Rule of Law Dan Negara Hukum
Rule of Law Dan Negara Hukum
Prinsip-prinsip secara formal (in the formal sense) Rule Of Law tertera dalam
UUD 1945 dan pasal-pasal UUD negara RI tahun 1945. Inti dari Rule Of Law adalah jaminan
adanya keadilan bagi masyarakatnya, khususnya keadilan sosial.
Prinsip-prinsip Rule of Law Secara Formal (UUD 1945)
1. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1: 3)
2. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu tanpa kecuali (pasal 27:1)
3. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian
hukum
yang adil serta perlakuan sama di hadapan hukum (pasal 28 D:1)
4. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan
layak dalam hubungan kerja ( pasal 28 D: 2)
Prinsip-prinsip Rule of Law secara Materiil / Hakiki :
a. Berkaitan erat dengan the enforcement of the Rule of Law
b. Keberhasilan the enforcement of the rule of law tergantung pada kepribadian nasional
masing-masing bangsa (Sunarjati Hartono, 1982)
c. Rule of law mempunyai akar sosial dan akar budaya Eropa (Satdjipto Rahardjo, 2003)
d. Rule of law juga merupakan suatu legalisme, aliran pemikiran hukum,
mengandung wawasansosial, gagasan tentang hubungan antarmanusia, masyarakat dan
negara.
e. Rule of law merupakan suatu legalisme liberal (Satdjipto Rahardjo, 2003).
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Menurut Albert Venn Dicey dalam Introduction to the Law of the Constitution,
memperkenalkan istilah the Rule Of Law yang secara sederhana diartikan sebagai suatu
keteraturan hukum.
Menurut Dicey terdapat 3 unsur yang fundamental dalam Rule Of Law, yaitu :
Supremasi aturan-aturan hukum
Kedudukan yang sama dimuka hukum
Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh Undang-undang serta keputusan pengadilan.
Suatu hal yang harus diperhatikan bahwa dalam hubungan dengan negara hanya
berdasarkan prinsip tersebut, maka negara terbatas dalam pengertian negara hukum formal,
yaitu negara tidak bersifat proaktif melainkan pasif. Sikap negara yang demikian ini
dikarenakan negara hanya menjalankan dan taat pada apa yang termaktub dalam konstitusi
semata.
Dalam hubungan negara hukum organisasi pakar hukum internasional, International
Comission of Jurists (ICJ), secara intens melakukan kajian terhadap konsep negara hukum
dan unsur-unsur esensial yang terkandung didalamnya.
Secara praktis, pertemuan ICJ di Bangkok tahun 1965 semakin menguatkan
posisiRule Of Law dalam kehidupan bernegara. Selain itu melalui pertermuan tersebut telah
digariskan bahwa disamping hak-hak politik bagi rakyat harus diakui pula adanya hak-hak
sosial dan ekonomi, sehingga perlu dibentuk standar-standar sosial ekonomi. Komisi ini
merumuskan syarat-syarat pemerintahan yang demokratis dibawah Rule Of Law yang
dinamis, yaitu :
Perlindungan konstitusional
Lembaga kehakiman yang bebas dan tidak memihak
Pemilihan umum yang bebas
Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-hak penduduk.
Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan saksi yang sah.
Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap, dinyatakan bersalah tanpa
perlindungan negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar tindakannya.
Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja berjanji akan
mengoreksi kesalahannya.
PETITION OF RIGHTS
Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hak-hak
rakyat beserta jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan kepada raja di depan
parlemen pada tahun 1628. Isinya secara garis besar menuntut hak-hak sebagai berikut :
Pajak dan pungutan istimewa harus disertai persetujuan.
Warga negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di rumahnya.
Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan damai.
HOBEAS CORPUS ACT
Hobeas Corpus Act adalah undang- undang yang mengatur tentang penahanan
seseorang dibuat pada tahun 1679. Isinya adalah sebagai berikut :
Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu 2 hari setelah penahanan.
Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut hukum.
BILL OF RIGHTS
Bill of Rights merupakan undang-undang yang dicetuskan tahun 1689 dan diterima
parlemen Inggris, yang isinya mengatur tentang :
Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.
Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.
Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen.
Hak warga Negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masing-masing
Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja.
3. Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat
Pemikiran filsuf John Locke (1632-1704) yang merumuskan hak-hak alam,seperti hak
atas hidup, kebebasan, dan milik (life, liberty, and property) mengilhami sekaligus menjadi
pegangan bagi rakyat Amerika sewaktu memberontak melawan penguasa Inggris pada tahun
1776. Pemikiran John Locke mengenai hak-hak dasar ini terlihat jelas dalam Deklarasi
Kemerdekaan Amerika Serikat yang dikenal dengan DECLARATION OF INDEPENDENCE
OF THE UNITED STATES.
Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya tanggal 4 Juli 1776, suatu
deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara bagian, merupakan
pula piagam hak-hak asasi manusia karena mengandung pernyataan Bahwa sesungguhnya
semua bangsa diciptakan sama derajat oleh Maha Pencipta. Bahwa semua manusia
dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup, kemerdekaan, dan kebebasan untuk menikmati
kebahagiaan.
John Locke menggambarkan keadaan status naturalis, ketika manusia telah memiliki
hak-hak dasar secara perorangan. Dalam keadaan bersama-sama, hidup lebih maju seperti
yang disebut dengan status civilis, locke berpendapat bahwa manusia yang berkedudukan
sebagai warga negara hak-hak dasarnya dilindungi oleh negara.
Declaration of Independence di Amerika Serikat menempatkan Amerika sebagai
negara yang memberi perlindungan dan jaminan hak-hak asasi manusia dalam konstitusinya,
kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah lebih dulu memulainya sejak masa Rousseau.
Kesemuanya atas jasa presiden Thomas Jefferson presiden Amerika Serikat lainnya yang
terkenal sebagai pendekar hak asasi manusia adalah Abraham Lincoln, kemudian Woodrow
Wilson dan Jimmy Carter.
Amanat Presiden Flanklin D. Roosevelt tentang empat kebebasan yang
diucapkannya di depan Kongres Amerika Serikat tanggal 6 Januari 1941 yakni :
Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran (freedom of speech and expression).
Kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya (freedom of
religion).
Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear).
Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom from want).
Kebebasan- kebebasan tersebut dimaksudkan sebagai kebalikan dari kekejaman dan
penindasan melawan fasisme di bawah totalitarisme Hitler (Jerman), Jepang, dan Italia.
Kebebasan kebebasan tersebut juga merupakan hak (kebebasan) bagi umat manusia untuk
mencapai perdamaian dan kemerdekaan yang abadi. Empat kebebasan Roosevelt ini pada
hakikatnya merupakan tiang penyangga hak-hak asasi manusia yang paling pokok dan
mendasar.
4. Hak Asasi Manusia di Prancis
Perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan dalam suatu naskah pada awal
Revolusi Prancis. Perjuangan itu dilakukan untuk melawan kesewenang-wenangan rezim
lama. Naskah tersebut dikenal dengan DECLARATION DES DROITS DE LHOMME ET
DU CITOYEN yaitu pernyataan mengenai hak-hak manusia dan warga negara. Pernyataan
yang dicetuskan pada tahun 1789 ini mencanangkan hak atas kebebasan, kesamaan, dan
persaudaraan atau kesetiakawanan (liberte, egalite, fraternite).
Lafayette merupakan pelopor penegakan hak asasi manusia masyarakat Prancis yang
berada di Amerika ketika Revolusi Amerika meletus dan mengakibatkan tersusunnya
Declaration des Droits de Ihomme et du Citoyen. Kemudian di tahun 1791, semua hak-hak
asasi manusia dicantumkan seluruhnya di dalam konstitusi Prancis yang kemudian ditambah
dan diperluas lagi pada tahun 1793 dan 1848. Juga dalam konstitusi tahun 1793 dan 1795.
revolusi ini diprakarsai pemikir-pemikir besar seperti : J.J. Rousseau, Voltaire, serta
Montesquieu. Hak Asasi yang tersimpul dalam deklarasi itu antara lain :
1) Manusia dilahirkan merdeka dan tetap merdeka.
2) Manusia mempunyai hak yang sama.
3) Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak lain.
4) Warga Negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai kedudukan serta pekerjaan umum.
5) Manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain menurut undang-undang.
6) Manusia mempunai kemerdekaan agama dan kepercayaan.
7) Manusia merdeka mengeluarkan pikiran.
8) Adanya kemerdekaan surat kabar.
9) Adanya kemerdekaan bersatu dan berapat.
10) Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
11) Adanya kemerdekaan bekerja,berdagang, dan melaksanakan kerajinan.
12) Adanya kemerdekaan rumah tangga.
13) Adanya kemerdekaan hak milik.
14) Adanya kemedekaan lalu lintas.
15) Adanya hak hidup dan mencari nafkah.
Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and culture rights). Misalnya hak untuk memilih
pendidikan dan hak untukmengembangkan kebudayaan.
Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (procedural
rights). Misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan
peradilan.
Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia dituangkan dalam Piagam Hak
Asasi Manusia sebagai lampiran Ketetapan Permusyawarahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor XVII/MPR/1998.
Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang, di Indonesia telah berlaku 3 UUD
dalam 4 periode, antara lain :
1. Periode 18 agustus 1945 sampai 27 desember 1949 berlaku UUD 1945.
2. Periode 27 desember 1949 sampai 17 agustus 1950 berlaku konstitusi Republik Indonesia
Serikat.
3. Periode 17 agustus 1950 sampai tahun 1959 berlaku UUDS 1950.
4. Periode 5 juli 1959 sampai sekarang berlaku UUD 1945.
Dalam UUD 1945 butir-buti hak asasi manusia hanya tercantum beberapa saja.
Sementara konstitusi RIS 1945 dan UUDS 1950 hampir bulat-bulat mencantumkan isi
deklarasi HAM dari PBB.
Pada awal orde baru, salah satu tujuan pemerintah adalah melaksanakan hak asasi
manusia yang tercantum dalam UUD 1945 serta berusaha untuk melengkapinya. Tugas untuk
melengkapi HAM ini ditangani oleh panitia MPRS yang kemudian menyusun rancangan
piagam hak asasi manusia serta hak dan kewajiban warga negara yang dibahas dalam sidang
MPRS tahun 1968.
Pada awal reformasi itu diselenggarakan pula sidang istimewa MPR (1998) yang
salah satu ketetapannya berisi piagam HAM.
C. Penjabaran Hak-hak Asasi Manusia dalam UUD 1945
Dalam rentangan berdirinya bangsa dan negara Indonesia, secara resmi Deklarasi
Pembukaan dan Pasal-pasal UUD 1945 telebih dahulu merumuskan hak-hak asasi manusia
dari pada Deklarasi Universal Hak-hak Asassi Manusia PBB. Fakta sejarah menunjukan
bahwa pembukaan UUD 1945 beserta pasal-pasalnya disahkan pada 18 Agustus 1945,
sedangkan Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia PBB pada tahun 1948. Hal ini menunjukan
kepada dunia bahwa sebenarnya bangsa Indonesia sebelum tercapainya pernyataan hak-hak
asasi manusia beserta convenantnya, telah mengangkat hak-hak asasi manusia dan
melindunginya dalam kehidupan negara.
Deklarasi bangsa Indonesia pada prinsipnya terkandung dalam pembukaan UUD
1945, dan pembukaan inilah yang merupakan sumber normatif bagi hukum positif Indonesia
terutama penjabarannya dalam pasal-pasal UUD 1945.
Berdasarkan pada tujuan negara sebagaimana terkandung dalam pembukaan UUD
1945 tersebut, maka negara Indonesia menjamin dan melindungi hak-hak asasi manusia para
warganya, terutama dalam kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya. Adapun rincian hak-hak
asasi manusia dalam pasal-pasal UUD 1945 adalah sebagai berikut.
Pasal 28 A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya
Pasal 28 B
1. Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah
2. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28 C
1. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan teknologi, seni
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan manusia
2. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negara
Pasal 28 D
1. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama dihadapan hukum
2. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perakuan yang adil dan layak
dalam hubungan kerja
3. Setiap warga negara berhak memperolah kesempatan yang sama dalam pemerintahan
4. Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan
Pasal 28 E
1. Setiap orang bebas memeluk agam dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan
dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal dari
wilayah negara dan meningkatkannya serta berhak kembali
2. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran, dan bersikap
sesuai dengan hati nuraninya
3. Setiap orang berhak atas kebebasab berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat
Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia
Pasal 28 G
1. Setiap orang berhakatas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, mrtabat, dan harta
bendayang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindung merupakan
hak asasi
2. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat
martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain
Pasal 28 H
1. Setiaporang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendaptkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan
2. Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatana dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan
3. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan jaminan dirinya secara utuh
sebagai manusia yang bermartabat
4. Setiap orang berhak mempunyai milik pribadidan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih
secara sewenang-wenang oleh siapapun
Pasal 28 I
1. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak,hak untuk diakuai sebagai pribadi dihadapan hukum,
dan hak untuk tidak ditutut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun
2. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang diskriminatif atas dasar apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuaan dikriminatif itu
3. Identitas budaya dan hakn masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan
zaman dan peradaban
4. Perlindungan, permajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia adalaha tanggung
jawab negara, terutama pemerintah
5. Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum
yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam
peraturan perundang-undanagn
Pasal 28 J
1. Setiap orang wajib menghormati hak manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
2. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan
yang ditetapkan dengan Undag-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untukm memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama , keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis
Universal Declaration of Human Right (pernyataan sedunia tentang hak asasi
manusia) dideklarasikan pada tanggal 10 desember 1948 oleh PBB. Deklarasi ini merupakan
pelaksanaan umum yang baku bagi semua bangsa dan negara agar menjamin pengakuan dan
pelaksanaan hak-hak kebebasan secara umum dan efektif. Ketentuan pasal-pasal tentang
HAM dalam Deklarasi Universal antara lain sebagai berikut :
Pasal 1 (Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama.
Mereka dikaruniai akal dan budi dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan).
Pasal 2 (Berisi atas kebebasan semua hak, seperti bangsa, ras, agama, warna kulit dll,serta
tidak adanya perbedaaan status politik, hukum, atau wilayah dari mana mereka berasal).
Pasal 3 (Setiap orang berhak atas kehidupan, kemerdekaan, dan keselamatan orang).
Pasal 4 (Berisi larangan memperbudak atau memperhambakan seseorang).
Pasal 5 (Berisi larangan menganiaya atau memperlakukan seseorang dengan kejam tanpa
mengingat kemanusiaan)
Pasal 6 (Setiap orang berhak atas pengakuan sebagai manusia pribadi di hadapan UU
dimannapun ia berada)
Pasal 7 (Semua orang sama dihadapan UU dan berhak atas perlindungan yang sama)
Pasal 8 (Setiap orang berhak atas pengadilan yang efektif oleh hakim-hakim nasional yang
berkuasa mengadili)
Pasal 9 (Tidak seorangpun boleh ditangkap, ditahan, atau dibuang secara sewenang-wenang).
Pasal 10 (setiap orang berhak memperoleh perlakuaan yang sama dan suaranya didengarkan
sepenuhnya dimuka umum secara adil oleh pengadilan yang merdeka dan tidak memihak
dalam menetapkan hak0hak dan kewajiban-kewajibannya dan dalam setiap tuntutan pidana
yang ditujukan kepadanya)
Dan seterusnya
disuatu wilayah negara tertentu. Setiap warga negara adalah penduduk suatu negara,
sedangkan setiap penduduk belum tentu warga negara.
Menurut UUD 1945 negara melindungi segenap penduduk, misalnya dalam pasal 29
(2) disebutkan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
2. Asas-asas kewarganegaraan
a.
Pengertian
Pembelaan negara atau bela negara adalah tekat, sikap dan tindakan warga negara
yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air
serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara.
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warg negara untuk
berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai
pancasila dan UUD 1945