Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN

PELATIHAN PEMBERDAYAAN ORGANISASI WANITA


DALAM UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH KEP,
ANEMIA DAN KEK

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI D-IV GIZI ALIH JENJANG
JURUSAN GIZI
2016
i

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan sebagai hak dasar setiap warga negara Indonesia yang
tercantum dalam UUD 1945 pasal 28H dan 34 menuntut upaya strategis seluruh
stakeholder untuk mewujudkan pemenuhannya yang merupakan salah satu Hak
Asasi Manusia (HAM) tersebut. Selaras dengan dasar hukum tersebut, WHO
(World Health Organization) melalui Target Pembangunan berkelanjutan
(Sustuinable Development Goals) tahun 2030 dengan tujuh belas target yang
empat diantaranya berkaitan langsung dengan sektor kesehatan.
Jauh sebelum munculnya kesepakatan pembangunan berkelanjutan
(SDGs), muncul program pembangunan nasional yang merujuk pada agenda
internasional yaitu Millenium Development Goals (MGDs) yang telah berkahir
sejak tahun 2015. Namun, beberapa target kesehatan dalam program pembangunan
ini tidak tercapai di Indonesia. Salah satu yang menjadi kendala belum tercapainya
yaitu masalah kesehatan ibu dan anak yang tidak kunjung terselesaikan.
Di Indonesia masalah kesehatan ibu menjadi masalah yang belum
kunjung selesai. Salah satu masalah kesehatan pada ibu diantaranya anemia pada
ibu hamil. Menurut data Riskesdas 2013 secara nasional masih terdapat 37,1% ibu
hamil menderita anemia dan 22,7% WUS yang menderita anemia. Sedangkan hasil
Riskesdas tahun 2013 untuk Provinsi DIY diperoleh balita KEP sebesar 16,2 %
(BB/U), balita pendek 27,3 % (TB/U) dan balita kurus 9,4 % (BB/TB). Masalah
ibu hamil (15-49 tahun) yang menderita KEK dengan LILA < 23,5 cm sebesar
22,6 % dan WUS (15-49 tahun) tidak hamil yang menderita KEK sebesar 20,8%.
Masalah anemia pada ibu hamil sebesar 17,6 %. Proporsi bayi lahir pendek (< 48
cm) sebesar 28,7% dan bayi lahir BBLR sebesar 6,2%.
Kecamatan Srandakan merupakan salah satu wilayah administratif
Kabupaten Bantul. Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) pada tahun
2014 di Kecamatan Srandakan dengan indikator BB/U diperoleh data balita status
1

gizi buruk 0,41 %, kurang 1,6%, baik 93,9% dan lebih 4,1%. Dengan indikator
TB/U terdapat balita dengan status gizi sangat pendek 0,26%, pendek 1,44% dan
normal 98,3%. Sedangkan dengan indikator BB/TB terdapat balita dengan status
gizi kurus 0,82% normal 95,98% dan gemuk 3,19%. Prevalensi ibu hamil KEK
15.72 % dan anemia gizi besi 28,06 %. Dampak yang timbul dari masalah Anemia
dan KEK tersebut adalah adanya kasus kematian bayi selama tahun 2014 sebanyak
7 balita dengan penyebab kematian adanya penyakit penyerta dan kelahiran BBLR
sebesar 0,7%.
Anemia

berpengaruh

terhadap kemampuan

mental

dan

fisik

seseorang. Remaja puteri yang menderita anemia mengalami penurunan


memori,

kurang

teliti dalam ujian akademik, sehingga mempunyai prestasi

belajar yang lebih rendah dari rekannya yang non anemia. Remaja putri sebagai
calon ibu yang akan melahirkan generasi penerus bangsa. Konsekwensi logis
dari tingginya masalah anemia gizi besi adalah penurunan kualitas sumber
daya manusia Indonesia.
Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi
masalah anemia ibu hamil antara lain pemberian tablet tambah darah dan
pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil. Namun, upaya-upaya tersebut
masih belum optimal dan menemui hambatan serta kelemahan-kelemahan.
Pemberian tablet tambah darah sering tidak dikonsumsi oleh ibu hamil dengan
berbagai alasan, karena rasanya amis, menyebabkan mual dan lupa mengkonsumsi
. Pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil yang tidak sesuai dengan
kebutuhannya. Menurut Arisman (2007), Penolakan tersebut sebenarnya
berpangkal dari ketidaktahuan mereka bahwa selama kehamilan mereka
membuthkan tambahan zat besi.
Berbagai macam program perbaikan gizi dilaksanakan pemerintah
pemerintah, akan tetapi kasus anemia masih banyak ditemukan di masyarakat.
Adanya fakta masih banyak ditemukan masalah gizi di masyarakat, menunjukkan
bahwa program pemerintah untuk menanggulangi masalah gizi di masyarakat
belum berhasil dengan optimal. Hal ini terjadi karena ada sebagian masyarakat
2

yang menganggap upaya penanggulangan masalah gizi menjadi tanggung jawab


pemerintah.
Keberdayaan dan kesadaran masyarakat dalam menanggulangi masalah
anemia masih rendah terutama dari remaja. Pemberdayaan masyarakat dan
pemanfaatan sumber daya masyarakat untuk menanggulangi masalah anemia
masih belum optimal (Waryana, 2011). Selama ini peran dari remaja dalam
kegiatan aksi sosial masih kurang. Hal itu terlihat dari masih kurangnya partisipasi
atau keikutsertaan dari remaja dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di lingkungan
baik dalam bentuk kegiatan gotong royong maupun ikut serta dalam kegiatan
promosi keshatan.
Oleh sebab itu dalam pencegahan dan penanggunalangan masalah anemia
perlu strategi upaya pencegahan sehingga dapat diperoleh hasil yang efektif dann
efisien. Hal ini menuntut konsekuensi bahwa aspek pemberdayaan masyarakat
menjadi tumpuan upaya mengatasi masalah anemia. Remaja harus diperhatikan
dan menjadi sasaran program perbaikan gizi.
Program penanggulangan anemia harus melibatkan masyarakat sejak
identifikasi masalah, mengenal potensi sumberdaya lokal, pelaksanaan program,
pemantauan, penilaian hasil kegiatan. Perlu upaya untuk memberdayakan
masyarakat agar mampu mengatasi masalah anemia secara mandiri. Masyarakat
harus difasilitasi dan dibina agar dapat melakukan identifikasi masalah, mengenal
potensi sumberdaya lokal, dan memanfaatkan potensi bahan pangan lokal untuk
memperbaiki konsumsi pangan. Para remaja harus diberdayakan menjadi sasaran
sekaligus pelaksana upaya perbaikan gizi masyarakat.
Melihat berbagai kondisi yang telah dijelaskan diatas, mahasiswa program
studi D-IV Alih Jenjang jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta akan
mengadakan pelatihan, agar tercapainya keberhasilan dalam suatu upaya
penanggulangan masalah anemia berbasis pemberdayaan masyarakat.

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
3

Meningkatkan kemampuan dan

keterampilan kader remaja tentang upaya

penanggulangan masalah anemia berbasis pemberdayaan masyarakat.


2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan kader remaja

tentang

pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan anemia.


b. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan kader remaja tentang
langkah-langkah kegiatan penanggulangan anemia.
c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan kader remaja tentang teknik
pendampingan keluarga kasus anemia.
C. Sasaran
Remaja di Dusun Bendo Desa Trimurti Kecamatan Srandakan dengan target
peserta sebanyak 20 orang.
D. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Pelatihan ini dilaksanakan pada :
1. Hari / Tanggal : Minggu, 27 Nopember 2016
2. Waktu
: 08.00 13.00 WIB
3. Tempat
: Rumah Dukuh Dusun Bendo Desa Trimurti Srandakan
4. Acara
: Pelatihan Organisasi Wanita di Dusun Bendo

E. Materi
1. Konsep pemberdayaan masyarakat dalam menaggulangi masalah KEP,
Anemia dan KEK
2. Langkah-langkah kegiatan penanggulangan anemia berbasis pemberdayaan
masyarakat.
3. Teknik penampingan keluarga kasus KEP, Anemia dan KEK
(Ketiga materi yang akan disampaikan terlampir)
F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Praktek
G. Narasumber
1. Heni Dawati
2. Harfi Gatra Wicaksono
4

3. Izzuddien Sobri
H. Perlengkapan
1. LCD
2. Laptop
3. Buku pedoman
4. Form identifikasi masalah gizi
5. Form hasil pemantauan kadar Hb
I. Susunan Panitia
Penanggung Jawab
Pembimbing
Panitia pelaksana
Ketua

: Tjarono Sari, SKM.M.Kes


: Dr.Waryana, SKM, M.Kes
: Heni Dawati

Sekertaris

: Lilis Setya Ningsih

Bendahara
Sie Konsumsi
Sie Perkap
Sie Dokumentasi
Sie Acara
Narasumber

: Arum Dyah Ratnasari


: Heni Dawati
: Harfi Gatra Wicaksono
: Sigit Jatmika
: Izzuddien Sobri
: Harfi Gatra Wicaksono
Heni Dawati
Izzuddien Sobri

J. Rencana Anggaran
No Rincian
Kesekertariatan
Pembuatan proposal
Surat menyurat
1
ATK
Penggandaan materi
Buku pedoman
Konsumsi
Snack
Makan siang
2
Konsumsi panitia
Snack
Makan siang
3
Transport peserta

Satuan

Harga (Rp)

1 paket
1 paket
1paket
1 paket
1 Paket

15.000
10.000
30.000
50.000
200.000

30 orang
30 orang

5.000
10.000

8 orang
8 orang
20 orang

5.000
10.000

Total
5

15.000

Jumlah (Rp)

305.000

450.000
120.000
300.000
Rp. 1.175.000

K. Jadwal Pelatihan
secara rinci jadwal pelatihan yang akan dilaksankan sebagai berikut:
Waktu

Acara

07.30 - 08.00

Registrasi

08.00 08.05

Pembukaan

08.05 08.30

Sambutan - sambutan

08.30 09.00

10.00 11.30

Pre test
Penyampaian Materi Konsep
pemberdayaan
masyarakat
dalam menaggulangi masalah
KEP, Anemia dan KEK
Penyampaian
materi
Langkah-langkah
kegiatan
penanggulangan
anemia
berbasis
pemberdayaan
masyarakat
Penyampaian materi Teknik
penampingan keluarga kasus
anemia

11.30 12.00

Post Test

12.00 12.15

Penutupan

09.00 09.30

09.30 10.00

PJ
Heni Dawati
DR. Waryana, M.Kes
Harfi Gatra Wicaksono
Izzuddien Sobri
Harfi Gatra Wicaksono

Izzuddien Sobri

Heni Dawati
Harfi Gatra Wicaksono

BAB II
PENUTUP

Demikian kerangka acuan kegiatan ini kami buat, segala bantuan dan
dukungan, baik dalam bentuk moril maupun materil, sangat kami harapkan demi
suksesnya kegiatan ini. Kami juga terbuka untuk menerima segala saran dan kritik
yang membangun sehingga dapat memperlancar jalannya kegiatan. Semoga kegiatan
yang akan kami laksanakan nantinya dapat berjalan dengan lancar. Atas perhatian dan
kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami

Panitia Pelaksana

LEMBAR PENGESAHAN

Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes

Dosen Pengampu

Yogyakarta

Tjarono Sari, SKM, M.Kes

Dr.Waryana,SKM, M.Kes

NIP. 196102031985012001

NIP. 196408071984021001

Anda mungkin juga menyukai