Formali

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 1

PENDAHULUAN

Formalin merupakan larutan yag terdiri atas 37% formaldehid dalam air (Pine et al.,
1998). Kesalahan yang sering terjadi adalah menybutkan formalin sebagai formaldehide.
Formaldehid ini merupakan senyawa dalam bentuk hidratasi hampir sempurna dari
formaldehide, sehingga terjadi reaksi keseimbangan bolak-balik antara formaldehide dan
metandiol (hidratasi formaldehide). Jika larutan formalin berada di ruang tertutup, seperti
coolbox ikan, atau palka, dapat diduga bahwa reaksi kesetimbangan antara formaldehide dan
metandiol terjadi hanpir sempurna. Gabungan kedua senyawa ini merupakan antibiotik yang
sangat efektif dalam merusak proses fisiologis sel bakteri melalui mekanisme denaturasi
protein, merusak membran sel, dehidrstor, sekaligus memecah ikatan hidrogen pada sel
bakteri. Akan tetapi, walaupun memiliki daya hambat yang sangat baik, formalin tidak dapat
digunakan untuk keperluan pangan karena daya rusak fisiologisnya tidak terbatas pada sel
bakteri saja, namun kepada sel-sel lain pada inang bakteri tersebut (Pelczar & Chan, 1998).
Hal inilah yang menyebabkan penggunaannya hanya untuk fumigasi, sterilisasi dan
pengawetan jaringan, tidak untuk produk perikanan, seperti yamg disinyalir dipergunakan
nelayan akhir-akhir ini.
Formalin dapat bereaksi membentuk warna dengan pereaksi Nash pada metode analisis
formalin (AOAC, 1990). Oleh karenanya, analisis spektrofotometer visibel dapat dijadikan
sebagai metode standar untuk pengujian menggunakan formalin pada produk perikanan. Jika
spektrofotometer telah terkalibrasi secara berkala, maka hal tersebut dapat terdeteksi dengan
reabilitas antar ulangan perlakuan yang baik. Selain itu, yang patut diperhatikan pada
laboratorium pengawasan mutu adalah analisis limit deteksi kuantitatif. Hal ini disebabkan
oleh karena pada uji bahan berbahaya, kuantifikasi kemampuan mendeteksi bahan merupakan
hal yang penting, karena pada konsentrasi yang sangat rendah dapat terjadi keraguan, antara
menyatakan keberadaan bahan tersebut atau tidak. Limit deteksi kuantitatif merupakan solusi
yang tepat untuk mengatasi hal tersebut, jika analit terbaca di bawah limit kuantifikasi yang
terpercaya, dapat dinyatakan metodologi a

Anda mungkin juga menyukai