Bab IIIIII Dan IV PDF
Bab IIIIII Dan IV PDF
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Umum
Indonesia merupakan negara pertanian/agraris, yang sebagian besar
1.2
dengan luas sawah 149,11 ha, dimana secara geografis daerah irrigis tersebut
terletak pada posisi 030 52,8 50,69 030 59,4 20,78 LU dan 970 17,3 18,97
970 37 41,94 BT, sedangkan sumber airnya berasal dari Sungai Waih Bobo.
Luas DAS Sungai Waih Bobo adalah 125,03 km2 dengan panjang sungai 25,27
km dengan kemiringan memanjang rata-rata 0,000604. Peta DAS Sungai Cempa
dengan skala 1:50000 terdapat pada lampiran A.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Dalam melakukan perencaaan teknis jaringan irigasi diperlukan rumusrumus yang dipakai dalam perhitugan. Pada bab ini dikemukakan beberapa teori
dan rumus yang berkaitan dengan dasar perencanaan.
2.1
Debit Andalan
Bila kebutuhan air sawah tdak dapat dipenuhi oleh hujan, maka untuk
mengairi sawah diperlukan sumber air yang berasal dari sungai. Debit sungai yang
dapat diandalkan sebagai dasar perencanaan untuk kebutuhan air disebut debit
andalan. Menurut Anonim 6 (1986), debit andalan untuk perencanaan irigasi
adalah debit sungai dengan kemungkinan tak terpenuhi 20%. Debit andalan sungai
dianalisa berdasarkan debit bulanan rata-rata. Bila tidak terdapat data debit,
menurut Anonim I (1986), debit sungai dapat dihitung dengan beberapa langkah,
yaitu yang pertama dengan Metode Mock dan yang kedua hasil dari Metode Mock
tersebut diprobabilitaskan.
Langkah-langkah perhitungan Metode Mock adalah sebagai berikut:
m
(18 n ) ...................................................................
20
(2.1)
E = ET0 E ..............................................................................
(2.2)
(2.3)
(2.4)
inf = WS IF ..............................................................................
(2.5)
1 + Re
G.STORt = G.STORt ( t 1) Re+
inf .............................
2
(2.6)
(2.7)
Qdirect = Ws (1 IF ) ...................................................................
(2.8)
Qstrom = Re pf ...........................................................................
(2.9)
(2.10)
QS = Qtotal A .............................................................................
(2.11)
E = ET0
Dimana:
ET0
SMS
ISM
Re
Ws
inf
= infiltrasi (mm/bulan);
IF
Qbase
Qdirect
Qstrom
Qtotal
Qs
m
100% ........................................................................
n +1
(2.12)
Dimana:
Pr = probabilitas (%);
n
m = nomor urut data setelah diurut dari nilai besar kenilai yang kecil.
BAB III
PENGOLAHAN DATA
Dalam bab ini akan diberikan pembahasan analisa data dan peritunganperhitungan untuk perencanaan irigasi. Pembahasan ini menggunakan teori-teori
dan rumus-rumus yang diperoleh dari telaah kepustakaan. Pembahasan ini dimulai
dengan menentukan curah hujan efektif, kemudian menentukan daerah layanan
beserta irigasinya. Lalu dilakukan perhitungan debit dan perencanaan bendung
beserta saluran-saluran irigasinya.
3.1
3.2
Daerah Layanan
Daerah yang akan dilayani adalah sawah dengan luas 149,11 Ha yang
terdiri dari 3 petak tersier, yaitu PT-1, PT-2, dan PT-3 dengan luas masing-masing
sawah 31,82 Ha, 45,01 Ha dan 72,28 Ha. Kebutuhan air pada saat rendaman
penuh diperhitungkan sebanyak 1,898 l/dt/Ha.
3.3
planimeter pada peta topografi yang berskala 1:50.000. luas DAS diperoleh
sebesar 125,03 km2 dengan panjang sungai berjarak 25,27 km dari bendung.
3.4
Debit Andalan
Setelah diperoleh debit rerata 10 tahun dengan menggunakan metode
3.5
3.6
karena luas DAS > 100 km2, yaitu 125,03 km2. Debit yang dihitung adalah debit
banjir rencana (QT) untuk 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun. Debit banjir ini dihitung
dengan menggunakan data hujan harian.
3.8.5
Stabilitas Bendung
Lv + 13 Hv
CL =
H
Dalam menggunakan metode Lane ini, prinsip utama yang harus
diperhatikan yakni Lane menganggap jalur rembesan vertikal memiliki
daya tahan terhadap aliran lebih kuat 3 kali dari pada jalur horizontal.
Perhitungan rembesan lane ini dimulai dari lantai depan hingga ke kolam
olakan.
Lv + 13 Hv
CL =
H
dimana :
Lv
= 27,525 m
1/3 Lh
= 11,730 m
= 4,588 m
CL =
27,525 + 11,730
= 8,555 > 6 ( Aman )
4,588
Nilai CL pada tabel 6.5 KP-02 halaman 126 yaitu 6,0 (untuk pasir
sedang). Untuk keperluan perhitungan tersebut diasumsikan lantai
bendung (apron) hulu yang kedap air dengan panjang 20 m.
Setelah dilakukan perhitungan diperoleh angka rembesan sebesar
8,555 > 6,sehingga bendung aman terhadap rembesan bawah tanah.
+1007,71
M.A.N
+1005,63
7,67
6,75
M.A.B
+1001,96
+999,86
A4
A8
A7
A15
A12
A11
A16
1,4
1,4
87
A3
A1
A2
1
A6
A5
4
A9
4
A13
A10
1
A14
1
3,5
+997,36
4,5
4 ,389
5,801
1,5
2,806
3,1 31
7 ,85
K2
G2
5,77
5,77
W2
W1
K1
G1
5,46 4
K3
K6
G3
G6
0 ,15
0,5
2,7 53
0,386
0,5
G9
G 10
G11
0,6
1,2
G14 G15
K5
2,5
6,4
0 ,7
K4
G4
U7
G5
K8
K9
Pp
K7
K10
2
U7
1,067
3 ,067
2,492
4,591
U4
2
0,492
Pa
0,6
0,7
0,19 9
U4
U4
G8
G12
G7
G13
0,8
4 ,389
7,5 61
4 ,389
7 ,561
1,5
3,292
U3
U3
U2
M 2005,450
=
= 1,845 > 1,5
851,821
M+
(Aman).
2. Pergeseran
n=
V tan
H
223,773 tan 35
= 2.73 > 1,5
48,572
(Aman).
M
1153,63
=
= 5,028
V 229,456
e=
7.
B
a = 5,028 = 1,528
2
2
V 1 6e = 229,456 1 6 1.528
B
M 2005,450
n=
=
= 1,85 > 1,5
M + 1086,878
(Aman).
2. Pergeseran
n=
V tan
H
223,773 tan 35
= 2,02 > 1,5
77,559
(Aman).
M
918,571
=
= 4,105
V 223,773
e=
B
7
a = 4,105 = 0,605
2
2
V 1 6e = 223,773 1 6 0,605
B
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil perhitungan dan perencanaan
yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
Curah hujan efektif padi yang diperkirakan untuk irigasi berkisar 0,00
2,49 mm/hari, yaitu minimum pada bulan Februari kedua dan maksimum
pada bulan Mei pertama. Curah hujan efektif palawija berkisar 0,35 4,29
mm/hari, yaitu minimum pada bulan Februari kedua dan maksimum pada
bulan November pertama.
4.
Kebutuhan air irigasi sebesar 1,977 ltr/dtk/ha, dengan sistem pemberian air
secara serentak.
5.
6.
Jaringan irigasi yang direncanakan terdiri dari 3 petak tersier seluas 149,11
ha.
7.
8.
Bangunan irigasi terdiri dari bangunan bagi sadap 2 buah, boks bagi tersier
3 buah, talang 3 buah dan gorong-gorong pembawa 2 buah,
Pada
perencanaan
bendung
dihasilkan
kedalaman
air
sebelum
pembendungan adalah sebesar 3,612 m. Karena tinggi mercu (T) lebih besar
daripada kedalaman air sebelum pembendungan ( elevasi mercu berada diatas
muka air sungai ), maka tipe aliran adalah terjun dan tipe mercu ogee.
Bendung yang direncanakan sebagai bendung pasangan batu dengan mercu bulat
dengan kemiringan hulu 1:3 dan kemiringan hilir 1:1.
Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai Cd sebesar 0,640
sehingga didapat nilai Hd = 2,077 m.
4.2
Saran
Bila ketersediaan air dari sungai yang dekat dengan daerah irigasi tidak
mencukupi, maka masih memungkinkan pemberian air secara suplesi dari sumber
air yang ada di dekatnya.
Perhitungan harus dilakukan dengan sangat teliti, dan baik agar dapat
menghasilkan perencanaan yang benar benar sermpurna. Mahasiswa
hendaknnya segera menyusun laporan, sehingga nantinya perencanaan yang
dikerjakan dapat menghasilkan suatu perencanaan yang benar. Mahasiswa juga
diharapkan rajin berkonsultasi dengan pembimbing jika ada suatu masalah. Hal ini
dimaksudkan untuk tercapainya suatu perencanaan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dirwan, Ir., S.U., 2005, Perancangan Bendung Irigasi , Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Ibrahim, H, 2006, Perencanaan Jaringan Irigasi Teknis Cempa Kecamatan
10
11