TAK Stimulasi Sensori
TAK Stimulasi Sensori
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan
Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Alam Perasaan: Mania tepat pada
waktunya.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam penulisan makalah kami ini.
Kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan-kekurangan yang
perlu diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini, sehingga
makalah ini dapat bermanfaat seperti yang kami harapkan. sebagai akhir kata,
kami harapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................1
DAftar isi..................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................3
A.
Latar belakang...........................................................................................3
B.
Rumusan Masalah.....................................................................................4
C.
Tujuan........................................................................................................4
D.
Manfaat......................................................................................................5
E.
Metode Penulisan......................................................................................5
F.
Sistematika Penulisan...................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................6
A.
Landasan teori...........................................................................................6
B.
Tujuan........................................................................................................6
C.
D.
Pengorganisasian....................................................................................20
Role Play..................................................................................................22
BAB III...................................................................................................................27
PENUTUP.............................................................................................................27
A.
Simpulan..................................................................................................27
B.
Saran........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi
modalitas sebagai bentuk psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok klien
dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin dan diarahkan
seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang terlatih. Salah satu jenis
terapi aktivitas kelompok untuk klien gangguan interaksi sosial : menarik diri
adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori. Terapi aktivitas kelompok
stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua pancaindra (sensori)
agar memberi respon yang adekuat.(Kelliat B.A & Akemat,2004). Terapi ini
diberikan karena klien tidak mampu berespon dengan lingkungan sosialnya.
Rumah sakit jiwa Propinsi Bali merupakan pusat rujukan dalam
merawat klien dengan gangguan jiwa di Bali. Berdasarkan data yang
peneliti didapatkan di RS Jiwa Propinsi Bali, pada bulan Juli sampai dengan
Desember tahun 2008 rata-rata jumlah klien yang dirawat tiap bulan
sebanyak 274 orang. Dari jumlah tersebut 266 orang atau 97,1%
mengalami skizoprenia, dari 266 klien tersebut 52 orang atau 20%
mengalami kerusakan interaksi sosial.
Kerusakan
interaksi
sosial
merupakan
percobaan
untuk
berespon
dengan
lingkungan
sosialnya,
kondisi
ini
dapat
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana prinsip terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori
sebagai tindakan terapeutik asuhan keperawatan jiwa?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui prinsip terapi aktivitas kelompok: stimulasi
sensori sebagai tindakan terapeutik dalam asuhan keperawatan jiwa
D. MANFAAT
Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai prinsip
terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori sebagai tindakan terapeutik
dalam asuhan keperawatan jiwa
E. METODE PENULISAN
Makalah ini ditulis dengan teknik deskriptif kualitatif dimana datadata bersifat sekunder. Makalah ini ditunjang dari dari data-data studi
kepustakaan yaitu dari buku-buku literattur penunjang masalah yang
dibahas.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Metode Penulisan
F. Sistematika Penulisan
Bab II Pembahasan
Bab III Penutup
A. Simpulan
B. Saran
BAB II
PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
1. Terapi aktivitas kelompok : Stimulasi sensori adalah upaya untuk
menstimulasi semua pancaindera (sensori) agar memberi respon yang
adekuat (Keliat, 2009)
2. Terapi aktivitas kelompok:stimulasi sensori merupakan aktivitas yang
digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensori klien, kemudian
diobservasi reaksi sensori klien berupa ekspresi emosi atau perasaan
melalui gerakan tubuh, ekspresi muka, ucapan. Terapi aktivitas
kelompok untuk menstimulasi sensori pada penderita yang mengalami
kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan meliputi fasilitas
penggunaan pancaindera dan kemampuan mengekpresikan stimulus
baik dari internal maupun eksternal (Purwaningsih, 2009).
Jadi, terapi stimulasi sensori merupakan jenis terapi dengan
menstimulasi sensori klien untuk mendapatkan reaksi emosi atau
perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi, dan ucapan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
Tujuan umum klien dapat berespon terhadap stimulus pancaindera
yang diberikan
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan kemampuan sensoris
b. Meningkatkan uupaya meningkatkan pusat perhatian
c. Meningkatkan kesegaran jasmani
d. Mengekspresikan perasaan
3. Tujuan khusus berdasarkan jenis Terapi Stimulasi Sensori:
a. Klien mampu berespon terhadap suara yang didengar
b. Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat
c. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar.
Pengertian
TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara pada pasien
sehingga terjadi perubahan perilaku.
II.
Tujuan
1. Klien mampu mengenali musik yang didengar
2. Klien mempu memberii respon terhadap music
3. Klien mampu menceritakan perasannya setelh mendengarkan music
III.
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
IV. Alat
1. Tape recorder
2. Kaset lagu dangdut, slow music, rohani (religius)
V. Metode
1. Diskusi
2. Sharing persepsi
VI. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a) Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi menarik
diri, harga diri rendah dan tidak mau bicara
b) Mempersiakan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
b) Salam dari terapis kepada klien
c) Evaluasi atau validasi
d) Menanyakan perasaan klien saat ini
e) Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaiu mendengarkan music
Terapis menjelaskan aturan main berikut :
Jika ada klien yang ingin meningalkan kelompok, harus minta
3. Tahap kerja
klien
selesai
memperkenalkan
diri,
terapis
SESI 1:TAK
2.
3.
Memberii pendapat
tetang
music
yang
didengar
4.
Petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,
merespon, memberi pendapat, mennyampaikan perasaan tentang music
yang didengar () jika klien mampu dan tanda () jika klien tidak mampu
b) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 1, TAK
stimulasi sensori mendengar music. Klien mengikuti kegiatan sampai akhir
dan menggerakkan jari sesuai dengan irama music namun belum mampu
memberi pendapat dan perasaan tentang music. Latih klien untuk
mendengarkan music diruang rawat.
Sesi 2 : Menggambar
I.
Pengertian
TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus menggambar pada
pasien sehingga terrjadi perubahan perilaku.
II.
Tujuan
1. Klien dapat mengekspresikan perasaan melalui gambar
2. Klien dapat memberii makna gambar
III.
Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
IV. Alat
1. Kertas HV A
2. Pensil 2B (bila tersedia krayon juga dapat digunakan)
V. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi
VI. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
Terapis dan klien memakai papan nama
b) Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak
Terapis menjelaskan ktujuan kegiatan, yaitu menggambar
dan menceritakannya kepada orang lain
Terapis menjelaskan aturan main berikut
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,
3. Tahap kerja
a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
menggambar dan menceritakan hasil gambar kepada klien lain .
b) Terapis membagikan kertas dan pensil untuk tiap klien
c) Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan yang
diinginkan saat ini
d) Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling, dan
memberii penguatan kepada klien untuk terus menggambar.
Jangan mencela klien.
e) Setelah semua klien selesai menggambar, terapis meminta masingmasing klien untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar yang
telah dibuatnya pada klien lain. Yang harus diceritakan adalah
gambar apa dan apa makna gambar tersebut untuk klien.
f) Kegiatan point e dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.
g) Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak
klien lain bertepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a) Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b) Tindak lanjut
Trapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan
melalui gambar.
c) Kontrak yang akan datang
Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menonton TV.
Menyepakati waktu dan tempat.
5. Evaluasi dan Dokumentasi
a) Evaluasi
Evaluasi
dilakukan
saat
proses
TAK
berlangsung,
SESI 2: TAK
STIMULASI SENSORI MENGGAMBAR
KEMAMPUAN MEMBERI RESPON TERHADAP MENGGAMBAR
NAMA KLIEN
2.
3.
4.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,
menggambar, menyebutkan gambar dan menceritakan makna gambar.
Beri tanda () jika klien mampu dan tanda () jika klien tidak mampu
b) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK
pada catatan proses keperawatan tiap klien contoh : klien mengikuti
sesi 2 TAK stimulasi sensori menggambar. Klien mengikuti sampai
selesai. Klien mampu menggambar, menyebutkan nama gambar,
dan
menceritakan
makna
gambar.
Anjurkan
klien
untuk
Pengertian
TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara dan melihat pada
pasien sehingga terjadi perubahan perilaku
II.
Tujuan
1. Klien dapat memberii respons terhadap tontonan TV/Video (jika
menonton TV, acara tontonan hendaknya dipilih yang positif dan
III.
televise.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
IV. Alat
1. Video/CD player dan video tape/CD
2. Televise
V. Metode
Diskusi
VI. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang tlah mengikuti TAK sesi 2
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
Terapis dank lien memakai papan nama
b) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menonton
TV/video dan menceritakannya
Terapis menjelaskan aturan main berikut
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,
3. Tahap kerja
a) Terapus menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
menonton TV/video petikan film laskar pelangi dan menceritakan
makna yang telah ditonton.
b) Terapis memutar TV/VCD yang telah disiapkan.
c) Terapis mengobservasi klien selama menonton TV/video
d) Setelah menonton, masing-masing klien diberi kesempatan
menceritakan isi tontonan dan maknanya untuk kehidupan klien.
Berurutan searah jarum jam, dimulai dari klien yang ada disebelah
kiri terapis. Sampai semua klien mendapat giliran.
e) Setelah selesai klien menceritakan persepsinya, terapis mengajak
klien lain bertepuk tangan dan memberiikan pujian.
4. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok
b) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menonton acara TV yang baik
c) Kontrak yang akan datang
Menyepakati TAK yang akan dating sesuai dengan indikasi
klien
Menyepakati waktu dan tempat
5. Evaluasi dan Dokumentasi
a) Evaluasi
Evaluasi
dilakukan
saat
proses
TAK
berlangsung,
SESI 3: TAK
NAMA KLIEN
2.
Memberi
respon
pada
saat
menonton
4.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,
berespon, menceritakan, dan menyampaikan perasaan saat menonton.
Beri tanda () jika klien mampu dan tanda () jika klien tidak mampu
b) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK
pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contohnya : klien
mengikuti sesi 3 TAK stimulasi sensori menonton. Klien mengikuti
kegiatan sampai selesai, ekspresi datar, dan tanpa respon, klien
tidak dapat menceritakan isi tontonan dan perasaannya. Tingkatkan
stimulus diruangan, ulang kembali dengan stimulus yang berbeda.
A. PENGORGANISASIAN
Terapis
Leadear
: Ditya Prayanto
Co Leader
Observer
Fasilitator
: Agung Andika
Agus Mahardika
Pasien
: Jaya Semara
Wahyu Mahudara
dan
memfasilitasi
anggota
untuk
B. ROLE PLAY
Di sebuah ruangan pertemuan RSJ Bangli, akan
dilakukan terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori. Di RSJ Bangli
di ruangan perawat, para perawat berdiskusi untuk menentukan
terapi aktivitas kelompok yang akan dilakukan pada klien. Terapi
yang selanjutnya adalah terapi menggambar. Sebelumnya terapi
mendengar music yang merupakan sesi 1 dari terapi stimulasi
sensori yang sudah dilaksanakan.
Dan..di suatu pagi.
Leader
:
Selamat pagi teman-teman?
F dan O
:
Selamat pagi Pak.
Leader
:
Seperti yang telah kita rencanakan,
kita
akan
kurang
maksimal,
diputar.
Tapi, di akhir kegiatan mereka cukup kooperatif.
Leader
:
:
Fasilitator
Leader
Fasilitator 1
Klien 1
mau.
Ayo Pak sekarang kita ke ruang pertemuan.
: Oke2 (senyum-senyum kegirangan)
Dan.. hal serupa juga terjadi di ruang Dharmawangsa
menggambar dulu.
saya tidak ingat? Kita mau menggambar di ruang
pertemuan
Fasilitator 2
kan?
Ayo
kita
terbang
kesana
sekarang..
Iya, tapi saya tidak bisa terbang, tapi kita bisa
berangkat sama-sama
Beberapa detik kemudian.
Fasilitator 2 :
Bagaimana bapak, coba lihat kaki Bapak ada dimana?
Menyentuh tanah bukan? Itu artinya Bapak tidak
Klien 2
pertemuan
Baik Bapak selamat pagi, sudah tahu rupanya ya kita
sekarang akan melakukan kegiatan menggambar.
Nanti kegiatan ini akan kita laksanakan selama 45
menit. Kegiatan ini akan membantu Bapak untuk
melatih ekspresi dan emosi Bapak. Nanti saya
perawat Ditya dan
:
:
:
:
perawat Ryan?
Tentu saja..
saya yang paling ganteng disini tau suster!!!!!
Oh iya.Bapak yang paling ganteng di sini.
Sudah-sudah, sekarang kita mulai saja ya Bapak,
menggambarnya.
Kegiatan
menggambar
akan
dimulai
Fasilitator
membagikan kertas dan pensil kepada klien dan mereka semua pun
duduk membentuk lingkaran.
Leader
Klien 1
Fasilitaor 1
:
:
sebelumnya?
Pisau kok di bilang pensil..
Bapak ini bukan pisau Pak, ini pensil
Coba deh sekarang kalau ini ini pisau bisa gak dipakai
Klien 1
Fasilitator 1
Klien 1
Fasilitator 1
Leader
:
:
:
:
:
untuk memotong/?
Mencoba memotong kertas memakai ini.!
Gimana, tidak bisa kan Pak
Oh iya ya Berarti ini pensil ya suster.
Iya tentu itu pensil
Baiklah..sekarang
kita
mulai
saya
menggambarnya. Bapak boleh
menggambar
ya
apa
:
:
Leader
:
:
Klien 1
Leader
Klien 1
bu.Pacar
saya
sangat
disayanginya.)
Bapak Agung.. gambarnya sudah bagus sekali, ayo
kita beri tepuk tangan
WahBapak menggambar
Klien 2
pesawat
Leader
terbang,
pesawat
gambar
ini
:
Kenapa Bapak berkata seperti itu?
Klien 2 merenung sejenak, kemudian pelan-pelan ia mulai
ketidakmampuan ekonomi.
Klien 2
:
Dulu saya mahasiswa jurusan penerbangan. Waktu
itu, 6 bulan lagi saya akan lulus
kuliah
Cita-cita
bukan
video
Terima kasih
menggambar, melainkan
menonton
atas kesediaan
sekalian
Bapak
Selamat pagi.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Terapi aktivitas kelompok merupakan timulasi sensori adalah upaya
untuk menstimulasi semua pancaindera (sensoori) agar member respon
yang adekuat. Tujuannya adalah agar klien dapat berespon terhadap
stimulus pancaindera yang diberikan. Aktivitas Stimulasi sensori dapat
berupa stimulus terhadap penglihatan, pendengaran dan lain-lain, seperti
gambar, video, tarian, dan nyanyian. Klien yang mempunyai indikasi TAKStimulasi Sensori adalah klien isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah
yang disertai dengan kurang komunikasi verbal.
B. SARAN
Terapi aktivitas kelompok sudah sepantasnya masuk dalam standar
asuhan keperawatan jiwa dan menjadi integral dalam standar assuhan
keperawatan jiwa khususnya pada tindakan keperawatan jiwa yang
diberikan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa utamanya di
ruang rawat inap rumah sakit jiwa. Dengan demikian menjadi kewajiban
perawat untuk memberikan terapi aktivitas kelompok secara rutin sesuai
dengan kebutuhan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa dan
menjadikannya sebagai bagian dari budaya profesional sehingga dapat
meningkatkan citra dan mutu pelayanan keperawatan jiwa bagi pasien dan
keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat,Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakara:
EGC
Purwaningsih, Wahyu. 2009. Asuhan Keerawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Riyadi, Sujono. 2009. Asuhan Keeperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu
Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Arifin, Yasir. 2009. Terapi Kelompok. 23 Mei 2009. Arifin Yasir: Blog (Diakses 28 April
2012).
http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/05/terapi-
kelompok.html
Candra et al. n.d. Eksistensi Terapi Aktivitas Kelompok dalam Tindakan
Keperawatan Jiwa.
(Diakses
28
April
2012).
http://kumpulanmaterikeperawatan.blogspot.com/2011/05/laporanterapi-aktivitas kelompok.html