melalui
Persentase
glomerolus
diikuti
dengan
ini
meningkat
bila
pasien,
penyakit
yang
mengakibatkan
pasien.
beragam,
dengan
ginjal
Pasien
etiologi
terbanyak
hipertensi
tersebut
(5.654
merupakan
jumlah
etiologi
paling
banyak
peilonefritis crhonic.
Bali
menjalani
2012).
ini
di
dan
yaitu
yang
Selain
Hasil
Bali.
ditentukan
Menurut
sama
kabupaten
dengan
prevalensi
Jembrana,
Badung
0,2%.
Menurut
berdasarkan
data
laju
filtrasi
terdapat
62.522
hemodialisa
anemia,
yang
rutin
(IRR,
hipoalbuminemia
penelitian
Rivai
Suhardjono,
(2009)
Rahardjo
Susalit
dengan
hemodialisa.
IRR,
diduga
Berdasarkan
data
dari
suatu
berkaitan
rendahnya
&
(2009),
pasien
dengan
kadar
adanya
nefrologi
hemodialisa.
Indonesia
menunjukkan,
yang
mellitus,
kronis
yang
menjalani
hemodialisa
memiliki
diagnosa
penyakit
diabetes
paru
tidak
penelitian.
Responden
kriteria
diwawancarai
dua
penelitian
observasi
penelitian
ini
adalahseluruh
menjadi
sampel
yang
telah
memenuhi
inklusi
dan
eksklusi
kali,
untuk
sebelum
menentukan
dan
sesudah
Metode
ini
menyetujui
obstruktif
satu
tahun
(pria
ataupun
menandatangani
concent.
Serta
memenuhi
informed
menggunakan
alat
menggunakan
uji
statistik
Kolmogorov-Smirnov
untuk
normal
dilanjutkan
dengan
berpasangan
untuk
maka
analisis
sampel
T-
menentukan
kriteria
dan
eksklusi,
didapatkan
distribusi
Berdasarkan hasil pengukuran kadar albumin pre dan post hemodialisa pada pasien
CKD didapatkan rata-rata kadar albumin pre hemodialisa 3,52 g/dL dengan kadar
terendah 2,46 g/dL dan kadar tertinggi 4,23 g/dL dan rata-rata kadar albumin post
hemodialisa sebesar 3,96 g/dL dengan kadar terendah 3,10 g/dL dan kadar tertinggi 5,04
g/dL. Rata-rata pasien CKD memiliki kadar albumin di bawah normal (3,52 g/dL) dan
setelah melakukan hemodialisa (post HD) pasien CKD memiliki rata-rata kadar albumin
serum sebesar 3,96 g/dL. Perbandingan kadar albumin pre dan post hemodialisa dapat
dilihat pada gambar 1.
Gambar 1
Grafik Perbandingan Hasil Pengukuran Kadar Albumin
Dari data hasil pengukuran kadar
juga
eksklusi,
menyeluruh
didapatkan
17
responden
terjadi
mikroinflamasi
sehingga
yang
terjadi
setelah
melakukan
hemodialisa
proinflamasi
penurunan
sintesis
albumin.
albumin
pada
melakukan
kadar
albumin
setelah
yang
akan
menekan
Penurunan
responden
hemodialisa
kadar
setelah
dapat
Akibatnya
pasien
cenderung
responden
mengalami
peningkatan
dapat
menyebabkan
infeksi
lokal
yang
albumin
proinflamasi
menekan
sintesis albumin.
a. Kadar albumin pre dan post
yang
hemodialisa
akan
berdasarkan
responden
Ditinjau dari
karakteristik
umur
umur
atau
sebesar
7,8%.
Untuk
responden
mengalami
peningkatan kadar albumin yang ratarata kadar awalnya (pre HD) 3,5 g/dL
menjadi 4,0 g/dL (meningkat 0,5 g/dL)
atau sebesar 11,2% setelah melakukan
hemodialisa.
Untuk
responden
mengalami
penurunan
dimana
ketiga
kadar
responden
usia
penurunan
70
tahun
kadar
mengalami
albumin.
Kadar
bahwa
cenderung
mengalami
sintesis
albumin
pada
usia
tua
penurunan
akibat
dari
proses
pemasangan
atau
penurunan
setelah
dimana
infeksi,
dapat
Akibatnya
kadar
melakukan
serta
albumin
hemodialisa
anemia
yang
pasien
cenderung
berjumlah
dapat
lokal
kelompok
proinflamasi
rendah
menyebabkan
yang
infeksi
akan
menekan
responden
responden
pada
secara
sama-sama
responden
dapat
menyebabkan
semakin
menurunnya
sistesis
albumin,
tubuh
dapat
makanan
hemodialisa
kemampuan
menurunnya
kemampuan
berdasarkan
jenis
disebabkan
yang
karena
berkurang
asupan
terutama
kelamin responden
sehingga
responden
memilih
(3,46
g/dL
dibanding
albumin
dibandingkan
lebih
laki-laki
rendah
dikarenakan
dimana
terdapat
3 responden
secara keseluruhan
tahun
meskipun
sama-sama
Apabila
dikaitkan
dengan
dimana
responden
frekuensi
menjalani
lamanya
hemodialisa
pasien
(p<0,05)
CKD
di
RSUD
Sanjiwani
Saran
Kepada peneliti lain disarankan untuk
Simpulan
Berdasarkan analisis statistik dengan uji
yang
lebih
jelas
dan
antara
hipoalbuminemia
terapi
mempengaruhinya.