OLEH :
D IV REGULER
NAMA
: NI
WAYAN EKA
DARMAYANTI
NIM
: P07120213003
TINGKAT/SMT
: III/V
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2015
I. Konsep Dasar Teori
A. Pengertian Terapi Kerja
Terapi kerja adalah suatu ilmu dan seni pengarahan partisipasi seseorang
untuk melaksanakan tugas tertentu yang telah ditetapkan. Terapi ini berfokus
pada pengenalan kemampuan yang masih ada pada seseorang, pemeliharaan
Riyadi dan Purwanto (2009), menyatakan bahwa indikasi dari terapi okupasi
sebagai berikut:
1. Klien dengan kelainan tingkah laku, seperti klien harga diri rendah yang
disertai dengan kesulitan berkomunikasi.
2. Ketidakmampuan menginterpretasikan rangsangan sehingga reaksi terhadap
rangsang tidak wajar.
3. Klien yang mengalami kemunduran.
4. Klien dengan cacat tubuh disertai gangguan kepribadian.
5. Orang yang mudah mengekspresikan perasaan melalui aktivitas.
6. Orang yang mudah belajar sesuatu dengan praktik langsung daripada
membayangkan.
D. Jenis terapi kerja
Muhaj (2009), mengungkapkan aktivitas yang digunakan dalam terapi
okupasi, sangat dipengaruhi oleh konteks terapi secara keseluruhan,
lingkungan, sumber yang tersedia, dan juga oleh kemampuan si terapi sendiri
(pengetahuan, keterampilan, minat dan kreativitasnya).
1. Jenis
Jenis kegiatan yang dapat dilakukan meliputi: latihan gerak badan,
olahraga, permainan tangan, kesehatan, kebersihan, dan kerapian pribadi,
pekerjaan sehari-hari (aktivitas kehidupan sehari-hari, seperti dengan
mengajarkan merapikan tempat tidur, menyapu dan mengepel), praktik prevokasional, seni (tari, musik, lukis, drama, dan lain-lain), rekreasi (tamasya,
nonton bioskop atau drama), diskusi dengan topik tertentu (berita surat
kabar, majalah, televisi, radio atau keadaan lingkungan) (Muhaj, 2009).
2. Aktivitas
Aktivitas adalah segala macam aktivitas yang dapat menyibukan
seseorang secara produktif yaitu sebagai suatu media untuk belajar dan
berkembang, sekaligus sebagai sumber kepuasan emosional maupun fisik.
Oleh karena itu setiap aktivitas yang digunakan harus mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
a. Setiap gerakan harus mempunyai alasan dan tujuan terapi yang jelas.
Jadi, bukan hanya sekedar menyibukkan klien.
b. Mempunyai arti tertentu bagi klien, artinya dikenal oleh atau ada
hubungannya dengan klien.
c. Klien harus mengerti tujuan mengerjakan kegiatan tersebut, dan apa
kegunaanya terhadap upaya penyembuhan penyakitnya.
d. Harus dapat melibatkan klien secara aktif walaupun minimal.
e. Dapat mencegah lebih beratnya kecacatan atau kondisi klien, bahkan
harus dapat meningkatkan atau setidaknya memelihara kondisinya.
f. Harus dapat memberi dorongan agar klien mau berlatih lebih giat
sehingga dapat mandiri.
g. Harus sesuai dengan minat, atau setidaknya tidak dibenci olehnya.
h. Harus dapat dimodifikasi untuk tujuan peningkatan atau penyesuaian
dengan kemampuan klien.
II.
: Komang Yeni
Umur Klien
: 28 Tahun
Alamat klien
: Sangsit , Buleleng
Diagnosa medis
: Skizofrenia Hebefrenik
Nama klien
Komang Yeni
Alat
-
Sapu
Waktu pelaksanan
Hari/tanggal
Pukul
: 10.00-11.00
INTERAKSI
ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik
Perawat
Selamat sore Ibu, Perkenalkan nama saya Eka. Saya perawat yang
bertugas pagi ini. Apakah saya boleh tahu nama Ibu siapa? Ibu suka
Sore juga Eka , boleh dong kayak ngomong sama siapa aja , nama saya
Yeni. Panggil aja Ibu Yeni ya.
Boleh , saya juga suka ngobrol orangnya
Lebih dari 10 menit juga boleh kok , tempatnya dimana aja boleh
2. Menanyakan keluhan utama pasien
Perawat
Saya merasa bosan , sampai sekarang tidak ada dijemput sama suami
saya , saya juga merasa kangen sama Aris anak saya, rasanya pingin meluk
dia yang erat kalau ketemu
3. Memvalidasi masalah yang di alami pasien
Perawat
Jadi Ibu merasa bosan tinggal disini ? Ibu juga kangen sama suami dan
anak ibu ?
Klien
Seperti janji kita tadi , sekarang kita akan membicarakan tentang aktivitas
yang biasa ibu lakukan. Nah , Apa saja kegiatan yang biasa Ibu lakukan
dirumah ketika Ibu merasa bosan ketika ditinggal pergi sama suami dan anak
Ibu ?
Klien
Biasanya pagi hari saya membantu Ibu saya berjualan dipasar , setelah
pulang dari pasar biasanya saya langsung pulang kerumah , sampai dirumah
saya istirahat sebentar. Biasanya dirumah saya paling sering menyapu ,
mengepel , mencuci piring , mencuci pakaian suami dan anak saya , ya
sebagaimana mestinya menjadi seorang Ibu rumah tangga
2. Menanyakan klien tentang kegiatan yang paling sering dilakukan
Perawat :
Ternyata Ibu memiliki banyak kegiatan ya dirumah , Nah dari sekian banyak
kegiatan yang mana paling sering Ibu lakukan ketika Ibu merasa bosan ?
Klien
Semua kegiatan saya suka , tapi yang paling sering saya lakukan biasanya
menyapu halaman sama mencuci piring , saya juga senang menyapu halaman
dan cuci piring sambil nyanyi-nyanyi , kalau ngepel capek soalnya harus
bersimpuh
3. Mengajak klien untuk melakukan kegiatan yang paling disenangi
Perawat :
Tadi Ibu sudah bilang , hal yang paling Ibu senengi ketika bosan adalah
menyapu dan mencuci piring , bagaimana kalau kita melakukan hal tersebut
sekarang Bu ?
bagian atas sapu, dan tangan satunya memegang sapu bagian tengah. Dorong
tangan Ibu ke arah berlawanan untuk hasil yang lebih baik. Sapulah seluruh
ruangan rumah dari depan ke belakang. Sapukan kotoran ke tengah ruangan
agar kemudian lebih mudah diambil. Dengan begitu, Ibu akan mendapatkan
rumah bersih tanpa kotoran yang tersisa
Klien
:
Saya baru mengerti ternyata ada cara yang benar buat menyapu, besok-besok
saya akan melakukannya dengan benar
Perawat :
Kemudian untuk mencuci piring , yang pertama yang harus Ibu lakukan
adalah buang seluruh sisa makanan dan minuman pada peralatan makan dan
masak. Kemudian rendam peralatan makan dan masak Ibu, Hal ini untuk
menghindari adanya sisa makanan yang melekat dan mengering di permukaan
sehingga sulit dibersihkan. Saat mencuci piring, dahulukan gelas dan cangkir.
Dengan begitu, gelas akan terhindar dari minyak atau sisa bumbu tajam yang
menempel pada spons. Gelas atau cangkir sisa kopi sangat menguntungkan,
karena aromanya bisa menghindarkan bau tidak sedap setelah mencuci,
bahkan untuk piring setelahnya. Berikutnya cuci sendok dan peralatan
memasak lainnya. Sama seperti gelas dan cangkir, peralatan makan seperti
sendok dan garpu berinteraksi langsung dengan mulut kita. Jadi sebaiknya
sendok, garpu, spatula dan sejenisnya dicuci lebih dulu. Berikutnya beralih
pada media masak seperti wajan , panji , penggorenan. Lemak dan sisa
makanan lebih banyak di sini. Bersihkan spons Ibu dan rendam dalam air
sabun untuk membersihkan sisa kotoran di sini. Lakukan pergantian busa
pada spons lebih sering untuk menghindari masih ada minyak pada peralatan
masak Ibu. Nah, dengan melakukan metode cuci piring yang benar, peralatan
makan dan masak Ibu akan terbebas dari bau-bauan amis atau bekas minyak
dan lemak yang masih menempel.
Klien :
Wah , ternyata benar juga kata Ekanya , biasanya kalau dirumah saya
mencuci perabotan ga seperti itu , yang mana duluan saya temukan yang itu
biasanya saya cuci terlebih dahulu
5. Memberi pujian kepada klien setelah melakukan kegiatan tersebut
Perawat :
Bagus sekali , Ibu bisa melakukan kegiatan ini dengan baik
Klien
:
Iya , kegiatan ini sudah menjadi aktivitas rutin saya sehari-hari dirumah ,
tetapi hari ini saya dapat ilmu baru dari Ekanya
TERMINASI
1. Mengekplorasi perasaan pasien
Perawat :
Bagaimana perasaan Ibu sekarang setelah kita melakukan kegiatan
tersebut?
Klien
:
Seneng Eka , setidaknya saya dapet ilmu baru dalam hal menyapu dan
mencuci piring , besok-besok saya akan menerapkannya dirumah
2. Memberikan kesempatan kepada klien untuk memberikan umpan balik dari
terapi yang telah dilakukan
Perawat :
Sebelum kita akhiri , apa ada yang ingin Ibu sampaikan ?
Klien
Terimakasih banyak Eka , hari ini selain dapat ilmu baru saya juga merasa
senang banget, bosen saya jadi hilang karena ditemani sama Eka buat cuci
piring dan menyapu
Lampiran-Lampiran