PERCOBAAN : III
Identifikasi Senyawa Protein Dan Lemak
Disusun oleh :
Anisa Septiyani
(22030114120002)
(22030114120004)
(22030114120006)
Laelatul Fitriyah
(22030114120008)
KIMIA MAKANAN : 2
Kadar gula dalam madu
A. MAKSUD PERCOBAAN
Penetapan kadar gula pereduksi dan sukrosa dalam madu
B. DASAR TEORI
Madu adalah bahan yang dihasilkan oleh lebah madu (Apis mellifera)
berasal dari sari bunga atau cairan yangberasal dari tanaman hidup dikumpulkan.
Diubah dan diikat oleh senyawwa tertentu, oleh lebah disimpan dalam
sarangnya.
Madu berasa manis, bukan berasal dari bahan tambahan, tetapi karena
komponen utamanya yang terdapat dalam madu adalah senyawa karbohidrat
terutama glukosa, fruktosa, sukrosa, dan dektrin. Disampimg itu juga
mengandung protein, asam amino, enzim glukosidase (invertase atau sakarase)
dan diastase asam organic yaitu asam glukonat, mineral, zat aroma dan zat
warna.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat yang digunakan
- Timbangan analitis
- Botol timbang
- Erlenmeyer
- Gelas beker
- Gelas ukur
- Labu ukur/takar
- Pipet volume
- Pendingin leibig
- Buret
- Kompor listrik
2.
3.
10%
Larutan Luff Schoorl
Larutan kalium iodida 20%
Larutan asam sulfat 26,5%
Larutan asam klorida 30%
Larutan natrium hidroksida
10%
Larutan natrium tisulfat
(Na2S2O3 0,1000 N)
5.
D. CARA KERJA
6. Pembuatan larutan Luff Schoorl
7.
Larutkan 25 gram CuSO4 . 5H2O dalam 100 ml aqua dest.
Larutkan 50 gram asam sitrat dalam 50 ml aqua dest dan 388 gram Na2CO3 .
10H2O dalam 400 ml aqua dest. Kemudian tuangkan larutan asam sitrat dalam
larutan Na2CO3 . 10H2O secara hati-hati, selanjutnya tambahkan larutan CuSO 4 .
5H2O tadi, dinginkan. Setelah dingin tambahkan aqua dest hingga volumenya 1
liter, bila keruh disaring.
8.
1. Penetapan kadar gula pereduksi
- Timbang seksama 2,5 gram sampel madu, masukkan dalam labu takar
-
250 ml
Encerkan dengan aqua dest dan tambahkan 5 ml larutan Pb asetat basa
Cek dengan beberapa tetes larutan Na2CO3 10%, apakah penambahan Pb
asetat sudah cukup, kalau terjadi pengendapan berwarna putih berarti
9.
10.
Ambil larutan, dinginkan pada air mengalir
Setelah dingin ditambah dengan 10 ml larutan KI 20% dan 25 ml larutan
K2SO4 25% secara hati-hati
Dinginkan pada air mengalir, netralkan dengan larutan NaOH 45% dan
larutan amilum
12.
E. HASIL PENGAMATAN
13.
1. Penetapan kadar gula pereduksi
14.
15.
Sampel (madu)
16.
N
o
17.
18.
2,5 gr
1
20.
21.
2,5 gr
19.
22.
16 ml
11,5 ml
2
23.
2. Penetapan kadar sukrosa
24.
25.
Blangko
26.
N
o
27.
1
28.
50 ml
29.
19 ml
30.
31.
25 ml
32.
14,2 ml
2
33.
F. PERHITUNGAN
34. ml larutan Na2S2O3 yang digunakan = ml larutan Na2S2O3 blangko ml
larutan
pada sampel.
35. Lalu cari mg gula pereduksi dengan menggunakan table Luff Schoorl, dicari
berapa mg gula yang setara dengan larutan Na2S2O3 yang digunakan.
36.
37. ml larutan Na2S2O3 yang digunakan
mg gula
250
10
2500
x 100%
7,2 mg x
39.
x 100%
40.
=
7,2 %
41.
42. ml larutan Na2S2O3 yang digunakan = 14,2 11,5 = 2,7 ml setara dengan 6,6
mg
gula
250
6,6 mg x
10
2500
44.
45. mg kadar sukrosa
=
=
6,6 %
mg gula pereduksi mg kadar sukrosa
=
=
awal
7,2 6,6
0,6 %
46.
47.
48.
G. PEMBAHASAN
49.
x 100%
iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal
H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan
ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan
membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator
(Winarno 2007).
50.
sehinga I2 akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam air. Oleh
karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka penambahan
amilum sebelum titik ekivalen.
51.
berhasil atau tidak yaitu saat penambahan larutan sampel dengan amilum. Bila terbentuk
warna biru tua maka prosesnya benar, namun bila tidak terbentuk warna biru tua berarti
larutan KI yang telah ditambahkan telah menguap dan proses dikatakan salah. Untuk
mengetahui kadar I2 yang bebas dilakukan titrasi dengan Na-Thiosulfat, karena
banyaknya volume Na-Thiosulfat yang digunakan sebanding dengan banyaknya I 2
bebas yang dianggap sebagai kadar gula. Titrasi ini dihentikan hingga warna biru tua
hilang dan larutan berubah warna menjadi putih.
52.
H. KESIMPULAN
53.
Pada penentuan gula cara ini, yang ditentukan bukan kupro oksida yang
mengendap tetapi dengan menentukan kupri oksida dalam larutan sebelum
direaksikan dengan gula reduksi (titrasi blanko) dan sesudah direaksikan
dengan sampel gula reduksi (titrasi sampel). Penentuannya dengan titrasi
menggunakan Na-Tiosulfat. Selisih titrasi blanko dengan titrasi sampel
ekuivalen dengan kupro oksida yang terbentuk dan juga ekuivalen dengan
jumlah gula reduksi yang ada dalam bahan atau larutan.
54.
55.
56.
57.
58.
DAFTAR PUSTAKA
59.
60.
Semarang, 12
April 2014
70.
71.
Praktikan
72.
Kelompok