Pendidikan harus mengikuti perkembangan yang ada di masyarakat agar tetap relevan untuk
diterapkan. Untuk itu, dari masa ke masa kurikulum terus dikembangkan mulai dari KBK,
KTSP hingga K13. Adapun perbedaan-perbedaannya akan dibahas dalam tugas ini
I Kadek Wirawan
1413021011/ VA
B. Landasan KBK
Seperti halnya pengembangan-dan penyususnan kurikulum sebelumnya, penyusunan
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tentunya juga memiliki landasan-landasan yang
dijadikan sebagai fondasi (dasar hukum) serta pegangan dalam penerapannya. Adapun
landasan-landasan KBK adalah sebagai berikut.
a) Pancasila sebagai landasan filosofis pengembangan kurikulum nasional. Sebagai suatu
sistem kurikulum nasional, KBK mengakomodasikan berbagai perbedaan secara tanggap
budaya dengan memadukan beragam kepentingan dan kemampuan daerah. KBK
menerapkan strategi yang meningkatkan kebermaknaan pembelajaran untuk semua
peserta didik terlepas dari latar budaya, etnik, agama, dan gender melalui pengelolaan
kurikulum berbasis sekolah. Dalam rekonseptualisasi kurikulum ini digunakan landasan
filosofis Pancasila sebagai dasar pengembangan kurikulum. Pancasila sangat relevan
untuk penerapan filosofi pendidikan yang mendunia seperti empat pilar belajar (learning
to be, learning to know, learning to do, dan learning to life together).
b) Dalam TAP MPR No.IV/MPR/1999/BAB IV.E, GBHN (1999-2004) bab V tentang
Arah Kebijakan Pendidikan dan UU RI No. 22 Tahun 1999 serta peraturan pemerintah
1
No. 25 Tahun 2000. Tentang otonomi daerah. Dimana sebagai daerah yang otonom
substansinya menuntut perubahan dalam pengelolaan pendidikan dari yang bersifat
sentralistik ke desentralistik. Pergeseran pola sentralisasi ke desentralisasi dalam
pendidikan ini merupakan upaya pemberdayaan daerah dan sekolah dalam peningkatan
mutu pendidikan secara berkelanjutan, terarah dan menyeluruh.
c) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas : di nyatakan bahwa Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
C. Tujuan (KBK)
Kurikulum berbasis kompetensi bertujuan untuk mempersiapkan generasi menjadi
anggota masyarakat dunia yang memiliki kompetensi yang memadai untuk mengembangkan
dirinya ke arah tenaga kerja yang profesional, sesuai dengan bidang-bidang lapangan kerja
yang dikehendaki. Selain tujuan tersebut KBK juga bertujuan untuk memberdayakan sekolah
dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik sesuai
dengan kondisi lingkungan. Selain itu adapun tujuan penyusunan KBK adalah sebagai:
a) acuan penyusunan silabus dan satuan pembelajaran;
b) acuan penyusunan bahan ajar seperti: modul dan buku pelajaran kursus dan pelatihan. serta
buku pelajaran bagi yang belajar mandiri;
c) sarana pembinaan dan pengembangan kursus.
D. Isi KBK
Dalam kurikulum berbasis kompetensi ini terdapat 9 mata pelajaran yang diajarkan yaitu,
pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan pengetahuan sosial, bahasa Indonesia,
matematika, IPA, kerajinan tangan dan kesenian, pendidikan jasmani, dan ditambahi kegiatan
yang mendukung kebiasaan, dan muatan lokal. Dalam Kurikulum berbasis kompetensi juga
terdapat 4 kompetensi dasar yang harus dimiliki sesuai dengan tuntutan KBK:
1. Kompetensi
akademik,
artinya
peserta
didik
harus
memiliki
pengetahuan
dan keterampilan dalam mengatasi tantangan dan persoalan hidup secara independent.
2
2. Kompetensi okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu
beradaptasi terhadap dunia kerja.
3. Kompetensi kultural, artinya peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaikbaiknya dalam sistem budaya dan tata nilai masyarakat yang pluralistik.
4. Kompetensi temporal, artinya peserta didik tetap eksis dalam menjalani kehidupannya,
serta mampu memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang telah dimiliki sesuai dengan
perkembangan zaman. (Sanjaya 2005 : 8).
E. Karakteristik KBK
Secara umum, karakteristik kurikulum berbasis kompetensi meliputi enam hal, yaitu:
1.
Sistem belajar dengan modul. Tujuan dari sistem modul ini adalah untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah. Keunggulan pembelajaran dengan
sistem modul adalah adanya kontrol terhadap hasil belajar, berfokus pada kemampuan
individu, dan relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara
pencapaiannya.
2.
3.
4.
Strategi belajar individual personal. Tujuannya adalah agar siswa mampu belajar
mandiri. Belajar individual adalah belajar berdasarkan tempo belajar peserta didik,
sedangkan belajar personal adalah interaksi educatif berdasarkan keunikaan peserta didik
seperti minat, bakat, dan kemampuan.
5.
6.
Belajar tuntas. Agar semua peserta didik memperoleh hasil yang maksimal, maka
pembelajaran harus dilakukan dengan sistematis, yang akan tercermin dari strategis yang
dilakukan terutama dalam mengorganisasi tujuan dan baha ajar, melaksanakan evaluasi
dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik yang gagal mencapai tujuan.
2)
3)
Keseimbangan etika
4)
5)
6)
7)
8)
9)
G. Komponen KBK
1.
2.
Penilaian berbasis kelas yang di dalamnya berisi prinsip, sasaran dan pelaksanaan
penilaian yang konsisten
3.
4.
Pengelolaan Kurikulum berbasis sekolah yang berisi tentang berbagai bentuk pola
pengembangan dan pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
H. Kelebihan KBK
1. Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didk pada setiap aspek mata
pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.
2. KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara pada
hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan
potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar
dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami
berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan.
3. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) boleh jadi mendasari pengembangan
kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu
dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan seharihari, serta aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan
standar kompetensi tertentu.
4
I.
Kelemahan KBK
1.
Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator
sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi
peserta didik dan lingkungan
2.
3.
4.
J.
Implementasi KBK
Menurut garis besarnya impelementasi KBK mencakup tiga kegiatan pokok yaitu:
a) Pengembangan program
Pengembangan KBK menyangkut pengembangan program tahunan, program
semester, program modul (pokok bahasan), program mingguan dan harian,
program pengayaan dan remidial serta program bimbingan dan konseling
b) Pelaksanaan pembelajaran
Dalam pembelajaran tugas pendidik yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahanperilaku peserta didik. Umumnya
palaksanaan pembelajaran mencakup 3 hal yaitu pretes, proses dan postes
c) Evaluasi
Evaluasi hasil belajar dalam implementasi KBK dilakukan dengan penilaian kelas
tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertivikasi, benchmarking dan penilaian program.
A. Pengertian
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang dikembangkan
oleh dan dilaksanakan pada tiap-tiap satuan pendidikan. Dalam hal ini, sekolah diberi
keleluasaan untuk mengembangkan kurikulumnya. Namun demikian, tidak berarti sekolah
bebas tanpa batas untuk mengembangkan kurikulumnya. Dalam pelaksanaannya tetap
berpegang atau merujuk pada prinsip-prinsip dan rambu-rambu operasional standard yang
dikembangkan oleh pemerintah, serta merujuk pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
Standard Isi (SI) yang telah ditetapkan melalui Permen Nomor 23 Tahun 2006 untuk Standar
Kompetensi Lulusan, dan Permen Nomor 22 Tahun 2006 untuk Standar Isi.
B. LAandasan KTSP
C. Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada
lembaga penddikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara
partisipasif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP untuk:
1.
Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber daya yang ada.
2.
3.
Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan
yang akan dicapai.
D. Isi KTSP
Struktur KTSP memuat: mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri,
pengaturan beban, kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup,
serta endidikan berbasis keunggulan lokal dan global (Mulyasa, 2006:180). Struktur dan
muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam standar isi
meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.
1. Kelompokmata pelajaran agama dan akhlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama enam tahun, mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI.
E. Karakteristik KTSP
1. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah Dan Satuan Pendidikan
KTSP memberikan otonomi yang luas kepada sekolah dan satuan pendidikan disertai
seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi
setempat & kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran
serta menggali dan mengelola sumber dana sesuai dengan prioritas kebutuhan.
2. Partisipasi Masyarakat Dan Orang Tua Yang Tinggi
Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya medukung sekolah melalu bantuan
keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta
mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional
Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum merupakan orang
yang memiliki kemampuan dan integritas profesional. Dalam pengambilan keputusan,
kepala sekolah mengimplementasikan proses bottom up secara demokratis, sehingga
semua pihak bertanggung jawab pada keputusan yang diambil beserta pelaksanaannya.
4. Tim Kerja Yang Kompak Dan Transparan
Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh
kinerja team yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam
pendidikan.
G. Komponen KTSP
1. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan
2. Struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan
3. Kalender pendidikan
4. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
H. Kelebihan KTSP
1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. Tidak
dapat diungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu
ialah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi
riil di lapangan, dan kurang menghargai atau meninjau potensi keunggulan local yang
ada bias dimunculkan sekolah didaerah atau provinsi.
2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan dan
dapat tercapainya pendidikan karakter.
3. KTSP sangat memungkinkan bagi tiap sekolah untuk mengembangkan mata pelajaran
tertentu bagi kebutuhan siswa
10
bias
11
19. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan
kemudahan belajar siswa.
I.
Kelemahan KTSP
1. Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan
pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan sekolah.
2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari
pelaksanaan KTSP .
3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsepnya,
penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan
4. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak
berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban mengajar 24 jam,
sebagai syarat sertifikasi guru untuk mendapatkan tunjangan profesi.
5. Pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreativitas guru.
6. Tidak tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap dan representatif juga merupakan
kendala yang banyak dijumpai di lapangan, banyak satuan pendidikan yang minim alat
peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang yang menjadi syarat utama pemberlakuan
KTSP.
7. Diperlukannya waktu yang cukup oleh pedidik dalam membina perkembangan peserta
didiknya,terutama peserta didik yang berkemampuan dibawah rata-rata. Kenyataan
membuktikan, kondisi sosial, ekonomi yang menghimpit kesejahteraan hidup para guru.
8. Kendala lain yang dialami guru adalah ketidakpahaman mengenai apa dan bagaimana
melakukan evaluasi dengan prtofolio. Karena ketidakpemahaman ini mereka kembali
kepada pola assessment lama dengan tes dan ulangan yang cognitive based semata.
J.
Implementasi KTSP
Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut kreatifitas dan kearifan
pendidik dalam menciptakan dan menambahkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana
yang diprogramkan secara efektif dan menyenangkan. Sehingga dalam implementasinya
seorang pendidik harus mampu:
1. Menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
2. Memiliki pendekatan yang tepat
3. Membentuk kompetensi peserta didik, meliputi:
a) Kegiatan awal/pembukaan seperti pembinaan keakraban dan pre-test
12
b) Kegiatan inti
c) Kegiatan akhir/penutup, dapat dilakukan dengan memberikan tugas dan pos-test.
4. Kriteria keberhasilan
5. Pengembangan organisasi dan manajemen pembelajaran
3. KURIKULUM 2013
Landasan yuridis yaitu dari PP 32 tahun 2013 tentang perubahan atas PP nomor 19 tahun
2005 tentang SNP
2.
Landasan psikologis, terdapat dua cabang ilmu psikologis yang berkaitan erat dalam
proses pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu
berkenaan dengan perkembangannya. Sedangkan psikologi belajar merupakan ilmu yang
mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar.
3.
Landasan konseptual, kurikulum dan pendidikan merupakan dua konsep yang harus
dipahami terlebih dahulu, seperti manusia sejak lahir telah mempunyai potensi dasar,
usaha agar mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, potensi tersebut
agar dapat dikembangkan sehingga mampu bertanggung jawab dalam potensi yang di
miliki dengan berpedoman kepada hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang
mempunyai beberapa karakter yang tertanam dalam dirinya selain kompetensi.
4.
Landasan filosofis, dapat membantu segala hal yang berhubungan dengan kurikulum
yang didasarkan kepada bagaimana sekolah dan kelas diorganisir.pentingnya filsafat
dapat menentukan keputusan-keputusan dalam sebuah kurikulum seperti: merumuskan
tujuan pendidikan, menyeleksi dan mengorganisasikan pengetahuan
13
Selain itu dalam penyusunan Pengembangan Kurikulum 2013 ini mengacu pada
peraturan-peraturan sebagai berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Standar
Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun
2013 Tentang Standar Proses
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun
2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun
2013 Tentang Penilaian
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun
2013 Tentang KD dan Kurikulum SD
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor71 Tahun
2013 Tentang Buku Teks Pelajaran
e) IPA
b) PPKn
c) IPS
g) Matematika
d) Bahasa Indonesia
f) Bahasa Inggris
b) PPKn
g) IPS
c) Bahasa Indonesia
d) Matematika
e) IPA
f) Bahasa Inggris
b) PPKn
g) Sejarah Indonesia
c) Bahasa Indonesia
d) Matematika
17
bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan
antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan
kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum
dikembangkan
dengan
memperhatikan
kepentingan
nasional
dan
I.
18
1.
Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam
kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses
pengembangan kurikulum 2013.
2.
Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum
2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih
diberlakukan.
3.
Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran
tersebut berbeda.
J.
3. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi pelaksanaan kurikulum diselenggarakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi
masalah pelaksanaan kurikulum dan membantu kepala sekolah dan guru menyelesaikan
masalah tersebut. Evaluasi dilakukan pada setiap satuan
pendidikan dan dilaksanakan pada satuan pendidikan di wilayah kota/kabupaten secara
rutin dan bergiliran.
19
KTSP
Kurang operasional
Lebih operasional
diberi
keleluasaan
untuk
mengembangkan kurikulum
20
Lebih relevan
KURIKULUM 2013
Mata pelajaran tertentu mendukung Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi
kompetensi tertentu
Mata pelajaran dirancang berdiri Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang
2
sendiri dan memiliki kompetensi lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh
dasar sendiri
Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain (sikap
mapel lain
Tiap mata
Tiap jenis konten pembelajaran terkait dan terpadu satu sama lainKonten ilmu
diajarkan terpisah
10
Indonesia
pengetahuan
Untuk SMA ada penjurusan sejak
kelas XI
carrier of knowledge
Tidak ada penjurusan SMA. Ada mata pelajaran
wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman
minat
SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang
sama terkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan
dan sikap.
Penjurusan di SMK tidak terlalu detil sampai bidang
studi,
didalamnya
terdapat
pengelompokkan
peminatan
21
1. KBK 2004:
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan
pembentuk Pengetahuan
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran
terpisah
Pengembangan kurikulum sampai pada silabus
Tematik Kelas I dan II (mengacu mapel)
2. KTSP 2006:
Pada KTSP, sekolah diberikan keleluasaan untuk mendelegasikan seluruh isi
kurikulum melihat karakter, dan potensi lokal, KTSP tetap menekankan kompetensi
akan tetapi lebih dikerucutkan lagi dalam operasional dan implementasinya di
sekolah.
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan
pembentuk Pengetahuan
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran
terpisah
Pengembangan kurikulum sampai pada komptensi dasar
Tematik Kelas I-III (mengacu mapel)
3. Kurikulum 2013:
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan masyarakat
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan
Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan
Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai
22
23
Daftar Pustaka
Mulyasa, Enco. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Rosada: Bandung.
Sanjaya Wina.2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Kencana Prenada Group: Jakarta.
Usman,
Sundari.
2014.
Perbedaan
KBK,
KTSP,
&
Kurikulum
2013.
dalam
https://www.academia.edu/9343784/Perbedaan_KBK_KTSP_and_Kurikulum_20
13?auto=download di unduh pada 4 November 2016
Yamin, Martinis, 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Gaung Persada: Jakarta.
24