BAB 1 Lagi Rena
BAB 1 Lagi Rena
PENDAHULUAN
A.
perempuan setelah kanker payudara yaitu sekitar 4.544 kasus (10.3%). (Sistem
Informasi Rumah Sakit Indonesia, 2008).7 Data Pasien kanker servik secara
keseluruhan di ruang tindakan kemoterapi RSUP Dokter Kariadi Semarang pada
bulan Januari 2014 sebanyak 102 pasien, pada bulan Februari sebanyak 112 dan pada
bulan Maret sebanyak 115 pasien.
Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks tergantung kepada lokasi dan
ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita
untuk hamil lagi. Terapi kanker servik diantaranya pembedahan, radiasi, dan
kemoterapi.8
Kemoterapi merupakan suatu metode terapi yang menggunakan obat-obat
untuk menghancurkan sel-sel kanker. Tujuan kemoterapi pada penyembuhan kanker
adalah menghambat atau menghentikan pertumbuhan sel-sel onkogen (kanker) pada
tubuh pasien. Prinsip kerja obat-obatan kemoterapi adalah menyerang fase tertentu
atau seluruh fase pada pembelahan mitosis pada sel-sel yang bereplikasi atau
berkembang dengan cepat. Kemoterapi dapat dikombinasikan dengan pembedahan
atau radiasi atau keduanya untuk menurunkan ukuran tumor sebelum operasi.9
Kemoterapi bersifat toksisitas yang mempunyai efek samping dapat muncul
segera, dini, lambat dalam beberapa hari dan lambat dalam beberapa bulan. (10) Efek
samping yang muncul dalam pemberian sembelit, diare, kelelahan, rambut rontok,
infeksi, perubahan memori, perubahan pada mulut dan tenggorokan, mual dan
muntah, perubahan syaraf, nyeri, perubahan pada kulit dan kuku, pembengkakan, dan
perubahan buang air kecil.(11)
The National Cancer Institute merekomendasikan bahwa kemoterapi dengan
cisplatin meningkatkan kelangsungan hidup untuk semua wanita yang menerima
terapi
radiasi
untuk
karsinoma
serviks.12
Cisplatin
atau
cisplatinum
atau cis diamminedichloroplatinum (II) adalah obat kemoterapi yang berbasis logam
platinum. Bekerja dengan jalan penghambatan sintesis DNA dan RNA.13 Efek
pemberian kemoterapi cisplatin cukup beragam antara lain mual dan muntah, ginjal
toksisitas, kelainan hasil tes darah yang terjadi lebih dari 30% pasien yang menerima
Cisplatin. Beberapa efek samping yang kurang umum pada Cisplatin yaitu terjadi
pada 10-29% untuk pasien yang menerima Cisplatin antara lain Neuropati perifer
contohnya kehilangan sensori, mati rasa dan kesemutan, dan kesulitan dalam berjalan
bisa berlangsung setidaknya selama terapi dilanjutkan. Selain itu terjadi gangguan
pendengaran seperti dengung di telinga, kehilangan nafsu makan, perubahan rasa
seperti rasa logam, dan rambut rontok.14
Berdasarkan
aftar pustaka
1. Tentang
kanker.
(internet)
2013.
Available
from
http://yayasankankerindonesia.org/tentang-kanker/
2. Jumlah Penderita Kanker di Dunia Naik 300 Persen Pada Tahun 2030. (internet) 2012.
Available from : http://health.detik.com/read/2012/08/30/165020/2003530/763/jumlahpenderita-kanker-di-dunia-naik-300-persen-pada-tahun-2030. Jumlah Penderita Kanker di
Dunia Naik 300 Persen Pada Tahun 2030
3. Globocan 2012: Estimated cancer incidence mortality and prevalence worldwide in 2012.
(internet) 2012. Available from : http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_cancer.aspx
in
2012.
(internet)
2012.
Available
from
http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_cancer.aspx
7. Oemiati R, Rahajeng E, Kristanto AY. Prevalensi tumor dan beberapa faktor yang
mempengaruhinya di Indonesia. Buletin. Penelitian Kesehatan. 2011;39 (4) : 190-204
8. Kanker leher rahim (kanker cervik). (internet) Available from :
http://medicastore.com/penyakit/104/Kanker_Leher_Rahim_serviks.html
survival.
(internet)
1999.
Available
from
http://www.cancer.gov/newscenter/newsfromnci/1999/cervicalcancer
13. Mengenal cisplatin, obat kanker yang berbasis logam platinum. (internet) 1998.
Available from http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_anorganik/mengenalcisplatin-obat-kanker-yang-berbasis-logam-platinum
14. Hadi S. The Chemistry of Cisplatin, cis-[Pt(NH3)2Cl2], an Anti-tumor Drug, in
Aqueous Solution. Indonesian Institute of Sciences .2004
15. Ocviyanti D, Handoko Y. Peran dokter umum dalam pencegahan kanker serviks di
Indonesia. J Indon Med Assoc.2013 jan; 63 (1)
16.