Anda di halaman 1dari 14

RESUME TEORI AKUNTANSI

EXPENSE

Disusun oleh:

Kelompok 1
IRHAM MAULANA TSALITS
1511031139
MULYADI
1511031160
FARIZ MUHAMMAD HAIKAL
1511031136
ADITYA PRIANGGA
1511031117
MUSRIAL DONI
1511031149
ARNOLD RESTU
1511031155
SANI NURBANI
1511031141
KHAIRUR ICHSAN
1511031123
Mahasiswa Program S1 Akuntansi STAR
BPKP-ADB Batch II
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori
Akuntansi
Di Universitas Lampung
Tahun 2016

BAB 10 EXPENSE
A. Pengertian Beban
Pada Framework paragraf 70, beban adalah penurunan manfaat ekonomi
berbentuk outflow atau depletion (penggunaan) dari suatu asset, atau
terbentuknya liabilitas yang mengakibatkan berkurangnya equity selain
dikarenakan adanya distribusi untuk partisipasi dari banyak pihak di dalam
komponen ekuitas. Pada Framework juga menyatakan bahwa kerugian secara
nature tidak berbeda dengan beban - beban lainnya karena sama-sama
menurunkan manfaat ekonomi dari suatu aset, sehingga tidak diperlakukan
sebagai elemen terpisah. Entitas mencari perbedaan beban dan kerugian
dalam keterjadian dan aktivitas biasa yang terjadi di sisi luar dengan
mengkategorisasikan beberapa item sebagai abnormal atau extraordinary
dalam laporan laba rugi. Hal ini tidak diperbolehkan berdasarkan IAS
1/AASB 101 Presentation of Financial Statements paragraf 85.
Berdasarkan pendapat Henderson, Peirson, dan Brown, yaitu: Perbedaan
antara beban dan kerugian tidak terlalu bermanfaat menurut FASB. Hal
tersebut membutuhkan pertimbangan tentang transaksi apakah bagian dari
tujuan utama entitas yang sedang berjalan atau operasi pusat. Tidak harus
untuk membedakan antara beban dan kerugian memiliki keuntungan yang
jelas sehingga manajemen akan tidak mampu untuk memutuskan atas outflow
of assets adalah kerugian dan mengabaikannya dari penentuan laba operasi.
Perubahan pada Asset dan Kewajiban
Framework menyatakan bahwa terjadinya suatu beban akan berdampak
terhadap penurunan nilai dari suatu aset maupun peningkatan nilai dari suatu
kewajiban. Namun pendefinisian beban tersebut terlalu bersifat umum, pada
dasarnya akan lebih cocok untuk mengkorelasikan beban suatu perusahaan
dengan aktivitas penggunaan sumber dalam rangka mendukung kegiatan yang
membentuk profit.

Expenses and costs

Prinsip yang harus diingat dalam mendefinisikan expense adalah no cost, no


expense. Yakni ketika kita sebagai entitas tidak mengeluarkan biaya dalam
memperoleh suatu manfaat maka kita tidak perlu mengakui adanya expense
dari manfaat yang kita peroleh tersebut. Terkadang, expense didefinisikan
juga sebagai expired cost.
B. Pengakuan Beban
Kriteria dari pengakuan beban adalah sama dan konsisten dengan pengakuan
lainnya dalam elemen akuntansi. Beban dapat diakui ketika terdapat hal-hal
sebagai berikut:
a Terdapat kemungkinan terdapat pengeluaran atau aliran dari entitas atau ke
b

entitas di masa yang akan datang;


Terdapat biaya atau nilai yang bisa direalisasikan dan diukur seperti
kebijakan dan kenetralan dan kebebasan dari error serta bias dengan
perwakilan yang dapat dipercaya.

Pengurangan dari nilai ekonomis di masa depan juga berkaitan dengan


pengurangan aset atau penambahan kewajiban. Pengakuan beban juga
bergerak secara simultan dengan pengakuan penambahan kewajiban atau
pengurangan nilai aset.
C. Pengukuran Beban
Dalam mengukur beban dalarn satu periode akuntansi, dibutuhkan berbagai
keputusan atau pertimbangan untuk menentukan bagaimana beban tersebut
akan dialokasikan pada periode-periode selanjutnya yang menunjukkan
adanya pendapatan. Dalam hal tersebut, terdapat berbagai standar akuntansi
yang dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman. Misalnya. lAS 16/AASB
116 yang menyatakan bahwa nilai-nilai aset yang dapat di depresiasi dapat
diukur dengan beberapa cara setelah pengakuannya (seperti model biaya
perolehan atau model penilaian) dan beberapa pilihan alternatif untuk
depresiasi (seperti metode garis lurus. nilai menurun dan jumlah unit).
Sejalan dengan penilaian aktiva, biaya dapat diukur atas dasar jumlah rupiah
yangdigunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu,
pengukuran biaya dapat didasarkan pada:
Cost Historis

Cost historis merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yang


dikorbankan untuk memperoleh aktiva. Pengukuran beban atas dasar cost
historis dapat digunakan untuk jenis aktiva seperti gedung, peralatan, dan

sebagainya.
Cost Pengganti / Cost Masukan Terkini (Replacement Cost / Current
Input Cost)
Cost masukkan terkini menunjukkan jumlah rupiah harga penukaran
yang harus dikorbankan sekarang oleh suatu enitas untuk memperoleh
aktiva yang sejenis dalam kondisi yang sama. Contohnya. penilaian

untuk persediaan.
Setara Kas (Cash Equivalent)
Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisisasi dengan cara
menjual setiap jenis aktiva di pasar bebas datarn kondisi perusahaan
normal.

Meskipun pada prakteknya metode pengukuran yang masih banyak


digunakan adalah historical cost, namun dengan mulai diadopsinya IFRS di
Indonesia,

maka

pengukuran

yang

sesuai

standar

adalah

dengan

menggunakan metode fair value. Dengan demikian, untuk pencatatan beban


sebagai akibat dan depresiasi (penyusutan), nilai yang dicantumkan dalam
beban adalah nilai selisih antara nilai wajar dengan nilai buku (apabila nilai
wajar
1

Iebih

kecil

dan

nilai

bukunya).

Alokasi Beban
Salah satu cara untuk mengukur beban adalah dengan mengalokasikan
beban-beban tersebut ke periode-periode dimana beban tersebut
dinikmati,
biasanya

Hal
disebut

memperlakukan

dengan

Matching

ini
Concept.

Konsep

tersebut
cost

dengan mengalokasikan cost yang sudah kadaluarsa (beban) ke periodeperiode


dimana beban tersebut terjadi. Namun, pengalokasian tersebut hanya
bersifat
estimasi. Dalam akuntansi. pencocokan antara beban dan pendapatan
merupakan fungsi utama, namun hal tersebut tetap saja sulit untuk

dilakukan karena berhubungan dengan peniliaian akuntan tersebut.


Akuntan harus mengidentifikasi mana aset yang telah digunakan
(kadaluarsa) dan jumlah yang harus ditulis sebagai tandingan pendapatan
pada periode tersebut.
Matching Concept adalah hal yang paling penting dalam akuntansi biaya
historis. Cost yang sudah kadaluarsa akan menjadi beban dan disajikan
dalam
laporan laba rugi. sedangkan cost yang belum kadaluarsa akan dicatat
sebagai aset dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Untuk
mengatasi masalah penentuan dan pengukuran cost menjadi beban,
terdapat 3 metode dari matching cost yang sering digunakan, yaitu:
a. Hubungan Sebab dan Akibat
Penggunaan barang dan jasa oleh perusahaan harus menghasilkan
pendapatan pada periode tersebut. Hubungan antara beban dan
pendapatan

harus

merupakan

hubungan

sebab

akihat

pada

perusahaan tersebut. Maksudnya. pendapatan timbul karena adanya


outflow berupa beban. Dengan demikian pendapatan merupakan
akibat dan adanya beban. Sesuai dengan prinsip pengakuan
pendapatan. tidak ada cost penjualan jika tidak ada pendapatan.
Misalnya, pada perusahaan konstruksi yang menerima kontrak
jangka panjang. Perusahaan tidak akan mengakui biaya yang
dikeluarkan untuk membangun proyek dalam kontrak sebagai cost
ataupun beban sebelum pendapatan diakui. melainkan diakui sebagai
aset. Apabila pendapatan telah diakui maka cost atau beban pun akan
diakui. Namun dalam prakteknya hal tersebut susah untuk
dilaksanakan. Misalnya. pendapatan sebesar Rp 100.000 dihasilkan
dan beban Rp 60.000. Dan jumlah beban tersebut. Rp 15.000
merupakan beban gaji. Bila rnenggunakan konsep sebab akibat
beban berupa gaji sebesar Ri 15.000 tersebut dapal menghasilkan
pendapatan sebesar Rp 25.000 dan total pendapatan tersebut. Namun
pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat dinilai dan tidak dapat
dibuktikan secara pasti.
b. Alokasi yang Sistematis dan rasional

Tidak semua beban dapat dialokasikan dengan menggunaka konsep


sebab dan akibat. Sebagai salah satu alternatif, alokasi yang
sistematis dan rasional dapat digunakan. Tujuannya yaitu unluk
mengakui beban dalarn periode akuntansi dimana pada periode
tersebut beban itu dimanfaatkan atau telah kadaluarsa. Jadi. beban
dialokasikan pada periode dimana beban tersebut dikonsumsi, bukan
berdasar produk yang dihasilkan. Menurut lAS 16/AASB 116.
depresiasi adalah alokasi yang sistematis dan jumlah yang dapat
didepresiasi dan sebuah aset selama umur ekonomisnya. Depresiasi
merupakan salah satu contoh dan proses alokasi.
Namun masalahnya, apakah depresiasi merupakan suatu prosedur
atau kejadian yang sebenarnya/nyata? Telah diketahui sebelumnya
bahwa depresiasi merupakan kejadian moneter yang disebabkan oleh
kejadian flsik. Jadi depresiasi merupakan fenomena yang terjadi, dan
beban yang dicatat merupakan efek moneternya. Berbagai cara untuk
mengukur depresiasi dapat dipilih oleh akuntansi sesuai dengari
standar yang ditentukan. selama cara yang digunakan rasional dan
sistematik. maka cara tersebut dapat diterima. Satu kelemahan dan
alokasi cost adalah bergantung pada estimasi dan asumsi
penyusunnya yang mungkin bersifat subyektif.
Namun, alasan lain yang mendukung dasar alokasi ini yaitu:
Banyak jenis beban yang berkaitan secara tidak langsung
dengan pendapatan periode berjalan sehingga akan lebih tepat
jika dialokasikan berdasar periode yang menikmati beban

tersebut.
Dalam banyak hal, tidak mudah menghubungkan beban-beban
tertentu dengan pendapatan. Misalnya beban perawatan medis

pegawai.
Apabila terdapat beban yang tidak dapat dikaitkan dengan
manfaat

ekonomi

di

periode

berjalan

ataupun

periode

selanjutnya. maka tidak ada alasan penundaan pencatatan beban


tersebut.

Beban untuk kegiatan atau kejadian yang sifalnya normal dan


berulang

ulang

pengalokasian

serta
beban

jumlahnya
tersebut

relatif

konstan,

maka

tidak

menggambarkan

penandingan yang sempurna karena beban tersebut sebenarnya


berkaitan dengan periode sebelum atau sesudahnya. Namun hal

tersebut tidak mempengaruhi laba secara material.


Seringkali suatu beban terdiri dan berbagai komponen beban
lainnya (misalnya beban penjualan yang terdiri dan beban
angkut, potongan penjualan. dan lain-lain) dan sulit untuk
menelusuri dampak pendapatan dan masing-masing beban
tersebut. Namun pengalokasian beban tersebut pada periode

berjalan tetap harus dicatat.


c. Pengakuan Sesegera Mungkin
Merupakan konsep yang rnengakui dan mengukur cost yang
dikeluarkan sesegera mungkin sebagai beban karena tidak adanya
manfaat ekonomi yang dapat diukur secara reliabel. Contohnya yaitu
biaya ikian (advertising expenses) dan biaya penelitian (research
expenditure). Biaya iklan segera diakui sebagai beban karena
manfaat ekonomi dan pengeluaran tersebut tidak dapat diukur secara
reliabel. Meningkatnya konsumen yang membeli produk perusahaan
bisa saja berasal dan pengaruh iklan pada periode sebelumnya
sehingga efek keuntungan dan adanya iklan pada periode berjalan
tidak dapat diukur dengan andal.
Begitupula dengan biaya penelitian yang manfaat ekonominya juga
tidak dapat diukur secara reliabel. Berbeda dengan biaya
pengembangan (development expenditure) yang dapat diestimasi
nilai manfaat ekonominya sehingga dapat dikapitalisasi sebagai aset.
biaya penelitian belum tentu menghasilkan keuntungan di masa
mendatang sehingga tidak sesuai dengan kritera aset. Oleh karena ini
2

biaya iklan dan penelitian harus dicatat sebagai beban.


Kritik untuk Konsep Alokasi
Terdapat kritik pada praktik akuntansi saat ini yang sebagian besar
didasarkan pada alokasi. Menurut Thomas dalam hukum Teori Akuntansi

(Godfrey 1994) alokasi tersebut secara teoritis tidak tepat. Terdapat tiga
krtiteria untuk menyesuaikan alokasi yaitu :
Aditivitas
Apabila alokasi diambil dari total nilai, maka jumlah dan
pengalokasian tersebut harus sama dan total nilai sebelum alokasi.
tidak kurang tidak Iebih. Misalnya. alokasi beban penyusutan
kendaraan tiap tahun maka jumlah alokasi untuk setiap tahun

tersebut harus sama dengan nilal kendaraan sebelum alokasi.


Tidak ambigu
Pengalokasian harus dilakukan dengan cara yang jelas sesuai dengan

metode yang dipilih.


Pertahanan
Akuntan yang telah meinilih suatu metode akuntansi harus dapat
menyediakan

pernyataan

yang

meyakinkan

pilihannya

dan

mempertahankannya dan kemungkinan adanya metode alternatif


Iainnya.
Dan ketiga kriteria tersebut dalam praktik nyata hampir tidak mungkin
metode alokasi yang digunakan oleh perusahaan dapat memenuhi ketiga
kriteria tersebut. Seringkali perusahaan menggunakan metode yang
berbeda-beda sesuai dengan tujuan perusahaan.
Akuntan beranggapan bahwa konsep alokasi sangatlah penting. Hal
tersebut dikarenakan input yang diperoleh perusahaan dapal memberikan
manfaat ekonomi pada periode berjalan dan periode selanjutnya. Jadi,
konsep alokasi dibutuhkan untuk menunjukkan penggunaan input
tersebut pada periode berjalan.
Namun, dari alokasi tersebut akuntan tidak dapat menunjukkan aliran kas
atau pendapatan yang didapat oleh perusahaan. Misalnya. untuk alokasi
beban penyusutan kendaraan yang menunjukkan penggunaan kendaraan
sebesar alokasi tersebut selarna periode berjalan, Namun, tidak Lerdapat
bukti bahwa perusahaan mengkonsumsi kendaraan sebesar nilai alokasi
tersebut.
Selain itu, akuntan beranggapan laporan keuangan lehih berguna bagi
pembaca dengan adanya alokasi beban. Namun, pada kenyataannya

alokasi tersebut tidak mencerminkan nilai yang sebenarnya pada laporan


keuangan.
Pada kenyataannya penggunaan konsep alokasi pada umumnya untuk
menghindari beban yang timbul dan penggunaan jasa appraisal dalam
penyusunan laporan keuangan.
3

Dukungan untuk Konsep Alokasi


Salah satu alasan yang sangal kuat yang dapa mendukung metode alokasi
adalah objektifitasnya. Alokasi mernang merupakan jalan tengah yang
tidak mutlak benar. namun metode tersebut mengalokasikan nilai yang
memang terjadi (harga perolehan) ke dalam periode-periode yang
diestimasikan telah mengkonsumsi cost tersebut. Dengan demikian
meskipun prinsip alokasi cenderung masih menggunakan estimasi.
namun yang dialokasikan tetap berdasarkan transaksi yang memang
terjadi dan terdapat bukti transaksi yang rnenguatkan objektivitasnya.
Selain itu, metode alokasi juga merupakan salah satu jalan keluar untuk
cost-cost yang sulit untuk dicari pasarnya sehingga sangat sulit untuk
menggunakan nilai wajar (fair value).

D. Tantangan Bagi Para Pembuat Standar


Issues for Auditors
Auditor menghadapi isu seputar perbedaan antara biaya dan aset, periode di
mana beban diakui, dan pengukuran yang tepat dari biaya. Berikut beberapa
-

issues for auditor terkait expenses:


Praktek melebih-lebihkan biaya terkait dengan akuisisi dan restrukturisasi
yang dikenal sebagai big bath dan muncul practice akuntansi cookie
jar dengan memasukkan biaya untuk biaya masa depan perusahaan yang
diharapkan pada saat akuisisi. Praktek dari big bath and cookie-jar ini
melanggar prinsip-prinsip alokasi sistematis dan rasional biaya untuk
periode akuntansi.

Konsep-konsep seperti matching and conservatism tidak akan membantu

jika mereka mendistorsi informasi dan mengurangi utilitas.


Accounting Estimates, seperti penyisihan persediaan usang, jaminan,
kerugian tuntutan hukum. Accounting estimates berarti perkiraan jumlah
item dalam ketiadaan sarana yang tepat dalam measurement. Auditor harus
menguji asumsi dan proses yang digunakan oleh manajemen ketika
melakukan estimates dan mempertimbangkan apakah ada bukti lain untuk
mendukung kewajaran jumlah yang diklaim.
MATCHING (PENANDINGAN)
Laba (rugi) merupakan selisih antara pendapatan dan beban. Dasar akrual :
pendapatan dilaporkan dalam laporan laba rugi pada saat dimana pendapatan
itu dihasilkan. Konsep akuntansi yang mendukung pelaporan pendapatan dan
beban terkait pada periode yang sama disebut konsep penandingan (matching
concept).
Tugas untuk pembuat standar adalah membuat aturan agar laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi menyajikan informasi yang relevan dan
representatif. Dalam hal ini, konsep penandingan tidak dapat digunakan untuk
mengakui item-item pada laporan posisi keuangan yang tidak memenuhi
kriteriaaset dan kewajiban. Misalnya hal tersebut terjadi pada goodwill,
tenaga kerja, dan kekayaan intelektual
KONSERVATISME
Prinsip konservatisme didefinisikan sebagai prinsip kehati-hatian dalam
pelaporan keuangan dimana perusahaan tidak terburu-buru dalam mengakui
dan mengukur aktiva dan laba serta segera mengakui kerugian dan hutang
yang mempunyai kemungkinan yang terjadi.
Pada konsep konservatisme, terjadi asimetri informasi mengenai pengakuan
beban dan laba. Konsep ini mengharuskan untuk mengakui adanya beban
sesegera mungkin apabila ada kemungkinan beban tersebut akan terjadi.
Namun dalam prinsip ini pengakuan laba tidak akan dicatat hingga laba atau
pendapatan tersebut benar-benar terjadi. Konsep tersebut didasarkan oleh
asumsiskeptis akuntan atau kehati-hatian. Namun justru akhirnya konsep
tersebut menghasilkan informasi yang tidak relevan. Konsep konservatisme
9

ini tidak berfokus pada bukti transaksi, tetapi lebih pada ketakutan
menyajikan nilai bersihaset dan laba terlalu tinggi. Dengan demikian
informasi

yang

mengandung

penyimpangan

konservatisme

bukanlah

merupakan informasi yang netral. Oleh karena itu penyusun standar kini telah
merevisi peraturan dan menghilangkan konsep penandingan (matching
concept) dan konsep konservatisme ini.
Pertanyaan dan Jawaban
Soal 1
How is the cash outflow of an entity related to expenses ?
Menurut IAI (1994), beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal. Dalam pengertian itu dapat
dijelaskan bahwa arus kas keluar termasuk bentuk arus keluar dan akan menjadi
beban saat arus kas keluar tersebut dapat mengakibatkan penurunan ekuitas,
contohnya arus kas keluar untuk membayar gaji karyawan.

Soal 3
Apa perbedaan antara beban dan kerugian? Bagaimana framewok
mengaplikasikan beban dan kerugian?
Menurut AASB Framework paragraf 70, beban (expense) adalah penurunan
manfaat ekonomi pada periode akuntansi tertentu yang ditunjukkan dalam bentuk
kas keluar atau penyusutan dari suatu asset, atau munculnya kewajiban yang
mengakibatkan berkurangnya ekuitas, selain itu dikarenakan adanya distribusi
kepada pihak partisipan ekuitas.
Framework menyatakan bahwa terjadinya suatu expense akan berdampak
terhadap penurunan nilai dari suatu aset maupun peningkatan nilai dari suatu
liabilitas. Namun pendefinisian expense tersebut terlalu bersifat umum, pada
dasarnya akan lebih cocok untuk mengkorelasikan expense suatu perusahaan

10

dengan aktivitas penggunaan resource dalam rangka mendukung kegiatan yang


membentuk profit.
Sejumlah beban timbul dari aktivitas normal suatu perusahaan, misalnya, biaya
penjualan, gaji dan penyusutan. Beban teresbut biasanya berbentuk arus kas
keluar atau berkurangnya aset seperti kas dan setara kas, persediaan, properti,
pabrik dan peralatan (Framework, ayat 78).
Beban mencakup kerugian baik biaya yang timbul dari aktivitas normal suatu
entitas.

Kerugian

memungkinkan

timbul

dari

aktivitas

normal

entitas.

Bagaimanapun, framework menyatakan bahwa kerugian mewakili penurunan


manfaat ekonomi dan tidak berbeda dengan biaya lain yang timbul secara natural.
Sehingga framework beranggapan bahwa beban dan kerugian merupakan suatu
elemen yang tidak dapat dipisahkan (ayat 79).
Soal 4
Explain the connection between accruals and deferrals on the one hand and
the process of matching on the others. Give two example.
Teknik perbandingan (matching) merupakan sebuah upaya untuk mengurangi
biaya penggunaan aset dan jasa (beban) dengan pendapatan yang dihasilkan
(didukung) oleh kegiatan penggunaan (using up) aset atau jasa tersebut. Dapat
dikatakan bahwa matching merupajan upaya untuk mengasosiasikan operasi di
dunia nyata myang menambah atau menghasilkan beban dan pendapatan.
Pendapatan adalah arus masuk/peningkatan aset atau penurunan kewajiban.
Abstrak
Revenue:

Expense:

Peningkatan

kas

masuk

penggunaan

aset

atau

kewajiban.
Penurunan
kewajiban

aset

atau

Real-Word Operations
terhadap Produksi atau penjualan produk
penurunan pada periode berjalan

peningkatan Peningkatan penggunaan aset dan


pelayanan

dalam

meningjatkan

produksi atau aktivitas penjualan


Mengingat sejumlah pendapatan yang ditentukan oleh prinsip pengakuan
pendapatan, proses penandingan berfokus pada operasi using up yang membantu
menghasilkan pendapatan yang diakui pada periode berjalan. Dalam proses
matching, accruals mengacu pada aktivitas using up yang terjadi dalam periode
berjalan namun yang belum dicatat, terutama karena belum dibayar. Deferrals
11

mengacu pada aktivitas using up yang akan terjadi di masa depan, namun telah
dicatat sebagai aset terutama karena telah dibayar pada periode berjalan atau
periode sebelumnya.
Contoh dari accrued expense: Beban Bunga, Beban Sewa, Beban Gaji, Beban
Pajak.
Contoh dari deferred (prepaid) expense: Beban Bunga, Beban Asuransi, Beban
Sewa, Beban Gaji, Beban Pajak.
Soal 6
Sebutkan kelemahan dari metode sebab akibat (cause-and-effect)?
Secara tampilan, aturan sebab akibat terlihat masuk akal. Berdasarkan biaya yang
telah dikeluarkan, seharusnya dapat menghasilkan pendapatan. Tapi dalam hal ini
asosiasi sulit untuk membuktikan, meskipun mereka terlihat sangat sederhana.
Kritikus mengatakan bahwa dasar dari aturan ini adalah costs attach theory.
Ketika costs attach theory tidak dapat memverifikasi biaya yang telah dikeluarkan
terhadap pendapatan, maka tidak mengherankan bahwa hubungan sebab akibat
tidak dapat dikonfirmasi. Implikasi dari aturan ini adalah jumlah beban yang telah
dikeluarkan dapat dikaitkan dengan jumlah pendapatan yang diperoleh, namun
hampir semua kasus tidak dapat dibuktikan.
Soal 10
Determine whether an asset or expense should be charged for the following,
and state your reasons:
a. cost of removing two small machines to make way for a larger new
machine
b. cost of repairing a floor damaged when a new machine was dropped
while being unloaded
c. cost of a new calculator, $48
d. cost of major repairs to equipment. The need for repair was discovered
immediately after acquisition. There is no warranty on the equipment.

a. Aset, karena terdapat pemasangan mesin baru sehingga biaya yang ada
termasuk dalam nilai aset mesin baru tersebut.
12

b. beban, karena hal tersebut tidak termasuk biaya-biaya dalam pemasangan


mesin baru dan cenderung kepada kecelakaan yang menyebabkan
kerugian.
c. aset, karena pembelian kalkulator yang dapat dipergunakan sebagai aset
perusahaan.
d. aset, karena merupakan perbaikan mesin dari hasil akuisisi yang
dibutuhkan untuk dapat dipergunakan dengan semestinya atas mesti
tersebut.

13

Anda mungkin juga menyukai