Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok
16424 telp (021) 78881112, 7863788
Abstraksi : Sistem pembangkit tenaga listrik tenaga gas dan uap (PLTGU), merupakan sistem
pembangkitan yang menggabungkan pembangkit tenaga gas (PLTG) dan pembangkit tenaga uap (PLTU).
PLTG terdiri dari turbin gas yang dikopel dengan generator menggunakan bahan bakar gas dari pertamina
sebagai sumber energi. PLTU terdiri dari ketel uap, governor, turbin uap yang dikopel dengan generator,
mendapat sumber energi dari gas hasil pembakaran dari PLTG [4].
Unit governor sebagai pengaturan frekwensi dalam sistem, mengatur keluaran uap yang
bertekanan dari ketel uap untuk menggerakan turbin uap berada dalam putaran dengan frekwensi
50
Hertz (standar Indonesia) dan mengantifikasi terjadinya penyimpangan terhadap frekwensi dalam sistem
[1][2][3]. Penyimpangan frekwensi dari batas nilai nominal terjadi apabila kebutuhan yang digunakan
oleh konsumen (beban) lebih besar dari daya aktif yang dibangkitkan dari pembangkit atau terjadinya
gangguan pada sistem sehingga frekwensi sistem turun. Sedangkan frekwensi sistem naik apabila ada
tambahan daya dari unit pembangkit. Maka untuk mempertahankan nilai frekwensi pembangkitan daya
aktif dalam sistem disesuaikan dengan konsumen (beban) [1][3].
Dilihat dari segi mekanis pada unit PLTU, pengaturan frekwensi adalah pengaturan daya aktif
yang dibangkitkan generator, dengan cara mengatur tambahan pemberian uap penggerak turbin uap yang
dikopel dengan generator. Pengaturan ini dilakukan oleh unit governor, yang bekerja dengan fungsinya
apabila terjadinya perubahan frekwensi dalam sistem [1][3].
Tanggal Pembuatan : 1 November 2009
1. PENDAHULUAN
Sistem pembangkitan tenaga listrik tenaga
gas dan uap (PLTGU) merupakan suatu sistem
pembangkitan yang terdiri dari pembangkit
tenaga gas (PLTG) dan pembangkit tenaga uap
(PLTU) yang saling dikombinasikan. PLTG
menggunakan bahan bakar gas dari pertamina
sebagai sumber energi untuk menggerakan
turbin gas yang dikopel dengan generator. PLTU
mendapat sumber energi dari gas hasil
pembakaran pada turbin gas yang dimanfaatkan
untuk mengahasilkan uap yang bertekanan
dalam ketel uap yang dialirkan melalui governor
untuk menggerakan turbin uap yang dikopel
dengan generator.
3. GOVERNOR PADA
FREKWENSI
PENGATURAN
C (s) =
G ( s)
R(s)
1 + G (s)H (S )
Selanjutnya
transformasi
persamaan xB1 dan xD
menghasilkan :
xB2 = K2 f
Gerakan titik engsel B1 dipengaruhi oleh gerak
titik engsel A dan titik engsel B2, maka :
xB1 = k3 xA + k4 xB2 + K5 xD
= - k3 . k1 p + k4 k2 xB2 f + K5 xD
Konstanta k1, k2, k3, k4 dan k5 besarnya
tergantung kepada jarak antara titik-titik engsel
pada governor seperti terlihat pada gambar (4).
Gerakan titik B1 akan menggerakan titik D
melalui sistem hidrolik. Dari gambar ini dapat
dilihat bahwa besarnya gerakan titik D
tergantung kepada :
1. Jauh dekatnya titik B1 bergerak untuk
membuka aliran minyak bertekanan kearah
panghisap yang mengangkat titik D
2. Lamanya titik B1 memberi kesempatan
tekanan minyak tersebut dalam butir (1)
mengangkat panghisap titik D.
Kedua hal tersebut diatas dapat dinyatakan
sebagai berikut :
XD (s) =
f menjadi F(s)
s
XD (s) = -k3 . k1 P(s) + k4 . k2 F(s)
k6
+ K5 XD (s)
XD (s) = k 3 .k1 P ( s ) + k 4 .k 2 F ( s )
k 5 +
k
6
k 3 .k 1 .k 6 P ( s ) + k 4 .k 2 .k 6 F ( s )
( k 5 .k 6 + s )
k 3 .k 1 .k 6
k .k
P ( s ) 4 2 F ( s )
k 3 .k 1
( k 5 .k 6 + s )
p menjadi P(s)
xB1 menjadi xB1(s)
xD
k6
. XB1 (s)
s
xD = k6 (-XB1) dt
Dimana k6 adalah sebuah konstanta yang
tergantung kepada sistem hidrolik governor yang
menghubungkan gerakan titik B dengan titik D
dan adanya tanda negative disebabkan arah-arah
positif yang dipilih pada gambar (4). Untuk
memecahkan persamaan xB1 dan xD kita
gunakan transformasikan Laplase ke bidang (s)
sehingga :
Laplace
dari
berturut-turut
k 3 .k 1
k5
P (s) F (s)
R
1 +
.
k
k
5
6
kG
1 + sT
F (s)
P (s)
R
= GG P (s) F (s)
R
3.5
d
d
juga menjadi < 0.
adalah
dt
dt
F=
dF
= 0.
dt
dF
> 0, yang berati
dt
dF
dt
5. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada
penulisan ini, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Gambar 10 Speed droop diatur menyetel posisi
engsel E.
Sedangkan gerakan umpan balik dari titik D
untuk memberhentikan tekanan minyak diterima
melalui titik B1. Besarnya umpan balik ini dapat
diatur dengan mengatur posisi engsel E, jadi
speed droop dari governor dapat diatur dengan
mengatur posisi engsel E. Umpan balik dari titik
D diterima titik B1 melalui engsel dan akan
menggerakan rumah dari torak yang digerakan
keatas
memberikan
tambahan
uap
bertekanan pada turbin uap.
2. Besarnya speed droop tergantung dari jarak
antara titik D dan Titik B pada gambar 4.1
dengan ketentuan sebagai berikut :
Saran
Agar Governor berjalan dengan semestinya
maka diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Pemeliharaan rutin pada bagian-bagian
engsel, katup, gir, pada governor agar
berkerja pada saat terjadinya gangguan.
2. Pemberian sinyal yang tepat pada governor.
Pada saat terjadinya perubahan frekwensi.
Agar frekwensi kembali pada frekwensi
semula.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ir.DjitengMersudi,OperasisystemTenaga
Listrik,Yogyakarta,GrahaIlmu,2006
2. Ir.DjokoChyanti,M,Sc.EE,Mesinmesin
ListrikEdisi4,Erlangga,Jakarta,1997
3. Ir.DjitengMarsudi,PembangkitanEnergi
Listrik,JalamasBerkatama,STTYPLN,2003
4. IndonesiaPowerUBPPriok,Datadata
Acuan,IndonesiaPower
5. Www.indonesiapower.co.id
6. KatsuhikoOgata,TeknikKontrolAutomatik,
Jilid1Edisi2,Jakarta,Erlangga,1996
7. JosephjDiStefano,III.Phd&AllenR
Stubbenrud.Phd,SistemPengendalian
UmpanBalik,Erlangga,1985
8. HoaDVu&JCAgee,WECCControlWork
group,WECC,1998
9. WoodWardgeneratorCo,Roleof
governorsinsystemoperated,PrimeMover
ControlComparance,PMCC3