Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Oksigen (O2) merupakan komponen gas yang sangat berperan dalam proses
metabolisme tubuh untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh secara
normal. Oksigen diperoleh dengan cara menghirup udara bebas dalam setiap kali bernafas.
Dengan bernafas setiap sel tubuh menerima oksigen, dan pada saat yang sama melepaskan
produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari jaringan
memungkinkan setiap sel melangsungkan proses metabolismenya, oksigen hasil buangannya
dalam bentuk karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Terapi oksigen adalah memasukkan
oksigen tambahan dari luar ke paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat
sesuai kebutuhan. ( Standar Pelayanan Keperawatan di ICU, Dep.Kes. RI, 2005 ) .
Terapi oksigen adalah memberikan aliran gas lebih dari 20 % pada tekanan 1 atmosfer
sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah Terapi oksigen adalah pemberian
oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari yang ditemukan dalam atmosfer bumi.
Pada ketinggian air laut konsentrasi oksigen dalam ruangan adalah 21 %, ( Brunner &
Suddarth,2001 ). Sejalan dengan hal tersebut diatas menurut Titin, 2007, Terapi oksigen
adalah suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen pada inspirasi, yang dapat
dilakukan dengan cara : 1. Meningkatkan kadar oksigen inspirasi / FiO2 ( Orthobarik ) 2.
Meningkatkan tekanan oksigen ( Hiperbarik Dalam makalah ini akan dibahas tentang
penanganan pada gangguan pernapasan dengan macam macam pemberian oksigen.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pemberian oksigen melalui nasal kanule,nasal kateter,masker dan
ventury?
2. Jelaskan pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi, keuntungan, aliran oksigen,
prosedur pemasangan, serta tampilkan gambar alat?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memahami pemberian oksigen melalui nasal kanule,nasal kateter,masker dan ventury.
2. Menjelaskan dan mengetahui pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi, keuntungan,
aliran oksigen, prosedur pemasangan, serta gambar alat.

BAB II
2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kanule


Pemberian terapi oksigen dengan menggunakan nasal kanule adalah
pemberian oksigen kepada klien yang memerlukan oksigen ekstra dengan cara
memasukkan selang yang terbuat dari plastik ke dalam lubang hidung dan
mengaitkannya di belakang telinga. Panjang selang yang di masukkan ke dalam
lubang hidung hanya berkisar 0,6 sampai 1,3 cm. Pemasangan nasal kanule
merupakan cara yang paling mudah, sederhana, murah, relatif nyaman, mudah
digunakan, cocok untuk segala umur, cocok untuk pemasangan jangka pendek dan
jangka panjang, dan efektif dalam mengirimkan oksigen.

Tujuan pemberian oksigen melalui nasal kanule adalah memberikan terapi oksigen
dengan konsentrasi rendah, kemudian bertujuan memberikan terapi oksigen tanpa
harus ada interuksi aktivitas lain, seperti makan dan minum.
Indikasi pada pemberian oksigen melalui nasal kanul diberikan pada pasien
PPOK (paru-paru obstruksi kronik).
Kontraindikasi pada pemberian oksigen melalui nasal kanule adalah jika klien
terdapat obstruksi nasal maka hindari pemakaian nasal kanule, juga menghindari
pemberian oksigen melalui nasal kanule pada klien yang membutuhkan kecepatan
aliran >6 L/menit dan konsentrasi >44%.
Keuntungan pemberian oksigen melalui nasal kanule adalah toleransi klien
baik, pemasangannya mudah, klien bebas untuk makan dan minum, harga lebih
murah.
Kerugian pemberian oksigen melalui nasal kanule adalah mudah terlepas,
tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang
jika klien bernafas lewat mulut, mengiritasi selaput lendir, nyeri sinus.
Aliran oksigen dalam nasal prongs/nasal kanule sebanyak 1 - 6 liter / menit
menghasilkan 02 dengan konsentrasi 24 - 44 % tergantung pada pola ventilasi pasien.
3

Ada beberapa prosedur dalam pemberian oksigen melalui nasal kanule yang
harus disiapkan, diantaranya persiapan alat. Ada beberapa alat yang harus
dipersiapkan dalam memberikan oksigen melalui nasal kanule seperti tabung oksigen
lengkap dengan manometer dan sarung tangan oksigen; flow meter(pengukur aliran);
Humidifier (yang sudah diisi dengan aquadest); selang oksigen; Nasal kanule.
Persiapan lingkungan, dengan menjaga privasi klien. Persiapan klien; jelaskan tujuan
dan prosedur yang akan dilakukan; beri klien duduk semi fowler di tempat tidur atau
di kursi,sampai klien merasa nyaman.
Terakhir yaitu langkah-langkah dalam pemberian oksigen melalui nasal
kanule. Pertama-tama perawat mencuci tangan; memakai handscoon; sambung kanule
ke selang oksigen dari humidifier; putar tombol flow meter sampai kecepatan yang
diprogramkan dan mencoba aliran pada muka melalui ujung selang; masukan cabang
kanule ke dalam lubang hidung klien kurang 1-2 cm dan kaitkan tali dibelakang
telingah klien, lalu rapatkan pengatur selang oksigen di bawah dagu klien; minta klien
untuk selalu menarik napas melalui hidung;

menanyakan kepada klien apakah

sesaknya berkurang/tidak; Mengobservasi status pernapasan klien; memberitahu klien


bahwa tindakan telah selesai; Rapihkan alat dan pasien; Lepaskan handscoon;
Menjelaskan pada klien dan keluarga bahwa tidak boleh merokok di lingkungan klien,
tidak boleh mengubah flow meter, segera lapor jika ada reaksi sesak bertambah/klien
gelisah; Perawat mencuci tangan; Mendokumentasikan prosedur.

2.2 Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kateter

Pemberian oksigen melalui nasal kateter merupakan suatu alat sederhana yang
dapat memberikan oksigen secara kontinyu.
Indikasi pemberian oksigen melalui nasal kateter yaitu diberikan pada pasien
yang membutuhkan terapi oksigen jangka pendek dengan konsentrasi rendah sampai
sedang.
Kontraindikasi pemberian oksigen melalui nasal kateter yaitu fraktur dasar
tengkorak kepala, trauma maksilofasial, dan obstruksi nasal.
4

Aliran oksigen menit menghasilkan oksigen dengan konsentrasi 24-44 %


tergantung pola ventilasi pasien.
Keuntungan pemberian oksigen melalui nasal kateter yaitu stabil, klien bebas
bergerak, klien bebas makan, klien bebas berbicara, pemasangan nasal kateter murah
dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap.
Kerugian pemberian oksigen melalui nasal kateter ialah tidak dapat
memberikan konsentrasi oksigen yang lebih dari 45%, tehnik memasukan kateter
nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi
iritasi selaput lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 liter/mnt dapat
menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, serta kateter mudah
tersumbat.
Langkah-langkah pemberian oksigen melalui nasal kateter pertamatama jelaskan prosedur yang akan dilakukan; Cuci tangan; Atur aliran oksigen sesuai
dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1-6 L/mnt; Kemudian observasi
humidifier dengan melihat air bergelembung; Atur posisi dengan semi-fowler; Ukur
kateter nasal dimulai dengan lubang telinga sampai ke hidung dan berikan tanda;
Buka saluran udara dari tabung oksigen; Berikan minyak pelumas (vaselin/jeli);
Masukkan kedalam hidung sampai batas yang ditentukan; Lakukan pengecekkan
kateter apakah sudah masuk apa belum, dengan menekan lidah pasien menggunakan
spatel (akan terlihat posisinya di belakang uvula); Fiksasi pada daerah hidung; Periksa
kateter nasal setiap 6-8jam; Kaji cuping, septum, dan mukosa hidung serta periksa
kecepatan aliran oksigen tiap 6-8 jam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian nasal kateter, yaitu
pengukuran panjangnya kateter yang akan dimasukkan harus tepat yaitu dalamnya
kateter dari hidung sampai faring diukur dengan cara jarak dari telinga ke hidung.
Kateter harus diganti setiap 8 jam dengan bergantian lubang hidungnya untuk
mencegah iritasi dan infeksi.

2.3 Pemberian Oksigen Melalui Masker dan Ventury

Pemberian oksigen melalui masker dan ventury merupakan teknik oksigenasi


dengan low flow high concentration yang memberikan oksigen dengan konsentrasi
5

yang tinggi tapi dengan aliran yang rendah. Adapun teknik yang digunakan adalah
sebagai berikut:
2.3.1 Sungkup Muka (Masker) Sederhana/Simple Face Mask
Pemberian oksigen melalui sungkup muka sederhana memberikan oksigen
jangka pendek, kontinyu atau selang seling serta konsentrasi oksigen yang diberikan
dari tingkat rendah sampai sedang.

Indikasi pemberian oksigen melalui masker sederhana/simple face mask yaitu


pasien dengan kondisi seperti nyeri dada karena serangan jantung dan pasien dengan
sakit kepala.
Kontraindikasi pemberian oksigen melalui masker sederhana/simple face
mask yaitu pada pasien dengan retensi CO2 karena akan memperburuk retensi. (Ni
Luh Suciati, 2010).
Keuntungan pemberian oksigen melalui masker sederhana/simple face mask
yaitu sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup yang
berlubang besar; Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih besar daripada kanul nasal
ataupun kateter nasal; Dapat diberikan juga pada pasien yang mendapatkan terapi
aerosol
Kerugian pemberian oksigen melalui masker sederhana/simple face mask
yaitu konsentrasi oksigen yang diberikan tidak bisa kurang dari 40%; Dapat
menyebabkan penumpukan CO2 jika alirannya rendah; Pemasangannya menyekap
sehingga tidak memungkinkan untuk makan dan batuk; Bisa terjadi aspirasi bila
pasien muntah; Umumnya menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien;
Menimbulkan rasa panas sehingga kemungkinan dapat mengiritasi mulut dan pipi.
(Suparmi, 2008).
6

Aliran oksigen yang diberikan sekitar 5-8 liter/menit dengan konsentrasi


oksigen antara 40-60%. Berikut ini adalah aliran FiO2 yang dihasilkan masker
sederhana:

5-6 Liter/menit : 40 %

6-7 Liter/ menit : 50 %

7-8 Liter/ menit : 60 %

Langkah-langkah pemberian oksigen melalui masker sederhana ini adalah,


pertama-tama periksa program terapi medic; Ucapkan salam terapeutik; Lakukan
evaluasi/validasi; Jelaskan prosedur yang akan dilakukan; perawat mencuci tangan;
Persiapkan alat; Kaji adanya tanda dan gejala klinis dan secret pada jalan napas;
Sambungkan masker keselang dan ke sumber oksigen; Berikan aliran oksigen sesuai
dengan kecepatan aliran pada progam medis dan pastikan berfungsi dengan
baik(selang tidak tertekuk dan sambungan paten,ada gelembung udara pada
humidifier,terasa oksigen keluar dari masker; Arahkan masker ke wajah klien dan
pasang dari hidung ke bawah (sesuaikan dengan kontur wajah klien); Fiksasi pengikat
elastik ke sikat kepala klien sehingga masker nyaman dan tidak sempit; Periksa
masker, aliran oksigen setiap 2 jam atau lebih cepat, tergantung kondisi dan keadaan
umum pasien; Pertahankan batas air pada botol humidifier setiap waktu; Periksa
jumlah kecepatan aliran oksigen dan program terapi setiap 8 jam; Kaji membran
mukosa hidung dari adanya iritasi dan beri jelly untuk melembapkan membrane
mukosa jika diperlukan; Cuci tangan; Evaluasi respon pasien; Catat hasil tindakan
yang telah dilakukan dan hasilnya.
Hal-hal yang harus diperhatikan (Ignatavicius, 2006 & Suzanne, 2008) adalah
aliran O2 tidak boleh kurang dari 5 liter/menit karena untuk mendorong CO2 keluar
dari masker pemasangan perlu adanya pengikat wajah dan jangan terlalu ketat
pemasangan karena dapat menyebabkan penekanan kulit yang bisa menimbulkan rasa
phobia ruang tertutup. Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan masker dan
tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit.
Ada prosedur dalam pemberian oksigen yang harus disiapkan,diantaranya
persiapan alat. Ada beberapa alat yang harus dipersiapkan dalam memberikan oksigen
melalui masker sederhana yaitu masker wajah sederhana sesuai kebutuhann dan
ukuran pasien; Selang oksigen; Humidifier; Water steril; Tabung oksigen dengan
flowmeter; Pita atau tali elastic.
7

2.3.2 Sungkup Muka (Masker) dengan kantong rebreathing


Pemberian oksigen melalui sungkup muka dengan kantong rebreathing adalah
suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 60-80% dengan aliran
8-12 liter/menit. Memiliki kantong yang terus mengembang, baik saat inspirasi
maupun ekspirasi. Pada saat inspirasi, oksigen masuk dari sungkup melalui lubang
antara sungkup dan kantung reservoir, ditambah oksigen dari kamar yang masuk
dalam lubang ekspirasi pada kantong. Udara inspirasi sebagian tercampur dengan
udara ekspirasi sehingga konsentrasi CO2 lebih tinggi daripadasimple face mask (Ni
Luh Suciati, 2010). Aliran 8-12 l/menit menghasilkan oksigen dengan konsentrasi 60
- 80%.

(Potter & Perry, 2010 ) Indikasi pemberian oksigen melalui masker


kantong rebreathing yaitu pasien dengan kadar tekanan CO2 yang rendah.
Kontraindikasi pemberian oksigen melalui masker kantong rebreathing ialah
pada pasien dengan retensi CO2 karena akan memperburuk retensi.
Keuntungan pemberian oksigen melalui sungkup muka adalah konsentrasi
oksigen yang diberikan lebih tinggi daripada sungkup muka sederhana, tidak
mengeringkan selaput lendir
Kerugian pemberian oksigen melalui sungkup muka adalah tidak dapat
memberikan oksigen dengan konsentrasi yang rendah, kantong oksigen mudah
terlipat, terputar atau mengempes, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan
penumpukan CO2, pemasangannya menyekap sehingga tidak memungkinkan untuk
makan dan batuk, bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah.
8

Hal-hal yang harus diperhatikan (Ni Luh Suciati, 2010), sebelum dipasang ke
pasien isi O2 ke dalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantong dengan
sungkup minimal 2/3 bagian kantong reservoir, memasang kapas kering di daerah
yang tertekan sungkup dan tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit, jangan sampai
kantong oksigen terlipat atau mengempes karena apabila ini terjadi, aliran yang
rendah dapat menyebabkan pasien menghirup sejumlah besar karbondioksida.
2.3.3 Sungkup Muka (Masker) dengan Kantong Non-Rebreathing
Pemberian oksigen melalui non-rebreathing mask mengalirkan oksigen dengan
konsentrasi oksigen sampai 80-100% dengan kecepatan aliran 10-12 liter/menit. Prinsip
alat ini yaitu udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi karena mempunyai
2 katup, 1 katup terbuka pada saat inspirasi dan tertutup pada saat ekspirasi, dan ada 1
katup lagi yang fungsinya mencegah udara kamar masuk pada saat inspirasi dan akan
membuka pada saat ekspirasi (Ni Luh Suciati, 2010).

Indikasi pemberian oksigen melalui sungkup dengan kantong non-rebreathing


adalah pasien dengan kadar tekanan CO2 yang tinggi, pasien COPD, pasien dengan
status pernapasan yang tidak stabil dan pasien yang memerlukan intubasi.
Kontraindikasi pemberian oksigen melalui sungkup dengan kantong nonrebreathing adalah pasien dengan retensi CO2 karena akan memperburuk retensi.
Keuntungan pemberian oksigen melalui sungkup dengan kantong non-rebreathing
adalah

konsentrasi oksigen yang diperoleh bisa tinggi bahkan sampai 100%, tidak

mengeringkan selaput lendir.


Kerugian dalam pemberian oksigen melalui sungkup dengan kantong nonrebreathing adalah tidak dapat memberikan oksigen dengan konsentrasi yang rendah,
kantong oksigen mudah terlipat, terputar atau mengempes, pemasangannya menyekap
9

sehingga tidak memungkinkan untuk makan dan batuk, terjadi aspirasi bila pasien
muntah terutama ketika pasien tidak sadar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan (Ni Luh Suciati, 2010) dalam pemberian oksigen
melalui sungkup dengan kantong non-rebreathing adalah sebelum dipasang ke pasien isi
O2 ke dalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantong dengan sungkup
minimal 2/3 bagian kantong reservoir, memasang kapas kering pada daerah yang
tertekan sungkup dan tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit, perawat harus menjaga
agar semua diafragma karet harus pada tempatnya, menjaga supaya kantong O2 tidak
terlipat/mengempes untuk mencegah bertambahnya CO2.
2.3.4 Venturi Mask
Venturi mask merupakan metode pemberian oksigen yang paling akurat dan dapat
diandalkan untuk konsentrasi oksigen yang tepat melalui cara non invasif. Masker dibuat
sedemikian rupa sehingga memungkinkan udara ruangan bercampur dengan aliran
oksigen yang telah ditetapkan. Masker ini digunakan terutama bagi pasien PPOM karena
memberikan suplemen oksigen tingkat rendah, sehingga menghindari resiko dorongan
hipoksik.

Venturi mask menerapkan prinsip entrainmen udara (menjebak udara seperti


vakum), yang memberikan aliran udara yang tinggi dengan pengayaan oksigen
terkontrol. Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan
menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplai
oksigen sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya udara luar dapat diisap dan aliran
udara yang dihasilkan lebih banyak.

10

Kelebihan gas keluar masker melalui cuff perforasi, membawa gas tersebut bersama
karbondioksida yang dihembuskan. Metode ini memungkinkan konsentrasi oksigen yang
konstan untuk dihirup yang tidak tergantung pada kedalaman dan kecepatan pernafasan.
Masker harus terpasang dengan pas, untuk mencegah oksigen mengalir ke dalam
mata,dan kulit pasien diperiksa terhadap iritasi. Prinsip pemberian oksigen dengan alat
ini yaitu gas yg dialirkan dari tabung akan menuju ke masker yg kemudian akan dihimpit
utk mengatur suplai oksigen sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya udara luar dapat
dihisap dan aliran udara yg dihasilkan lebih banyak.
Venturi mask dapat memberikan aliran yg bervariasi : 414 liter/menit dgn
konsentrasi 2450%. Dipakai pd pasien dg tipe ventilasi tidak teratur. (FIO2 24%28%).
Indikasi pemakaian venturi mask adalah Severe chronic obstructive pulmonary
disease; Severe cystic fibrosis; Severe bronchiectasis; Severe neuromuscular/chest wall
disorders; Morbid obesity.
Keuntungan memakai venturi mask adalah konsentrasi oksigen yang diberikan
konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas
terhadap FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrol, tidak terjadi penumpukan CO2.
Kerugian

menggunakan

venturi

mask

adalah

tidak

dapat

memberikan

oksigen konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan
CO2, kantong oksigen bisa terlipat.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian venturi mask adalah perhatikan
adanya tanda-tanda iritasi pada kulit area pemasangan masker, pastikan masker terpasang
tepat pada pasien sehingga tidak ada kebocoran udara, karena kebocoran udara yang
mengenai mata pasien akan berbahaya, observasi tanda-tanda muntah pasien karena
dapat menyebabkan aspirasi.

11

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kita menganggap bahwa pernapasan yang baik sebagai sesuatu yang wajar
sehingga kita menyadari kita secara terus menerus bernapas. Jika ada gangguan dalam
pernapasan baru kita mengingat bahwa oksigen sangatlah penting. Kekurangan
oksigen dalam beberapa menit saja dapat berakibat fatal bagi organ-organ pernapasan
didalam tubuh kita, bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Terapi oksigen adalah memberikan aliran gas lebih dari 20 % pada tekanan 1
atmosfer sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah Terapi oksigen adalah
pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari yang ditemukan dalam
atmosfer bumi.
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti, memahami, dan mengaplikasikan
pemberian terapi oksigen dengan baik dan benar.

Semoga perpustakaan lebih

melengkapi literatur bacaan.

12

DAFTAR PUSTAKA

Aryani, Ratna dkk.2009.Prosedur Klinik Keperawatan pada Mata Ajar Kebutuhan


Dasar Manusia.Jakarta:TIM
Perry, P. 2010. Fundamental Keperawatan. Buku 3 Edisi 7. Alih Bahasa: Diah Nur.
Jakarta: EGC
Susiati, Maria.2008.Keterampilan Keperawatan Dasar.Jakarta:Erlangga
http://nersdody.blogspot.com/2014/09/terapi-oksigen-aliran-rendah.html

13

Anda mungkin juga menyukai