Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayatNya penulisan dan penyusunan makalah yang berjudul Polisitemia dapat terselesaikan.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata ajar perkuliahan bidang mata pelajaran
Sistem Respirasi I di STIKes PERTAMEDIKA.
Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:
1. Ibu Yanti Riyantini, SKp. selaku dosen mata ajar Sistem Respirasi I yang telah
memberikan tugas dan petunjuk dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan baik dalam bentuk
materi dan non materi.
3. Teman-teman yang sudah bersedia membantu.
4. Dan semua pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
banyak membantu dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini penulis harapkan dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana penyakit
Polisitemia bagi pembacanya.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan di banyak
bagian, untuk itu penulis sangat berterimakasih bila ada pihak-pihak yang mengkoreksi
makalah ini dan memberikan kritik dan saran supaya penulis dapat memperbaikinya.
DAFTAR ISI
Page
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................................3
A. Definisi............................................................................................................................3
B. Etiologi............................................................................................................................3
C. Klasifikasi.......................................................................................................................4
D. Patofisiologi....................................................................................................................5
E. Manifestasi Klinik...........................................................................................................6
F.
Pemeriksaan Penunjang..................................................................................................6
G. Komplikasi......................................................................................................................6
H. Penatalaksanaan..............................................................................................................7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................................9
BAB IV KESIMPULAN..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................16
Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel darah merah terdiri dari sebagian besar sel-sel darah dalam sirkulasi, dan salah satu
fungsi utama mereka adalah untuk membawa oksigen dari paru ke semua sel, jaringan,
dan organ dalam tubuh.Oksigen dilakukan di dalam sel darah merah dikombinasikan ke
besi yang mengandung protein yang disebut hemoglobin.sel darah merah tidak memiliki
inti dan berbentuk seperti cakram cekung ganda atau donat berbentuk, dan mampu
meringkuk dan pemerasan melalui pembuluh darah terkecil.
Jumlah sel darah merah normal dalam darah bervariasi, dan lebih tinggi pada laki-laki
daripada perempuan.bayi baru lahir memiliki jumlah sel merah yang lebih tinggi
daripada orang dewasa.
Jika ada jumlah yang lebih tinggi dari sel darah merah dalam sirkulasi dari biasanya
maka seseorang dikatakan telah erythrocytosis atau polisitemia. Situasi sebaliknya dapat
terjadi, dimana ada tingkat yang lebih rendah dari sel darah merah daripada biasanya,
dan kondisi ini disebut sebagai "anemia".jumlah sel darah merah Dibesarkan dapat
ditemukan kebetulan pada orang tanpa gejala, pada tahap awal polisitemia.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Page
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui konsep teori tentang polisitemia dan asuhan
keperawatannya serta untuk memenuhi tugas Imun Hematologi II padasemester III.
2. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa dapat mengetahui definisi penyakit polisitemia.
2) Mahasiswa dapat mengetahui etiologi penyakit polisitemia.
3) Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi penyakit polisitemia.
4) Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi penyakit polisitemia.
5) Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinik penyakit polisitemia.
6) Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit polisitemia.
7) Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi penyakit polisitemia.
8) Mahasiswa dapat mengetahui Penatalaksanaan dan asuhan keperawatan penyakit
polisitemia.
Page
BAB II
TINJAUAN TEORI
A Definisi
Polisitemia berasal dari bahasa Yunani: poly (banyak), cyt (sel), dan hemia (darah). Jadi,
polisitemia berarti peningkatan jumlah sel darah (eritrosit, leukosit, trombosit) di dalam
darah.
Polisitemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah merah
akibat pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sumsum tulang.
Polisitemia adalah suatu kondisi yang jarang terjadi di mana tubuh terlalu banyak
memproduksi sel darah merah. Orang dengan polisitemia memiliki peningkatan
hematokrit, hemoglobin, atau jumlah sel darah merah di atas batas normal melebihi 6
juta/ mm atau hemoglobinnya melebihi 18 g/dl.
B Etiologi
Sel darah tubuh diproduksi di sumsum tulang ditemukan di beberapa tulang, seperti
tulang paha. Biasanya produksi sel darah diatur oleh tubuh sehingga jumlah sel darah
yang baru dibuat untuk menggantikan sel-sel darah yang lama karena mereka mati.
Dalam polisitemia, proses ini tidak normal karena berbagai penyebab dan menghasilkan
terlalu banyak sel darah merah dan kadang-kadang sel-sel darah lainnya. Hal ini
menyebabkan penebalan darah.
Berikut ini adalah daftar penyebab atau kondisi yang mendasarinya (lihat juga
mendiagnosis penyebab yang mendasari polisitemia) yang mungkin dapat menyebabkan
polisitemia meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dehidrasi
Merokok
Syok
Diare
Muntahan
Penyakit paru kronis
1) Penyakit syndroma cushing
Page
2)
3)
4)
5)
Tumor ginjal
Bawaan polisitemia
Stress
Polisetemia vera
C Klasifikasi
Menurut (Wiwik Handayani, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Hematologi.) Ada
dua jenis utama polisitemia:
1. Polisitemia Primer
Disebabkan oleh proliferasi berlebihan pada sel benih hematopoietik tanpa perlu
rangsangan dari eritropoietin atau hanya dengan kadar eritropoietin rendah. Dalam
keadaan normal, proses proliferasi terjadi karena rangsangan eritropoietin yang kuat.
Polisitemia Primer terjadi di sekitar 2 pada setiap 100.000 orang. Penyebabnya tidak
diketahui. Namun, polisitemia ini hadir saat lahir, biasanya disebabkan oleh kelainan
genetik warisan yang abnormal menyebabkan tingkat tinggi prekursor sel darah
merah. polisitemia keluarga dan bawaan Primer (PFCP) dan polisitemia vera (PV).
2. Polisitemia sekunder
Polisitemia sekunder umumnya terjadi sebagai respon terhadap faktor-faktor lain atau
kondisi yang mendasarinya atau gangguan, seperti tumor hati, tumor ginjal atau
sindroma Cushing. Polisitemia sekunder juga dapat disebabkan oleh peningkatan
eritropoietin (EPO) produksi baik dalam respon terhadap hipoksia kronis (kadar
oksigen rendah) atau dari tumor mensekresi eritropoietin, perilaku, gaya hidup,
seperti merokok, tinggal di tempat yang tinggi, penyakit paru-paru parah, dan
penyakit jantung.Bila ada kekurangan oksigen, tubuh merespon dengan memproduksi
lebih banyak sel darah merah yang membawa oksigen ke sel-sel tubuh.
D Patofisiologi
Menurut (Wiwik Handayani, 2008, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Hematologi, hal.76).
Mekanisme yang diduga untuk menyebabkan peningkatan poliferesi sel induk
hematopoietik adalah sebagai berikut:
1. Tidak terkontrolnya poliferesi sel induk hematopoietik yang bersifat neoplastik
IMUN DAN HEMATOLOGI 2 - POLISITEMIA
Page
Polisitemia
Primer/vera
hematopoledik
polisitemia
Sekunder
faktor yg menyebabkan
1. Tidak terkontrolnya sel induk
(mempengaruhi produksi sel darah
merah).
2. adanya faktor meiloproliferatif yg
abnormal
Page
Faktor genetik
membentuk eritrosit).
hematopletik
Terhadap eritropletik.
4. Adanya mutasi gen RNA/DNA.
Fase-fase :
1. eritrosik
2. burn out
3. mielofibrotik
4. terminal
Komplikasi
D. Manifestasi Klinik
Gambaran klinis polisemia vera adalah gambaran proliperasi sel darah merah yang
berlebihan. Pasien mungkin memperlihatkan kulit yang kemerahan atau gejala
hiperviskositas seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, atau serangan-serangan
trombosit. Para pasien ini lebih rentan terkena ulkus peptikum. Mereka mungkin datang
dengan gejala-gejala peningkatan histamine darah( yang disebabkan dari basofil ) berupa
gatal, terutama setelah mandi air panas. Mereka biasanya memiliki wajah bulat, dan 75%
mengalami pembesaran limfa.
Menurut (Wiwik Handayani. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Hematologi.
Hlm.78)
1. Muka kemerahan (Pletora)
IMUN DAN HEMATOLOGI 2 - POLISITEMIA
Page
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Gangguan penglihatan
Vertigo
Siklus sel yang tinggi
Cepat lelah
Tinitus
Cepat lupa
Perasaan panas
Sakit Kepala
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Fisik, yaitu ada tidaknya pembesaran limpa dan penampilan kulit
(eritema).
2. Pemeriksaan Darah, Jumlah sel darah ditentukan oleh complete blood cell count
(CBC), sebuah tes standar untuk mengukur konsentrasi eritrosit, leukosit dan
trombosit dalam darah. PV ditandai dengan adanya peningkatan hematokrit, jumlah
sel darah putih (terutama neutrofil), dan jumlah platelet. Pemeriksaan darah lainnya,
yaitu adanya peningkatan kadar serum B12, peningkatan kadar asam urat dalam
serum, saturasi oksigen pada arteri, dan pengukuran kadar eritropoietin (EPO) dalam
darah.
3. Pemeriksaan Sumsum tulang
Meliputi pemeriksaan histopatologi dan analisis kromosom sel-sel sumsum tulang
(untuk mengetahui kelainan sifat sel tunas (stem cells) pada sumsum tulang akibat
mutasi dari gen Janus kinase-2/JAK2).
F. Komplikasi
Kelebihan sel darah merah dapat dikaitkan dengan komplikasi lain, termasuk :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
E Penatalaksanaan
1. Flebotomi
Page
tahun dan merupakan pengobatan yang dianjurkan. Indikasi flebotomi terutama pada
semua pasien pada permulaan penyakit,dan pada pasien yang masih dalam usia
subur.Pada flebotomi, sejumlah kecil darah diambil setiap hari sampai nilai
hematokrit mulai menuru. Jika nilai hematokrit sudah mencapai normal, maka darah
diambil setiap beberapa bulan, sesuai dengan kebutuhan.Target hematokrit yang ingin
dicapai adalah <45% pada pria kulit putih dan <42% pada pria kulit hitam dan
perempuan.
2. Kemoterapi Sitostatika/ Terapi mielosupresif (agen yang dapat mengurangi sel darah
merah atau konsentrasi platelet).
Tujuan pengobatan kemoterapi sitostatik adalah sitoreduksi. Lebih baik menghindari
kemoterapi jika memungkinkan, terutama pada pasien uisa muda.Terapi mielosupresif
dapat dikombinasikan dengan flebotomi atau diberikan sebagai pengganti
flebotomi.Kemoterapi yang dianjurkan adalah Hidroksiurea (dikenal juga sebagai
hidroksikarbamid) yang merupakan salah satu sitostatik golongan obat antimetabolik
karena dianggap lebih aman, tetapi masih diperdebatkan tentang keamanan
penggunaan jangka panjang.Penggunaan golongan obat alkilasi sudah banyak
ditinggalkan atau tidak dianjurkan lagi karena efek leukemogenik dan mielosupresi
yang serius.Walaupun demikian, FDA masih membenarkan klorambusil dan Busulfan
digunakan pada PV. Pasien dengan pengobatan cara ini harus diperiksa lebih sering
(sekitar 2 sampai 3 minggu sekali). Kebanyakan klinisi menghentikan pemberian obat
jika hematokrit: pada pria < 45% dan memberikannya lagi jika > 52%, pada wanita <
42% dan memberikannya lagi jika > 49%.
3. Fosfor Radiokatif (P32)
Isotop radioaktif (terutama fosfor 32) digunakan sebagai salah satu cara untuk
menekan sumsum tulang. P32 pertama kali diberikan dengan dosis sekitar 2-3mCi/m2
secar intravena, apabila diberikan per oral maka dosis dinaikkan 25%.Selanjutnya jika
setelah 3-4 minggu pemberian pertama P32 Mendapatkan hasil, reevaluasi setelah 1012 minggu.Jika diperlukan dapat diulang akan tetapi hal ini jarang dibutuhkan.Tidak
mendapatkan hasil, selanjutnya dosis kedua dinaikkan 25% dari dosis pertama, dan
diberikan sekitar 10-12 minggu setelah dosis pertama.
4. Kemoterapi Biologi (Sitokin)
Tujuan pengobatan dengan produk biologi pada polisitemia vera terutama untuk
mengontrol trombositemia (hitung trombosit . 800.00/mm3). Produk biologi yang
digunakan adalah Interferon (Intron-A, Roveron-) digunakan terutama pada keadaan
trombositemia
yang
tidak
dapat
dikendalikan.Kebanyakan
klinisi
Page
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
(angina,
klaudikasi
intermiten,
tromboplebitis)
Page
5) Gatel, khususnya setalah mandi air hangat yang diakibatkan oleh hemolisis sel
darah merah yang tidak matang.
6) Riwayat perdarahan hidung, ikimosis atau perdarahan saluran pencernaan dari
disfungsi trombosit.
3. Pemeriksaan diagnostik
1) Pada pemeriksaan darah lengkap menunjukan peningkatan sel darah merah,
hemoglobin, hematokrit, sel darah putih, dan trombosit. Pada polisitemia
sekunder sel darah putih dan trombosit tetap normal.
2) Alkalin fosfat leukosit meningkat.
3) Kadar B12 serum meningkat.
4) Kadar asam urat serum meningkat.
4. Kaji pemahaman klien tentang kondisi dan rencana tindakan.
5. Kaji klien tentang perasaannya mengalami kondisi kronis.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan yang yang berhubungan dengan kelebihan sel darah merah
dan volume darah.
2. Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan perifer yang b/d pembentukan trombosit.
3. Resiko tinggi terhadap perubahan penatalaksanaan pemeliharaan di rumah yang b/d
kurangnya pengetahuan mengenai kondisi dan rencana tindakan.
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Tujuan
Dx 1 :
&Kriteria Hasil
Tujuan :
Kelebihan
Klien
volume
mampu
cairan mendemonstrasika
yang
hilangnya
berhubungan
kelebihan volume
Intervensi
1. Batasi
Rasional
kelebihan
gejala
lanjut
kelebihan
lebih
hipertensi,
flebotomi
harus
nadi
peningkatan
menurunkan nila-
frekuensi
nilai
pernafasan.
flebotomi
darah.
volume
1. Berpartisi
pasi
dalam
aktivitas
2. Atur
flebotomi
dan
pasca
kuat,
nilai
pra
terhadap 3. Untuk
sesuai
mengevaluasi ke
Page
tanpa
ketentuan,
mengala
konsultasikan
mi
dokter
takipnea,
hemoglobin,
takikardi,
hematokrit
dan
mengontrol
kelelahan
polisemia.
2. Hasil
efektifan terapi.
ke 4. Farmakoterapi
bila
TTV,
diperlukan secara
dan
darah
yang
laboratori
ditentukan
telah
um darah
dikeluarkan.
lengkap
3. Sebelum
sesudah
natrium
serum
batas
untuk
flebotomi,
nadi,
dan
pernafasan.
normal.
b. Hasil
3. Bunyi
pemeriksaan
nafas
eletrolit serum
bersih
c. Hasil
4. Penuruna
n
efektif
dan
dan
dalam
sepanjang hidup
berat
badan.
pemeriksaan
darah lengkap
d. Berat badan.
5. TTV
dalam
batas
normal
DX 2 :
Resiko
Tujuan :
1. Anjurkan
tinggi
melakukan
perubahan perfusi KH :
jaringan
perifer Jika
yang
pembentukan
b/d ada
klien 1. Imobilisasi
latihan
tidak 2. Anjurkan
perdarahan
berlebihan
dan
masukan
mempredisposisi
kan klien pada
pembentukkan
trombosit.
2. Cairan membantu
Page
trombosit.
tanda-tanda
trombot
kelebihan
lebitis.
cairan
Hasil
yang 3. Pantau :
diharapkan
pada
klien
ini
beban
viskositas darah.
3. Untuk
a. Hasil
mendeteksi
pemeriksaan
menunjukan
laboraturiom
perfusi
jaringan
darah
perifer
tetap
adekuat.
menurunkan
lengkap,
komplikasi dini.
4. Obstruksi
pembuluh darah
khususnya
oleh
hematokrit
mempengaruhi
b. Status
vaskular
aliran
trombus
darah
perifer setiap 8
disrkitar jaringan
jam
sehingga
terjadi
iskemia.
terjadi pembentukkan
trombosit berupa :
a. Angina pektoris
b. Klaudikasi
intermitren
c. Tromboflebitis
Page
Dx 3 :
Tujuan :
Resiko
1. Evaluasi
tinggi KH :
pemahaman
terhadap
Untuk
perubahan
dengan perubahan
berikan
penatalaksanaan
penatalaksanaan di
tentang
pemeliharaan
klien
di rumah
adalah
mengenai
klien
1. Kepatuhan
di
tingkatkan
bila
kondisi,
klien memahami
informasi
hubungan antara
a. Sifat
kondisi
kondisi,
dan
terapi
yang
tekankan bahwa
mereka
kurangnya
polisitemia
dapatkan.
1. Mengungkap
pengetahuan
pemahaman
adalah
kondisi
mengenai kondisi
tentang kondisi
kronis
yang
dan
dan
memerlukan
memudahkan
tindakan seumur
koping.
2. Mengungkapkan
hidup.
Pengetahuan
rencana-rencana
b. Tujuan
tindakan.
rencana
rencana
tindakan.
tindakan-
menggabungkan
tindakan
rencana
ditentukan
ke
perasaan
yang
untuk
tindakan
2. Pengungkapan
adekuat
tentang
yang
yang
situasi
dialami
dapat membantu
c. Obat-obatan
mengurangi
dalam
gaya
yang
hidup
baru.
diresepkan,
Hasil
yang
termasuk nama,
segera
diharapkan klien
dosis,
diperlukan
adalah
untuk mencegah
mampu
samping
kerusakan
mendemostrasik
dapat
jaringan
an
dilaporkan.
permanen.
klien
keinginan
untuk memenuhi
ansietas.
3. Intervensi
jadwal,
yang
d. Tanda-tanda
4. Instruksi verbal
rencana
trombosis
dapat
tindakan.
ekstremitas.
mudah
2. Anjurkan
klien
untuk
dengan
dilupakan.
5. Untuk
mengekspresikan
meningkatkan
perasaan
keterlibatan
mengalami
IMUN DAN HEMATOLOGI 2 - POLISITEMIA
tentang
klien
dalam
Page
penyakit
kronis.
Berikan
jawaban
melakukan
tanggung jawab
dalam
menghilangkan
mempertahanka
adanya kesalahan
n kesehatannya
persepsi
sendiri.
3. Intruksikan klien
untuk
mencari
pertolongan medis
bila gejala-gejala
kelebihan
beban
sirkulasi
atau
terjadi
pembentukan
trombus.
4. Berikan
jaminan
kunjungan
evaluasi
dan
instruksikan
tertulis
aktivitas
perawatan diri.
5. Senantiasa
memberikan
informasi
mengenai
hasil
pemeriksaan
laboraturium pada
klien.
Page
BAB IV
KESIMPULAN
Polisitemia adalah suatu keadaan yang menghasilkan tingkat peningkatan sirkulasi sel
darah merah dalam aliran darah. Orang dengan polisitemia memiliki peningkatan
hematokrit, hemoglobin, atau jumlah sel darah merah di atas batas normal melebihi 6
juta/ mm atau hemoglobinnya melebihi 18 g/dl.
Ada dua jenis utama polisitemia: polisitemia vera( primer) dan polisitemia sekunder.
Polisitemia vera (yang secara harfiah diterjemahkan sebagai "polisitemia benar") juga
dikenal sebagai suatu jenis polisitemia primer. Primer berarti bahwa polisitemia tidak
disebabkan oleh gangguan lain.
peningkatan sel darah merah adalah karena masalah yang melekat dalam proses produksi
sel darah merah.
Polisitemia sekunder: polisitemia sekunder umumnya terjadi sebagai respon terhadap
faktor-faktor lain atau kondisi yang mendasarinya atau gangguan, seperti tumor hati,
tumor ginjal atau sindroma Cushing.
Terapi yang dilakukan tergantung dari penyebab dasar dari polisitemia tersebut.
Polisitemia sendiri diterapi dengan cara mengurangi atau mengeluarkan darah dari dalam
IMUN DAN HEMATOLOGI 2 - POLISITEMIA
Page
tubuh sampai dengan jumlah hematokrit berada di dalam batas normal. Apabila penyebab
polisitemia tidak diketahui, maka yang diperlukan adalah monitor teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Vol 3. Jakarta: EGC.
Http:// www.medicastore.com/ penyakit/ 314/polisitemia_vera.html.(diakses pada selasa,
08 oktober 2013)
Handayani, Wiwik, dan Andi Sulistyo Aribowo. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada
Klien Dengan Gangguan Sistem Hematologi. Hal,76. Jakarta : Salemba Medika.
Graber, Mark, dkk. 2006. Buku Saku Dokter Keluarga. Jakarta : EGC
Isseibacher, dkk. 1999. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 13. Jakarta : EGC
Page