Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Minat dan Bakat


Beberapa pengertian minat menurut para ahli :
Menurut Kamisa (1997) Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan.
Menurut Gunarso (1995) Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat
dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga
penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat

melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya.


Menurut Hurlock, 1999.Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang
untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Ketika
seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat,
kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka
minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat

bersifat sementara atau dapat berubah-ubah. (Hurlock, 1999).


Menurut Sutjipto (2001) menjelaskan bahwa minat adalah kesadaran seseorang
terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan
dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat
merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap
kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan

tersebut .
Menurut Tampubolon (1993) mengemukakan bahwa minat adalah perpaduan antara
keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.

Pengertian Bakat
Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih
perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan
keterampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan lain-lain.
Seseorang yang berbakat musik misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain yang
tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Untuk bisa
terealisasi bakat harus ditunjang dengan minat, latihan, pengetahuan, pengalaman agar bakat
tersebut dapat teraktualisasi dengan baik.

Memfasilitasi Perkembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

Persamaan Antara Bakat Dan Minat


Persamaan diantara bakat dan minat ini yaitu perlu adanya pengembangan melalui
belajar agar kemampuan dan keinginan yang ada dapat menjadi sesuatu yang nyata. Jadi tidak
hanya sebatas kemampuan dan keinginan saja. Melainkan adanya kemajuan atau bentuk nyata
dari apa yang dimiliki dan apa yang diminati. Jika hal tersebut diasah, maka akan menjadi
sesuatu yang bermanfaat sekali untuk diri sendiri maupun lingkungan. Namun, apabila tidak
diasah, maka hanya menjadi bakat dan minat yang terpendam. Tidak akan membuahkan hasil
yang lebih dari hanya sekedar kemampuan dan keinginan saja.
Yang perlu kita ketahui, bakat juga harus disertai dengan minat. Kenapa begitu?
Karena adapun bakat yang luar biasa yang kita miliki namun minat kita sangat minim
terhadap hal tersebut, maka untuk pengembangannya akan menjadi sulit. Sesungguhnya,
seseorang itu menyukai hal-hal yang dianggapnya menarik untuknya dan ia akan sangat
menikmati untuk lebih mewujudkan apa yang ia sukai itu. Contohnya, Cita sangat suka
menulis. Ia mempunyai bakat dan minatnya besar kearah menulis tersebut. Ia berlatih dan
mencari pengetahuan bagaimana cara menulis yang baik dan benar. Terbukti dari beberapa
cerpen dan puisi yang dibuatnya sangat menarik untuk dibaca. Namun Cita mempunyai adik
yang sama sepertinya, yaitu suka menulis. Tetapi hanya sekedar suka. Minat adiknya Cita
untuk lebih mengembangkan kemampuan menulisnya tidak terlalu besar. Dan adiknya Cita
lebih suka untuk mengembangkan minat yang ia sukai seperti berolahraga.
Perbedaan Bakat dengan Minat
Perlu hati-hati bahwa Bakat tidak selalu identik dengan Minat. Bakat yang tidak
disertai dengan Minat, maupun Minat yang tidak disertai dengan Bakat akan menimbulkan
GAP. Bila orang tua tidak cukup cermat dengan hal ini,akan berdampak buruk bagi anak.
BAKAT
2.2 Jenis Jenis Minat dan Bakat
Menurut Rahayu, ada dua jenis bakat, yaitu diantaranya:
Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum,
artinya setiap orang memiliki.

Memfasilitasi Perkembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

a. Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak
semua orang memiliki misalnya bakat seni, memimpin, berceramah, olahraga. Bakat

khusus ini terbagi lagi menjadi beberapa macam, diantaranya:


Bakat Verbal, yaitu bakat tentang konsep-konsep yang diungkapkan dalam bentuk katakata.

Bakat Numerikal, yaitu bakat tentang konsep-konsep dalam bentuk angka.


Bakat bahasa (linguistik), yaitu bakat tentang penalaran analitis bahasa (ahli sastra)
misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain-

lainnya.
Bakat kecepatan, ketelitian, klerikal, yaitu bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu

untuk laboratorium, kantor dan dalam kerohanian.


Bakat Relasi Ruang (spasial), yaitu bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua
dimensi atau berpikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail
visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat
sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga

dimensi.
Bakat Mekanik, yaitu bakat tentang prinsip-prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas

dan alat-alat lainnya.


Bakat Abstrak, yaitu bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola,

rancangan, diagram, ukuran-ukuran, bentuk-bentuk dan posisi-posisinya.


Bakat Skolastik, yaitu kombinasi kata-kata (logika) dan angka-angka. (Termasuk
didalamnya kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat,
menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan
hidupnya umumnya bersifat rasional).

Jenis Jenis Bakat


1. Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum,
artinya setiap orang memiliki.
2. Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua
orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga.
3. Selain itu bakat khusus yang lain, yaitu :

Bakat Verbal
Bakat tentang konsep konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata kata.
Bakat Numerikal
Bakat tentang konsep konsep dalam bentuk angka.
Bakat Skolastik

Memfasilitasi Perkembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

Kombinasi kata kata (logika) dan angka angka. Kemampuan dalam penalaran,
mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari
keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat
rasional. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemprogram
komputer.(Newton, Einstein, dsb.)

Bakat Abstrak
Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan, diagram,
ukuran ukuran, bentuk bentuk dan posisi-posisinya.

Bakat mekanik
Bakat tentang prinsip prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat

alat lainnya.
Bakat Relasi Ruang (spasial)
Bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi atau berfikir dalam 3
dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat
menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide
secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga
dimensi. Ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan

insinyur mesin. (Thomas Edison, Pablo Picasso, Ansel Adams, dsb.)


Bakat kecepatan ketelitian klerikal
Bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk laboratorium, kantor dan

lain lainnya.
Bakat bahasa (linguistik)
Bakat tentang penalaran analistis bahasa (ahli sastra) misalnya untuk jurnalistik,
stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain lainnya.
Jenis Jenis Minat
1. Minat vokasional merujuk pada bidang bidang pekerjaan.
a. Minat profesional : minat keilmuan, seni dan kesejahteraan sosial.
b. Minat komersial : minat pada pekerjaan dunia usaha, jual beli, periklanan, akuntansi,
kesekretariatan dan lain lain.
c. Minat kegiatan fisik, mekanik, kegiatan luar, dan lain lain.
2. Minat avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi. Misalnya
petualang, hiburan, apresiasi, ketelitian dan lain lain.
2.3 Mengembangkan Minat dan Bakat
Sebelum mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki oleh peserta didik alahkah
baiknya kita mengenali minat dan bakat peserta didik, ada beberapa cara untuk mengenali
bakat anak, yaitu:
Memfasilitasi Perkembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

1. Melihat tingkah laku anak. Kegiatan apa yang sering dilakukannya? Anak lebih
berminat pada hal-hal apa?
2. Mengikuti perkembangan anak dengan cermat.
3. Memberikan berbagai macam stimulus atau rangsangan kepada anak, misalnya
dengan memberikan les atau permainan yang variatif.
4. Melakukan tes psikologi (tes bakat) untuk melihat kelebihan dan kelemahan anak.
Tes ini bisa dilakukan saat anak berusia 7 tahun atau saat masuk sekolah. Pada usia
tersebut sudah terlihat bakat serta minat anak.
Mengembangkan Bakat dan Minat Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Pada
periode ini anak mencapai kematangan fisik dan diharapkan pula disertai dengan kematangan
emosi dan perkembangan sosialnya. Karena masa peralihan maka remaja pada umumnya
masih ragu-ragu akan perannya dan menimbulkan krisis identitas. Dalam usaha menemukan
jati dirinya dalam arti mengatahui kebutuhan-kebutuhan pribadi serta tujuan yang ingin
dicapai dalam hidupnya, maka pengembangan bakat dan minat remaja sangat penting. Dan
dalam mengembangkan kompetensinya remaja tetap membutuhkan bimbingan dari orang tua
dan lingkungan rumah maupun sekolah.
Beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua, guru atau lingkungan terdekat anak untuk
mengambangkan bakat dan minat adalah:
sejak usia dini cernati berbagai kelebihan, ketrampilan dan kemampuan yang tampak

menonjol pada anak.


Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya.
Kembangkan konsep diri positif pada anak.
Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, serta pengalaman di berbagai

bidang.
Usahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar dan menekuni

bidang-bidang yang menjadi kelebihannya.


Tingkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih kemampuannya.
Stimulasi anak untuk meluaskan kemampuannya dari satu bakat ke bakat yang lain.
Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.
Sediakan fasilitas atau sarana untuk mengembangkan bakat anak.
Dukung anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan

bakatnya.
Jalin hubungan baik antara orang tua, guru, dengan anak atau remaja.
Hal-hal yang perlu dicermati dalam mengembangkan bakat dan minat remaja, yaitu:
a. Mengikuti minat teman.
Usia remaja adalah masa perkembangan yang ditandai dengan solidaritas tinggi
terhadap teman-teman sebayanya. Remaja kurang memahami siapa dirinya, memiliki
kebutuhan yang besar untuk berada dan diakui dalam kelompoknya. Hal ini seringkali
Memfasilitasi Perkembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

membuat remaja mengikuti minat temannya, memilih bidang yang sebenarnya kurang sesuai
dengan bakat dan minatnya. Untuk memilih bidang-bidang yang akan dikembangkannya,
remaja perlu berdiskusi, mencari masukan dan bertukar pikiran dengan orang tuanya.
b. Penelusuran bakat dan minat secara dangkal.
Memperhatikan bakat dan minat anak membutuhkan usaha yang serius dan
berkesinambungan. Tes bakat pada umumnya memadukan kemampuan intelektual ataupun
ketrampilan dengan bakat dan minat yang dimiliki seseorang. Kemampuan tinggi tanpa
didukung oleh minat akan membuat anak bisa berhasil dalam pendidikannya akan tetapi
antusiasme untuk mempelajarinya kurang tinggi minat dan bakat yang tinggi di suatu bidang
tanpa didukung kemampuan akan membuat seseorang membutuhkan tenaga dan usaha ekstra
keras untuk mencapainya. Selain hal tersebut tentunya di manapun seseorang belajar dan
bekerja dibutuhkan motivasi belajar, daya juang dan ketekunan.
Mengembangkan Minat dan Bakat Anak
Adapun mengembangkan minat dan bakat anak sebagai berikut :
1. Pengamatan (observasi)
Amati apa saja yang menjadi kelebihan, ketrampilan dan kemampuan yang menonjok
pada anak (gerakan motorik, kondisi mental, cara berbahasa, dsb)
2. Beri Kesempatan
Biarkan anak mencoba aktivitas yang beragam, termasuk juga kegiatan yang ia ingin
lakukan di luar ruangan (outdoor activity) Olah raga, melukis, musik, menulis dan
sebagainya.
3. Bantu Agar Ia Yakin
Anak perlu dibantu agar ia dapat yakin dan fokus pada dirinya sendiri. Hal ini
4.

5.

diperlukan untuk memperkuat kepercayaan dirinya.


Kembangkan Konsep Diri
Orang tua, guru dan lingkungan terdekat perlu

membantu

anak

untuk

mengembangkan konsep diri positif pada anak.


Perkaya Dengan Berbagai Ilmu
Kesenian, ilmu pengetahuan, sosial atau ilmu bahasa perlu diperkaya untuk anak. Hal

tersebut bertujuan agar ia dapat belajar memiliki wawasan yan luas sejak dini.
6. Tingkatkan Minat Anak
Usahakanlah dengan berbagai cara untuk meningkatkan minatnya agar ia belajar dan
menekuni bidang keunggulannya dan juga bidang lainnya yang berkaitan.
7. Tingkatkan Motivasi
8. Melatih dan mengembangkan kemampuan anak adalah tujuan utama dalam
memotivasi dia.
9. Stimulasi
Luaskan kemampuannya dari bakat satu ke bakat lainnya. Bebaskanlah anak untuk

Memfasilitasi Perkembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

mengutarakan dan berpendapat tentang hal-hal yang berhubungan dengan minat-minat


dan bakatnya.
10.

Reward
Berikan pujian dan penghargaan atas usaha yang ia lakukan. Tentu saja pujian yang

tulus dan bukan dibuat-buat.


11. Menjadi Fasilitator
Untuk mengembangkan bakatnya, anak perlu difasilitasi dengan apa yang ia perlukan.
Jangan buru-buru menyerah jika hal ini bersinggungan dengan biaya. Gunakanlah
kreatifitas, dan bahkan anak bisa diajak memecahkan masalah ini.
Banyak orang tidak selalu mudah menemukan bakat dan minat yang tepat, karena
beberapa hal:
1. Siswa belum secara sengaja menjajagi kemampuan, bakat serta minatnya.
2. Kurangnya wawasan bidang studi atau lapangan pekerjaan yang ada.
3. Tidak ada masukan dari lingkungan mengenai kelebihan dalam kemampuan atau
bakatnya.
4. Siswa belajar tanpa tahu kegunaan dan tujuan dari bidang studi yang dipelajarinya
5. Bidang yang diminati dan bakat yang dimiliki bervariasi.
6. Bakat yang ada belum terasah atau kurang mendapat kesempatan untuk
dikembangkan sehimgga tidak nampak.
7. Perasaan tidak mampu atau tidak berbakat dari pribadi yang bersangkutan ataupun
dari lingkungannya.
2.4 Klasifikasi Minat dan Bakat
Macam-macam bakat di klasifikasikan menjadi delapan , yaitu ;
Intellegensi (kemampuan belajar secara umum), yaitu merupakan kemampuan menangkap
suatu pengertian atau memahami instruksi dan dasar suatu prinsip kemampuan menguraikan
suatu mendapat dan membuat keputusan.
1.

Bakat verbal merupakan kemampuan untuk mengartikan kata kata dan menggunakannya
secara efektif. Kemampuan memahami bahasa, paham akan hubungan antar kata-kata,

memahami arti dari kalimat dalam keseluruhan kalimat dan paragraph.


2. Bakat numerik, kemampuan mengerjakan tugas hitungan secara cepat (terkait dengan
kemampuan menyelesaikan tugas-tugas matematika, ilmu alam, kimia dan sejenisnya
3. Bakat skolastik, kemampuan dalam mengkombinasikan kata-kata dengan angka.
4. Bakat relasi ruang, kemampuan berfikir visual dan memahami benda-benda yang
mempunyai tiga dimensi. Kemampuan untuk mengenal jumlah, hubugan-hubungan dari
benda-benda dalam ruangan.
5. Bakat mekanik, kemampuan memahami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alam,
tata kerja dalam perkakas sederhana, mesin dan peralatan lainya.

Memfasilitasi Perkembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

6. Bakat abstrak, merupakan kemampuan dalam memecahkan masalah - masalah dengan


menggunakan diagram, pola atau rancangan, disajikan dalam ukuran, bentuk dan posisi.
7. Bakat bahasa, merupakan kemampuan dalam penalaran analisi bahasa, misalnya untuk
jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain-lain.
Karakteristik dan klasifikasi Minat
Minat adalah sesuatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian pada sesuatu dan
disertai keinginan untuk mengetahui, memiliki, mempelajari dan membuktikan. Minat
terbentuk setelah diperoleh informasi tentang obyek atau kemauan dan keterlibatan perasaan,
diiringi perasaan senang, terarah pada objek atau kegiatan tertentu dan terbentuk oleh
lingkungan.
1.
2.
3.
4.

Ada beberapa macam karakteristik minat, antara lain :


Minat menimbulkan sikap positif terhadap suatu obyek
Adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari sesuatu obyek
Mengandung suatu penghargaan menimbulkan keinginan atau gairah untuk
mendapatkan sesuatu yang menjadi keinginan atau gairah untuk mendapatkan sesuatu
yang menjadi minatnya.
Minat pada dasarnya dapat dibentuk dalam hubungannya dengan obyek. Yang paling

berperan dalam pembentukan minat selanjutnya dapat berasal dari orang lain, meskipun minat
dapat timbul dari dalam dirinya sendiri. Adapun pembentukan minat dapat dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut :
1. Memberikan informasi yang seluas-luasnya, baik keuntungan maupun kerugian yang
ditimbulkan oleh obyek yang dimaksud. Informasi yang diberikan dapat berasal dari
pengalaman, media cetak, media elektronik.
2. Memberikan rangsangan, dengan cara memberikan hadiah berupa barang atau
sanjungan yang dilakukan individu yang berkaitan dengan obyek
3. Mendekatkan individu terhadap obyek, dengan cara membawa individu kepada obyek
atau sebaliknya mengikutkan individu-individu pada kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh obyek yang dimaksud
Klasifikasi Minat
Klasifikasi minat ini dibedakan atas keterkaitan orang terhadap bidang-bidang
pekerjaan. Ada tiga penggolongan faktor minat, yaitu :
Minat profesinal, di dalam kelompok minat ini dikenali tiga jenis minat yaitu :
Minat ilmiah, mengacu ke kesukaan orang pada hal-hal yang bersifat keilmuan : teori,

penelitian, kerja laboratorium, desain, ilmu sosial.


Minat ekspresi aestetis, berkenaan dengan keaktifan orang dalam kegiatan aestetis
menabuh gamelan, menulis karya sastra, menari atau bermain lenong.

Memfasilitasi Perkembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

Minat kesejahteraan sosial, peduli akan orang lain ( peri keadaannya, kesehatannya,
kesejahteraannya) suka membantu orang lain, suka member penjelesan kepada orang

lain.
a. Minat komersial, di dalam kelompok minat ini dikenali dua jenis minat, yaitu :
Minat pada pekerjaan - pekerjaan di dunia usaha ( bisnis ) atau bidang perdagangan,
mengacu ke pelaku bisnis yang utama. Minat pada pekerjaan ini menyukai kegiatan

jual beli, suka melakukan sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia perdagangan.
Minat pada pekerjaan perkantoran di dunia bisnis itu. Minat pada pekerjaan ini
menyukai pekerjaan-pekerjaan seperti hitung dagang, pembukuan, kesekretariatan,

akuntansi atau perbankan.


b. Minat kegiatan fisik, ada tiga golongan minat ini, yaitu :
Minat mekanik, orang yang memiliki minat mekanik menyenangi pekerjaan-pekerjaan
permesinan atau yang ada hubungannya dengan soal-soal mesin seperti menemukan

alat mesin baru, menjalankan mesin, memperbaiki mesin.


Minat kegiatan luar, berkenaan dengan kesukaan orang akan pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan di luar rumah atau alam sekitar, misalnya petani, nelayan, peternak,

pengawas bangunan dan sebagainya.


Minat aviasi, berkenaan dengan pengetahuan tentang penerbangan

2.5 Media untuk Memfasilitasi Minat dan Bakat


1. Ekstrakurikuler
Sistem pendidikan nasional kita mengenal istilah ekstrakurikuler, yakni kegiatan di luar
jam akademis sebagai wadah penyaluran minat dan bakat anak didik. Suharsimi Arikunto
mendefinisikan kegiatan ekstrakurikuler sebagai kegiatan tambahan diluar struktur program
yang pada umumnya merupakan program pilihan. Sedangkan menurut SK Dirjen Dikdasmen
No 226/C/Kep./1992 dirumuskan bahwa Ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar kegiaan jam
pelajaran biasa pada waktu libur sekolah dengan tujuan memperdalam dan memperluas
pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan
minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya.
Menilik pada esensinya, sebagai kegiatan penyalur minat dan bakat anak tentu akan
banyak jenis dari kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Dari sekian banyak itu, sekolah selaku
lembaga yang memfasilitasi hadirnya kegiatan ekstrakurikuler memiliki peran penting dalam
mengarahkan siswa menemukan bakatnya.
a.

Prinsip-prinsip Program Ekstrakurikuler

Dengan berpedoman pada maksud dan tujuan kegiatan ekstrakurikuler disekolah maka
dapat dikemukakan prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut:

Memfasilitasi Perkembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

1.
2.
3.
4.
5.

Semua siswa, guru dan personil administrasi sekolah hendaknya ikut serta dalam
usaha meningkatkan program.
Kerjasama dalam team adalah fundamental.
Perbuatan untuk partisipasi hendaknya dibatasi.
Proses lebih penting daripada hasil.
Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.
b. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

Ada empat fungsi yang melekat dalam kegiatan ekstrakurikuler:


1. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan kreativitas siswa sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.
2. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan
dan rasa tanggung-jawab sosial peserta didik.
3. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untk mengembangkan suasana
rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang
proses perkembangan.
4. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
kesiapan karir pesrta didik.
2. Kompetisi
Kompetisi disini merupakan kegiatan pertandingan atau perlombaan. Menurut Deaux,
Dane, & Wrightsman (1993), kompetisi adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara
mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau kelompok memilih untuk bekerja sama
atau berkompetisi tergantung dari struktur reward dalam suatu situasi. Selain itu, menurut
Chaplin (1999), kompetisi adalah saling mengatasi dan berjuang antara dua individu, atau
antara beberapa kelompok untuk memperebutkan objek yang sama.
Kegiatan
pendidikan.

kompetisi
Pada

merupakan
sistem

faktor

pendidikan

yang
yang

berpengaruh
bertujuan

dalam
untuk

mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri peserta didik,


kegiatan kompetisi dapat mendorong daya saing di antara para siswa.
Ditambah lagi dengan adanya system reward dalam kegiatan kompetisi
juga mendorong sebagian besar siswa berpartisipasi dalam kegiatan
ekstrakurikuler di mana mereka dapat mengembangkan minat dan bakat
mereka dan juga mendapatkan reward atau penghargaan atas kerja keras
yang

telah

mereka

lakukan.

Misalnya

Lomba

Karya

Tulis

Ilmiah,

Pertandingan Bola Voli, dan Kompetisi Nasional Seni Lukis Remaja

Memfasilitasi Perkembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

10

Seorang guru, sebagai seorang pendidik harus dapat memfasilitasi perkembangan bakat
dan minat peserta didik dengan baik. Dalam pembelajaran, guru sebagai pendidik berinteraksi
dengan peserta didik yang mempunyai potensi beragam (1). Potensi yang beragam ini
tentunya disebabkan karena bakat dan minat yang dimiliki oleh setiap peserta didik itu
berbeda-beda. Ketika hal itu terjadi, lalu apa yang harus guru lakukan? Dalam hal ini guru
sebaiknya hanya menjadi fasilitator dan menjadi motivator.
Guru Sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru harus menggunakan pendekatan belajar aktif (active
learning), yaitu guru mendorong peserta didik menemukan makna sendiri melalui pemecahan
masalah secara riil agar peserta didik dapat mengkontsruksi pengetahuannya sendiri.
Pembelajaran aktif ini akan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik (2).
Dalam hal ini jelas bahwa penggunaan pendekatan belajar aktif ini akan mengembangkan
bakat dan minat peserta didik karena mereka didorong untuk mandiri dalam berpikir sehingga
mereka bisa menciptakan metode sendiri dalam belajar sesuai dengan bakat dan minat yang
mereka miliki. Adapun beberapa strategi yang bisa dilakukan oleh guru dalam mengadakan
proses belajar aktif menurut Hamzah dan Kuadrat (1) adalah sebagai berikut:

Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bermain dan berkreativitas

Memberi suasana aman dan bebas secara psikologis

Menerapkan disiplin yang tidak kaku, peserta didik boleh mempunyai gagasan sendiri
dan dapat berpartisipasi secara aktif

Memberi kebebasan berpikir kreatif dan partisipasi secara aktif.

Guru Sebagai Motivator


Sebagai motivator, seorang guru harus dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta
didik. Sebelum mengetahui lebih lanjut guru sebagai motivator, ada baiknya diketahui faktorfaktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara
lain kecemasan, rasa ingin tahu, persepsi dan harapan. Dengan hal-hal tersebut, lalu apa
sebenarnya yang harus dilakukan guru sebagai motivator? Adapun strategi yang bisa
digunakan menurut Barnawi dan Arifin adalah sebagai berikut:

Tumbuhkan rasa ingin tahu. Hal ini bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan ringan kepada peserta didik, mendorong mereka untuk berspekulasi, dan ketika
mereka merespon, jangan segera memberikan umpan balik.

Memfasilitasi Perkembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

11

Jalin hubugan dekat dengan peserta didik, tetapi penuh rasa hormat. Beri perhatian
yang tulus kepada peserta didik.

Memilih gaya mengajar, media, dan interaksi pembelajaran yang tepat.

Menginformasikan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Menghubungkan kegiatan belajar dengan minat peserta didik.

Membimbing peserta didik dalam mengatasi kesulitan belajar.

Melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Melakukan variasi gaya mengajar, variasi media, dan variasi interaksi pembelajaran.

Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya.

Menanamkan pandangan hidup yang positif tentang belajar.

Menceritakan keberhasilan tokoh-tokoh dunia.

Memberikan penguatan positif kepada peserta didik ketika mereka berhasil melakukan
sebuah tahapan kegiatan belajar.

Memberikan penguatan negatif kepada peserta didik dengan harapan mereka


termotivasi.

2.6 Strategi Dalam Mengembangkan Minat dan Bakat Peserta Didik


Seorang guru, sebagai seorang pendidik harus dapat memfasilitasi perkembangan
bakat dan minat peserta didik dengan baik. Dalam pembelajaran, guru sebagai pendidik
berinteraksi dengan peserta didik yang mempunyai potensi beragam (1). Potensi yang
beragam ini tentunya disebabkan karena bakat dan minat yang dimiliki oleh setiap peserta
didik itu berbeda-beda. Ketika hal itu terjadi, lalu apa yang harus guru lakukan? Dalam hal ini
guru sebaiknya hanya menjadi fasilitator dan menjadi motivator.
A. Guru Sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru harus menggunakan pendekatan belajar aktif (active learning),
yaitu guru mendorong peserta didik menemukan makna sendiri melalui pemecahan masalah
secara riil agar peserta didik dapat mengkontsruksi pengetahuannya sendiri. Pembelajaran
aktif ini akan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (2).

Memfasilitasi Perkembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

12

Dalam hal ini jelas bahwa penggunaan pendekatan belajar aktif ini akan mengembangkan
bakat dan minat peserta didik karena mereka didorong untuk mandiri dalam berpikir sehingga
mereka bisa menciptakan metode sendiri dalam belajar sesuai dengan bakat dan minat yang
mereka miliki. Adapun beberapa strategi yang bisa dilakukan oleh guru dalam mengadakan
proses belajar aktif menurut Hamzah dan Kuadrat (1) adalah sebagai berikut:

Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bermain dan berkreativitas


Memberi suasana aman dan bebas secara psikologis
Menerapkan disiplin yang tidak kaku, peserta didik boleh mempunyai gagasan sendiri

dan dapat berpartisipasi secara aktif


Memberi kebebasan berpikir kreatif dan partisipasi secara aktif.

B. Guru Sebagai Motivator


Sebagai motivator, seorang guru harus dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta
didik. Sebelum mengetahui lebih lanjut guru sebagai motivator, ada baiknya diketahui faktorfaktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara
lain kecemasan, rasa ingin tahu, persepsi dan harapan (2)
a. Kecemasan
Kecemasan adalah sensasi yang tidak menyenangkan sebagai perasaan kekhawatiran
dan irrabilitas. Ketika seseorang merasa cemas, ia tidak akan termotivasi untuk
belajar.
b. Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu ialah aktivitas kognitif seseorang ketika menyadari konflik antara apa
yang ia percayai dengan apa yang sebenarnya terjadi. Ketika seseorang yang memiliki
rasa ingin tahu yang besar cenderung memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar.
c. Persepsi
Persepsi yaitu pandangan seseorang, pandangan ini akan mempengaruhi terhadap
tingkah lakunya. Ketika seseorang mengalami kegagalan, orang tersebut bisa
termotivasi karena ia berpikir bahwa kegagalannya disebabkan karena kurang
berusaha dan akhirnya terus belajar.
d. Harapan
Harapan yaitu ketika harapan masih ada maka motivasi belajar pun akan terus
ada.Dengan hal-hal tersebut, lalu apa sebenarnya yang harus dilakukan guru sebagai
motivator? Adapun strategi yang bisa digunakan menurut Barnawi dan Arifin (2)
adalah sebagai berikut:

Memfasilitasi Perkembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

13

Tumbuhkan rasa ingin tahu. Hal ini bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan ringan kepada peserta didik, mendorong mereka untuk berspekulasi, dan

ketika mereka merespon, jangan segera memberikan umpan balik.


Jalin hubugan dekat dengan peserta didik, tetapi penuh rasa hormat. Beri perhatian

yang tulus kepada peserta didik.


Memilih gaya mengajar, media, dan interaksi pembelajaran yang tepat.
Menginformasikan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Menghubungkan kegiatan belajar dengan minat peserta didik.
Membimbing peserta didik dalam mengatasi kesulitan belajar.
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Melakukan variasi gaya mengajar, variasi media, dan variasi interaksi pembelajaran.
Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya.
Menanamkan pandangan hidup yang positif tentang belajar.
Menceritakan keberhasilan tokoh-tokoh dunia.
Memberikan penguatan positif kepada peserta didik ketika mereka berhasil melakukan

sebuah tahapan kegiatan belajar.


Memberikan penguatan negatif kepada peserta didik dengan harapan mereka
termotivasi.

Cara Menumbuhkan Minat Belajar Siswa dan Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Siswa
Minat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik, karena itu guru
berkewajiban untuk menumbuhkan minat belajar siswanya. Yang dapat dilakukan guru adalah
sebagai berikut:
1. Memahami kebutuhan anak didik dan berupaya melayani kebutuhan mereka.
2. Jangan memaksa anak didik untuk tunduk pada kemauan guru.
3. Memberikan informasi pada anak didik mengenai hubungan antara suatu bahan
pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu.
4. Menjelaskan kegunaan materi pelajaran untuk masa yang akan datang.
5. Menghubungkan materi pelajaran dengan peristiwa yang kontektual.
Minat yang muncul dalam pikologis siswa merupakan sebuah gejala, sehingga munculnya
minat tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor yang menjadi penyebabnya. Faktor tersebut
diantaraya; (a). Faktor Individu dan (b). Faktor Sosial.
1.

Faktor individu
Merupakan pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara alami, misalnya
diakibatkan karena ; kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan sifat
pribadi. Setiap individu mempunyai tingkat kematangan serta kecerdasan yang

Memfasilitasi Perkembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

14

berbeda sehingga minat yang muncul juga tidak sama antara individu satu dengan
yang lain. Misalnya, seseorang yang mempunyai kecerdasan dibidang mata pelajaran
ekonomi maka akan cenderung melakukan aktifitas dibidang kerja atau koperasi.
Sebaliknya sesorang yang mempunyai kecerdasan dibidang perikanan maka akan
2.

cenderung melakukan aktivitas di sawah/tambak.


Faktor social
Merupakan pengaruh yang muncul diluar individu, misalnya diakibatkan karena
kondisi keluarga, lingkungan, pendidikan dan motivasi sosial. Minat yang
dipengaruhi oleh faktor sosial misalnya; ketika siswa hidup dalam masyarakat yang
kesehariannya bersentuhan dengan padi (mayoritar petani padi), maka siswa
cenderung ingin tahu dan mengenal kegiatan tersebut karena merasa menjadi bagian
darinya, sebaliknya jika kesehariannya bersentuhan dengan ikan (mayoritar pekerja
tambak), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal lebih dalam mengenai
perikanan.

Jadi, Peran minat sangat besar jika dikaitkan dalam pelaksanaan pembelajaran, karena dengan
adanya minat siswa untuk belajar, proses pembelajaran akan dapat efektif. Jika murid telah
berminat dalam kegiatan belajar mengajar, maka hampir dapat dipastikan proses belajar
mengajar akan berjalan dengan baik dan hasil belajar juga optimal.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Pengertian Minat dan Bakat
Minat : Menurut Gunarso (1995) Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat
dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting
dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan
menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya.

Memfasilitasi Perkembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

15

Bakat : Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih
perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan
keterampilan khusus,
b. Jenis Jenis Minat dan Bakat
Jenis Jenis Bakat
1. Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum,
artinya setiap orang memiliki.
2. Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua
3.

orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga.


Selain itu bakat khusus yang lain, yaitu : Bakat Verbal, Bakat tentang konsep konsep
dalam bentuk angka, Bakat Skolastik, Bakat Abstrak, Bakat mekanik, Bakat Relasi Ruang
(spasial), Bakat kecepatan ketelitian klerikal, Bakat bahasa (linguistik)

Jenis Jenis Minat


1.Minat vokasional merujuk pada bidang bidang pekerjaan : Minat professional, Minat
komersial, Minat kegiatan fisik, mekanik, kegiatan luar, dan lain lain.
2.Minat avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi. Misalnya petualang,
hiburan, apresiasi, ketelitian dan lain lain.
c. Mengembangkan Minat dan Bakat
Beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua, guru atau lingkungan terdekat anak untuk
mengambangkan bakat dan minat adalah:
sejak usia dini cernati berbagai kelebihan, ketrampilan dan kemampuan yang tampak

menonjol pada anak.


Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya.
Kembangkan konsep diri positif pada anak.
Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, serta pengalaman di berbagai

bidang.
Usahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar dan menekuni

bidang-bidang yang menjadi kelebihannya.


Tingkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih kemampuannya.
Stimulasi anak untuk meluaskan kemampuannya dari satu bakat ke bakat yang lain.
Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.
Sediakan fasilitas atau sarana untuk mengembangkan bakat anak.
Dukung anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan

bakatnya.
D.Klasifikasi Minat dan Bakat
Macam-macam bakat di klasifikasikan menjadi delapan , yaitu ;

Memfasilitasi Perkembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

16

Intellegensi (kemampuan belajar secara umum)


Bakat verbal merupakan kemampuan untuk mengartikan kata kata
Bakat numerik, kemampuan mengerjakan tugas hitungan secara cepat
Bakat skolastik, kemampuan dalam mengkombinasikan kata-kata dengan angka.
Bakat relasi ruang, kemampuan berfikir visual
Bakat mekanik, kemampuan memahami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alam
Bakat abstrak, merupakan kemampuan dalam memecahkan masalah - masalah dengan

menggunakan diagram
Bakat bahasa, merupakan kemampuan dalam penalaran analisi bahasa

Klasifikasi minat ini dibedakan yaitu :

Minat profesinal: Minat ilmiah, Minat ekspresi aestetis, Minat kesejahteraan sosial.
Minat komersial, yaitu : Minat pada pekerjaan - pekerjaan di dunia usaha ( bisnis ) atau

bidang perdagangan, Minat pada pekerjaan perkantoran.


Minat kegiatan fisik, yaitu : Minat mekanik, Minat kegiatan luar, Minat aviasi,

E. Media untuk Memfasilitasi Minat dan Bakat


Ekstrakurikuler
Sistem pendidikan nasional kita mengenal istilah ekstrakurikuler, yakni kegiatan di luar
jam akademis sebagai wadah penyaluran minat dan bakat anak didik.
Kompetisi
Kompetisi disini merupakan kegiatan pertandingan atau perlombaan. Menurut Deaux,
Dane, & Wrightsman (1993), kompetisi adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara
mengalahkan orang lain atau kelompok.
F. Strategi Dalam Mengembangkan Minat dan Bakat Peserta Didik
Seorang guru, sebagai seorang pendidik harus dapat memfasilitasi perkembang bakat dan
minat peserta didik dengan baik. Dalam pembelajaran, guru sebagai pendidik berinteraksi
dengan peserta didik yang mempunyai potensi beragam (1). Potensi yang beragam ini
tentunya disebabkan karena bakat dan minat yang dimiliki oleh setiap peserta didik itu
berbeda-beda. Ketika hal itu terjadi, lalu apa yang harus guru lakukan? Dalam hal ini guru
sebaiknya hanya menjadi fasilitator dan menjadi motivator.
3.2 Saran
Dengan adanya mata kuliah Psikologi pendidikan mahasiswa yang kelak menjadi seorang
guru diharapkan untuk memahami dan mengerti psikologi setiap peserta didik. Untuk lebih
dapat memahami materi tersebut mahasiswa diharapkan lebih aktif dalam mencari informasi
tentang materi psikologi pendidikan.

Memfasilitasi Perkembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

17

DAFTAR PUSTAKA
Hamzah dan Masri Kuadrat. 2009. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Barnawi dan Mohammad Arifin. 2012. Etika dan Profesi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruz
Media
Sumber: (kumpulan tulisan "Perilaku anak usia dini kasus dan pemecahannya", Kanisius
Yogyakarta,2003,hal.16)
http://imilsurimil.blogspot.com/2014/01/strategi-dalam-memfasilitasi.html
http://www.maribelajarbk.web.id/2014/12/pengertian-dan-mengenal-bakat-dan-minat.html
http://malinemas.blogspot.com/2012/01/bakat-minat-dan-motivasi-siswa-dalam.html
http://ezon7.blogspot.com/2013/12/cara-mengembangkan-bakat-dan-minat-anak.html
http://susi-melani.blogspot.com/2011/08/persaingan-dan-konflik.html

Memfasilitasi Perkembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

18

Memfasilitasi Perkembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

19

Anda mungkin juga menyukai