Berita awal dalam media massa mengenai dugaan adanya kecurangan mengakibatkan
penurunan tidak normal harga saham rata-rata sebesar 16,7 persen untuk perusahaan yang
terlibat kecurangan, dalam dua hari setelah pengumuman.
Berita mengenai investigasi SEC atau Departemen Kehakiman mengakibatkan penurunan
tidak normal harga saham rata-rata 7,3 persen.
Perusahaan yang terlibat dalam kecurangan sering mengalami kebangkrutan, delisting dari
bursa efek, atau melakukan penjualan aset yang material dengan tingkat yang jauh lebih
tinggi daripada perusahaan yang tidak terlibat kecurangan.
Penelitian COSO dilakukan oleh empat profesor akuntansi: Mark S. Beasley dari
North Carolina State University, Joseph V. Carcello dari University of Tennessee, Dana R.
Hermanson dari Kennesaw State University, dan Terry L. Neal dari University of Tennessee.
Penelitian ini meng-update penelitian COSO sejenis sebelumnya diterbitkan pada tahun 1999,
untuk kasus-kasus kecurangan pelaporan keuangan dekade 1987-1997.
Profesor Beasley, yang juga merupakan anggota dewan COSO, mencatat bahwa
penelitian tambahan diperlukan untuk lebih memahami perbedaan dalam proses seputar
dewan direksi dan komite audit. Kita perlu untuk menentukan apakah ada proses tertentu
berkaitan dengan dewan direksi yang dapat memperkuat pengawasan mereka terhadap risikorisiko yang mempengaruhi laporan keuangan, katanya. Selain itu, mengingat jumlah
kecurangan diperiksa dalam penelitian ini terbatas dan terkait dengan jangka waktu setelah
penerbitan Sarbanes-Oxley Act of 2002 termasuk implementasi Seksi 404, penelitian lebih
lanjut diperlukan sebelum dapat diambil kesimpulan tentang dampak SOX tersebut dalam
mengurangi kecurangan pelaporan keuangan.
Contoh Kasus Korupsi dan Fraud : Penjualan dan Persediaan
31 October 2008 - muxonated
Seorang direktur penjualan dari sebuah perusahaan produk elektronik tiba-tiba
mengundurkan diri dari jabatannya ketika ditanyakan mengenai
adanya keanehan dalam data-data penjualan.
Setelah dilakukan investigasi, ternyata mantan direktur tersebut terlibat dalam proses
penjualan yang ternyata palsu. Modus pola fraud dilakukan dengan:
Kuitansi penjualan atas nama pembeli tertentu dibuat
Tagihan palsu dikeluarkan
Barang persediaan dikeluarkan dari gudang penyimpanan seolah-olah akan dikirimkan ke
pembeli (barang tersebut kemudian dijual sendiri oleh direktur keuangan dan uangnya masuk
ke kantong pribadi)
Penjualan dicatat dalam sistem akuntansi dan beberapa waktu kemudian dihapuskan sebagai
non-inventory return credits atau retur penjualan non-persediaan.
REFRENSI
http://wenysilvia130706.blogspot.com/2011/01/audit.html