TINJAUAN PUSTAKA
jauh berbeda dan keduanya menekankan pada aspek perubahan perilaku individu dan
masyarakat dalam bidang kesehatan (Effendy, 1995).
b.
c.
d.
ciri-ciri
kepribadian
antara
lain:
ramah,
lancar
dalam
b.
Penampilan OK
c.
Inner Beauty atau kepribadian kelompok sebaya dapat diteladani sama yang
lain.
d.
e.
f.
g.
1. Pengirim Pesan
Pengirim pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan. Pesan atau
informasi yang akan dikirimkan berasal dari otak si pengirim pesan, oleh sebab itu
sebelum pengirim mengirimkan pesan, si pengirim harus menciptakan dulu pesan
yang akan dikirimkannya. Menciptakan pesan adalah menentukan arti apa yang akan
dikirimkan kemudian menyandikan/encode arti tersebut ke dalam suatu pesan,
sesudah itu baru dikirim melalui saluran.
2. Pesan
Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima. Pesan ini
dapat berupa verbal maupun nonverbal. Pesan secara verbal dapat secara tertulis
seperti surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa
percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, radio dan sebagainya. Pesan
yang nonverbal dapat berupa isyarat gerakan badan, ekspresi muka, dan nada suara.
3. Saluran
Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dengan si penerima.
Saluran yang biasa dalam komunikasi adalah gelombang cahaya dan suara yang dapat
kita lihat dan dengar, tetapi jika pembicaraan itu melalui surat yang dikirimkan, maka
gelombang cahaya sebagai saluran yang memungkinkan kita dapat melihat huruf
pada surat tersebut. Kertas dan tulisan itu sendiri adalah sebagai alat untuk
menyampaikan pesan. Kita dapat menggunakan bermacam-macam alat untuk
menyampaikan pesan seperti buku, radio, film, televisi, surat kabar tetapi saluran
pokoknya adalah gelombang suara dan cahaya.
4. Penerima Pesan
Penerima pesan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan
yang diterimanya.
5. Balikan
Balikan adalah respons terhadap suatu pesan yang diterima yang dikirimkan
kepada si pengirim pesan, dengan diberikannya reaksi ini kepada si pengirim,
pengirim akan dapat mengetahui apakah pesan yang dikirimkan tersebut
diinterpretasikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim. Seringkali
respons yang diberikan tidak seperti yang diharapkan oleh si pengirim karena si
penerima pesan kurang tepat dalam menginterpretasikan pesan. Hal ini disebabkan
oleh adanya faktor-faktor dalam diri si penerima yang mempengaruhi dalam
pemberian arti pesan.
2.
3.
4.
5.
1. Informasi
Fungsi utama dan pertama dari informasi adalah menyampaikan pesan
(informasi), atau menyebarluaskan informasi kepada orang lain. Artinya diharapkan
dari penyebarluasan informasi itu, para penerima informasi akan mengetahui sesuatu
yang ingin dia ketahui.
2. Pendidikan
Fungsi utama dan pertama dari informasi adalah menyampaikan pesan
(informasi), atau menyebarluaskan informasi yang bersifat mendidik kepada orang
lain. Penyebarluasan informasi itu diharapkan para penerima informasi akan
menambah pengetahuan tentang sesuatu yang diinginkan.
3. Instruksi
Fungsi instruksi adalah fungsi komunikasi untuk memberikan instruksi
(mewajibkan atau melarang) penerima melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang
diperintahkan.
4. Persuasi
Fungsi persuasi kadang disebut fungsi memengaruhi. Fungsi persuasi adalah
fungsi komunikasi yang menyebarluaskan informasi yang dapat memengaruhi
(mengubah) sikap penerima agar dia menentukan sikap dan perilaku yang sesuai
dengan kehendak pengirim.
5. Menghibur
Fungsi hiburan adalah fungsi pengirim untuk mengirimkan pesan-pesan yang
mengandung hiburan kepada para penerima agar penerima menikmati apa yang
diinformasikan.
Communication
(IEC).
Tujuan
KIE
adalah
menginformasikan,
2.
Message (Pesan) berupa lambing atau tanda baik secara lisan maupun tulisan.
Namun dapat pula berupa gambar, angka bahkan gerakan.
3.
4.
2.
Feedback: umpan balik, yakni tanggapan balik dari pihak penerima/ komunikan
atas pesan ulang diterimanya. (Sendjaja, 1993) dalam Tiamanah (2004).
Untuk memahami effect dan feedback dalam model ini perlu ditambahkan satu
elemen lagi yaitu noise. Noise atau ganguan, adalah faktor-faktor fisik maupun
psikologi yang dapat mengganggu tau menghambat kelancaran proses komunikasi,
dengan kata lain noise dapat memengaruhi pengiriman, dan penerimaan pesan
maupun dampak pesan tersebut.
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, kegiatan pokoknya yang dilakukan adalah:
- Mengumpulkan data
- Mengembangkan strategi
- Mengembangkan, mengujicoba, dan memproduksi bahan-bahan komunikasi.
- Membuat rencana pelaksanaan
- Menyiapkan pelaksanaan
2.
3.
bentuk kerjasama yang terkoordinasi antara pihak pemerintah atau pihak swasta.
Pihak swasta diharapkan profesionalisme dan fleksibilitas, sedangkan dari pihak
pemerintah kita mengharapkan wewenang dan wibawa yang dimiliki.
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan
lebih bertahan lama daripada yang tidak disadari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,
2003).
Potter (1993) dalam Notoadmodjo (2003), mengemukakan pengetahuan yang
tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu: (1) Tahu (know),
tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik
dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, (2)
Memahami (comprehension), memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan
secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui
dan
dapat
merupakan sikap menerima segala risiko yang terjadi terhadap keputusan yang telah
dipilih (Notoatmodjo, 1997).
Sikap mempunyai fungsi untuk membantu orang dalam memahami dunia
disekelilingnya, melindungi harga diri dengan memungkinkan menghindar dari
kenyataan-kenyataan yang kurang menyenangkan sehubungan dengan diri mereka
serta untuk memungkinka orang mengekspresikan nilai atau pandangan hidup yang
mendasar.
harus memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis
atau pesimis, idealis atau materialis dan sebagainya.
c. Remaja akhir (late adolescence)
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan
pencapaian 5 hal, yaitu :
a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek
b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan
dalam pengalaman-pengalaman baru.
c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
d. Egosentris (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan
keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
e. Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya private self dan
masyarakat umum.
2.6.3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Menyimpang pada Remaja
Remaja sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang atau
menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.
Berikut ini faktor-faktor yang dapat memengaruhi perilaku menyimpang pada remaja
(Yusuf, 2008), antara lain:
a. Perselisihan atau konflik orang tua (antar anggota keluarga)
b. Perceraian orang tua
c. Kelalaian orang tua dalam mendidik anak (memberikan ajaran dan bimbingan
tentang nilai-nilai agama
d. Sikap perlakuan orang tua yang buruk terhadap anak
e. Kehidupan ekonomi yang morat-marit (miskin/fakir)
f. Kehidupan moralitas masyarakat yang bobrok
g. Pergaulan negatif (teman bergaul yang sikap dan perilakunya kurang
memperhatikan nilai-nilai moral
h. Diperjualbelikannya minuman keras/ obat-obatan terlarang secara bebas
i. Beredarnya film-film atau bacaan-bacaan porno
j. Penjualan alat-alat kontrasepsi yang kurang terkontrol
k. Hidup menganggur
l. Kurang dapat memanfaatkan waktu luang
2.7.1.2. Narkotika
Narkotika dalam Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 diartikan dengan zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun
semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
Narkotika terdiri dari 3 golongan:
1. Golongan I: narkotika yang hanya dapat digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan, contoh:
heroin, kokain, ganja.
2. Golongan II: narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai
morfin, petidin.
2.7.1.3. Psiktropika
Menurut Undang-Undang RI No. 5 tahun 2009, psikotropika adalah: zat atau
obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Psikotropika terdiri dari 4 golongan:
1. Golongan I: psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan, contoh: ekstasi
2. Golongan II: psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam
terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan, contoh: amphetamine.
3. Golongan III: psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam mengakibatkan sindroma ketergantungan, contoh phenobarbital.
4. Golongan IV: psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan, contoh:
diazepam, nitrazepam.
b.
c.
2. Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa
senyawa organik yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor, dan sebagai pelumas mesin, yang sering disalahgunakan adalah: lem, tiner,
penghapus cat kuku, bensin.
3. Tembakau: pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas
dimasyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi
bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol serig menjadi pintu
masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahanya.
merupakan
alkaloid
yang
didapatkan
dari
tanaman
belukar
Erytrocyclon coca yang berasal dari Amerika Selatan. Sebutannya daun tanaman
belukar tersebut biasanya dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek
stimulant. Cocaine hydrocheroide merupakan zat perangsang yang sangat kuat yang
terbentuk dari kristalisasi bubuk putih yang disuling dari daun tanaman belukar
tersebut biasa dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimultan.
2. Ganja
Ganja sering pula disebut dengan canabis, yakni sejenis tanaman yang
mengandung zat delta 9, yakni tetrahydrocannabinol (THC). Istilah yang sering
digunakan untuk menyebutkan istilah yang sering digunakan untuk menyebutkan
istilah ganja ini antara lain adalah rumput, grass, gelek, daun jayus, gum, cimeng,
marijuana dan lain-lain. Efek yang dapat ditimbulkan dari penyalahgunaan ganja ini,
antara lain adalaah hilangnya konsentrasi (suka bengong), peningkatan denyut
jantung, kehilangan keseimbangan, rasa gelisah dan panik, sering menguap
(mengantuk), cepat marah (temperamental), perasaan tidak tenang dan tidak
bergairah, paranoid (kecurigaan berlebihan).
3. Heroin
Heroin (diamorphine) adalah candu yang berasal dari opium poppy (papaver
somniverum). Heroin dapat berbentuk serbuk putih, sekalipun biasanya ditemukan
juga warna kecoklatan. Heroin biasanya dapat dikenal dengan istilah hero, scag. gear,
smack atau horse. Candu atau heroin merupakan zat kebal tubuh (analgesik) yang
efektif dengan pengaruh penenang diri (sedative). Efek negatif, yang antara lain:
tertariknya bola mata (miosis), mengalami mual- mual, muntah, gatal- gatal, perasaan
tegang, hidung dan mata berair.
5. Puttaw
Puttaw merupakan sejenis heroin dengan kadar yang lebih rendah (heroin kelas
lima atau enam) zat ini berasal dari opium. Istilah ini kadang digunakan untuk
menyebutkan nama narkotika ini adalah putih, white, bedak, pete atau etep jenis obat
yang masuk dalam kategori puttaw ini adalah banana, dan snow white yang
berbentuk bubuk putih sampai ke coklat tua atau dapat pula berbentuk cair atau
larutan. Efek negatif yang ditimbulkan dari akibat mengkonsumsi puttaw ini antara
lain: terlihat sayu matanya, pupil mata melebar atau mengecil, disforia (rasa sedih
tanpa sebab), lemah tidak bertenaga/lesu, sering mengantuk/tidur, bicara cadel, mualmual, dan bersikap pendiam, daya ingat menurun, pemarah, sulit untuk
berkonsentrasi, bicara melantur, apatis.
6. Alkohol
Alkohol merupakan jenis minuman yang mengandung unsur kimia etil alcohol
atau etanol yang juga sering disebut grain alcohol. Etil alcohol atau etanol berbentuk
cairan jernih, tidak berwarna dan rasanya pahit. Alkohol dapat diperoleh dari hasil
fermentasi (peragian) oleh mikroorganisme dari gula, sari buah, biji-bijian, madu,
umbi-umbian dan getah kaktus tertentu. Efek negatif yang muncul akibat dari
penyalahgunaan alkohol ini adalah sebagai berikut: berkurangnya kemampuan hati
dalam mengoksidasikan lemak, menimbulkan kanker, menyebabkan gangguan fungsi
hati, kecendrungan melakukan tindakan kriminal, rentan terhadap infeksi, hipertensi,
atau tekanan darah tinggi.
7. Shabu- shabu
Shabu-shabu adalah sebutan untuk zat atau bahan methamphetamine. Obat ini
dapat ditemukan dalam bentuk kristal, tidak mempunyai warna maupun bau. Shabushabu dikenal juga dengan istilah ice yang mempunyai pengaruh kuat terhadap
syaraf. Pengguna shabu-shabu akan memiliki ketergantungan yang sangat tinggi pada
obat ini dan akan berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit jantung atau
bahkan kematian. Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut nama shabushabu ini, antara lain: ice, kristal, ubas, mean, glass, quartz, hirropon. Efek yang
dapat ditimbulkan dari penyalahgunaan shabu-shabu ini adalah impotensi, halusinasi,
kerusakan pada anggota tubuh, seperti pada liver, lambung, jantung,ginjal, sariawan
yang parah, pupil mata melebar, tekanan darah naik, keringat berlebih dengan rasa
dingin, mual dan muntah, agitasi psikomotor (hiperaktif triping), bicara melantur,
penyimpangan seks, sukar tidur (insomnia), hilang nafsu makan, kematian.
8. Ekstasi
Ekstasi merupakan obat bius yang diracik secara ilegal dalam bentuk kapsul
atau tablet. Ekstasi ini sering digunakan untuk menahan kantuk hingga dapat
mendadak yang disebabkan denyut jantung mendadak menjadi cepat, tidak beraturan
dan akhirnya terjadi gagal jantung. Pengguna obat biusini dikenal dengan sebutan
ngelem. Efek yang dapat ditimbulkan adalah: ingatan dan daya pikir berkurang,
mudah mengalami perdarahan dan luka, kerusakan pada sistem saraf utama, liver dan
jantung, sakit perut, sakit bila sedang buang air kecil, otot-otot cepat keram, sering
batuk.
11. LSD (Lisergic Acid )
Termasuk dalam golongan halusinogen, nama lain dari LSD adalah: acid, trips,
tabs, kertas. Bentuk biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil
sebesar seperampat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang
berbentuk pil dan kapsul. Cara penggunaan: meletakkan LSD pada permukaan lidah,
dan bereaksi setelah 30-60 menit kemudian, menghilanh setelah 8-12 jam. Efek yang
dapat ditimbilkan: terjadi halusinasi tempat, warna dan waktu sehingga timbul obsesi
yang sangat indah dan bahkan menyeramkandan lama-lama menjadikan penggunanya
paranoid.
dari
anak
yang
memiliki
kemungkinan
untuk
dengan
mudah
tua terlalu memanjakan, orang tua terlalu sibuk baik karena mencari nafkah
ataupun karena karir.
b. Faktor sekolah: ternyata sukses dalam prestasi sekolah, dan mempunyai
unjuk kerja yang baik disekolah dapat menjadi pencegah seseorang menjadi
pengguna NAPZA. Hubungan yang baik dengan guru bisa menjadi
kekecewaan hubungan dengan orang tua. Faktor sekolah terkait dengan
faktor individu antara lain: rasa takut akan kompetisi dan kegagalan,
kebutuhan akan memberontak dan melawan, kebutuhan akan bereksperimen
kekuatan fisik dan psikis untuk mengetahui batas kekuatan dirinya,
kebutuhan pengalaman rasa nikmat dan asyik, kebutuhan untuk diterima
kelompok, kebutuhan akan pemuasan yang segera (instant), melarikan diri
(escape) melalui cara-cara yang salah, rasa bosan, penolakan terhadap
kemapanan, segala sesuatu serba dimungkinkan yaitu mudah mendapatkan
segala-galanya tanpa dituntut suatu tanggung jawab.
c. Faktor masyarakat: masyarakat dapat memengaruhi pola penggunaan
NAPZA, masyarakat yang tidak acuh, tidak peduli, longgarnya pengawasan
sosial masyarakat, lembaga penegakan hukum, banyaknya pelanggaran
hukum, penyelewengan dan korupsi, banyaknya pemutusan hubungan kerja,
pelayanan masyarakat yang buruk, menurunya moralitas masyarakat,
lingkungan pemukiman yang tidak mempunyai fasilitas tempat anak
bermain, menyalurkan hobinya, serta kreatifitasnya. Menurut Diwanto
penelitian
menunjukkan
bahwa
alasan
pertama
mengapa
Kondisi psikis: sangat sensitif dan cepat bosan, emosinya naik turun, nafsu
makan tidak teratur atau tidak menentu, timbulnya perasaan depresi dan ingin
bunuh diri, gangguan persepsi dan daya pikir, menunjukkan sikap
membangkang.
b.
Kondisi fisik: berat badan turun drastis, mata terlihat cekung dan merah, muka
pucat, dan bibir kehitam-hitaman, buang air besar dan buang air kecil kurang
lancar, sakit perut tanpa alasan yang jelas, gangguan impotensi, rawan
terinfeksi berbagai penyakit, seperti hepatitis, HIV/AIDS, gangguan fungsi
ginjal, pendarahan otak.
c.
Perilaku: malas dan sering meninggalkan tugas rutin, menunjukkan sikap tidak
peduli dan jauh dari keluarga, suka mencuri uang dan barang orang lain, selalu
kehabisan uang, takut kena air, sering berbohong dan ingkar janji,
mengeluarkan keringat berlebihan, gangguan terhadap prestasi disekolah,
kuliah dan pekerjaan.
d.
sebetulnya dapat digolongkan orang yang menderita sakit (pasien) namun salah
atau tersesat ke NAPZA dalam upaya- upaya untuk mengobati dirinya sendiri
yang seharusnya meminta pertolongan ke dokter (psikiater). Golongan ini
memerlukan terapi dan rehabilitasi dan bukannya hukuman.
b.
c.
inoculation:
dalam
pelatihan
ini
diputar
film
yang
2.7.8. Penanggulangan
Beberapa terapi (pengobatan) pada pengguna Napza, adalah:
a. Terapi Medik Psikiatrik (detoksifikasi)
Metode ini berlaku untuk jenis heroin, kanabis, kokain, alkohol (minuman
keras), amphethamine, dan zat adiktif lainnya. Terapi detoksifikasi ini gunanya untuk
2.7.9. Rehabilitasi
Pasien penyalahgunaan NAPZA menjalani program terapi dan komplikasi
medik selama satu minggu dan dilanjutkan dengan program pemantapan dengan
melanjutkan kepada program rehabilitasi. Rehabilitasi adalah upaya memulihkan dan
mengembalikan kondisi para mantan penyalahguna NAPZA. Kembali sehat dalam
arti sehat fisik, psikologi, sosial dan spiritual/agama (Hawari, 2006).
Faktor-faktor
pemungkin
(enabling
factors)
yang
mencakup:
ini
memodifikasikan
konsep
HL.
Bloom
(1974)
yang
kesehatan,
baik
individu,
kelompok,
maupun
masyarakat,
Pelayanan
Kesehatan
Lingkungan
Status Kesehatan
Perilaku
Predisposing
factors
(pengetahuan,
sikap,
kepercayaan,
tradisi,
Determinan Perilaku:
Faktor Internal:
tingkat kecerdasan,
tingkat emosional,
jenis kelamin
Faktor Eksternal:
lingkungan sekolah
Reinforcing
factors
(Keluarga,
kelompok
sebaya, guru,
petugas
kesehatan,
tokoh agama
dan masyarakat,
pengambil
kebijakan)
Enabling factors
(ketersediaan sumbersumber/ fasilitas)
Pendidikan Kesehatan
(Komunikasi, Informasi,
dan Edukasi
Gambar 2.1. Kerangka Landasan Teori
Pendidikan Kelompok
Sebaya:
Komunikasi
Informasi
Edukasi
Pengetahuan
Sikap