Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
KELOMPOK II
Achmad Algan
(061340411638)
Dea Anggraeni
(061340411641)
(061340411644)
Ica Khoirunnisa
(061340411647)
Indah Yolanda
(061340411650)
Maya Elvisa
(061340411653)
(061340411656)
(061340411659)
KELAS
: 2 EGB
DOSEN PEMBIMBING
I.
II.
TUJUAN
Menggunakan alat spektrofotometer sinar tampak ( VIS ) dan ultraviolet
Menganalisis cuplikan secara spektrofotometri
Menentukan kadar Cu dalam sampel
ALAT DAN BAHAN
Alat
Spektrofotometer Agilent
Kuvet
Labu Takar
Gelas Kimia
Pipet Ukur
Pipet Tetes
Bola Karet
Aquadest
Corong Gelas
Bahan
Kristal CuSO4.5H2O
Larutan amonia pekat
Sampel
III.
DASAR TEORI
Analisis Spektroskopi didasarkan pada interaksi radiasi dengan spesies
kimia.Berprinsip
pada
penggunaan
cahaya/tenaga
magnek
atau
listrik
untuk
diserap
atau
dipantulkan
oleh
materi
tersebut.
Spektroskopi
umumnyadigunakan dalam kimia fisik dan kimia analisis untuk mengidentifikasi suatu
substansimelalui spektrum yang dipancarkan atau yang diserap. Alat untuk merekam
spektrumdisebut spektrometer.
Dengan semakin kompleksisitas berbagai keperluan saat ini, analisis kimia
denganmempergunakan metoda fisik dalam hal identifikasi dari berbagai selektifitas
Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini adalah penentuan tetapan pengionan metil orange secara
spektrofotometri berdasarkan perbandingan intensitas warna pada metil orange yang
berwarna orange pada suasana asam dan berwarna kuning pada suasana basa dengan variasi
konsentrasi dan rentang pH tertentu. Dengan air sebagai absorbansi pembanding.
Penentuan spektrum absorpsi metil orange dalam bentuk larutan asam atau larutan
basa. Kemudian memilih dua panjang gelombang maksimum, mengambaikan aluran
absorbansinya terhadap panjang gelombang. Lambert beer, menentukan indeks absorbansi
molar HMO dan MO- pada 1 dan 2 dengan menggunakan persamaan A= a.b.c ,
kemudian menghitung komposisi campuran HMO dan MO- pada sutu pH. Reaksi
pengionan yaitu:
HMO H+ + MOTetatapan pengionan : Ka => pKa = pH log
menunjukkan log E danbukan A sebagai ordinat. Nilai log E terutama berfungsi bila harga E sangat
besar.
E= ACL
Dimana:
E = adsorvitas molar
A = adsorben
C = konsentrasi
L = panjang sel (cm)
Adsorpsi ini disebabkan oleh gaya tarik molekul-molekul dipermukaan adsorben.
Adsorpsi diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu adsorpsi fisik dan adsorpsi kimia.Adsorpsi
fisik terjadi dimana adanya ikatan Van Der Waals dan merupak kejadian yangbaik ke keadaan awal.
Adsorpsi kimia terjadinya reaksi kimia antara padatan dan larutanadsorbat, reaksi yang terjadi tidak
dapat balik.
LANGKAH KERJA
A. Pembuatan larutan standar
Mengambil 12,5 ml larutan standar yang telah dibuat sebelumya.
Menambahkan aquadest sampai tanda batas pada labu ukur 250 ml.
Memdahkan larutan diatas sejumlah masing-masing :
0, 5, 10, 15, 20, 25, 30, dan 35 ppm kedalam masing-masing labu takar
100 ml, kemudian menambahkan masing-masing dengan 5 ml NH 3
pekat dan mengencerkan dengan air sampai tanda batas.
maks )
tunggal, menekan
Menekan F4 / sampel
Memasukkan kuvet 1 ( larutan blanko ) menekan F8 ( blank )
Mengganti dengan kuvet 2 ( larutan sampel 1 ), menekan F7 ( sampel )
Mengulangi langkah ( 2 ) dan ( 3 ) untuk keseluruhan sampel
Menekan F6 ( done )
E. Cara mematikan alat
Menekan system ( F5 )
Menekan tombol m
Memilih restart, menekan enter
Memilih yes
Menunggu proses inisialisasi selesai
Menekan tombol power ke off
V.
DATA PENGAMATAN
Mencari volume yang digunakan
Ppm
0
5
10
15
20
25
30
35
Volume ( ml )
0
0,25
0,5
0,75
1
1,25
1,5
0,87
( nm )
450
460
470
480
490
500
510
520
530
540
550
560
570
580
590
Absorbansi
-
0,0601
0,0565
0,0534
0,0496
0,0458
0,0420
0,0379
0,0338
0,0296
0,0257
0,0220
0,0184
0,0156
0,0131
0,0109
16
17
18
19
20
600
610
620
630
640
0,0092
0,0077
0,0058
0,0061
0,0057
21
650
0,0054
22
660
0,0055
23
670
0,0054
24
680
0,0057
25
690
0,0061
26
700
0,0062
( nm )
650
651
652
653
654
655
657
658
659
660
661
662
663
664
665
666
667
668
669
670
Absorbansi
- 0,0249
- 0,0214
---------- 0,0147
- 0,0100
- 0,088
- 0,0008
0,0024
Absorbansi
-
0,0054
0,0054
0,0053
0,0053
0,0053
0,0052
0,0058
0,0054
0,0054
0,0055
0,0055
0,0054
0,0052
0,0054
0,0053
0,0053
0,0053
0,0054
0,0056
0,0054
Analisa Sampel
Sampel
VI.
Absorbansi
0,007
0,0173
PERHITUNGAN
1 ml = 2mg Cu2+
2 mg
=
1 ml
2 mg
mg
=2000
=2000 ppm
1L
L
1ml x
1000 mL
M2
2000 ppm
M2
2000 ppm
M2
2000 ppm
M2
2000 ppm
V2
=
1,5 ml
o 5 ppm labu takar 100mL
V1 . M1
= V2 .
100 ml . 5 ppm
= V2
.
V2
=
0,25 ml
o 15 ppm labu takar 100mL
V1 . M1
= V2 .
100 ml . 15 ppm
= V2
.
V2
=
0,75 ml
o 25 ppm labu takar 100mL
V1 . M1
= V2 .
100 ml . 25 ppm
= V2
.
V2
=
1,25 ml
o 35 ppm labu takar 50mL
V1 . M1
= V2 .
50 ml . 35 ppm
= V2
.
V2
=
0,87 ml
Menghitung berat CU2+
2+
Berat Cu =
Konsentrasi =
M2
2000 ppm
M2
2000 ppm
M2
2000 ppm
M2
2000 ppm
BA Cu
BM CuSO 4.5 H 2 O x berat CuSO4 5H2O = 0,9995 gram
999,5 mg
=
500 ml
999,5 mg
1l
500 ml x
1000 ml
VII.
ANALISIS DATA
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa untuk
menentukan kadar Cu dalam air pada percobaan ini kami menggunakan
spektrofotometer. Spektrofotometer adalah suatu instrumen untuk mengukur
transmitan atau absorban suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang. Dalam
percobaan ini ada beberapa sampel yang kami uji yaitu, air kolam, dan limbah
( hasil pembuangan sampel ).
Untuk mengetahui kadar Cu pada masing-masing sampel dengan
menambahkan larutan standar yang dicampur dengan amoniak lalu mengisi
aquadest pada labu ukur tersebut sampai tanda batas. Dengan menggunakan
spektrofotometri dengan prinsip kerjanya ada sumber cahaya yang masuk, yang
diserap serta diteruskan. Maka didapatkan hasil absorbansi pada masing-masing
sampel yaitu, pada air kolam sebesar 0,0007, air limbah -0,0173.
Jika dalam ppm pada absorbansinya mengandung nilai negatif ( - )
berarti tidak terdapat kandungan Cu akan tetapi jika mengandung nilai positif ( + )
berarti pada sampel tersebut mengandung Cu. Pada percobaan yang kami lakukan
nilai ppm dalam absorbansi bernilai posotif itu berarti sampel yang kami uji
terdapat kadar Cu dalam masing-masing sampel tersebut.
Ada tiga langkah yang harus dilakukan untuk bekerja menggunakan
spektrofotometri, yaitu :
1. Pembentukan warna ( dengan penambahan reaksi )
VIII. KESIMPULAN
1. Spektrofotometer adalah suatu instrumen untuk mengukur transmitan atau
absorban suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang.
2. Fungsi dari penambahan NH3 adalah untuk mempertahankan warna biru
pada larutan standar.
3. Semakin tinggi nilai ppm maka semakin pekat warna biru.
4. Pada spektrofotometer UV memiliki panjang gelombang 200 400 nm,
sedangkan pada VIS memiliki 400 700 nm.
5. Semain tinggi konsentrasi suatu senyawa dalam larutan, maka semakin
banyak sinar yang diserap.
6. Air yang mengandung Cu lebih dari 1 ppm tidak layak dikonsumsi karena
unsur logam dalam air tersebut tidak menghilang, dan apabila dikonsumsi
maka akan merusak dinding usus.
7. Apabila nilai absorbansi bernilai negatif ( - ) maka tidak mengandung Cu
pada sampel sebaliknya jika bernilai positif ( + ) maka terdapat Cu dalam
sampel. Pada percobaan ini dari berbagai sampel absorbansinya bernilai
positif ( + ) maka sampel tersebut mengandung Cu.
IX.
DAFTAR PUSTAKA
X.
GAMBAR ALAT
spektrofotometer UV VIS
Kuvet
Pipet ukur
Pipet tetes
Bola karet
aquadest
Labu takar
Corong gelas
Gelas kimia