Anda di halaman 1dari 12

Rule of Law dan Negara Hukum

A. Pengertian Rule of Law dan Negara Hukum


Rule of law merupakan suatu legalisme hukum yang mengandung gagasan bahwa
keadilan dapat dilayani melalui pembuatan system peraturan dan prosedur yang objektif,
tidak memihak, tidak personal dan otonom
Rule of law adalah konsep tentang common law yaitu seluruh aspek negara
menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun diatas prinsip keadilan dan egalitarian.
Rule of law adalah rule by the law bukan rule by the man.
Keadilan harus berlaku untuk setiap orang, oleh karena itu lahirlah doktrin Rule
Of Law. Menurut (Fried Man,1959) Rule of law merupakan doktrin dengan semangat dan
idealisme keadilan yang tinggi. Rule of law dibedakan antara :
1. Pengertian formal (in the formal sence) yaitu organized public power atau kekuasaan umum
yang terorganisasikan, misalnya negara
2. Pengertian hakiki (ideological sense) erat hubungannya dengan menegakkan rule of
law karena menyangkut ukuran-ukuran tentang hukum yang baik & buruk.
Namun diakui bahwa sulit untuk memberikan pengertian Rule of law, tapi pada
intinya tetap sama, bahwa Rule of law harus menjamin apa yang diperoleh masyarakat atau
bangsa yang bersangkutan dipandang sebagai keadilan, khususnya keadilan sosial (Sunarjati
Hartono,1982).
Rule Of Law sebagai suatu institusi sosial yang memiliki struktur sosial sendiri dan
memperakar budaya sendiri (Satjipto Raharjo ; 2003). Rule Of Law tumbuh dan berkembang
ratusan tahun seiring dengan pertumbuhan masyarakat Eropa, sehingga memperakar sosial
dan budaya eropa, bukan institusi netral.
Menurut Philipus M.Hadjon, bahwa negara hukum yang menurut istilah bahasa
Belanda rechtsstaat lahir dari suatu perjuangan menentang absolutisme, yaitu dari kekuasaan
raja yang sewenang-wenang untuk mewujudkan negara yang didasarkan pada suatu peraturan
perundang-undanagan. Oleh karena itu dalam proses perkembangannyarechtsstaat itu lebih
memiliki ciri yang revolusioner.
Menurut Friederich J.Stahl, terdapat 4 unsur pokok untuk berdirinya satu rechstaat,
yaitu :
1. Hak-hak manusia
2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan
4. Peradilan administrasi dalam perselisihan
Gerakan masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan raja maupun penyelenggara
negara harus dibatasi dan diatur melalui suatu peraturan perundang-undangan, dan
pelaksanaan dalam hubungannya dengan segala peraturan perundang-undangan itulah yang
sering diistilahkan dengan Rule Of Law.
Pengertian Rule Of Law berdasarkan subtansiatau isinya sangat berkaitan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu negara. Konsekuensinya setiap
negara akan mengatakan mendasarkan pada Rule Of Law dalam kehidupan negaranya,
meskipun negara tersebut adalah negara otoriter. Atas dasar alasan ini maka diakui bahwa
sulit menentukan pengertian Rule Of Law secara universal, karena setiap masyarakat
melahirkan pengertian yang berbeda-beda. Dalam hubungan ini maka Rule Of Law dalam hal
munculnya bersifat endogen, artinya muncul dan berkembang dari suatu masyarakat tertentu.
1. Prinsip-Prinsip Rule Of Law

Prinsip-prinsip secara formal (in the formal sense) Rule Of Law tertera dalam
UUD 1945 dan pasal-pasal UUD negara RI tahun 1945. Inti dari Rule Of Law adalah jaminan
adanya keadilan bagi masyarakatnya, khususnya keadilan sosial.
Prinsip-prinsip Rule of Law Secara Formal (UUD 1945)
1. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1: 3)
2. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu tanpa kecuali (pasal 27:1)
3. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian
hukum
yang adil serta perlakuan sama di hadapan hukum (pasal 28 D:1)
4. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan
layak dalam hubungan kerja ( pasal 28 D: 2)
Prinsip-prinsip Rule of Law secara Materiil / Hakiki :
a. Berkaitan erat dengan the enforcement of the Rule of Law
b. Keberhasilan the enforcement of the rule of law tergantung pada kepribadian nasional
masing-masing bangsa (Sunarjati Hartono, 1982)
c. Rule of law mempunyai akar sosial dan akar budaya Eropa (Satdjipto Rahardjo, 2003)
d. Rule of law juga merupakan suatu legalisme, aliran pemikiran hukum,
mengandung wawasansosial, gagasan tentang hubungan antarmanusia, masyarakat dan
negara.
e. Rule of law merupakan suatu legalisme liberal (Satdjipto Rahardjo, 2003).

1.
2.
3.

1.
2.
3.

Menurut Albert Venn Dicey dalam Introduction to the Law of the Constitution,
memperkenalkan istilah the Rule Of Law yang secara sederhana diartikan sebagai suatu
keteraturan hukum.
Menurut Dicey terdapat 3 unsur yang fundamental dalam Rule Of Law, yaitu :
Supremasi aturan-aturan hukum
Kedudukan yang sama dimuka hukum
Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh Undang-undang serta keputusan pengadilan.
Suatu hal yang harus diperhatikan bahwa dalam hubungan dengan negara hanya
berdasarkan prinsip tersebut, maka negara terbatas dalam pengertian negara hukum formal,
yaitu negara tidak bersifat proaktif melainkan pasif. Sikap negara yang demikian ini
dikarenakan negara hanya menjalankan dan taat pada apa yang termaktub dalam konstitusi
semata.
Dalam hubungan negara hukum organisasi pakar hukum internasional, International
Comission of Jurists (ICJ), secara intens melakukan kajian terhadap konsep negara hukum
dan unsur-unsur esensial yang terkandung didalamnya.
Secara praktis, pertemuan ICJ di Bangkok tahun 1965 semakin menguatkan
posisiRule Of Law dalam kehidupan bernegara. Selain itu melalui pertermuan tersebut telah
digariskan bahwa disamping hak-hak politik bagi rakyat harus diakui pula adanya hak-hak
sosial dan ekonomi, sehingga perlu dibentuk standar-standar sosial ekonomi. Komisi ini
merumuskan syarat-syarat pemerintahan yang demokratis dibawah Rule Of Law yang
dinamis, yaitu :
Perlindungan konstitusional
Lembaga kehakiman yang bebas dan tidak memihak
Pemilihan umum yang bebas

4. Kebebasan menyatakan pendapat


5. Kebebasan berserikat/berorganisasi dan berposisi
6. Pendidikan kewarganegaraan
Gambaran ini mengukuhkan negara hukum sebagai welfare state, karena sebenarnya
mustahil mewujudkan cita-cita Rule Of Law sementara posisi dan peran negara sangat
minimal dan lemah. Atas dasar inilah negara diberikan keluasan dan kemerdekaan bertindak
atas dasar inisiatif parlemen.
Dalam gagasan welfare state ternyata negara memiliki kewenangan yang relatif lebih
besar, dibandingkan dengan format negara yang bersifat negara hukum formal saja. Selain
itu, dalam welfare state yang terpenting adalah negara semakin otonomuntuk mengatur dan
mengarahkan fungsi dan peran negara bagi kesejahteraan hidup masyarakat. Sejalan dengan
kemunculan ide demokrasi konstitusional yang tak terpisahkan dengan konsep negara hukum,
baik rechtsstaat maupun Rule of Law, pada prinsipnya memiliki kesamaan yang fundamental
serta saling mengisi. Dalam prinsip negara ini unsur penting pengakuan adanya pembatatasan
kekuasaan yang dilakukan secara konstitisional. Oleh karena itu, terlepas dari
adanya pemikiran dan praktek konsep negara hukum yang berbeda, konsep negara hukum
dan Rule of Law adalah suatu realitas dari cita-cita sebuah bangsa termasuk negara Indonesia.
B. Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dimiliki manusia, sesuai dengan
kodratnya. Menurut ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1988 bahwa hak asasi manusia
adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrati, universal, dan abadi sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu
dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita sebagai
manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak ini
dimiliki oleh manusia semata- mata karena ia manusia, bukan karena pemberian masyarakat
atau pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia
lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.
Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak asasi
manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal, artinya
berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini
dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga
digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.
Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu,selain ada hak asasi manusia, ada juga
kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan demi terlaksana atau
tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib
untuk memperhatikan, menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga dimiliki oleh orang
lain.
Kesadaran akan hak asasi manusia , harga diri , harkat dan martabat kemanusiaannya,
diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan oleh hak hak kemanusiaan
yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan merupakan hak kodrati yang melekat pada
diri manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar di dunia ini sebagai suatu usaha
untuk menegakkan hak asasi manusia.
a. Sejarah perkembangan dan Perumusan Hak Asasi Manusia di Dunia
Perkembangan atas pengakuan hak asasi manusia ini berjalan secara perlahan dan
beraneka ragam. Perkembangan tersebut antara lain dapat ditelusuri sebagai berikut.

1. Hak Asasi Manusia di Yunani


Filosof Yunani, seperti Socrates (470-399 SM) dan Plato (428-348 SM) meletakkan
dasar bagi perlindungan dan jaminan diakuinya hak-hak asasi manusia. Konsepsinya
menganjurkan masyarakat untuk melakukan sosial kontrol kepada penguasa yang zalim dan
tidak mengakui nilai-nilai keadilan dan kebenaran. Aristoteles (348-322 SM) mengajarkan
pemerintah harus mendasarkan kekuasaannya pada kemauan dan kehendak warga negaranya.
2. Hak Asasi Manusia di Inggris
Inggris sering disebut-sebut sebagai negara pertama di dunia yang memperjuangkan
hak asasi manusia. Tonggak pertama bagi kemenangan hak-hak asasi terjadi di Inggris.
Perjuangan tersebut tampak dengan adanya berbagai dokumen kenegaraan yang berhasil
disusun dan disahkan. Dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai berikut :
MAGNA CHARTA
Pada awal abad XII Raja Richard yang dikenal adil dan bijaksana telah diganti oleh
Raja John Lackland yang bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat dan para bangsawan.
Tindakan sewenang-wenang Raja John tersebut mengakibatkan rasa tidak puas dari para
bangsawan yang akhirnya berhasil mengajak Raja John untuk membuat suatu perjanjian yang
disebut Magna Charta atau Piagam Agung.
Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya memuat
pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada kedaulatan raja. Tak
seorang pun dari warga negara merdeka dapat ditahan atau dirampas harta kekayaannya atau
diasingkan atau dengan cara apapun dirampas hak-haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan
hukum. Piagam Magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab hak-hak
tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam tersebut menjadi
lambang munculnya perlindungan terhadap hak-hak asasi karena ia mengajarkan bahwa
hukum dan undang-undang derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja.
Isi Magna Charta adalah sebagai berikut :
Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati kemerdekaan, hak, dan kebebasan
Gereja Inggris.
Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk memberikan hak-hak sebagi
berikut :

Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-hak penduduk.
Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan saksi yang sah.
Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap, dinyatakan bersalah tanpa
perlindungan negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar tindakannya.
Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja berjanji akan
mengoreksi kesalahannya.

PETITION OF RIGHTS
Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hak-hak
rakyat beserta jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan kepada raja di depan
parlemen pada tahun 1628. Isinya secara garis besar menuntut hak-hak sebagai berikut :
Pajak dan pungutan istimewa harus disertai persetujuan.
Warga negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di rumahnya.
Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan damai.
HOBEAS CORPUS ACT
Hobeas Corpus Act adalah undang- undang yang mengatur tentang penahanan
seseorang dibuat pada tahun 1679. Isinya adalah sebagai berikut :
Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu 2 hari setelah penahanan.

Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut hukum.
BILL OF RIGHTS
Bill of Rights merupakan undang-undang yang dicetuskan tahun 1689 dan diterima
parlemen Inggris, yang isinya mengatur tentang :
Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.
Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.
Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen.
Hak warga Negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masing-masing
Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja.
3. Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat
Pemikiran filsuf John Locke (1632-1704) yang merumuskan hak-hak alam,seperti hak
atas hidup, kebebasan, dan milik (life, liberty, and property) mengilhami sekaligus menjadi
pegangan bagi rakyat Amerika sewaktu memberontak melawan penguasa Inggris pada tahun
1776. Pemikiran John Locke mengenai hak-hak dasar ini terlihat jelas dalam Deklarasi
Kemerdekaan Amerika Serikat yang dikenal dengan DECLARATION OF INDEPENDENCE
OF THE UNITED STATES.
Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya tanggal 4 Juli 1776, suatu
deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara bagian, merupakan
pula piagam hak-hak asasi manusia karena mengandung pernyataan Bahwa sesungguhnya
semua bangsa diciptakan sama derajat oleh Maha Pencipta. Bahwa semua manusia
dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup, kemerdekaan, dan kebebasan untuk menikmati
kebahagiaan.
John Locke menggambarkan keadaan status naturalis, ketika manusia telah memiliki
hak-hak dasar secara perorangan. Dalam keadaan bersama-sama, hidup lebih maju seperti
yang disebut dengan status civilis, locke berpendapat bahwa manusia yang berkedudukan
sebagai warga negara hak-hak dasarnya dilindungi oleh negara.
Declaration of Independence di Amerika Serikat menempatkan Amerika sebagai
negara yang memberi perlindungan dan jaminan hak-hak asasi manusia dalam konstitusinya,
kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah lebih dulu memulainya sejak masa Rousseau.
Kesemuanya atas jasa presiden Thomas Jefferson presiden Amerika Serikat lainnya yang
terkenal sebagai pendekar hak asasi manusia adalah Abraham Lincoln, kemudian Woodrow
Wilson dan Jimmy Carter.
Amanat Presiden Flanklin D. Roosevelt tentang empat kebebasan yang
diucapkannya di depan Kongres Amerika Serikat tanggal 6 Januari 1941 yakni :
Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran (freedom of speech and expression).
Kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya (freedom of
religion).
Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear).
Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom from want).
Kebebasan- kebebasan tersebut dimaksudkan sebagai kebalikan dari kekejaman dan
penindasan melawan fasisme di bawah totalitarisme Hitler (Jerman), Jepang, dan Italia.
Kebebasan kebebasan tersebut juga merupakan hak (kebebasan) bagi umat manusia untuk
mencapai perdamaian dan kemerdekaan yang abadi. Empat kebebasan Roosevelt ini pada
hakikatnya merupakan tiang penyangga hak-hak asasi manusia yang paling pokok dan
mendasar.
4. Hak Asasi Manusia di Prancis
Perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan dalam suatu naskah pada awal
Revolusi Prancis. Perjuangan itu dilakukan untuk melawan kesewenang-wenangan rezim
lama. Naskah tersebut dikenal dengan DECLARATION DES DROITS DE LHOMME ET

DU CITOYEN yaitu pernyataan mengenai hak-hak manusia dan warga negara. Pernyataan
yang dicetuskan pada tahun 1789 ini mencanangkan hak atas kebebasan, kesamaan, dan
persaudaraan atau kesetiakawanan (liberte, egalite, fraternite).
Lafayette merupakan pelopor penegakan hak asasi manusia masyarakat Prancis yang
berada di Amerika ketika Revolusi Amerika meletus dan mengakibatkan tersusunnya
Declaration des Droits de Ihomme et du Citoyen. Kemudian di tahun 1791, semua hak-hak
asasi manusia dicantumkan seluruhnya di dalam konstitusi Prancis yang kemudian ditambah
dan diperluas lagi pada tahun 1793 dan 1848. Juga dalam konstitusi tahun 1793 dan 1795.
revolusi ini diprakarsai pemikir-pemikir besar seperti : J.J. Rousseau, Voltaire, serta
Montesquieu. Hak Asasi yang tersimpul dalam deklarasi itu antara lain :
1) Manusia dilahirkan merdeka dan tetap merdeka.
2) Manusia mempunyai hak yang sama.
3) Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak lain.
4) Warga Negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai kedudukan serta pekerjaan umum.
5) Manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain menurut undang-undang.
6) Manusia mempunai kemerdekaan agama dan kepercayaan.
7) Manusia merdeka mengeluarkan pikiran.
8) Adanya kemerdekaan surat kabar.
9) Adanya kemerdekaan bersatu dan berapat.
10) Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
11) Adanya kemerdekaan bekerja,berdagang, dan melaksanakan kerajinan.
12) Adanya kemerdekaan rumah tangga.
13) Adanya kemerdekaan hak milik.
14) Adanya kemedekaan lalu lintas.
15) Adanya hak hidup dan mencari nafkah.

5. Hak Asasi Manusia oleh PBB


Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah rancangan piagam hak-hak
asasi manusia oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa
yang terdiri dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi manusia (commission of
human right). Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947 di bawah pimpinan Ny. Eleanor
Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948 Sidang Umum PBB yang
diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu
berupa UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS atau Pernyataan Sedunia
tentang Hak-Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari 30 pasal. Dari 58 Negara yang terwakil
dalam sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2
negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari
Hak Asasi Manusia.
Universal Declaration of Human Rights antara lain mencantumkan, Bahwa setiap
orang mempunyai Hak :
Hidup
Kemerdekaan dan keamanan badan
Diakui kepribadiannya
Memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum untuk mendapat
jaminan hokum dalam perkara pidana, seperti diperiksa di muka umum, dianggap tidak
bersalah kecuali ada bukti yang sah
Masuk dan keluar wilayah suatu Negara
Mendapatkan asylum

Mendapatkan suatu kebangsaan


Mendapatkan hak milik atas benda
Bebas mengutarakan pikiran dan perasaan
Bebas memeluk agama
Mengeluarkan pendapat
Berapat dan berkumpul
Mendapat jaminan sosial
Mendapatkan pekerjaan
Berdagang
Mendapatkan pendidikan
Turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakat
Menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan
Majelis umum memproklamirkan Pernyataan Sedunia tentang Hak Asasi Manusia itu
sebagai tolak ukur umum hasil usaha sebagai rakyat dan bangsa dan menyerukan semua
anggota dan semua bangsa agar memajukan dan menjamin pengakuan dan pematuhan hakhak dan kebebasan- kebebasan yang termasuk dalam pernyataan tersebut. Meskipun bukan
merupakan perjanjian, namun semua anggota PBB secara moral berkewajiban
menerapkannya.
6. Hak Asasi Manusia di Indonesia
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada pancasila. Yang
artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila.
Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus
memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan falsafah Pancasila. Bagi
bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan
sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung
dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan pada dasarnya
memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan secara multak tanpa memperhatikan hak
orang lain.
Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak, kita tidak
memperhatikan hak orang lain,maka yang terjadi adalah benturan hak atau kepentingan
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari
manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat
kemanusisan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik
Indonesia,yakni:
Undang-Undang Dasar 1945
Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu dapat dibedabedakan menjadi sebagai berikut :
Hak-hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat,
kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.
Hak-hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk memiliki sesuatu, hak untuk
membeli dan menjual serta memanfaatkannya.
Hak-hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak
pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu) dan hak untuk mendirikan partai politik.
Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (rights of
legal equality).

Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and culture rights). Misalnya hak untuk memilih
pendidikan dan hak untukmengembangkan kebudayaan.
Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (procedural
rights). Misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan
peradilan.
Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia dituangkan dalam Piagam Hak
Asasi Manusia sebagai lampiran Ketetapan Permusyawarahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor XVII/MPR/1998.
Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang, di Indonesia telah berlaku 3 UUD
dalam 4 periode, antara lain :
1. Periode 18 agustus 1945 sampai 27 desember 1949 berlaku UUD 1945.
2. Periode 27 desember 1949 sampai 17 agustus 1950 berlaku konstitusi Republik Indonesia
Serikat.
3. Periode 17 agustus 1950 sampai tahun 1959 berlaku UUDS 1950.
4. Periode 5 juli 1959 sampai sekarang berlaku UUD 1945.
Dalam UUD 1945 butir-buti hak asasi manusia hanya tercantum beberapa saja.
Sementara konstitusi RIS 1945 dan UUDS 1950 hampir bulat-bulat mencantumkan isi
deklarasi HAM dari PBB.
Pada awal orde baru, salah satu tujuan pemerintah adalah melaksanakan hak asasi
manusia yang tercantum dalam UUD 1945 serta berusaha untuk melengkapinya. Tugas untuk
melengkapi HAM ini ditangani oleh panitia MPRS yang kemudian menyusun rancangan
piagam hak asasi manusia serta hak dan kewajiban warga negara yang dibahas dalam sidang
MPRS tahun 1968.
Pada awal reformasi itu diselenggarakan pula sidang istimewa MPR (1998) yang
salah satu ketetapannya berisi piagam HAM.
C. Penjabaran Hak-hak Asasi Manusia dalam UUD 1945
Dalam rentangan berdirinya bangsa dan negara Indonesia, secara resmi Deklarasi
Pembukaan dan Pasal-pasal UUD 1945 telebih dahulu merumuskan hak-hak asasi manusia
dari pada Deklarasi Universal Hak-hak Asassi Manusia PBB. Fakta sejarah menunjukan
bahwa pembukaan UUD 1945 beserta pasal-pasalnya disahkan pada 18 Agustus 1945,
sedangkan Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia PBB pada tahun 1948. Hal ini menunjukan
kepada dunia bahwa sebenarnya bangsa Indonesia sebelum tercapainya pernyataan hak-hak
asasi manusia beserta convenantnya, telah mengangkat hak-hak asasi manusia dan
melindunginya dalam kehidupan negara.
Deklarasi bangsa Indonesia pada prinsipnya terkandung dalam pembukaan UUD
1945, dan pembukaan inilah yang merupakan sumber normatif bagi hukum positif Indonesia
terutama penjabarannya dalam pasal-pasal UUD 1945.
Berdasarkan pada tujuan negara sebagaimana terkandung dalam pembukaan UUD
1945 tersebut, maka negara Indonesia menjamin dan melindungi hak-hak asasi manusia para
warganya, terutama dalam kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya. Adapun rincian hak-hak
asasi manusia dalam pasal-pasal UUD 1945 adalah sebagai berikut.
Pasal 28 A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya
Pasal 28 B
1. Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah
2. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 28 C
1. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan teknologi, seni
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan manusia
2. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negara
Pasal 28 D
1. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama dihadapan hukum
2. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perakuan yang adil dan layak
dalam hubungan kerja
3. Setiap warga negara berhak memperolah kesempatan yang sama dalam pemerintahan
4. Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan
Pasal 28 E
1. Setiap orang bebas memeluk agam dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan
dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal dari
wilayah negara dan meningkatkannya serta berhak kembali
2. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran, dan bersikap
sesuai dengan hati nuraninya
3. Setiap orang berhak atas kebebasab berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat
Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia
Pasal 28 G
1. Setiap orang berhakatas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, mrtabat, dan harta
bendayang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindung merupakan
hak asasi
2. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat
martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain
Pasal 28 H
1. Setiaporang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendaptkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan
2. Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatana dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan
3. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan jaminan dirinya secara utuh
sebagai manusia yang bermartabat
4. Setiap orang berhak mempunyai milik pribadidan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih
secara sewenang-wenang oleh siapapun
Pasal 28 I
1. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak,hak untuk diakuai sebagai pribadi dihadapan hukum,
dan hak untuk tidak ditutut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun
2. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang diskriminatif atas dasar apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuaan dikriminatif itu
3. Identitas budaya dan hakn masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan
zaman dan peradaban

4. Perlindungan, permajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia adalaha tanggung
jawab negara, terutama pemerintah
5. Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum
yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam
peraturan perundang-undanagn
Pasal 28 J
1. Setiap orang wajib menghormati hak manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
2. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan
yang ditetapkan dengan Undag-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untukm memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama , keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis
Universal Declaration of Human Right (pernyataan sedunia tentang hak asasi
manusia) dideklarasikan pada tanggal 10 desember 1948 oleh PBB. Deklarasi ini merupakan
pelaksanaan umum yang baku bagi semua bangsa dan negara agar menjamin pengakuan dan
pelaksanaan hak-hak kebebasan secara umum dan efektif. Ketentuan pasal-pasal tentang
HAM dalam Deklarasi Universal antara lain sebagai berikut :
Pasal 1 (Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama.
Mereka dikaruniai akal dan budi dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan).
Pasal 2 (Berisi atas kebebasan semua hak, seperti bangsa, ras, agama, warna kulit dll,serta
tidak adanya perbedaaan status politik, hukum, atau wilayah dari mana mereka berasal).
Pasal 3 (Setiap orang berhak atas kehidupan, kemerdekaan, dan keselamatan orang).
Pasal 4 (Berisi larangan memperbudak atau memperhambakan seseorang).
Pasal 5 (Berisi larangan menganiaya atau memperlakukan seseorang dengan kejam tanpa
mengingat kemanusiaan)
Pasal 6 (Setiap orang berhak atas pengakuan sebagai manusia pribadi di hadapan UU
dimannapun ia berada)
Pasal 7 (Semua orang sama dihadapan UU dan berhak atas perlindungan yang sama)
Pasal 8 (Setiap orang berhak atas pengadilan yang efektif oleh hakim-hakim nasional yang
berkuasa mengadili)
Pasal 9 (Tidak seorangpun boleh ditangkap, ditahan, atau dibuang secara sewenang-wenang).
Pasal 10 (setiap orang berhak memperoleh perlakuaan yang sama dan suaranya didengarkan
sepenuhnya dimuka umum secara adil oleh pengadilan yang merdeka dan tidak memihak
dalam menetapkan hak0hak dan kewajiban-kewajibannya dan dalam setiap tuntutan pidana
yang ditujukan kepadanya)
Dan seterusnya

D. Hak dan Kewajiban Warga Negara


1. Pengertiaan Warga Negara dan Penduduk
Syarat-syarat utama berdirinya suatu negara merdeka adalah harus ada wilayah
tertentu, ada rakyat yang tetap dan ada pemerintahan yang berdaulat.
Warga negara adalah rakyat yang menetap disuatu wilayah dan rakyat tertentu dalam
hubungannya dengan negara. Penduduk adalah warga negara dan orang asing yang tinggal

disuatu wilayah negara tertentu. Setiap warga negara adalah penduduk suatu negara,
sedangkan setiap penduduk belum tentu warga negara.
Menurut UUD 1945 negara melindungi segenap penduduk, misalnya dalam pasal 29
(2) disebutkan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
2. Asas-asas kewarganegaraan
a.

Asas ius-sanguinis dan asas ius-soli


Dengan syarat-syarat menjadi warga negara dalam ilmu tata negara dikenal adanya
dua asas kewarganegaraan, yaitu asas ius-soli adalah asas daerah kelahiran, artinya bahwa
status kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh kelahirannya dinegara A tersebut.
Sedangkan asas isu-sanguinis adalah asas keturunan atau hubungan darah, artinya bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh orang tuannya.

b. Bipatride dan apatride


Bipatride ( dwi kewarganegaraan ) timbul apabila menurut peraturan dari dua negara
terkait seseorang dianggap sebagai warga negara kedua negara itu.
Sedangkan apatride ( tanpa kewarganegaraan ) timbukl apabila menurut peraturan
kewarganegaraan, seseorang tidak diakui sebagai warga negara dari negara manapun.
3. Hak dan Kewajiban Warga Negara menurut UUD 1945
Pasal-pasal UUD 1945 yang menetakan hak dan kewajiban warga negara mencakup
pasal-pasal 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34.
a. Pasal 27 ayat 1, menetapkan hak warganegara yang sama dalam hukum dan pemerintahan,
serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan
b. Pasal 27 ayat 2, menetapkan hak warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layaka
bagi kemanusiaan
c. Pasal 27 ayat 3, dalam perubahan ke-2 UUD 1945 menetapkan hak dan kewajiban warga
negara untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara
d. Pasal 28, menetapkan hak kemerdekaan warga negara untuk berserikat, berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
e. Pasal 29 ayat 2, menyebutkan adanya hak kemerdekaan untuk memeluk agamanya masingmasing dan beribadat menurut agamanya
f. Pasal 30 ayat 1, dalam perubahan ke-2 UUD 1945 menyebutkan hak dan kewajiban warga
negara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
g. Pasal 31 ayat 1, menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran

4. Hak dan Kewajiban Bela Negara


a.

Pengertian
Pembelaan negara atau bela negara adalah tekat, sikap dan tindakan warga negara
yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air
serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara.
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warg negara untuk
berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai
pancasila dan UUD 1945

b. Asas Demokrasi dalam Pembelaan Negara


Berdasarkan pasal 27 ayat 3 dalam perubahan ke-2 UUD 1945, bahwa usaha bela
negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara. Asas demokrasi dalam pembelaan
negara yang mencapkup dua arti. Pertama, bahwa setiap warga negara turut serta dalam
menentukan kebijakan tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan
sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan yang berlaku. Kedua, bahwa setiap warga
negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara, sesuai dengan kemampuan dan
profesinya masing-masing.
c.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Motivasi dalam Pembelaan Negara


Beberapa dasar pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan motivasi setiap waraga
negara untuk ikut serta membela negara Indonesia, yaitu :
Pengalaman sejarah perjuangan RI
Kedudukan wilayah geografis nusantara yang strategis
Keadaan penduduk (demografis) yang besar
Kekeyaan sumber daya alam
Perkembangan dan kemajuan IPTEK dibidang persenjata
Kemungkinan timbulnya bencana perang

Anda mungkin juga menyukai