Anda di halaman 1dari 6

Zona Gempa Di Indonesia :

A. Berdasarkan SNI-1726-2002 STANDAR PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA UNTUK


STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
Peta Wilayah Gempa Indonesia yang dimuat dalam pasal ini adalah hasil analisis
probabilistik bahaya gempa (probabilistic seismic hazard analysis) yang telah dilakukan untuk
seluruh wilayah Indonesia berdasarkan data seismotektonik mutakhir yang tersedia saat ini.
Data masukan untuk analisis ini adalah lokasi sumber gempanya, distribusi magnitudo gempa
di daerah sumber gempa, fungsi atenuasi yang memberi hubungan antara gerakan tanah
setempat, magnitudo gempa di sumber gempa dan jarak dari tempat yang ditinjau sampai
sumber gempa, magnitudo minimum dan maksimum serta frikuensi kejadian gempa per tahun
di daerah sumber gempa, dan model matematik kejadian gempa.
Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 Wilayah Gempa di mana Wilayah Gempa 1 adalah
wilayah dengan kegempaan paling rendah dan Wilayah Gempa 6 dengan kegempaan paling
tinggi. Pembagian Wilayah Gempa ini, didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar akibat
pengaruh Gempa Rencana dengan perioda ulang 500 tahun. Selain itu percepatan puncak muka
tanah yang menjadi dasar penentuan wilayah gempa untuk masing-masing Wilayah Gempa dan
untuk masing-masing jenis tanah ditetapkan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Percepatan Puncak Batuan dasar dan percepatan puncak muka tanah untuk masingmasing Wilayah Gempa

Gambar 1
Jika didasarkan pada jenis tanah maka masing masing wilayah gempa memiliki spectrum
respon gempa seperti ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2
Untuk masing-masing Wilayah Gempa ditetapkan pula Spektrum Respons Gempa Rencana
C-T seperti ditunjukkan dalam Gambar 2. Dalam gambar tersebut C adalah Faktor Respons Gempa
dinyatakan dalam percepatan gravitasi dan T adalah waktu getar alami struktur gedung dinyatakan
dalam detik. Untuk T = 0 nilai C tersebut menjadi sama dengan Ao, di mana Ao merupakan
percepatan puncak muka tanah menurut Tabel 1.
Untuk masing-masing Wilayah Gempa ditetapkan Spektrum Respons Gempa Rencana C-T seperti
ditunjukkan dalam Gambar 1. Dalam gambar tersebut C adalah Faktor Respons Gempa dinyatakan
dalam percepatan gravitasi dan T adalah waktu getar alami struktur gedung dinyatakan dalam detik.
Untuk T = 0 nilai C tersebut menjadi sama dengan Ao, di mana Ao merupakan percepatan puncak
muka tanah menurut Tabel 1.

B. Berdasarkan SNI-1726-2012 TATA CARA PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA


UNTUK STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG DAN NON GEDUNG

Penetapan Wilayah gempa yang dijelaskan pada SNI 2002 berbeda dengan yang tersirat
pada SNI 2012. Dalam SNI 2002 respon spektra yang berada pada suatu zona yang sama
dianggap tidak memiliki perbedaan sedangkan pada SNI 2012 tiap lokasi dengan koordinat
lintang bujurnya memiliki respon spektra yang berbeda. Parameter respon spektra ini
berlandaskan pada kelas situs. Kelas situs sendiri ditentukan oleh karakteristik tanah di tiap-tiap
lokasi yang berbeda.
Berdasarkan sifat-sifat tanah pada situs, maka situs harus diklarifikasi sebagai kelas situs
SA, SB, SC, SD, SE, atau SF yang mengikuti Tabel klasifikasi Situs. Bila sifat tanah tidak
teridentifikasi secara jelas sehingga tidak bisa ditentukan kelas situs-nya,maka kelas situs SE
dapat digunakan kecuali jika pemerintah/dinas yang berwenang memiliki data geoteknik yang
dapat menentukan kelas situs SF.

Untuk penentuan respon spektral percepatan gempa MCE R di permukaan tanah,


diperlukan suatu faktor amplifikasi seismik dengan perioda 0,2 detik dan perioda 1 detik.
Faktor amplifikasi meliputi faktor amplifikasi akibat getaran terkait percepatan pada getaran

periode pendek

F
( a)

dan faktor amplifikasi terkait percepatan yang mewakili getaran

perioda 1 detik

F
( v ) . Parameter spektrum repons percepatan pada periode pendek

S
S
( MS) dan periode 1 detik ( M 1) yang disesuaikan dengan perumusan berikut :

F
Koefisien situs ( a)

F
( v ) mengikuti tabel berikut ini
dan

Parameter percepatan spectral desain untuk perioda pendek, S DS dan perioda 1 detik, SD1,
harus ditentukan melalui perumusan berikut ini :

Anda mungkin juga menyukai