Kupas 125 kg singkong segar, semua jenis dapal dimanfaatkan. Bersihkan dan cacah
berukuran kecil-kecil.
2. Keringkan singkong yang telah dicacah hingga kadar air maksimal 16%. Persis singkong yang
dikeringkan menjadi gaplek. Tujuannya agar lebih awet sehingga produsen dapat menyimpan
sebagai cadangan bahan baku
3. Masukkan 25 kg gaplek ke dalam tangki stainless si eel berkapasitas 120 liter, lalu tambahkan
air hingga mencapai volume 100 liter. Panaskan gaplek hingga 100"C selama 0,5 jam. Aduk
rebusan gaplek sampai menjadi bubur dan mengental.
4. Dinginkan bubur gaplek, lalu masukkan ke dalam langki sakarifikasi. Sakarifikasi adalah
proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin, masukkan cendawan Aspergillus
yang akan memecah pati menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong.
perlu 10 liter larutan cendawan Aspergillus atau 10% dari total bubur. Konsentrasi cendawan
mencapai 100-juta sel/ml. Sebclum digunakan, Aspergilhis dikuhurkan pada bubur gaplek
yang telah dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek. Cendawan berkembang
biak dan bekerja mengurai pati
5.
Dua jam kemudian, bubur gaplek berubah menjadi 2 lapisan: air dan endapan gula. Aduk
kembali pati yang sudah menjadi gula itu, lalu masukkan ke dalam tangki fermentasi. Namun,
sebelum difermentasi pastikan kadar gula larutan pati maksimal 1718%. Itu adalah kadar
gula maksimum yang disukai bakteri Saccharomyces unluk hidup dan bekerja mengurai gula
menjadi alkohol. Jika kadar gula lebth tinggi, tambahkan air hingga mencapai kadar yang
diinginkan. Bila sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir agar mencapai kadar gula
maksimum.
6. Tutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan Saccharomyces bekerja
mengurai glukosa lebih optimal. Fermentasi berlangsung anaerob alias tidak membutuhkan
oksigen. Agar fermentasi optimal, jaga suhu pada 2832"C dan pH 4,55,5.
7.
Setelah 23 hari, larutan pati berubah menjadi 3 lapisan. Lapisan terbawah berupa endapan
protein. Di atasnya air, dan etanol. Hasil fermentasi itu disebut bir yang mengandung 612%
etanol
8. Sedot larutan etanol dengan selang plastik melalui kertas saring berukuran 1 mikron untuk
menyaring endapan protein.
9. Meski telah disaring, etanol masih bercampurair. Untuk memisahkannya, lakukan destilasi
atau penyulingan. Panaskan campuran air dan etanol pada suhu 78"C atau setara titik didih
etanol. Pada suhu itu etanol lebih dulu menguap ketimbang air yang bertitik didih 100C. Uap
etanol dialirkan melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi
etanol cair.
10. Hasil penyulingan berupa 95% etanol dan tidak dapat larut dalam bensin. Agar larul,
diperlukan etanol berkadar 99% atau disebut etanol kering. Oleh sebab itu, perlu destilasi
absorbent. Etanol 95% itu dipanaskan 100"C. Pada suhu ilu, etanol dan air menguap. Uap
keduanya kemudian dilewatkan ke dalam pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati.
Zeolit akan menyerap kadar air tersisa hingga diperoleh etanol 99% yang siap dieampur
denganbensin. Sepuluh liter etanol 99%, membutuhkan 120 130 lifer bir yang dihasilkan
dari 25 kg gaplek
MACAM-MACAM BIOETANOL
PROSES PRODUKSI BIOETANOL
Kumpulan Artikel - 113 - Energi Lain-lain
E-mail Cetak PDF
Seiring dengan menipisnya cadangan energi BBM, jagung menjadi alternatif
yang penting sebagai bahan baku pembuatan ethanol (bahan pencampur BBM).
Karenanya, kebutuhan terhadap komoditas ini pada masa mendatang
diperkirakan mengalami peningkatan yang signifikan. Bioetanol (C2H5OH)
adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat
menggunakan bantuan mikroorganisme
Gasohol campuran bioetanol kering/absolut terdena-turasi dan bensin pada
kadar alkohol s/d sekitar 22 %-volume.
Istilah bioetanol identik dengan bahan bakar murni. BEX gasohol berkadar
bioetanol X %-volume.
Bahan Baku
Nira bergula (sukrosa): nira tebu, nira nipah, nira sorgum manis, nira kelapa, nira
aren, nira siwalan, sari-buah mete
Bahan berpati: a.l. tepung-tepung sorgum biji (jagung cantel), sagu,
singkong/gaplek, ubi jalar, ganyong, garut, umbi dahlia.
Bahan berselulosa ( lignoselulosa):kayu, jerami, batang pisang, bagas, dll.
Sekarang belum ekonomis, teknologi proses yang efektif diperkirakan akan
komersial pada dekade ini !
Pemanfaatan Bioetanol
Sebagai bahan bakar substitusi BBM pada motor berbahan bakar bensin;
digunakan dalam bentuk neat 100% (B100) atau diblending dengan premium
(EXX)
Gasohol s/d E10 bisa digunakan langsung pada mobil bensin biasa (tanpa
mengharuskan mesin dimodifikasi).
Sumber Karbohidrat
Liter/ton
Liter/ha/th
Singkong
25 (236)
Tetes 3,6
270
Sorgum Bici 6
180 (155)
Perolehan Alkohol
4500 (3658)
973
333,4 2000
Ubi Jalar
62,5* 125
Sagu 6,8$
608
4133
Tebu 75
67
5025
Nipah 27
93
2500
Sorgum Manis
80**
7812
75
6000
Dan tahap selanjutnya yang dilakukan adalah destilasi, namun sebelum destilasi
perlu dilakukan pemisahan padatan-cairan, untuk menghindari terjadinya
clogging selama proses distilasi.
3. Pemurnian / Distilasi
Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian besar adalah air
dan etanol). Titik didih etanol murni adalah 78 C sedangkan air adalah 100 C
(Kondisi standar). Dengan memanaskan larutan pada suhu rentang 78 - 100 C
akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui unit
kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95 % volume.
Prosentase Penggunaan Energy
Prosentase perkiraan penggunaan energi panas/steam dan listrik diuraikan
dalam tabel berikut ini:
Prosentase Penggunaan Energi
Identifikasi
Proses Steam
Listrik
30.5 %
6.1 %
2.6 %
0.7 % 20.4 %
Fermentasi 0.2 % 4 %
Distilasi
58.5 %
1.6 %
6.4 % 27.1 %
Penyimpanan Produk
0.7 %
0%
Utilitas
2.7 % 27 %>
Bangunan
1 %> 0.5 %
TOTAL100 %100 %
Sumber: A Guide to Commercial-Scale Ethanol Production and Financing, Solar
Energy Research Institute (SERI), 1617 Cole Boulevard, Golden, CO 80401
Peralatan Proses
Adapun rangkaian peralatan proses adalah sebagai berikut:
Peralatan penggilingan
Pemasak, termasuk support, pengaduk dan motor, steam line dan insulasi
External Heat Exchanger