2
7
11
PENDAHULUAN
SISTEMATIKA PENYAJIAN
ALBUM PETA
MEKANISME KONSULTASI
PETA
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Peta RDTR dan peraturan zonasi berfungsi sebagai:
a. penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi dan lingkungan
permukiman dengan karakteristik tertentu;
b. alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pembangunan fisik kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
swasta, dan/atau masyarakat;
c. ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian wilayah sesuai dengan
fungsinya di dalam struktur ruang kabupaten/kota secara keseluruhan; dan
d. ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk disusun program
pengembangan kawasan dan pengendalian pemanfaatan ruangnya pada tingkat BWP atau
Sub BWP.
a. Rencana pola ruang skala atau tingkat ketelitian minimal 1:5.000 dan mengikuti
ketentuan
mengenai
sistem
informasi
geografis
yang
dikeluarkan
oleh
kementerian/lembaga yang berwenang;
b. Cakupan pola ruang ruang darat dan/atau ruang laut dengan batasan 4 (empat) mil laut,
diukur dari garis pantai atau sampai batas negara yang disepakati secara internasional
c. Penggambaran peta pola ruang dapat digambarkan dalam beberapa lembar peta yang
tersusun secara beraturan mengikuti ketentuan yang berlaku;
d. peta rencana pola ruang juga berfungsi sebagai zoning map bagi peraturan zonasi.
e. peta rencana pola ruang harus sudah menunjukkan batasan persil untuk wilayah yang sudah
terbangun.
a. Memuat jaringan jalan dan sistem prasarana wilayah lainnya. Digambarkan pada satu
lembar peta secara utuh dan dapat digambarkan secara tersendiri untuk masing-masing
rencana jaringan prasarana.
b. Rencana jaringan prasarana skala atau tingkat ketelitian minimal 1:5.000 dan mengikuti
ketentuan
mengenai
sistem
informasi
geografis
yang
dikeluarkan
oleh
kementerian/lembaga yang berwenang;
c. untuk BWP yang memiliki wilayah pesisir dan laut dapat dilengkapi dengan peta batimetri
yang menggambarkan kontur laut.
Objek hukum dari RDTR (dan Peraturan Zonasi) adalah blok peruntukan dan blok hanya
tergambar pada peta skala 1:5.000 atau lebih besar. Pada peta skala lebih besar dari 1:5.000,
selain blok juga akan tergambar unsur lainnya seperti saluran, pagar dsb. Konsekwensinya
untuk setiap unsur yang tergambar pada peta harus ada aturan hukumnya.
FOLDER HIRARKI 2
FOLDER HIRARKI 3
01_Peta Dasar
Administrasi
Citra
Jalan
Kontur
Sungai
Sub BWP
Kawasan Hutan
Wilayah Sungai
DAS
Cekungan Air Tanah
Geologi
Jenis Tanah
Curah Hujan
Kemiringan
Relief
Citra Satelit
Penggunaan Lahan
Rawan Bencana
Kesesuaian Lahan
Sebaran Daya Tarik Wisata
Kepadatan Penduduk
Jaringan Transportasi
Jaringan Listrik
Sumber Daya Air
02_Peta Tematik
03_Peta Rencana
Pola Ruang
Pola Kawasan Budidaya
Pola Kawasan Lindung
Struktur jaringan Prasarana
rencana
rencana
rencana
rencana
rencana
rencana
rencana
lainnya
04_Album Peta
A0
A1
A3
05_MXD
jaringan pergerakan
energi/kelistrikan
pengembangan jaringan
pengembangan jaringan
pengembangan jaringan
pengembangan jaringan
pengembangan jaringan
telekomunikasi
air minum
drainase
air limbah
prasarana
Rencana sistem
jaringan prasarana
Penyesuaian kelas
unsur simbolisasi
Rujukan kelas
unsur & simbolisasi
PP 8/2013
Zoning Text
Per lembar
Peta Penuh
Peta Penuh
Permen PU 11/2012
Ketentuan penggambaran unsur dan simbolisasi rencana system jaringan prasarana RDTR
merujuk pada lampiran PP 8/2013, sedangkan ketentuan untuk rencana pola ruang RDTR
dilakukan penyesuaian. Hal ini dikarenakan dalam lampiran PP 8/2013 kerincian kelas unsur
dan simbolisasi tidak dinyatakan secara jelas
GRID
SUMBER/KETERANGAN
RIWAYAT PETA
KETERANGAN
Judul peta harus mencerminkan isi peta
Skala dicantumkan untuk melihat tingkat ketelitian dan kedetailan objek yang
dipetakan
Simbol arah dicantumkan dengan tujuan untuk orientasi peta. Arah utara lazimnya
mengarah pada bagian atas peta. Kemudian berbagai tata letak tulisan mengikuti
arah tadi, sehingga peta nyaman dibaca dengan tidak membolak-balik peta
seluruh bagian dalam isi peta dijelaskan dalam legenda atau keterangan sehingga
mudah memahami isi peta
Ruang dimana pejabat yang mempunyai kewenangan menerbitkan peta
Peta yang dibaca harus diketahui dari bagian bumi sebelah mana areayang
dipetakan tersebut. Inset peta merupakan peta yang diperbesar dari bagian
belahan bumi.Sedangkan index peta merupakan sistem tata letak peta, dimana
menunjukkan letak peta yang bersangkutan terhadap peta yang lain di sekitarnya
untuk memudahkan penunjukkan lembar peta dari sekian banyak lembar peta dan
untuk memudahkan penunjukkan letak sebuah titik di atas lembar peta
Sumber ditekankan pada pemberian identitas peta meliputi penyusun peta,
percetakan, sistem proyeksi peta, penyimpangan deklinasi magnetis,
tanggal/tahun pengambilan data dan tanggal pembuatan/pencetakan peta yang
dapat dipertanggungjawabkan.
10
11
12
UNSUR
SIMBOL
Jalan lokal
Jalan lingkungan
SUTET
SUTT
SUTM
Gardu Induk
Jaringan Distribusi
Peta rencana pengembangan jaringan
telekomunikasi
Jaringan Jalan
Jaringan telepon kabel
Stasiun Telepon Otomat
13
UNSUR
SIMBOL
Jaringan Jalan
Pipa distribusi primer
Pipa distribusi sekunder
Bangunan penampung
(reservoir)
Jaringan Jalan
Jaringan Primer
Jaringan Sekunder
Jaringan Tersier*
Bangunan Pengendali
Banjir*
Peta rencana pengembangan jaringan air limbah
Jaringan Jalan
Saluran Pembuangan Air
Limbah*
Bangunan pengolahan air
limbah*
Keterangan(*) Simbol prasarana yang tidak ada terdapat pada Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 tetapi perlu adanya keterangan simbol dapat disesuaiakan dengan
gradasi warna tetapi masih berdasarkan pada simbol dasarnya
14
15
16
CHECKLIST
CATATAN
17
ITEM PEMERIKSAAN
CHECKLIST
CATATAN
CHECKLIST
CATATAN
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
18
ITEM PEMERIKSAAN
CHECKLIST
CATATAN
19
20
CHECKLIST
CATATAN
CHECKLIST
CATATAN
CHECKLIST
CATATAN
1)
21
mana saja?
5) Peta tematik apa saja yang
digunakan dalam penyusunan petapeta RDTR?
6) Judul-judul peta tematik yang
dilampirkan apa saja?
CHECKLIST
CATATAN
22
CHECKLIST
CATATAN
ITEM PEMERIKSAAN
CHECKLIST
CATATAN
23
NO
PROSEDUR
MUTU BAKU
URAIAN PROSEDUR
KELENGKAPAN
Pengecekan Status
RTRW
Asistensi
Pengecekan
Kelengkapan Data dari
Daerah
Dokumen Perda
Data dasar (Foto Udara, Airborne
IFSAR, Citra Satelit Radar, Citra
Satelit Optis, LIDAR)
Data Ketinggian (DEM atau
kontur)
KETERANGAN
OUTPUT
Melengkapi Data
sesuai dengan
Keperluan Peta Skala 1
: 5000
24
NO
PROSEDUR
MUTU BAKU
URAIAN PROSEDUR
KELENGKAPAN
Rencana Persebaran
Control Point (GCP dan
ICP)
Metode Pengamatan
GPS Geodetic
Supervisi Koreksi
Geometrik
Hasil Survey CP di
Lapangan
KETERANGAN
OUTPUT
Syarat :
Menggunakan Metode
Diferensial
Koordinat CP hasil
pengamatan dalam sistem
koordinat UTM
Horisontal Accuracy
pengamatan GPS di lapangan
1/3 Resolusi Spasial Citra
Satelit
Indikator :
Objek CP adalah objek yang
spesifik, tampak jelas di citra
dan mudah diidentifikasi di
lapangan
'Formulir Lapangan
25
NO
PROSEDUR
MUTU BAKU
URAIAN PROSEDUR
KELENGKAPAN
Hasil Orthorektifikasi
Rencana Persebaran
Independent Control
Point (ICP)
KETERANGAN
OUTPUT
Indikator :
RMSerror ICP 1,4 meter
Pengamatan GPS
Geodetic di Lapangan
untuk memperoleh
Koordinat ICP
26
Supervisi Digitasi
atau Deliniasi
Administrasi
NO
PROSEDUR
MUTU BAKU
URAIAN PROSEDUR
KETERANGAN
KELENGKAPAN
Unsur-unsur Dasar
Sungai
Jalan
OUTPUT
Bangunan
Landuse Existing
Toponimi
Nama-nama wilayah
administrasi sudah muncul
pada peta-peta dasar
Peta Landuse Eksisting
Pola Ruang
Supervisi Peta
Rencana
Peta Jaringan
Infrastruktur
Tata Letak
6
Supervisi Layout
Peta
Simbol-simbol
Pewarnaan
27
Indikator :
Peta landuse existing dan
rencana pola ruang secara
geometris sudah sesuai dan
singkron
Indikator :
Kesesuaian rencana jaringan
infrastruktur dengan data
infrastruktur dari instansi yang
berwenang
Ketentuan layout mengikuti PP
No 8 Tahun 2013
Simbol-simbol dan pewarnaan
mengikuti Permen PU No 20
Tahun 2011
NO
PROSEDUR
MUTU BAKU
URAIAN PROSEDUR
KELENGKAPAN
28
KETERANGAN
OUTPUT
Sumber Data
Indeks Peta
Album Peta
KODE
UNSUR
Hutan Lindung
HL
Perlindungan terhadap
kawasan bawahannya
PB
Perlindungan setempat
PS
RTH
SC
RB
SIMBOLISASI
Zona Perumahan
Rumah kepadatan sangat
tinggi
R-1
R-2
R-3
Rumah kepadatan
rendah
R-4
R1
29
KODE
UNSUR
SIMBOLISASI
K-1
Kopel*
K-2
Deret
K-3
K-2
Zona Perkantoran
Pemerintah
KT-1
Swasta
KT-2
Zona Industri
Industri kimia dasar*
I-1
I-1
I-2
I-2
Industri kecil*
I-3
Aneka industri*
I-4
30
Pendidikan
SPU-1
Transportasi
SPU-2
Kesehatan
SPU-3
I-4
KODE
UNSUR
Olahraga
SPU-4
Sosial budaya
SPU-5
Peribadatan
SPU-6
SIMBOLISASI
Pertanian
PL-1
Pertambangan
PL-2
Pariwisata
PL-3
Pertahanan dan
keamanan (hankam)
KH-1
TPA
KH-2
IPAL
KH-3
Zona Peruntukan
Campuran
31
KODE
UNSUR
SIMBOLISASI
Zona Peruntukan
Campuran**
C-1
CH-1
Perumahan dan
perkantoran**
C-2
CH-2
Perkantoran dan
perdagangan/jasa**
C-3
CH-3
Keterangan:
(*) Sub zona yang tidak terdapat pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
2013 tetapi terdapat simbol zona dasarnya. Maka simbol sub zona dapat mengalami penyesuaian,
berupa gradasi warna ataupun tetap pada simbol dasar yang membedakan nomeklaturnya.
(**) Zona dan Sub zona yang simbolisasinya tidak diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2013, tetapi perlu adanya keterangan simbol, disarankan tetap ada
dengan simbol baru dan tetap menyertakan nomenklaturnya. Hal ini penting sebagai materi
pengendalian sebagai alat operasional.
32