Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH TUBE TEST

Nama

: Ulfa Choirotul Laily

NIM

: 20113011

PROGRAM STUDI D-IV ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Golongan darah ABO merupakan sisitem golongan darah manusia yang paling
banyak ditemukan dan sampai saat ini merupakan golongan darah yang penting dalam
transfusi darah, karena terdapat pada regular antibody, yaitu Anti-A dan Anti-B yang
reaktif pada suhu 370C. Regular antibodi ini mengaktifasi komplemen dan menyebabkan
kehancuran sel darah merah intravaskuler. Pemeriksaan golongan darah ABO merupakan
salah satu langkah sebelum melakukan proses transfusi darah. Oleh karena itu perlu
diketahui teknik dalam melakukan pemeriksaan golongan darah ABO, agar mendapatkan
hasil yang akurat sesuai dengan golongna darah donor dan pasien.
Sejak penemuan Landsteiner (1901) sampai sekarang, telah diketemukan lebih
dari 400 antigen golonqan darah dalam eritrosit. Tapi untuk kegunaan praktek, klinis
yang terpenting hanya sistem golongan darah ABO dan Rh. Pada sistem golongan darah
ABO hanya ada 4 golongan darah yaitu. A, B, AB dan 0. Golongan tersebut.
berdasarkan atas ada atau tidak adanya antigen A dan antigen B.
Dalam pelayanan kesehatan modern, transfusi darah merupakan salah satu hal
yang penting dalam menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan derajat kesehatan.
Indikasi tepat transfusi darah dan komponen darah adalah untuk mengatasi kondisi yang
menyebabkan morbiditas dan mortalitas bermakna yang tidak dapat diatasi dengan cara
lain. Dalam perkembangannya transfusi darah harus dilaksanakan sesuai dengna prosedur
ketat oleh tenaga profesional menggunakan darah yang aman dan berkualitas. Sebelum
melakukan transfusi darah perlu diketahui syarat-syarat dalam melakukan transfusi, agar
proses transfusi dapat berlangsung seperti yang diharapkan.
B. Tujuan
1. Untuk mendapatkan suspensi sel 100% ( Wash Packed Cell )
2. Untuk mengetahui golongan darah seseorang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Transfusi darah


Transfusi darah adalah proses menyalurkan darahatau produk berbasis darah dari
satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan
kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi,
syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah.( A. Harryanto
Reksodiputro,1994). Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang
yang sehat (donor) ke orang sakit (respien) (Fessenden dan Fessenden .1996).
B. Tujuan transfuse darah :
a) Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor.
b) Memelihara keadaan biologis darah atau komponen komponennya agar tetap
bermanfaat.
c) Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah
(stabilitas peredaran darah).
d) Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah.
e) Meningkatkan oksigenasi jaringan.
f) Memperbaiki fungsi Hemostatis.
g) Tindakan terapi kasus tertentu.
C. Manfaat transfuse darah
a) Dapat mengetahui golongan darah
b) Dapat menambah cairan darah yang hilang di dalam tubuh
c) Dapat menyelamatkan jiwa pasien
d) Jenis Transfusi darah
D. Jenis Tranfusi
a) Transfusi PRC
Tujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa menaikkan volume
darah secara nyata. Keuntungan menggunakan PRC dibandingkan dengan darah
jenuh adalah:
a.
b.
c.
d.

Kenaikan Hb dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.


Mengurangi kemungkinan penularan penyakit.
Mengurangi kemungkinan reaksi imunologis
Volume darah yang diberikan lebih sedikit sehingga kemungkinan overload

berkurang
e. Komponen darah lainnya dapatdiberikan pada pasien lain (Sugiharto. 1989)
b) Transfusi suspensi trombosit
Tujuan transfusi suspensi trombosit adalah menaikkan kadar trombosit darah.
Dosis suspensi trombosit yang diperlukan dapat dihitung kira-kira sebagai berikut :
50 ml suspensi trombosit menaikkan kadar trombosit 7500-10.000/mm pada resipien

yang beratnya 50 kg.Suspensi trombosit diberikan pada penderita trombositopeni


bila :1) didapat perdarahan 2)untuk mencegah perdarahan pada keadaan dimana ada
erosi yang dapat berdarah bila kadar < 35.000/mm. 3) untuk mencegah perdarahan
spontan bila kadar trombosit < 15.000/mm
c) Transfusi dengan suspensi plasma beku (Fresh Frozen Plasma)
Plasma segar yang dibekukan mengandung sebagian besar faktor pembekuan di
samping berbagai protein yang terdapat didalamnya; karena itu selain untuk
mengganti plasma yang hilang dengan perdarahan dapat dipakai sebagai pengobatan
simptomatis kekurangan faktor pembekuan darah. Fresh Frozen Plasma (PIT) tidak
digunakan untuk mengobati kebutuhan faktor VIII dan faktor IX (Hemofilia); untuk
ini digunakan plasma Cryoprecipitate.Pada transfusi dengan FFP biasanya diberikan
48 kantong (175225 ml) tiap 68 jam bergantung kebutuhan.
d) Transfusi dengan darah penuh (Whole Blood)
Transfusi

dengan

darah

penuh

diperlukan

untuk

mengembalikan

dan

mempertahankan volume darah dalam sirkulasi atau mengatasi renjatan (Sugiharto.


1989).
E. Pengertian Golongan Darah
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane sel darah merah. Dua
jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus
(factor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO
dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Tranfusi darah dari golongan yang tidak
kompatibel dapat menyebabkan reaksi trnsfusi imunologis yang berakibat anemia
hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian (Poedjiati, Anna. 1994).
Darah adalah cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh darah.
Volume darah manusia 7 % dari berat badan atau 5 liter untuk lakilaki dan 4,5 liter
untuk perempuan. Penyimpanan darah dapat dilakukan dengan memberikan natrium sitrat
atau natrium oksalat, karena garamgaram ini menyingkirkan ionion kalsium dari darah
yang berperan penting dalam proses pembekuan darah (Poedjiati, Anna. 1994).
Darah merupakan suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut
dengan plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat
dalam arti luas karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interselular
yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan jaringan pengikat yang
dalam artiannya menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga
merupakan integritas. Darah yang merupakan suspensi tersebut terdapat gen, dimana gen
merupakan ciri-ciri yang dapat diamati secara kolektif atau fenotifnya dari suatu
organisme. Pada organisme diploid, setiap sifat fenotif dikendalikan oleh setidaktidaknya satu pasang gen dimana satu pasang anggota tersebut diwariskan dari setiap
tertua. Jika anggota pasangan tadi berlainan dalam efeknya yang tepat terhadap

fenotifnya, maka disebut alelik. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen tunggal, misalnya
gen yang mengendalikan sifat keturunannya (Fessenden dan Fessenden .1996).
Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen (protein yang larut dalam plasma)
diubah menjadi fibrin yang berupa jaring-jaring. Perubahan tersebut disebabkan oleh
trombin yang terdapat dalam darah sebagai pritrombin. Pembentukan trombin dari
protrombin tergantung pada adanya tromboplastin dan ion Ca2+ (Fessenden dan
Fessenden .1996).
Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke
seluruh tubuh, mengangkut karbondioksioda dari jaringan tubuh ke paru-paru,
mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa makanan dari
seluruh jaringan tubuh ke alat-alat ekskresi, mengangkut hormon dari kelenjar endokrin
ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga
stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh
yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan
membentuk antibodi (Subrata,Ganda. 1989).
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda.
Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Sistem
penggolongan yang umum dikenal dalam sistem ABO. Pada tahun 1900 dan 1901
Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah (Aglutinasi) kadang-kadang terjadi
apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Pada orang lain lagi,
campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan hal tersebut
Landstainer membagi golongan darah manusia menjadi 4 golongan, yaitu: A, B, AB, dan
O. Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan dalam
serumnya terkandung zat anti yang disebut sebagai antibodi atau aglutinin. Dikenal 2
macam antigen yaitu dan , sedangkan zat antinya dibedakan sebagai anti A dan anti B
(Subrata,Ganda. 1989).
F. Hal yang membedakangolongan darah manusia ditentukan bedasarkan jenis
antigen dan antibody yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :
a. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membrane selnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen B
dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya
dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau Onegatif.
b. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan Sel darah
merahnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah
dari orang dengan golongan darh B-negatif atau O-negatif.
c. Individu dengan golongan darah Ab memiliki sel darh merah dengan antigen A
dan B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen A maupun B. Sehingga,
orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal.

Namun, orang dengan golongan darah Ab-positf tidak dapat mendonorkan darah
kecuali pada sesama Ab-positif.
d. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibody terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan
golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darh dari sesama O-negatif
(Sugiharto. 1989).

BAB III
PROSEDUR KERJA
A. Pra Analitik
1. Alat
Alat yang digunakan pada pembuatan suspensi sel dan pemeriksaan
golongan darah meliputi pipet pasteur,torniquet, kapas, spuit, tabung centrifuge,
rak tabung, centrifuge, obyek glass, pengaduk disposibble, alat di pastikan bersih.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan suspensi sel dan pemeriksaan
golongan darah meliputi : alkohol 70%, pz ( NaCl 0,85 % ), Antisera A, Antisera
B, Antisera AB.
3. Sampel
Sampel yang digunakan dalam pembuatan suspensi sel menggunakan
darah vena. Prosedur pengambilan darah vena :
a.

Menentukan berapa ml darah yang diperlukan untuk


pemeriksaan

b.

Menyiapkan alat

c.

Cuci tangan sebelummnya

d.

Mintalah pasien untuk duduk dan mengulurkan tangannya

e.

Letak vena dilekukan siku yang terlihat besar dan jelas

f.

Spuit dikontol dulu dengan menarik dan memasukkan torak

g.

Memasang jarum pada spuit jarum dipasang, lubang jarum


menghadap keatas

h.

Memasang tourniquet pada lengan atas

i.

Mintalah pasien mengepal dan membuka tangannya berkali


kali agar vena terlihat jelas

j.

Dengan jari telunjuk atau manis arah vena dipalpasi ditempat


yang akan ditusuk

k.

Lalu bagian yang akan ditusuk didesinfeksi dengan alkohol


70%

l.

Spuit diambil, langsung ditusukkan kepada vena searah


dengan perpanjangan vena sampai diperkirakan masuk kedalam vena

m.

Jika darah sudah kelihatan keluar, dengan ibu jari tangan kiri
memegang spuit dan empat jari yang lain menahan siku, sedang tangan kanan
menarik torak ( jangan sampai timbul gelembung udara )

n.

Jika darah yang diperlukan sudah cukup tourniquet dilepas

o.

Kapas kering diletakkan diujung jarum yang menusuk vena,


spuit ditarik dan kapas ditekan

p.

Pasien disuruh menekan kapas pada bagian yang terluka

q.

Jarum diambil dengan menutupnya kemudian diputar kekiri


hingga jarum terlepas dari spuit. Darah langsung dimasukkan kedalam botol
lewat dinding botol ( posisi spuit tegak lurus dan botol dimiringkan )
kemudian dikocok dengan memutar botol penampung darah diatas meja

4. Probandus
Nama
: Mr.X
Usia
: Y tahun
Jenis Kelamin : Z
B. Analitik
1. Metode
Tube test
2. Prinsip
Pemeriksaan Golongan darah direct
Mencari jenis aglutinogen dalam permukaan sel darah merah dengan
penambahan antibody yang sudah diketahui jenisnya.
3. Prosedur
a.
Pembuatan Suspensi Sel
- Dengan menggunakan AKG
1) Disiapkan semua alat dan bahan
2) Disiapkan larutan Na Citrat : Darah yaitu dengan
3)
4)
5)
6)

perbandingan 1:9
Dicampur secara merata
Dicentrifuge dengan kecepan 3000 RPM selama 3-5 menit
Kemudian supernatan ( plasma ) dibuang
Sediment yang tersisa dicuci dengan PZ 3-4 X, sampai

supernatant jernih
7) Sedimen yang tersisa adalah Washed Packed Cell
Tanpa menggunakan AKG
1) Disiapkan semua alat dan bahan
2) Darah yang baru diampbil dibiarkan membeku sampai
sempurna, sampai serum / cairan keluar
3) Kemudian serum diambil dan bekuan yang tersisa dibuang
4) Setelah bekuan dibuang akan tersisa sedimen sel dibagian
bawah
5) Dicuci dengan PZ 3-4 X, sampai didapat supernatan yang
jernih
6) Selanjutnya supernatan dibuang dan yang tertinggal hanya

b.

c.

sediment yang sudah tercuci (Washed Packed Cell).


Cara pencucian sel
1) 1 bagian sedimen sel ditambah dengan PZ tabung
2) Kemudian dicentrifuge 3000 rpm 3-5 menit
3) Supernatan dibuang kemudian ditambah PZ dan dicentrifuge lagi.
Pencucian ini dilakukan 3-4 X sampai supernatan jernih
Pemeriksaan golongan darah metode tube test :
Tabung 1 : Anti A + 1 tts SS 5 %
Tabung 2 : Anti B + 1 tts SS 5%
Tabung 3 : Test sel A + 1 tts serum

Tabung 4 : Test sel B + 1 tts serum


Tabung 5 : Test sel O + 1 tts SS 5%
Tabung 6 : 1 tts serum + 1 tts SS 5% (Auto control)
Tabung 7 : Anti D + 1 tts SS 5%
Tabung 8 : Bovin albumin + 1 tts SS 5%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pasca Analitik
1. Interpretasi Hasil
+4 = Gumpalan besar dan cairan jernih di sekitarnya
+3 = Sebagian sel menggumpal besar dan cairan jernih di sekitarnya\
+2 = Gumpalan agak besar dan cairan agak merah di sekitarnya
+1 = Gumpalan kecil dan cairan merah di sekitarnya
+ lemah = Gumpalan tidak terlihat jelas ,harus dengan bantuan mikroskop
2. Hasil
Tab 1 = + lemah
Tab 2 = + lemah
Tab 3 = + 3
Tab 4 = + 2
Tab 5 = Negatif
Tab 6 = + lemah
Tab 7 = + 4
Tab 8 = + lemah
3. Pembahasan
Anatomi dan Fisiologi Sel Darah Merah (SDM)
1. Sel Darah Merah Pekat : Diberikan pada kasus kehilangan darah yang tidak
terlalu berat, transfusi darah pra operatif atau anemia kronik dimana volume
plasmanya normal.
2. Sel Darah Merah Pekat Cuci : Untuk penderita yang alergi terhadap protein
plasma.Sel Darah Merah Miskin Leukosit : Untuk penderita yang tergantung
pada transfusi darah.
3. Sel Darah Merah Pekat Beku yang Dicuci : Diberikan untuk penderita yang
mempunyai

antibodi

terhadap

sel

darah

merah

yang

menetap.

Sel Darah Merah Diradiasi : Untuk penderita transplantasi organ atau sumsum
tulang.
4. LEUKOSITGRANULOSIT KONSENTRAT : Diberikan pada penderita yang
jumlah leukositnya turun berat, infeksi yang tidak membaik/ berat yang tidak
sembuh dengan pemberian Antibiotik, kualitas Leukosit menurun.
5. TROMBOSIT : Diberikan pada penderita yang mengalami gangguan jumlah
atau fungsi trombosit.

6. PLASMA danPRODUKSI PLASMA : Untuk mengganti faktor pembekuan,


penggantian cairan yang hilang.
Contoh : Plasma Segar Beku untuk prnderita Hemofili.Krio Presipitat untuk
penderita Hemofili dan Von Willebrand.
Pengertian Golongan Darah
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane sel darah
merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan
ABO dan Rhesus (factor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis
antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Tranfusi
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi trnsfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Darah adalah cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh
darah. Volume darah manusia 7 % dari berat badan atau 5 liter untuk lakilaki
dan 4,5 liter untuk perempuan. Penyimpanan darah dapat dilakukan dengan
memberikan natrium sitrat atau natrium oksalat, karena garamgaram ini
menyingkirkan ionion kalsium dari darah yang berperan penting dalam proses
pembekuan darah
Darah merupakan suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang
disebut dengan plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan
pengikat dalam arti luas karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan
substansi interselular yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan
jaringan pengikat yang dalam artiannya menghubungkan seluruh bagian-bagian
dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Darah yang merupakan suspensi
tersebut terdapat gen, dimana gen merupakan ciri-ciri yang dapat diamati secara
kolektif atau fenotifnya dari suatu organisme. Pada organisme diploid, setiap sifat
fenotif dikendalikan oleh setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu pasang
anggota tersebut diwariskan dari setiap tertua. Jika anggota pasangan tadi
berlainan dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya, maka disebut alelik. Alel
adalah bentuk alternatif suatu gen tunggal, misalnya gen yang mengendalikan
sifat keturunannya.
Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen (protein yang larut dalam
plasma) diubah menjadi fibrin yang berupa jaring-jaring. Perubahan tersebut
disebabkan oleh trombin yang terdapat dalam darah sebagai pritrombin.
Pembentukan trombin dari protrombin tergantung pada adanya tromboplastin dan
ion Ca2+ .
Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke
seluruh tubuh, mengangkut karbondioksioda dari jaringan tubuh ke paru-paru,
mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa makanan
dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat ekskresi, mengangkut hormon dari

kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke


seluruh tubuh, menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang
dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif,
menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi.
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel
ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam
kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam sistem ABO. Pada
tahun 1900 dan 1901 Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah
(Aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan
serum darah orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak
mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan hal tersebut Landstainer
membagi golongan darah manusia menjadi 4 golongan, yaitu: A, B, AB, dan O.
Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan
dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut sebagai antibodi atau aglutinin.
Dikenal 2 macam antigen yaitu dan , sedangkan zat antinya dibedakan sebagai
anti A dan anti B.
Hal yang membedakan golongan darah manusia ditentukan bedasarkan
jenis antigen dan antibody yang terkandung dalam darahnya, sebagai
berikut :
a.Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A di permukaan membrane selnya dan menghasilkan antibody
terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan
golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah A-negatif atau O-negatif.
b.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada
permukaan Sel darah merahnya dan menghasilkan antibody terhadap
antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah
B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darh
B-negatif atau O-negatif.
c.Individu dengan golongan darah Ab memiliki sel darh merah dengan
antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen A
maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah Abpositf tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama Ab-positif.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa

d.

antigen, tapi memproduksi antibody terhadap antigen A dan B. Sehingga,


orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya
kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor
universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat
menerima darh dari sesama O-negatif.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dari pemeriksaan golongan darah ABO dengan metode Tube test dengan sampel X
didapatkan hasil golongan darah O dan resus +
B. Saran
1. Dianjurkan kepada praktikan untuk menggunakan alat pelindung diri yang sesuai
2. Dianjurkan kepada praktikan untuk memperhatikan expayed reagen yang di gunakan
3. Dianjurkan kepada praktikan untuk melakukan pemeriksaan sesuai prosedur

DAFTAR PUSTAKA
Fessenden dan Fessenden .1996. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Poedjiati, Anna. 1994. Dasar dasar Biokimia. Jakarta : UI Press
Subrata,Ganda. 1989. Penuntun Laboratorium Klinis. Jakarta : PT. Dian Rakyat
Sugiharto. 1989. Biokimia. Jakarta : Erlangga
Tim Dosen. 2011. Petunjuk Praktikum Biokimia I. Surakarta : Laboratorium Kimia FKIP UNS

Anda mungkin juga menyukai