ANGKUTAN DI JAKARTA
Kajian
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Rekayasa Transportasi
yang diampu oleh Juang Akbardin, ST., MT
oleh:
DEWI AYU ALVIENA
1307143
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan kajian berjudul Permasalahan
Infrastruktur dan Moda Angkutan di Jakarta tepat pada waktunya.
Dalam proses penyusunan kajian ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu, yaitu:
1
Bapak Juang Akbardin, ST., MT, selaku dosen mata kuliah Rekayasa
karena itu, penulis mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan masukanmasukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Penulis
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bandung, 15 November 2016
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
1
2
2
3
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Metode Penyusunan
A. Infrastruktur Transportasi
1. Pengertian Infrastruktur
2. Pengertian Transportasi
3. Sistem Transportasi
13
21
B. Moda Angkutan
26
1. Pengertian
26
26
29
32
36
52
B. Saran
52
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kondisi Jalan Nasional
10
23
41
43
45
46
Gambar 8. Jumlah lalu lintas pesawat udara yang berangkat dna datang
melalui Bandara Soekarno-Hatta, 2014
47
49
Gambar 10. Jumlah lalu lintas pesawat udara yang berangkat dan
datang melalui Pelabuhan Udara Halim Perdana
Kusuma, 2014
50
Gambar 11. Jumlah barang kiriman (kargo) yang dimuat dan dibongkar
melalui Pelabuhan Udara Halim Perdana Kusuma, 2014 (ton) 51
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Panjang Jalan Menurut Jenisnya, 2010-2014
23
38
40
42
43
44
44
46
Tabel 9. Jumlah Lalu Lintas Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang
melalui Pelabuhan Udara Soekarno-Hatta, 2010-2014
48
Tabel 10. Jumlah Penumpang Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang
melalui Pelabuhan Udara Soekarno-Hatta, 2010-2014
48
Tabel 11. Jumlah Lalu Lintas Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang
melalui Pelabuhan Udara Halim Perdana Kusuma, 2010-2014
50
Tabel 12. Jumlah Lalu Lintas Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang
melalui Pelabuhan Udara Halim Perdana Kusuma
51
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan transportasi yang sudah ada sejak dulu bisa saja masih
dijumpai pada masa sekarang, tetapi dengan tingkat kualitas yang jauh lebih
parah dan tingkat kuantitas yang jauh lebih besar juga memiliki bentuk yang
jauh lebih kompleks karena semakin banyaknya pihak yang terkait sehingga
lebih sukar diatasi.
Sejumlah masalah dan tantangan masih menjadi penghambat
infrastruktur di Indonesia meskipun dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RP JMN) 2015-2019 sudah ditetapkan arahan prioritas
kebijakan pembangunan infrastruktur guna menjawab sejumlah permasalahan
yang ada. Menurut RP JMN tersebut, prioritas yang harus dibangun adalah
kondisi jalan yang tidak memadai, terbatasnya pembangunan jalur kereta api,
dan kinerja pelabuhan yang tidak berdaya saing.
Hambatan pembangunan infrastruktur di Indonesia (dalam agenda
Infrastruktur Outlook Indonesia 2016) yaitu kurangnya koordinasi terkait
pendistribusian kewenangan dan pengambil keputusan, ketidaksesuaian
perencanaan pendanaan dengan kebutuhan implementasi, sulitnya proses
pengaduan dan pembebasan lahan, kurang memadainya kapasitas kementrian/
lembaga dan/ atau penanggung jawab proyek dalam penyediaan infrastruktur
terutama yang dilaksanakan dengan skema Kerjasama Pemerintahan dan
Badan Usaha (KPBU), lambatnya proses penyusunan peraturan dan
keberadaan peraturan yang tumpang tindih sehingga menghambat investasi.
Dalam
akan
BAB II
INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DAN MODA
ANGKUTAN DI JAKARTA
A. Infrastruktur Transportasi
1. Pengertian Infrastruktur
Infrastruktur merupakan suatu sistem fisik yang menyediakan
tranportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas
publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi (Grigg, 1988). Sedangkan,
berdasarkan American Public Works Association (Stone, 1974),
instalasi-instalasi
yang
dibangun
dan
yang
3. Sistem Transportasi
Menurut Morlok (1991), terdapat beberapa yang merupakan
komponen utama dari transportasi, yaitu:
Manusia dan barang (yang diangkut)
Kendaraan dan peti (alat angkut)
Jalan
Terminal
Sistem pengoperasian
Sedangkan menurut Manheim (1979) komponen utama dari
transportasi hanya meliputi:
adalah
menurunnya
infrastruktur
minimnya
kualitas
darat
pemeliharaan
dan
jalan sehingga
keberlanjutan
pelayanan
adalah
menurunnya
infrastruktur
minimnya
kualitas
darat
pemeliharaan
dan
jalan sehingga
keberlanjutan
pelayanan
pertumbuhan
perkembangan/perekonomian wilayah
Dominannya peranan jalan pada transportasi darat
sehingga
pertumbuhan
ekonomi
dan
diikuti
oleh
bermotor dan
lingkungan
telah
jalan
yang
mengakibatkan
tidak
2) Perkeretaapian
Hingga saat ini perkembangan perkeretaapian masih
terbatas di Jawa dan sebagian Sumatera. Itupun dengan kondisi
yang sangat kurang. Jaringan jalan rel yang pada tahun 1930
an berada pada angka 6.482 km sekarang ini hanya tersisa 4.360
km. Jaringan itu terdapat di Pulau Jawa, panjang lintas utama
2.966 kilometer dan lintas cabang 46 kilometer. Kemudian
di Pulau Sumatera terdapat 1.329 kilometer untuk lintas utama
dan 19 kilometer untuk lintas cabang. Jaringan jalan rel yang
dipakai sebagian besar merupakan rel peninggalan penjajahan
belanda yang berumur lebih dari 100 tahun. Kondisinya sudah
sangat mengkhawatirkan dan membahayakan keselamatan
perjalanan. Adanya bantalan dengan jenis kayu di beberapa
daerah menyebabkan berkurangnya kecepatan rencana yang
disyaratkan terkait dengan kondisi bantalan itu sendiri. Jumlah
lokomotif menurun jadi 1.045 unit (tahun 1953) dan tinggal 549
unit pada awal tahun 1980-an. Pada masa ini lokomotif yang
dipakai masih merupakan peninggalan dari jaman tersebut
dengan umur lebih dari 50 tahun.
Untuk pelayanan kereta
api
penumpang
secara
kapasitas
Upaya pengembangan (pengembangan jaringan baru &
peningkatan kapasitas lintas yang sudah jenuh). Fokus
kegiatan sektor perkeretaapian nasional adalah sebagai
berikut:
o Mempertahankan standar pelayanan minimal
o Optimalisasi dan pemulihan kondisi jaringan
o Peningkatan kapasitas lintas dan pengembangan
jaringan baru
o Pengembangan regulasi dan kelembagaan
o Pengembangan SDM dan teknologi perkeretaapian.
b. Transportasi Laut
pelabuhan
sebagian
besar
masih
belum memiliki
1
0
SDM
1
1
laut,
baik
di
bidang
pemahaman
alat
maupun
sistem
manajemennya.
5. Pembangunan Infrastruktur Transportasi
a. Transportasi Darat
1) Jalan
Transportasi jalan merupakan
utama
yang
perekonomian
mempunyai
nasional
moda
kontribusi
terutama
dalam
transportasi
terbesar dalam
menghubungkan
11.728,9
Km
dan
pembangunan
maupun
1
2
dan
3.924 meter
kegiatan penunjang seperti studi-studi terkait bidang
prasarana jalan dan penyusunan NSPM penyelenggaraan
jalan dan jembatan.
Pembangunan jalan tol sebagai bagian dari upaya
1
3
sepanjang
34.628
di
kabupaten,
perencanaan
dan
1
4
di
kabupaten,
pembinaan
pelaksanaan
perkeretaapian
memiliki
keunggulan
Peningkatan
kapasitas
pembangunan
jalur
KA
1.251,7
km; peningkatan
sebanyak
80
peningkatan
jalan
baru
rel
dan
sepanjang
jembatan KA
dan
1
5
Enim
antara
Tulungbuyut
sepanjang 57 km
Pembangunan Depo Depok
Pembangunan jalur Ganda lintas YogyakartaKutoarjo sepanjang 64 km; Lintas CikampekCirebon 48 km, lintas Cirebon-Kroya 24,5 km,
Tegal - Pekalongan lintas Pemalang - Surodadi
Larangan 22,7 km, lintas Tanah AbangSerpong 24 Km berikut
elektrifikasi pada
Km
Dimulainya
engineering
service
untuk
Tanah
Gubeng,
Cikampek-
1
6
ekonomi
(K3)
sebanyak
133
unit,
pengadaan
b. Transportasi Laut
Peran transportasi laut sangat penting pada perekonomian
nasional, khususnya dalam menunjang kegiatan ekspor-impor. Hal
ini terlihat pada tahun 2007, lebih dari 98 persen volume kegiatan
ekspor-impor
senilai US$
188,57
1
7
Adapun
hasil
yang
dicapai
dalam
pembangunan
Banjarmasin,
Pontianak,
Bitung,
dan
pelabuhan
(multi
konvensional,
22
pelabuhan untuk
pelayaran perintis/rakyat
pembangunan kapal perintis sebanyak 31 unit
beserta penyediaan subdisi angkutan laut perintis 48
trayek pada awal tahun 2005 menjadi 56 trayek pada
untuk
23
unit
kapal
bagi
1
8
lokasi
pelabuhan,
yaitu
Belawan,
Jakarta,
kapal
perintis
sebanyak
12
unit
beserta
pembangunan
fasilitas
sistem
Telekomunikasi
pelampung suar
pengerukan alur/kolam pelabuhan mencapai lebih
dari 15 juta m3 untuk memelihara kedalaman alur
laut dan kolam pelabuhan;
DEWI AYU ALVIENA | TEKNIK SIPIL S1 2013
1
9
patroli; dan
pemasangan Automatic Identification Ship (AIS) di
5
lokasi
pelabuhan,
yaitu
Belawan,
Jakarta,
breakwater
pelabuhan
penyebrangan
di
2
0
2
1
Sumber: Sub Dinas Bina Program Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta
Jumlah fly over di DKI Jakarta sat ini telah mencapai 62 buah
dimana 29 fly over yang merupakan fly over Kementerian dan 33 fly
over Pemda. Sementara jumlah underpass ada 16 buah yang semuanya
merupakan underpass Pemda. Dari flyover yang telah dibangun, JLNT
Antasari-Blok M merupakan fly over terpanjang dan yang terpendek di
kampung rambutan Jakarta Timur dengan panjang hanya 121,80 meter.
Underpass terpanjang terdapat di Kebayoran Lama Jakarta Selatan
DEWI AYU ALVIENA | TEKNIK SIPIL S1 2013
2
2
masa
pemerintahan
Susilo
Bambang Yudhoyono,
bahkan
2
3
B. Moda Angkutan
1. Pengertian
Pertambahan jumlah moda transportasi manusia pada suatu
daerah yang sudah tidak tertampung lagi dalam suatu tempat tertentu
(terminal) dan dalam mengimbangi pertambahan jumlah pengguna jasa
transportasi (penumpang) yang banyak menumpuk pada areal terminal
DEWI AYU ALVIENA | TEKNIK SIPIL S1 2013
2
4
yang ikut mengganggu sirkulasi antara kendaraan yang keluar masuk dari
terminal yang mengurangi keamanan dan kelancaran sistem sirkulasi.
Moda Transportasi terdiri dari dua kata yaitu moda dan
transportai. Moda adalah bentuk atau jenis. Sedang transpotasi secara
umum adalah suatu kegiatan memindahkan sesuatu (orang dan/barang)
dari satu tempat ke tempat lain baik dengan atau tanpa sarana. Jadi,
pengertian dari Moda Transportasi adalah jenis atau bentuk (angkutan)
yang digunakan untuk memindahkan orang dan/ barang dari satu tempat
(asal) ketempat lain (tujuan).
Ada banyak jenis moda transportasi yang di gunakan dalam
sarana untuk pengangkutan barang dan atau orang. Jenis jenis moda
transportasi yaitu:
Moda Transportasi Darat
Moda Transportasi Laut
Moda Transportasi Udara
Moda Transportasi Kereta Api
Moda Transportasi Pipa
2. Model Pemilihan Moda Transportasi
Variabel Penentu Pemilihan Moda
Pemilihan moda berhubungan dengan perilaku pelaku
perjalanan dalam menentukan pilihannya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi seseorang dalam menentukan pilihannya, hal ini
sangat tergantung terhadap nilai utilitas yang diperoleh seseorang.
Nilai utilitas pelaku perjalanan untuk yang satu dengan yang lain
akan berbeda.Variabel pengukur nilai utilitas disebut sebagai atribut,
yang
diperoleh
dengan
menggolongkan
faktor-faktor
yang
2
5
ketempat
tujuan.Besarnya
biaya
perjalanan
akan
moda
sangat
bervariasi,
2
6
umum
model
pemilihan
moda
dapat
moda,
sebagai
contoh
persentase
yang
mengubah tujuan
Pencapaian secara langsung ke tempat tujuan
Kecepatan tinggi
Rentangannya luas dalam hal pengangkutan barang,dapat
menangani ukuran barang yang besar
2
7
bekerja)
Membantu
kemudahan
Pelayanan untuk perorangan maupun kelompok
Pertukaran dan penyampaian informasi
Memenuhi kebutuhannya akan pangan, sandang
Mengakibatkan
pelayanan
kepada
masyarakat
dalam
menyediakan
berbagai
fasilitas
dan
dapat
b. Transportasi Laut
Moda transportasi ini merupakan moda transportasi yang
digunakan oleh nenek moyang kita (Nenek moyangku seorang
pelaut). Moda transportasi ini jugalah yang mengantarkan para
manusia purba mengarungi samudera untuk mencari daerah baru
yang lebih subur.
Kelebihan:
Murah
Jaringan alamiah
Dapat menggunakan jalur mana saja
Servis yang fleksibel
Kanal memacu tumbuhnya industri
Polusi rendah
Kekurangan:
c. Transportasi Udara
DEWI AYU ALVIENA | TEKNIK SIPIL S1 2013
2
8
membusuk
Dapat mencapai area yang sulit dijangkau
Memungkinkan gerakan yang bebas ke mana saja
Kekurangan:
Mahal
Sangat tergantung pada cuaca dan mudah terganggu oleh
Kekurangan:
2
9
sangat besar
Mengganggu jenis transportasi yang lain misal jalan raya
e. Transportasi Pipa
Tranportasi pipa merupakan perangkat transportasi angkutan
barang melalui pipa. Biasanya digunakan untuk angkutan gas dan
cairan dalam jumlah yang besar, tetapi dapat juga untuk mengangkut
barang yang dikemas dalam kapsul yang didorong dengan tekanan
udara, ataupun dalam bentuk tepung didorong dengan tekanan udara
tertentu yang kemudian dipisahkan kembali.
Kelebihan:
Distribusi cepat dan bebas hambatan
Tidak memerlukan banyak tenaga orang untuk menjalankannya
Resiko kecil
Perawatan mudah
Kekurangan:
Berangkat
dari
kondisi
market
share
moda
3
0
struktur
berpengaruh
pasar pengguna
membentuk
moda
transportasi
ketidakseimbangan
juga
telah
transportasi tersebut.
Dalam kajian suatu kondisi transportasi tentu sangat terkait
dengan identifikasi pola permintaan perjalanan. Data permintaan
perjalanan merupakan data yang sangat sulit didapat karena
membutuhkan survey yang terarah dan penentuan sample yang tepat
agar merepresentasikan populasi pergerakan. Ada beberapa penelitian
permintaan perjalanan yang pernah dilakukan di Indonesia salah
satunya adalah OD Survey 1996 dan 2001.
Selanjutnya, dalam representasi pergerakan (dalam penelitian
OD Survey) memperlihatkan bahwa meskipun negara Indonesia
berbentuk kepulauan, moda laut atau udara tidak menjadi moda yang
dominan dalam merepresentasikan pergerakan di Indonesia. Disparitas
ekonomi dan kewilayahan yang terjadi mengakibatkan pergerakan
penumpang sangat bertumpu di Pulau Sumatera dan Jawa. Moda
jalan masih menjadi moda utama dalam pergerakan di dalam dan antara
kedua pulau tersebut meskipun terdapat jarak tempuh yang cukup
panjang diantara kota-kota penting di kedua pulau tersebut.
Moda laut merupakan moda yang penting dalam distribusi
angkutan antar pulau. Moda ini sangat dominan digunakan di wilayah
kepulauan Indonesia Timur dibandingkan dengan di Indonesia bagian
barat meskipun total pergerakan banyak terjadi di Pulau Sumatera dan
Jawa. Penggunaan moda laut angkutan penumpang berorientasi pada
pelayanan pergerakan penumpang jarak jauh antar pulau, hal tersebut
3
1
didukung oleh kapasitas angkut moda laut yang relatif lebih besar
dibandingkan moda udara maupun moda darat.
Sementara itu, angkutan barang merupakan obyek utama yang
diangkut oleh moda laut. Hampir 95% angkutan barang untuk tujuan
ekspor-impor menggunakan moda ini. Di dalam negeri pergerakan
angkutan barang masih belum cukup menjadi pesaing moda jalan
terutama apabila pergerakan di Pulau Sumatera dan Jawa masih sangat
dominan seperti saat ini.
Dari data Antar Pelabuhan, pergerakan angkutan barang dapat
dibagi menjadi tiga jenis komoditi angkutan barang yaitu General
Cargo, Container dan Dry Bulk Cargo. Pergerakan utama masih
didominasi oleh pergerakan General Cargo dengan
Surabaya
dan
tujuan utama
dilanjutkan
menuju
Jakarta,
Sumatera,
Kalimantan,
wilayah
Indonesia.
Pengemasan
dengan
menggunakan
3
2
akibat
Jawa
dan
masih
menjadi
wilayah
dengan
3
3
penting
yang
berperan
sebagai
pada
jaringan
jalan
dan
tidak
berlebih
krisis
menurun
transportasi
secara
menyebabkan
intermoda
sempurna,
tidak
terutama
kinerjanpelayanan
dapat
dijalankan
karena kurangnya
3
4
secara
rasional
komparatif
sesuai
masing-masing
dengan
sehingga
jaringan
3
5
(MRT)
sebagai
3
6
Sumber: PT Transjakarta
Dalam rangka
meningkatkan
pelayanan
kepada
para
3
7
3
8
3
9
4
0
Gambar 5. Jumlah penumpang kereta api menurut tujuan, 2014 (juta orang)
Tabel 6. Penambahan Armada Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek,
2009-2014 (Unit)
4
1
Sumber: www.kri.co.id
4
2
Gambar 6. Jumlah barang yang diangkut kereta api DKI Jakarta, 20132014 (ton)
f. Transportasi Laut
Berdasarkan catatan PT Pelabuhan Indonesi II Cabang
Tanjung Priok selama kurun waktu 2010-2014 jumlah kapal
bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok berfluktuatif, berikut
merupakan data jumlah kapan yag bersandar di Pelabuhan Tanjung
Priok:
4
3
g. Transportasi Udara
Sebagaimana transportasi pada umumnya, transportasi udara
mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai unsur penunjang (servicing
sector) dan unsur pendorong (promoting sector). Peran transportasi
yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan sektor lain,
sekaligus berberan dalam menggerakan dinamika pembangunan.
Lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta selama
lima tahun terakhir semakin padat, untuk penerbangan luar negeri
dari rata-rata 7 pesawat per jam tahun 2010 menjadi 10 pesawat per
jam tahun 2014, sedangkan untuk penerbangan dalam negeri dari 28
pesawat per jam menjadi 35 pesawat per jam. Kepdatan lalu intas
penerbangan ini mendapat perhatian serius dari pemerintah,
mengingat Bandara Soekarno-Hattan adalah banara terbesar di
Indonesia dna merupakan pintu gerbang kehadiran wisatawan asing
di Indonesia. Untuk mengurangi kepadatan lalu lintas penerbangan
di Bandara ini, Bandara Halim Perdana Kusuma pada awal tahun
2014 telah dijadikan bandara komersil untuk tujuan domestik.
4
4
Gambar 8. Jumlah lalu lintas pesawat udara yang berangkat dna datang
melalui Bandara Soekarno-Hatta, 2014
Tabel 9. Jumlah Lalu Lintas Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang
melalui Pelabuhan Udara Soekarno-Hatta, 2010-2014
Tabel 10. Jumlah Penumpang Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang
melalui Pelabuhan Udara Soekarno-Hatta, 2010-2014
4
5
4
6
Tabel 11. Jumlah Lalu Lintas Pesawat Udara yang Berangkat dan
Datang melalui Pelabuhan Udara Halim Perdana Kusuma, 20102014
4
7
Gambar 10. Jumlah lalu lintas pesawat udara yang berangkat dan datang
melalui Pelabuhan Udara Halim perdana Kusuma, 2014
4
8
Gambar 11. Jumlah barang kiriman (kargo) yang dimuat dan dibongkar melalui
Pelabuhan Udara Halim Perdana Kusuma, 2014 (ton)
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi dalam beberapa tahun
terakhir ini khususnya Jakarta, sementara panjang dan lebar jalan yang nyaris
tidak berubah, membuat Pemerintah Kota Jakarta semakin kesulitan
mengakomodir pertumbuhan tersebut. Maka perbaikan infrastruktur serta
moda angkutan dan juga pembuatan kebijakan terus dilakukan pemerintah
guna mengatasi permasalan transportasi di Jakarta.
Perbaikan transportasi dilakukan dengan memperbaiki ataupun
menambah fasilitas transportasi agar masyarakat tertarik untuk beralih dari
kendaraan pribadi ke angkutan umum guna mengurangi kemacetan ibukota.
B. Saran
Permasalahan transportasi memerlukan peran aktif dari semua elemen
tidak hanya pemerintah tetapi tentunya masyarakat. Masyarakat seharusnya
lebih memilih untuk menggunakan angkutan umum dibanding kendaraan
pribadi guna mengurangi kemacetan Ibukota Jakarta. Penambahan jalan serta
DEWI AYU ALVIENA | TEKNIK SIPIL S1 2013
4
9
5
0
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
Pengertian
Infrastruktur
dan
Contohnya.
[Online].
Tersedia:
Kebijakan Transportasi
[Online].
Tersedia:
A.,
Lubis,
Berkelanjutan
dan
HAS,
Widodo,
Masalah
P.(2000),
Dampak
Sistem
Transportasi
Lingkungan
Transportasi