Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pada zaman modern seperti ini, banyak tuntutan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
setiap manusia. Baik kebutuhan primer maupun sekunder semakin meningkat. Apalagi terjadi
pergeseran kebutuhan yang sangat signifikan, dimana kebutuhan sekunder kini telah menjadi
kebutuhan primer. Untuk memenuhi tingkat kebutuhan masyarakat yang tinggi maka perlu
adanya keseimbangan yang dilakukan oleh pasar agar permintaan dari masyarakat tidak
mengalami kekurangan. Masyarakat pada zaman modern ini hanya bergantung pada sesuatu
yang instant saja. Seperti makanan mie instant, fast food, junk food, dsb. anak-anak zaman
sekarangpun juga lebih memilih belanja di pasar modern ataupun toko-toko yang lebih
lengkap dibandingkan membeli di pasar. Pasar modern tersebut seperti, carefour, indomaret,
alfamart, superindo, dsb. Pasar-pasar tersebut menjadi alternatif bagi mahasiswa maupun
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mendesak dan instant.
Pasar-pasar seperti itu kini menjadi primadona dikalangan masyarakat, sehingga
keberadaannya membombardir dan sangat merajalela. Layaknya pembangunan indomaret
yang terjadi. Pembangunan indomaret yang begitu banyak juga membutuhkan banyak pekerja sehingga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Dimana tingkat pengangguran di
dalam masyarakat kini sudah terhitung tinggi. Oleh karena itu, peran adanya pembangunan
indomaret tersebut sangat membantu dalam hal penurunan pengangguran. Akan tetapi,
terkadang banyak masalah yang timbul akan adanya sistem pekerjaan yang dijalankan tidak
sesuai dengan undang-undang yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tingkat pengangguran

yang tinggi di Jawa Tengah rata-rata didominasi oleh pekerja laki-laki. Akan tetapi,
perusahaan-perusahaan di jawa tengah lebih membutuhkan tenaga kerja perempuan. Selain
itu, banyak pengangguran yang tidak memiliki keterampilan dan kreatifitas sehingga
pemerintah provinsi jawa tengah mendirikan balai pengembangan dan produk IKM agar
permasalahan tenaga kerja di Jawa tengah dapat teratasi.
b. Rumusan Masalah
Apa itu outsourcing?
Bagaimana indomaret menangani permasalahan karyawan terutama yang berstatus
karyawan outsourcing?
c. Tujuan
o Untuk mengetahui bagaimana sistem kinerja yang ada pada indomaret.
o Sistem perekrutan tenaga kerja, sistem penggajian, dan sistem shift pembagian jam kerja.

BAB 2
PEMBAHASAN

a. Outsourcing
Outsourcing diartikan sebagai pemindahan atau pendelegasian beberapa proses bisnis
kepada suatu badan penyedia jasa, dimana badan penyedia jasa tersebut melakukan proses
administrasi dan manajemen berdasarkan definisi serta kriteria yang telah disepakati oleh para
pihak (Artikel Outsource dipandang dari sudut pemberi kerja, http//:www.apindo .or.id).
Outsourcing (Alih Daya) dalam hukum ketenagakerjaan di Indonesia diartikan sebagai
pemborongan pekerjaan dan penyediaan jasa tenaga kerja (Pasal 64 Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 TentangKetenagakerjaan) pengaturan hukum outsourcing (Alih Daya) di Indonesia
diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 (pasal 64, 65 dan 66) dan
Keputusan

Menteri

Tenaga

Kerja

Dan

Transmigrasi

Republik

Indonesia

No.Kep.101/Men/VI/2004 Tahun 2004 tentang Tata Cara Perijinan Perusahaan Penyedia Jasa
Pekerja/Buruh (Kepmen 101/2004). Pengaturan tentang outsourcing (Alih Daya) ini sendiri
masih dianggap pemerintah kurang lengkap. Dalam Inpres No. 3 Tahun 2006 tentang paket
Kebijakan Iklim Investasi disebutkan bahwa outsourcing (Alih Daya) sebagai salah satu faktor
yang harus diperhatikan dengan serius dalam menarik iklim investasi ke Indonesia. Bentuk
keseriusan pemerintah tersebut dengan menugaskan menteri tenaga kerja untuk membuat draft
revisi terhadap Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Bidang
pekerjaan alih daya yang dapat diserahkan kepada perusahaan lain harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:

dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama;


dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi kerja;
merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan dan;
tidak menghambat proses produksi secara langsung.

Bidang pekerjan untuk alih daya, menurut UU 13 Tahun 2003 (Pasal 66, ayat 1). diantaranya
adalah sebagai berikut ini:

b.

Usaha pelayanan Kebersihan,


Usaha penyedia tenaga pengaman,
Usaha penyedia Angkutan pekerja/buruh,
Usaha penyedia makanan bagi pekerja/buruh,
Usaha jasa penunjang Pertambangan dan perminyakan.
Penanganan yang dilakukan indomaret di dalam menghadapi permasalahan
karyawan outsourcing

Indomaret adalah jaringan peritel waralaba di Indonesia. Indomaret merupakan salah satu
anak perusahaan Salim Group. Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan
kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 M2. Dikelola
oleh PT. Indomarco Prismatama, cikal bakal pembukaan Indomaret di Kalimantan dan toko
pertama dibuka di Ancol, Jakarta Utara, pada tahun 1988. Keberadaan indomaret merupakan
milik perorangan atau dengan istilah franchise. Dimana semua standar yang dipakai ditentukan
oleh perusahaan induknya yaitu PT. Indomarco Prismatama. Standar-standar kerja yang diatur
yakni proses pengelolaan pegawai dan juga proses perekrutan pegawainya.
Di dalam kepegawaian indomaret terdapat pula pegawai kontrak, dimana pegawai tersebut
menyetujui kontrak yang dilakukan selama 2 tahun yang terdiri atas 6 bulan magang serta 18
bulan kontrak.

Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Indomaret
http://id.wikipedia.org/wiki/Alih_daya
https://lutfiahayundasari.wordpress.com/2013/07/01/pelaksanaan-outsourcing-diindonesia-dan-dampaknya-bagi-buruh/

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/129011-T%2026637-Faktor-faktor%20produktivitasLiteratur.pdf
http://shnajitama.wordpress.com/2011/05/05/sekilas-tentang-sistem-kerja-kontrak-danoutsourcing-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai