tertinggi yang diperoleh dicatat ().
8. Langkah di atas (1-7) diulangi dengan suhu awal bahan yang berbeda.
9. Langkah 1-8 diulangi untuk jenis bahan yang berbeda.
3.2.2 Menentukan Kalor Lebur Es
1. Kalorimeter dan pengaduk ditimbang secara bersama-sama, dicatat sebagai .
2. Kalorimeter diisi dengan sejumlah air ( volume kalorimeter), kemudian ditimbang dan
dicatat sebagai , maka .
3. Air dipanaskan bersama kalorimeter hingga suhunya sekitar 70o Dicata sebagai .
4. Kalorimeter diangkat dengan cepat dan dimasukkan ke dalam bejana pelindung.
5. Sepotong es yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam kalorimeter, ditutup rapatrapat dan diaduk pelan-pelan.
6. Suhu seimbang yang diperoleh dicata sebagai .
7. Massa air, kalorimeter dan es tersebut () ditimbang sehingga diperoleh massa es .
8. Langkah di atas diulangi untuk mendapatkan 3 kali pengukuran.
3..4 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam praktikum ini adalah :


. . . (3.4.1)
. . . (3.4.2)
. . . (3.4.3)
dan
. . . (3.4.4)
Untuk ralat, digunakan :
K = 100% I
Dan
K = 100% I

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil praktikum yang didapat kali ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan Kalor Jenis Bahan
mk = 0,063 kg = 63 gram

nst = 0,5oC

mak = 0,158 kg = 158 gram

nst = 0,5oC

nst = 0,5oC
= 158 63

nst = 0,05 gram

= 95 gram
Ta = 29oC
Jenis
Bahan
Besi

mb

58 g
58 g
Tembaga 92 g
92 g
Kuningan 61 g
61 g

Tb

Tc

Cb

Cb

I (%)

K(%)

AP

75oC
85oC
75oC
85oC
75oC
85oC

31oC
32oC
30oC
30oC
30oC
31oC

0,2
0,26
0,06
0,05
0,1
0,2

0,11
0,09
0,07
0,05
0,08
0,08

55
34,6
1,17
100
80
40

45
65,4
98,83
0
20
60

1
1
1
1
1
1

1. Menentukan Kalor Lebur Es


Ta = 70oC
Ck = 2,7
Ca = 1,0
mk = 65,7
mak = 220 gram
Percobaan ma
1
154,3
2
164,3

mc
256
260

Tc
44oC
48oC

mes
36 g
30 g

Les
Les
552,45 5,95
666,58 10

I (%)
1,07
1,5

K(%)
98,93
98,5

AP
3
3

4.2 Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan dan dituliskan hasilnya dalam bentuk tabel di atas, maka
dapat diketahui jenis bahan berpengaruh terhadap kalor jenis yang dihasilkan nantinya.
Seperti yang dapat dilihat ditabel. Setiap bahan yang berbeda menghasilkan besar kalor jenis
yang bervariasi. Bahkan 1 bahan yang sama juga memberikan perbedaan besar kalor jenis
jika suhunya berbeda. Dari tabel dapat dilihat yang memberikan hasil kalor jenis yang paling
besar adalah Besi, disusul kuningan dan terakhir tembaga.
Untuk kalor jenis bahan, ketiga benda yang diuji memiliki perbandingan yang konstan,
kecuali pada tembaga. Di mana, kalorjenisnya terlampau jauh dari yang lainnya. Seperti
terlihat pada tabel, tembaga pada percobaan pertama kalor jenisnya 0,06 dan percobaan kedua
0,05. Hasil tersebut jauh berbeda dengan yang lainnya yang masing-masing hanya naik atau
turun 0,1. Selain dari tembaga, perbandingan kalor jenis dari ketiga bahan adalah konstan,
artinya tidak terlalu jauh perbedaannya seperti yang terlihat pada tabel.
Pada percobaan menentukan kalor jenis bahan suhu akhir mencapai hampir setengah dari
suhu awal, di mana suhu awalnya adalah 75oC dan 85oC. Dan suhu akhirnya dari semua
bahan hampir semuanya menunjukkan kisaran antar 30 oC sampai paling besar 32oC. Suhu
akhir yang paling besar dalam percobaan ini adalah suhu dari besi pada pengulangan kedua
yaitu 32oC. Sedangkan untuk menentukan kalor lebur es, suhu akhirnya berkisar antara 44oC
sampai 48oC dengan suhu awalnya 70oC.
Hasil praktikum ini bisa dibilang telah sesuaidengan Azas Black yang berbunyi : Jumlah
kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan. Di mana jumlah kalor yang
dilepas oleh bahan baik besi, kuningan, tembaga dan juga es sama dengan jumlah kalor yang
diterima oleh air. Sehingga akhirnya mencapai suhu tetap yang tidak berubah naik atau turun
lagi.

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat setelah melakukan praktikum ini, antara lain :
1. Semakin mudah bahan mengahantarkan panas, maka kalor jenis bahan tersebut
semakin besar.
2. Perbandingan kalor jenis dengan tiga bahan berbeda hasilnya konstan, kecuali pada
tembaga yang selisihnya cenderung besar pada percobaan pertama dan kedua.

3. Hampir semua suhu akhir baik pada percobaan menentukan kalor jenis maupun kalor
lebur menghasilkan hampir setengah dari suhu awal.
4. Praktikum kali ini, tentang kalor dapat dibilang telah sesuai dengan Azas Black.
5.2 Saran
Asisten praktikum pada acara kali ini telah sangat baik dalam memberikan arahan dan
petunjuk terhadap praktikan. Namun, ada sedikit masalah pada saat melakukan praktikum
pada percobaan a, yaitu menentukan kalor jenis bahan, kelompok kami memiliki masalah
karena kurangnya ketelitia dari praktikan, sehingga percobaan dimulai lagi dari awal. Namun
beruntungnya kesalahan tidak berakibat fatal. Untuk kedepannya, semoga praktikum berjalan
dengan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Purwandari, Endhah. 2013. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember : Universitas Jember.
Purwoko dan Fendi. 2007. Fisika SMA / MA Kelas X. Jakarta : Yudhistira.
Sunaryono dan Ahmad Taufiq. 2010. Super Tips dan Trik Fisika SMA. Jakarta :
KAWAHmedia.
Wahyuni, Sri. 2010. Modul Termodinamika FKIP Universitas Jember. Jember : Universitas
Jember.

Anda mungkin juga menyukai