Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
KM : 3
Identifikasi Senyawa Protein Dan Lemak
A. MAKSUD PERCOBAAN
Mengenal beberapa macam identifikasi senyawa protein dan lemak.
B. TEORI SINGKAT
PROTEIN
Protein adalah senyawa organic, molekulnya sangat besar dan susunannya
sangat
kompleks
serta
merupakan
polimer
dari
asam-asam
alfa
: 52,40 54,50%
: 15,50 18,00%
Glisin (Gly)
Alanin (Ala)
Serin (Ser)
Treonin (Thr)
Sistein (Cys)
Valin (Val)
Metionin (Met)
Isoleusin (Ile)
Leusin (Leu)
HOOC-CH2-CH2 CH-COOH
NH2
Asam aspartat
Asam glutamate
III.Asam Diaminomonokarboksilat
H2N-CH2-CH2-CH2-CH2-CH-COOH
NH 2
H2N-C-NH-CH2-CH2-CH-COOH
NH2
Lisin (Lyc)
NH2
Arginin (Arg)
HO-
-CH 2-CH-COOH
NH2
Tirosin (Tyr)
Triptofan
Telah diketahui banyak sekali macam protein. Senyawa-senyawa ini
mempunyai sifat kolid, yan menyebabkan sangat sukar dipisahkan dan
dimurnikan dari campurannya. Perbedaan antara bermacam-macam protein ini
kadang-kadang tidak jelas, sehingga sukar sekali menetukan apakah sebuah
sediaan protein terjadi dari satu macam molekul protein atau molekul-molekul
dari berbagai macam protein.
Dalam semua sel hidup ditemukan protein. Peranan utama protein dalam
tubuh manusia adalah untuk membangun sel baru, memelihara sel-sel yang
telah ada dan mengganti sel-sel yang telah rusak. Protein dapat pula berperan
sebagai sumber energy, apabila konsumsi makanan berenergi tinggi yaitu lemak
dan karbohidrat tidak mencukupi. Berbagai jenis protein ada yang mempunyai
peranan spesifik untuk tubuh, misalnya sebagai pengatur metabolik (hormon),
sebagai biokatalisator (enzim), sebagai pertahanan tubuh (antibodi), sebagai
pembawa sifat turunan, sebagai pengangkut oksigen dalam darah dan masih
banyak lagi fungsi yang lain.
SUSUNAN PROTEIN
Rantai peptida merupakan tulang punggung dari struktur protein,
sedangkan ikatan peptida merupakan factor utama dalam menentukan
konfigurasi rantai tersebut. Linus Pauling dan Robert Corey telah dapat
menentukan secara tepat geometri dari peptida lengkap dengan berbagai
macam ukuran atau besarannya.
1.Ikatan Peptida
Ikatan peptida atau ikatan amida asam adalah ikatan yang terdapat dalam
rantai peptida itu sendiri, yaitu ikatan antara asam amino yang satu dengan
asam amino yang lain.
Karena ikatan ini terdapat dalam rantai peptida, maka ikatan ini selalu ada
dalam molekul protein. Banyak sedikitnya ikatan peptida dalam molekul protein
dapat dites dengan menggunakan tes biuret.
2.Ikatan Sistin
Ikatan sistin atau ikatan disulfida dalam molekul protein adalah secara
homopolar atau secara kovalen, yaitu ikatan atom-atom didalam molekul
disebabkan karena persekutuan electron-elektron yang dimiliki bersama oleh dua
atom S.
Ikatan sistin dalam molekul protein terjadi bila terdapat kedua buah sisa
asam amino yang terdapat dalam rantai peptide berdekatan. Ikatan ini dapat
menghubungkan dua rantai polipeptida tetapi dapat pula hanya terdapat satu
rantai peptida.
Ikatan sistin dikenal pula sebagai ikatan disulfida dan terjadi apabila dua
residu asam amino sistein berdekatan. Protein yang mengandung banyak ikatanikatan ini bila dibakar mempunyai bau atau tidak enak.
LEMAK
Dalam ilmu kimia yang dimaksudkan dengan lemak adalah suatu ester
antara gliserol dengan asam lemak, dimana ketiga radikal hidroksil dari gliserol
diesterkan. Jelaslah bahwa lemak adalah suatu trigliserida (triasil gliserol).
Disamping trigliserida dikenal pula digliserida (diasilgliserol) dan monogliserol
(monoasil gliserol). Kedua gliserida dan monogliserida meskipun suatu ester
tetapi bukanlah suatu lemak.
mempunyai jumlah atom karbon genap. Dapat berupa asam lemak jenuh
maupun asam lemak tidak jenuh. Lipida sederhana dan lipida majemuk
semuanya mempunyai unit penyusun asam lemak.
a. Asam-asam lemak jenuh
Asam-asam lemak jenuh (saturated fatty acids) tidak mempunyai ikatan
rangkap dalam struktur kimianya. Telah diketahui beberapa asam lemak
jenuh yang menjadi penyusun lemak hewan atau minyak tanaman. Pada
table 3.1. tertera contoh-contoh beberapa asam lemak jenuh.
Tabel 3.1. Asam-asam lemak jenuh
Rumus
C3H7-COOH
C5H11-COOH
C7H15-COOH
C9H19-COOH
C11H23-COOH
C13H27-COOH
C15H31-COOH
C17H35-COOH
Nama Trivial
Asam butirat
Asam kaproat
Asam kaprilat
Asam kaprat
Asam laurat
Asam miristat
Asam palmitat
Asam stearat
Nama sistemik
Asam butanoat
Asam heksanoat
Asam oktanoat
Asam dekanoat
Asam dodekanoat
Asam tetradekanoat
Asam heksadekanoat
Asam oktadekanoat
-CH = CH CH2 CH = CH
Konyugasi
non konyugasi
sebuah atau lebih asam lemak tidak jenuh sebagai unit penyusunnya. Lemak
nabati banyak terdapat dalam kacang-kacangan, buah-buahan, bijih-bijihan dan
akar tanaman.
panjang
atau
pendeknya
rantai
karbon
dari
asam-asam
lemak
penyusunnya, serta banyak atau sedikitnya ikatan-ikatan rangkap dari asamasam lemak penyusunnya. Asam lemak jenuh yang banyak menyusun lemak
atau minyak alam adalah asam oleat.
Diantara sekian banyak lemak yang telah dikenal, ada yang mempunyai
sebuah atau lebih ikatan rangkap dua, dan lemak yang demikian ini disebut
lemak tidak jenuh (unsaturated fat). Lemak yang tidak mempunyai ikatan
rangkap
dalam
struktur
kimianya
disebut
lemak
jenuh
(saturated
fat).
Tripalmitolein adalah salah satu contoh lemak tidak jenuh sedang tripalmitin
adalah salah satu contoh lemak jenuh.
Berdasarkan atas komposisinya atau berdasarkan atas asam-asam lemak
yang menjadi penyusunnya, maka lemak dibedakan atas lemak berasam satu,
berasam dua atau berasam tiga dapat merupakan lemak jenuh maupun lemak
tak jenuh.
Lemak berasam satu adalah lemak yang ketiga asam lemak penyusunnya
adalah sama. Tristearin dan triolein adalah dua buah contoh dari lemak berasam
satu.
Lemak berasam dua adalah lemak dimana ketiga asam lemak yang
menjadi penyusunnya, yang sama hanya dua (gambar 3.7). Gliseril-1-oleo-2,3distearat atau 1-oleo-2,3-disterin dan gliseril-2-palmito-1,3-distearat atau 2palmito-1,3-distearin adalah dua buah contoh lemak berasam dua.
Lemak berasam tiga adalah asam lemak dimana ketiga asam lemak
penyusunnya tidak sama.
-Larutan ninhidrin
-Larutan CuSO4 encer
-Larutan HNO3 encer
ikatan peptide dalam molekul protein yang kita selidiki, dengan melihat warna
larutan hasil percobaan. Terbentuk warna merah bila molekul protein yang kita
sekidiki kecil (sedikit ikatan-ikatan peptidanya) dan terbentuk warna ungu bila
molekul protein yang kita selidiki besar (banyak mengandung peptide).
Percobaan :
Sediakan 2 tabung reaksi. Isilah satu tabung dengan larutan susu encer.
Tambahlah keduanya dengan kuprisulfat encer dan NaOH encer. Catatlah warna
apa yang terbentuk!
B. Reaksi Khusus
Reaksi ini tidak berlaku untuk semua macam protein, tetapi hanya khusus
untuk protein-protein tertentu.
1. Tes Xantroprotein
Test ini khusus untuk protein yang mengandung asam amino dengan gugus
fenil (misasam amino fenilalanin, tirosin dll) dalam hal ini terjadilah proses nitrasi
dari asam-asam amino dengan gugus fenil ini. Proses demikian dapat terjadi pula
jika kulit kita terkena asam nitrat pekat terjadi warna kuning, warna kuning
adalah warna hasil nitrasi protein yang terdapat dalam kulit kita.
Percobaan :
Sediakan tabung, diisi dengan larutan susu encer. Tambahkan asam nitrat pekat.
Masaklah, maka terbentuk warna kuning. Pada penambahan ammonia akan
terbantuk warna jingga.
2. Tes Molisch
Tes ini khusus untuk mukoprotein (glikoprotein) yaitu protein majemuk yang
gugus prostetisnya karbohidrat. Tes molis ini sebenarnya adalah tes umum
terhadap adanya karbohidrat, tetapi dapat pula dipakai untuk menunjukan
adanya protein yang mempunyai gugus prosteis karbohidrat.
Dalam hal ini protein majemuk oleh pengaruh asam sulfat akan terhidrolisa
menjadi protein sederhana dan karbohidrat. Karbohidrat yang terjadi ini juga
mengalami hidrolisa menjadi monosakarida monosakarida. Monosakarida yang
terbentuk ini akan mengalami dehidrasi menjadi furfural/hidroksi metal fulfural,
yang kemudian terkondensasi dengan -naftol terbentuk persenyawaan yang
berwarna ungu. Jelaslah yang memberikan warna ungu bukan protein tetapi
karbohidratnya.
Skemanya dapat di gambartakan sebagai berikut.
PROTEIN SEDERHANA
PROTEIN MAJEMUK
hidrolisa
KARBOHIDRAT
hidrolisa
MONOSAKARIDA
dehidrasi
-naftol
FURFURAL/HIDROKSI
PERSENYAWAAN KOMPLEK
METIL
FULFURAL
(warna ungu)
Percobaan:
Sediakan tabung reaksi. Diisi dengan larutan susu encer. Tambahlah larutan naftol dalam alkohol yang sudah disediakan, kemudian dikocok. Tambahkan
asam sulfat pekat pelan pelan melalui dinding pada tabung reaksi. Amati apa
yang terjadi. Bila protein yang saudara miliki mempunyai gugus prostetis
karbohidrat, akan terbentuk cincin berwarna ungu.
Reaksi : bila monosakaridanya adalah hektosa, maka reaksinya secara singkat
dapat digambarkan sebagai berikut:
PbS
+ CH3COONa
Hitam
C. Reaksi Presipitasi
Larutan garam-garam logam berat, misalnya Feri klorida, kupri sulfat,
merkuri klorida dan Plumbo asetat dapat dipakai untuk mengendapkan larutan
protein.
Pengendapan ini dapat berlangsung dengan baik apabila larutan protein
dalam bentuk dwi kutub pada suasana alkalis.
H
Prot C COO-
NH3
NH2
Kation dari logam-logam berat dengan protein yang bersifat sebagai anion
akan bergabung membentuk garam proteinat yang mengendap. Warna dari
endapan juga ditentukan oleh warna-warna logam berat yang ditambahkan.
Misalkan yang dipakai untuk mengendapkan larutan kuprisulfat atau larutan feri
klorida, maka reaksi-reaksi kimianya adalah sebaginya berikut:
H
2
Prot C COO-
H
+
Cu+2
Prot C- COO-
Cu Cu
proteinat (biru)
NH2
NH2
Prot C COO-
Fe+3
Prot C- COO-
proteinat (kuning)
NH2
NH2
Fe Fe
asam
fosfowolframat.
Memperhatikan
endapan-endapan
yang
terbentuk.
2. Presipitasi dengan larutan garam-garam logam berat
Menyediakan 4 tabung reaksi dan masing-maisng diisi dengan larutan
susu encer. Tabung pertama ditambah larutan feri klorida, tabung kedua diisi
kuprisulfat, tabung ketiga ditambah larutan merkuri klorida
dan tabung ke
Lemak tak jenuh juga melunturkan warna larutan kalium permanganat encer.
Bila lemak yang diselidiki adalah 1-oleo-2,3-distearin maka reaksi kimianya
adalah
sebagai
berikut
Percobaan :
Sediakan sebuah tabung isilah dengan lemak cair atau minyak yang telah
disediakan sebanyak 1-2ml, tambahkan 1-2 tetes KMnO 4 encer, kocok. Warna
KMnO4 akan luntur.
E. HASIL PENGAMATAN
PERCOBAAN PERCOBAAN UNTUK PROTEIN
A. Reaksi Umum
No
.
1.
2.
Tes
Tes Ninhidrin
Tes Biuret
Reaksi
Hasil
-Susu + ninhidrin
-Susu + CuSO4 + NaOH
Putih kebiruan
Warna biru diatas dan ada
endapan putih dibawah
B. Reaksi khusus
N
o.
1.
Tes Xanthoprotein
2.
Tes Molisch
3.
Tes
Reaksi
-Susu + asam nitrat
Dipanaskan
+ Amonia
-Susu + -naftol
dalam alcohol ,
dikocok
+ H2SO4 , tidak
dikocok
-Susu + as. Glioksilat,
Hasil
Kekuningan.
Kuning kehijauan, jernih.
Jingga, lebih jernih.
Kecoklatan.
4.
Tes Sulfida
dikocok
+ H2SO4 , tidak
dikocok
-Susu + NaOH
Dipanaskan 1 menit
+beberapa tetes Pb
asetat
perubahan.
Ada cincin ungu
kehitaman.
Putih, tidak ada
perubahan.
Kuning jernih.
Kuning kecoklatan dan
ada sedikit endapan
C. Reaksi Presipitasi
N
o.
1.
2.
3.
Tes
Presipitasi dengan
alkaloid reagensia
Presipitasi dengan
larutan garam-garam
logam berat
Percobaan Henler
Reaksi
-Susu + asam pikrat
-Susu + asam
trikloroasetat
-Susu + asam
fosfomolibdat
-Susu + asam
fosfowolframat
-Susu + ferriklorida
-Susu + kuprisulfat
-Susu + merkuri
klorida
-Susu + Pb asetat
-Susu + asam nitrat
pekat
Hasil
Kuning cerah, ada
endapan.
Putih, ada endapan.
Putih, ada endapan.
Putih, ada endapan.
Kuning, ada endapan.
Putih kebiruan, ada
endapan.
Putih, ada endapan.
Putih, ada endapan.
Kekuningan
LEMAK/LIPIDA
N
o.
1.
Tes
Noda lemak/minyak
Reaksi
-Teteskan minyak
pada kertas saring,
diamkan.
-Teteskan air pada
kertas saring,
diamkan.
Hasil
Noda lemak pada kertas
saring sukar hilang.
Noda air pada kertas
saring mudah hilang.
2.
F. PEMBAHASAN PERTANYAAN
PERCOBAAN-PERCOBAAN UNTUK PROTEIN
A. Reaksi Umum
1. Tes Ninhidrin
Pertanyaan :
a. Tulislah warna yang terbentuk dan reaksi kimia percobaan ninhidrin.
b. Apakah reaksi ini berlaku untuk semua macam protein? Bagaimana kalau
larutan protein diganti dengan larutan asam amino ?
Jawaban :
a. Warna yang terbentuk tetap berwarna putih.
b. Ya, tes ini berlaku untuk semua macam protein baik protein sederhana,
protein majemuk, protein globular, protein fibrosa, protein alam, maupun
protein derivat.
2. Tes Biuret
Pertanyaan :
a. Warna apa yang terbentuk pada percobaan sdr ? kesimpulan ?
b. Bilaman terbentuk warna ungu ? & bilamana terbentuk warna merah ?
c. Apakah reaksi ini berlaku untuk semua macam protein?
Jawaban :
a. Warna yang terbentuk adalah hijau kebiruan yang dapat disimpulkan
bahwa sampel susu putih cair yang digunakan mengandung ikatan
peptida.
b. Terbentuk warna ungu jika molekul protein yang kita selidiki besar (banyak
mengandung ikatan peptida), sedangkan terbentuk warna merah jika
protein yang kita selidiki kecil (ikatan peptidanya sedikit).
c. Ya, karena tes biuret ini merupakan tes umum untuk protein dan juga
asam amino.
B. Reaksi Khusus
1. Tes Xanthoprotein
Pertanyaan :
a. Reaksi ini khusus untuk protein yang mengandung asam amino apa
sebagai penyusun?
b. Tulislah reaksi kimianya!
c. Warna apa yang terjadi sekiranya kulit kita terkena asam nitrat pekat?
Mengapa demikian? Jelaskan!
Jawaban :
a. Tes xanthoprotein khusus untuk protein yang mengandung asam amino
dengan gugus fenil, misalnya asam amino fenilalanin, tirosin, dll.
b. Reaksi kimianya :
c. Jika kulit kita terkena asam nitrat pekat akan terjadi warna kuning, warna
kuning yangdihasilkan adalah warna hasil nitrasi protein yang terdapat
dalam kulit kita.
2. Tes Molisch
Pertanyaan :
a. Apakah reaksi ini berlaku untuk semua macam protein? Kalau tidak untuk
protein yang manakah? Berikan contoh!
b. Reaksi Molisch ini sebenarnya reaksi umum untuk menunjukan adanya
apa? Mengapa berlaku untuk mukoprotein?
c. Apa yang akan terjadi apabila tabung reaksi saudara kocok dengan hatihati!
d. Tulislah reaksi kimia dari percobaan saudara lakukan!
Jawaban :
adanya
4. Tes Sulfida
Pertanyaan:
a. Tes khusus ini khusus untuk protein yang mengandung asam amino apa
sebagai komponen protein?
b. Tulis reaksi kimia dari percobaan yang saudara lakukan!
c. Tuliskan rumus struktur dari 3 buah asam amino yang mengandung
belerang yang saudara ketahui!
Jawaban:
a. Tes sulfida khusus untuk protein yang mengandung asam amino metionin,
sistein atau sistin.
b. Reaksi kimianya:
Na2S + Pb(NO3)2
PbS
+ CH3COONa
Hitam
c. Asam amino yang mengandung belerang
C. Reaksi Presipitasi
1. Presipitasi dengan alkaloid reagensia
Pertanyaan:
a. Bersifat sebagai apakah protein dalam reaksi ini? Alkaloid reagensia
bersifat sebagai apa?
b. Tulislah masing-masing reaksi kimianya dan apakah warna endapan
yang terjadi?
c. Apakah alkaloid reagensia itu? Sebutkan 4 contohnya!
Jawaban:
a. Protein dalam reaksi bersifat sebagai alkaloid. Alkaloid reagensia
bersifat untuk mengendapkan larutan alkaloid dan protein.
OH
+ NO2
NO2
NH3
NO2
O-
H
Prot C COO-
+ NO2
NO2
NH3
NO2
c. Alkaloid
teagensia
adalah
reagen
yang
dipakai
untuk
garam-garam
logam
berat
sebagai
zat
yang
mengendapkan.
b. Reaksinya sebagai berikut:
H
2
Cu
Prot C COO-
Cu+2
Prot C- COO-
Cu proteinat (biru)
2
NH2
NH2
Prot C COO-
Fe
Fe proteinat (kuning)
Fe+3
NH2
NH2
Prot C- COO-
protein.
Pada
struktur
tersier
protein
yang
mengalami
saring
yang
diteteskan
air,
maka
dapat
diketahui
bahwa
noda
Daftar Pustaka
Buku Petunjuk Pratikum Kimia Makanan Program Studi S1 Ilmu Gizi Universitas
Diponegoro
Kelompok 1