PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semenjak masa pra kemerdekaan, rumah sakit di Indonesia sudah
melakukan kegiatan pencatatan, hanya saja masih belum dilaksanakan dengan
baik, dari segi penataan maupun pengolahan atau mengikuti system informasi
yang benar. Penataan masih tergantung pada selera pemimpin masing masing
rumah sakit.
Pada tahun 1960 dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah nomor 10,
maka kepada semua petugas kesehatan diwajibkan untuk menyimpan rahasia
kedokteran, termasuk berkas rekam medis. Kemudian pada tahun 1972 dengan
surat keputusan menteri kesehatan RI No 034/ Birhup/ 1972, ada kejelasan bagi
rumah sakit menyangkut kewajban untuk menyelenggarakan rekam medis. Guna
menunjang terselenggaranya rencana induk (master plan) yang baik, maka setiap
rumah sakit harus :
a. Memiliki dan mengolah data statistic, sehingga dapat menghasilkan data
informasi yang up to date
b. Memiliki prosedur penyelenggarakan rekam medis yang berdasarkan pada
ketentuan ketentuan telah ditetapkan
Maksud dan tujuan dari peraturan peraturan tersebut adalah agar d
institusi pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit dapat menyelenggarakan dan
menjalankan rekam medis dengan baik.
Antara kurun waktu 1972- 1989 penyelrnggarakan rekam medis di rumah
sakit belum berjalan sebagai mana yang diharapkan dalam Permenkes No 749a
Menkes/ Per/ XV/ tahun 1989 tentang rekam medis yang merupakan landasan
hukum untuk semua tenaga medis dan paramedic di ruma sakit yang terlibat di
dalam proses penyelengaraan rekam medis dapat melaksanakannya.
Di dalam pasal 22 yang terdapat didalam Permenkes No 749a tahun 1989
tersebut disebutkan bahwa hal hal tknis yang belum diatur dan petunjuk
pelaksanaan peraturan ini akan ditetapkan oleh Direktur Jendral sesuai dengan
bidang/ tugas masing masing.
Sejalan dengan pasal 22 tersebut maka Direktorat Jendral Pelayanan
Medik telah menyusun Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medis di
Rumah Sakit dengan surat Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik No 78
2.
3.
Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1966 Tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran
4.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
Peran Rekam Medis di Rumah Sakit Al-Rohmah adalah untuk
menyediakan informasi medis, paramedis, penunjang medis, serta administrasi
dalam upaya membantu Rumah Sakit sebagai suatu organisasi yang bertujuan
menyelenggarakan asuhan pasien yang bermutu, berhasil guna dan berdaya guna
serta dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkannya.
Rekam medis di rumah sakit Al-Rohmah merupakan layanan yang
mencakup bagian rekam medis dan bagian pendaftaran pasien. Sehingga terdapat
beberapa kualifikasi jabatan yang ada, yaitu :
1. Kepala Bagian Rekam Medis
Kepala Sub Bagian Rekam Medis adalah seorang tenaga profesional yang
bertanggung jawab dalam mengelola pelayanan rekam medis, dan secara
operasional bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Penunjang Medis
a. Kualifikasi Jabatan
1) Sehat jasmani dan rohani
2) Pendidikan Sarjana Sains Terapan Rekam Medis
3) Memiliki kemampuan leadership untuk mendeteksi arah perubahan
(trendwatcher) dan berakhlaq mulia
pendidikan
Berperan aktif daam menyususn prosedur/tata kerja diruang rekam
kemampuan tenaga
Membuat jadwal kegiatan
Memantau pelaksanaan tugas yang dibebankan
Mengatur pemanfaatan sumber daya secara tepat guna dan hasil
guna
Mengisi dan menyimpan anecdotal record serta menandatangani
2)
3)
4)
1) Membantu Bagian Rekam Medis dalam mangaplikasikan kebijakankebijakan dan program kerja yang berhubungan dengan pendafataran.
2) Mengelola semua dokumen Rekam Medis sesuai prosedur dan
kebijakan yang ditetapkan berkaitan dengan proses pendaftaran.
3) Mengelola data Rekam Medis untuk menjadi informasi yang akurat
berkaitan dengan proses pendaftaran.
4) Menyusun & Mengusulkan program kerja Rekam Medis Rumah Sakit
berkaitan dengan Proses Pendafatarn.
5) Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di luar bagian Rekam
Medis dalam rangka menghasilkan pelayanan prima.
6) Memelihara dan bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana di
bagian Pendafataran.
7) Mengembangkan, mengontrol dan mengevaluasi SOP dan aturan di
6
Jabatan
Pendaftaran
Rekam Medis
2 Siang
Pendaftaran
Rekam Medis
3 Malam
Pendaftaran
Rekam Medis
Total Karyawan Perhari
Jumlah
1
1
1
0
1
0
Total
2
1
1
4
Setiap petugas mendapatkan jadwal jaga 24 (dua puluh empat) kali jaga
dalam satu bulan, mendapat kesempatan libur selama 6 (enam) hari selama satu
bulan. Setiap shift jaga selama 7 (tujuh) jam, kecuali shift malam 10 jam. Jadwal
jaga dibuat efektif dan efisien sehingga memungkinkan setiap petugas rekam
medis dan pendaftaran memperoleh jumlah jadwal jaga yang adil setiap
bulannya.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
Berikut denah ruangan sub bagian rekam medis dan pendaftaran :
Keterangan Gambar :
Meja TPP (RJ, RI, IGD)
Meja Komputer
Meja Blangko, koding, indeksing, analising
Meja Pendaftaran Ranap
Kursi
Pintu
Tangga
Kursi Tunggu Pasien
8
Cor-coran/cagak
Rak File
B. STANDAR FASILITAS
Kriteria fasilitas yang ada di bagian rekam medis adalah harus
memperhatikan beberapa hal, yaitu :
1. Lokasi : Memungkinkan retrieval dan distribusi berkas rekam medis dapat cepat
terlaksana
2. Luas : Kantor dan Tempat kerja cukup luas bagi staf dan personel berwenang lainnya
3. Gudang : Cukup luas untuk menampung RM aktif & inaktif
4. Aman : Terhadap kemungkinan RM hilang, rusak atau terambil oleh orang yg tak
berhak pada lokasi penyimpanan
Standar Fasilitas yang harus ada pada baian rekam medis dan pendaftaran
adalah :
1. ATK (Alat Tulis Kantor) : Pensil, Pena, Tinta, Kertas, dll
2. Bukan ATK : Stopmaf, Ordner, Penggaris, Printer, Komputer, dsb
3. Alat-alat/bahan : Berkas Rekam Medis, Tracer, Kartu Berobat, Resep, dll
4. Perabot (furniture) : Meja, Kursi, Almari, Rak Penyimpanan rekam
medis, Filling cabinet, Kotak sortir, Lemari, Kotak kartu kendali,dll.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. PELAYANAN PENDAFTARAN RAWAT JALAN
1. Tata Laksana Pelayanan Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Baru
a. Petugas mengisi identitas pasien pada lembar rekam medis rawat jalan
baru
b. Petugas menuliskan nomor rekam medis pada lembar rekam medis
sesuai dengan nomor rekam medis kartu berobat yang baru.
c. Formulir pendaftaran pasien baru yang sudah diisi lengkap di input pada
komputer KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien) elektronik
d. Serahkan Kartu Berobat Pasien pada pasien baru dengan pesan untuk
slalu membawa Kartu berobat pasien setiap kali akan periksa ke RS AlRohmah
e. Menuliskan identitas pasien baru pada buku register pendaftaran rawat
jalan sesuai poliklinik yang dituju
f. Serahkan lembar rekam medis pasien baru yang sudah siap ke poliklinik
yang dituju
2. Tata Laksana Pelayanan Pendaftaran Pasien Lama Membawa Kartu
Berobat
a. Pasien datang membawa kartu berobat sesuai dengan pasien yang
periksa
b. Menanyakan keluhan pasien dan pelayanan yang dinginkan pasien, dan
mempersilahkan ke poli yang dituju
c. Mempersiapkan lembar rekam medis sesuai dengan pasien yang periksa
dengan mengambil lembar rekam medis menggunakan tracer
d. Menuliskan identitas pasien pada buku register pendaftaran rawat jalan
sesuai poliklinik yang dituju
a. Serahkan lembar rekam medis pasien yang sudah siap ke poliklinik yang
dituju
11
pasien
menghendaki
mengkonsultasikan
hasil
pemeriksaan
menerima
telepon
dari
pasien
yang
bermaksud
ingin
12
Status Tn. (Tuan) Untuk pasien pria yang sudah pernah menikah
Status Nn. (Nona) Untuk pasien perempuan yang belum menikah dan
berumur diatas 13 tahun
Status Sdr. (Saudara) Untuk pasien laki-laki yang belum menikah dan
berumur diatas 13 tahun
5. Jika pasien memiliki nama alias, maka nama alias ditulis dibelakang nama
asli dipisahkan dengan garis miring (/)
14
6. Jika seorang bayi yang baru lahir hingga saat pulang belum mempunyai
nama, maka penulisan nama bayinya adalah By. Ny (ibu kandung) dan jika
pada kunjungan selanjutnya bayi telah memiiki nama, maka nama By. Ny
(ibu kandung) diganti dengan nama bayi tersebut
7. Apabila pasien berkewarganegaraan asing maka penulisan namanya harus
disesuaikan dengan paspor yang berlaku di Indonesia
Adapun cara penulisan adalah sebagai berikut :
1) Cara penulisan nama pasien :
Nama pada KTP/ SIM
: ANDEZPA
: ANDEZPA
: ANDEZPA
: ANDEZPA
Nama Bayi
System penomoran dimana system ini memberikan satu nomor rekam medis
pada pasien berobat jalan maupun pasien rawat inap dan gawat darurat,
setiap pasien yang datang berobat mendapatkan satu nomor pada saat
pertama kali pasien datang ke rumah sakit dan digunakan selamanya untuk
kunjungan berikutnya.
1) Keuntungan :
a) Informasi medis dapat berkesinambungan
b) Semua rekam medis penderita memiliki satu nomor dan terkumpul
dalam satu map/folder
c) Secara tepat memberikan kepada rumah sakit/staf medis
satu
16
Volume 1 (Tabular List), berisi tentang hal-hal yang mendukung klasifikasi utama
NAMA FORMULIR
KODE
FREKWENSI
RL.1
Up to date
RL.2
Tahunan
Data Layanan
RL. 3
Tahunan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Rawat Inap
Rawat Darurat
Gigi Mulut
Kebidanan
Perinatologi
Pembedahan
Radiologi
Laboratorium
Rehab Medik,
Pelayanan Khusus
Kesehatan Jiwa
Keluarga Berencana
Obat
Rujukan
Cara Bayar
18
KETERANGAN
Untuk : DINKES
Depok,
DINKES
Prop, DEPKES
JENIS DATA
NAMA FORMULIR
Data
Morbiditas
pasien rawat
inap
RL. 4a
Tahunan
Data
Morbiditas
pasien rawat
jalan
RL. 4b
Tahunan
Data Bulanan
1.Jumlah pengunjung
2.Kunjungan rawat
jalan
3.10 Besar Penyakit
Rawat Inap
4. 10 Besar Penyakit
Rawat Jalan
W1 dan W2
RL. 5
Bulanan
Data Wabah
Survailans
KODE
FREKWENSI
KETERANGAN
1. Survailans rawat
jalan
2. Survailans rawat inap
Bulanan
2. Laporan Intern RS
JENIS LAPORAN
Indikator penggunaan
FREKWENSI
KETERANGAN
19
DX / SINGKATAN
ARTINYA
WT (R, S, B)
Resti
Resiko Tinggi
LP
mlm
Malam
Td
Tensi darah
MSS
MMT
MWD
DD
Diagnosa Banding
a/p
Atas Perintah
s/n
Suhu / Nadi
eT
Extra Tensi
Sinistra
Mis : Ekstremitas
Dextra
Mis : Ektremitas
APS
MS
Maagslang
AP
Anterior Posterior
PA
Posterior Anterior
LLD
LAT
Lateral
TMJ
Temporomandibular Joint
RAO
LAO
LPO
ARTINYA
RPO
KUB
Kidney,Ureter Bladder
CTR
CT Scan
USG
Ultrasonografi
APG
Antegrade Pyelography
RPG
Retrograde Pyelography
HSG
Hystherosalphingography
IVP
Intravenous Pyelography
IVU
Intravenous Urography
AO
Aorta
Cysta
CALC
Calficication
GB
Gall Bladder
RLL
LLL
Nodule
Pancreas
21
PR
R
Prostat
Ren Dextra
Ren Sinistra
ST
Stone
UT
Uterus
VU
Vesica Urinaria
SV
Splenic Vein
VCL
ARTINYA
VH
Vena Hepatica
VP
Vena Porta
IHBD
EHBD
Mass
ASC
Ascites
INT
Intestine
BFC
APP
Appendix
BPD
Biparietal Distance
FL
Femur Length
CRL
Crown Rumplength
PCS
Pelviocalcyceal system
UPJ
UVJ
MLP
TKTP
RG
Rendah Garam
RS
Rendah Sisa
22
DH
Diit Hati
DJ
Diit Jantung
RP
Rendah Protein
R Pur
Rendah Purine
RCTSA
DM
Diabetes Mellitus
MC
Makanan Cair
MS
Makanan Saring
ML
Makanan Lunak
R Chol
Rendah Cholesterol
DX / SINGKATAN
ARTINYA
RFT
Hb
Hemoglobin
IOID
CPCD
UMN
CIN
DKI
SOO
SVT
CKR
CKS
CKB
DOE
Death on Emergency
FPD
STP
DNR
Do Not Resusitasi
HPP
LSCS
RUI
PEB
CPD
TOA
IUGR
PRM
PPM
PPT
PII
PPI
KPP
ARTINYA
KPD
PLR
Dbn
DHF
CHF
Fraktur
TF
Typhoid Fever
SOP
BPH
HIL
CTEV
CTS
DVT
FAM
GERD
ISK
HHD
IHD
HIV
IHSS
ISPA
ITP
KDK
KDS
LBP
LDL
LFA
LMG
MDS
ARTINYA
MFH
MFP
OMA
PAIS
PPOK
PSA
PTC
RPE
SAH
SCID
SDH
GBS
SH
Stroke Hemorrage
SNHL
AMI
TIA
TB
Tubercolosis
CH
Cirrossis Hepatis
25
26
b.
b.
3.
Satelit
27
b.
b.
c.
2.
Sistem penjajaran dengan angka akhir atau yang disebut Terminal Digit filing
(TDF) yaitu suatu penyimpanan dokumen rekam medis dengan mensejajarkan folder
dokumen rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis pada 2 angka
kelompok akhir. Untuk menjalankan sistem ini, terlebih dahulu disiapkan rak
penyimpanan dengan membaginya menjadi 100 section sesuai 2 angka kelompok
terakhir dimulai dari section 00, 01, 02 dan seterusnya sampai 99. Kelebihan
menggunakan sistem ini yaitu:
a. Penambahan jumlah dokumen rekam medis selalu tersebar secara merata
ke-100 kelompok (section) di dalam rak penyimpanan.
b.
c.
Rekam medis yang tidak aktif dapat diambil dari rak penyimpanan dari
setiap section, pada saat ditambahnya rekam medis baru di section tersebut.
f.
Jumlah rekam medis utuk setiap section terkontrol dan bisa dihindarkan
timbulnya rak-rak kosong.
28
Latihan dan bimbingan bagi petugas penyimpanan dalam hal sistem angka
akhir, mungkin lebih lama dibandingkan latihan menggunakan sistem
nomor langsung, tetapi umunya petugas dapat dilatih dalam waktu yang
tidak terlalu lama.
b.
3.
Sistem penjajaran dengan angka tengah atau yang disebut Middle Digit Filing
(MDF) yaitu suatu sistem penyimpanan dengan mensejajarkan dokumen rekam medis
berdasarkan urutan nomor rekam medis pada 2 angka kelompok tengah. Cara
menjalankannya sama dengan sistem angka akhir, yang membedakan pengurutannya
sistem ini menggunakan 2 angka kelompok tengah. Kelebihan dan kekurangannya
sama dengan angka akhir.
Penyimpanan dokumen rekam medis sering terjadi kesalahan letak. Hal ini
terjadi karena banyaknya dokumen rekam medis yang harus diambil dan disimpan
setiap hari. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pada sistem penjajaran angka akhir
atau angka tengah, dapat diberi kode warna sesuai 2 angka kelompok yang digunakan
sebagai penjajaran.
Ruang penyimpanan berkas rekam medis harus memenuhi fungsi kemanan
baik dalam aspek fisik maupun aspek informasi yang berada di dalamnya. Ruang
penyimpanan rekam medis harus memiliki batas dan otoritas yang hanya bisa diakses
oleh petugas yang bertanggung jawab terhadap berkas berkas tersebut. Untuk
menghindari penyalahgunaan pemakaian berkas rekam medis oleh pihak yang tidak
memiliki hak untuk melihatnya, ruang penyimpanan berkas rekam medis harus
memiliki kunci dan hanya petugas yang berhak dan memiliki ijin saja yang bisa
menggunakan kunci tersebut. Di Rumah Sakit Al-Rohmah, ruang penyimpanan
berkas rekam medis memiliki kunci yang disimpan oleh perekam medis dan stafstafnya. Letaknya pun tidak berbatasan langsung dengan lokasi yang memiliki
mobilitas tinggi baik karyawan, pasien, maupun pengujung.
29
Untuk melindungi dan memenuhi fungsi kemanan dalam bentuk fisik, Ruang
rekam medis Al-Rohmah dibangun dengan bahan bangunan yang tidak mudah
terbakar api. Ruangan penyimpanan dilengkapi dengan jendela kaca lipat. Jendela
kaca lipat dengan kaca bening memungkinkan cahaya matahari dapat masuk ke dalam
ruangan sehingga dapat membunuh mikroorganisme yang terdapat di dalam ruangan
yang dapat merusak fisik berkas. Kaca lipat dapat dibuka dan ditutup dengan mudah
sehingga udara bisa masuk dan keluar dengan teratur dan menjaga suhu ruangan tetap
stabil dan ideal, tidak terlalu kering dan lembab.
I. PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP REKAM MEDIS
J. KEPEMILIKAN REKAM MEDIS
30
orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien
yang berhak untuk itu.
Berkaitan dengan isi rekam medis yang merupakan rahasia informasi, rekam medis
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Pemanfaatan rekam medis dapat
dipakai sebagai:
1. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien;
2. Alat bukti dalam proses penegakan hukum;
3. Keperluan pendidikan dan penelitian
4. Dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan
5. Data statistik kesehatan.
Pemanfaatan rekam medis sebagaimana dimaksud Di atas yang menyebutkan
identitas pasien, harus mendapat persetujuan secara tertulis dari pasien atau ahli
warisnya dan harus dijaga kerahasiaannya. Pemanfaatan rekam medis untuk
keperluan pendidikan dan penelitian tidak diperlukan persetujuan
pasien, begitu juga bila dilakukan untuk kepentingan negara.
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas hilang, rusak,
pemalsuan, dan/atau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak terhadap
rekam medis.
31
Dalam pengungkapan informasi yang berada di dalam rekam medis terdapat tiga
masalah etik, yaitu :
1. Pelanggaran prinsip kebutuhan untuk mengetahui (need to know principle).
2. Penyalahgunaan surat persetujuan atau otorisasi yang tidak tertentu (blanked
authorization).
3. Pelanggaran privasi yang terjadi sebagai akibat dari prosedur pengungkapan
sekunder (secondary release).
L. PELEPASAN INFORMASI
Secara umum informasi rekam medis bersifat rahasia, namun pada
dasarnya terdapat dua katagori informasi yang bersumber dari rekam medis, yaitu:
a) Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan
Informasi dari rekam medis yang mengandung nilai kerahasiaan adalah
laporan atau catatan yang terdapat dalam rekam medis berupa hasil
pemeriksaan, pengobatan, observasi atau wawancara dengan pasien.
Jika terdapat pihak lain meminta informasi dari rekam medis pasien,
maka perlu adanya surat kuasa dari pasien dan surat permohonan keterangan
rekam medis dengan tangan diatas materai.
b) Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan
32
Jenis informasi yang tidak bernilai rahasia dari rekam medis adalah
identitas pasien, namun identitas pasien dapat berubah menjadi rahasia apabila
pasien tidak mengijinkan identitasnya diketahui oleh orang lain.
Jika terdapat pihak lain meminta informasi tersebut, maka petugas
rumah sakit perlu menanyakan maksud dan tujuannya.
Pemberian informasi rekam medis seorang pasien dapat diberikan
kepada pihak terkait antara lain :
Asuransi
Kepolisian
Rekam medis tidak boleh dibawa keluar rumah sakit, kecuali bila atas
permintaan pengadilan dengan surat kuasa khusus tertulis dari Direktur.
Rumah sakit menjabarkan sejauh mana pasien mempunyai akses terhadap
informasi kesehatan mereka dan proses untuk mendapatkan akses bila diizinkan.
Rumah sakit menjabarkan sejauh mana pasien mempunyai akses trhadap
informasi kesehatan mereka dan proses untuk mendapatkan akses bila diijinkan.
Pasien memiliki hak untuk mengetahui informasi kesehatannya, jika pasien
menghendaki informasi tersebut maka rumah sakit dapat memberikan informasi
berupa resume pelayanan selama pasien dirawat di rumah sakit. Dalam proses
pemberian informasi ini harus selalu diikuti dengan monitoring tentang kepatuhan
terhadap kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi
penyalahgunaan dan kesalahan dalam pelaksanaannya.
M. PEMINJAMAN REKAM MEDIS
33
Rekam Medis pasien adalah rahasia, harus dilindungi dari pengguna yang
tidak sah dan dihindarkan dari kerusakan, sehingga seluruh karyawan rumah sakit
wajib menjaga kerahasiaan dan dilarang menginformasikan isi rekam medis
pasien kepada siapapun tanpa ijin dari pasien yang bersangkutan
Untuk menjamin hanya individu yang mempunyai otorisasi yang
mempunyai akses ke rekam medis pasien, maka rumah sakit Al-Rohmah
menentukan rekam medis dapat dipinjam oleh pihak pihak tertentu, yaitu :
1) Pihak eksternal
2) Pihak Internal
Akses oleh pihak internal dapat dilakukan oleh pihak internal tanpa ijin
tertulis dari Direktur yaitu :
34
di kembalikan
35
Kelompok
Anak
Umum
Mata
Jiwa
Orthopedik
Kusta
Ketergantungan obat
Jantung
paru
Aktif
RJ
RI
5 th 10 th
5 th
5 th
5 th 10 th
10 th 5 th
10 th 10 th
15 th 15 th
15 th 15 th
10 th 10 th
5 th 10 th
Inaktif
RJ
RI
2th
2th
2 th 2 th
2 th 2 th
2 th 2 th
2 th 2 th
2 th 2 th
2 th 2 th
2 th 2 th
Keterangan
RJ= rawat jalan
RI=rawat inap
2. Petugas Rekam Medis memilih Dokumen Rekam Medis pasien 5 (lima) tahun
sejak kunjungan terakhir yang disebut dengan berkas rekam medis inaktif
36
3. Berkas Rekam Medis inaktif dipisahkan ditempat yang berbeda dengan berkas
rekam medis aktif
4. Dokumen rekam medis inaktif disimpan berdasarkan kelompok tahun yang
berbeda dan disimpan selama 2 (dua) tahun sejak berkas rekam medis tersebut
dinyatakan berkas rekam medis inaktif
5. Lembar lembar yang terdapat pada berkas rekam medis inaktif dinilai
kegunaannya, lembar mana yang harus dimusnahkan dan diabadikan. Berikut
diagram alir penilaiannya, yaitu :
DIMUSNAHKAN
DILESTARIKAN
6. Petugas Rekam Medis membuat Tim Pemusnahan yang terdiri dari unsur
Rekam Medis dan Administrasi dan membuat data pertelaan dengan format
37
nomor urut, nomor register, nomor rekam medis, nama, diagnose akhir,
dirawat masuk dan keluar, tahun kunjungan terakhir dan keterangan
7. Tim
pemusnahan
mentukan
waktu
pemusnahan
dan
melaksanakan
pemusnahan sesuai dengan cara yang sudah ditentukan (dicacah, dibuat bubur
atau dibakar). Catatan /records, data dan informasi dimusnahkan dengan
semestinya
8. Hasil pemusnahan dibuat berita acara yang diserahkan kepada Direktur dan
pemilik rumah sakit
38
Kode Blangko
Keterangan
Rawat Jalan
39
Kode Blangko
Keterangan
Rawat Inap
Resume
Deabetic chart
Laporan Operasi
Kode Blangko
RM. 03. 01. 01
Keterangan
Persetujuan Rawat Inap
Rekam Medis
40
Bayi Baru
Lahir
Catatan Bayi
Catatan Perencanaan A
Catatan Perencanaan B
Kode Blangko
Keterangan
Rawat Inap
Obsgyn
Partograf
Catatan Persalinan
Asuhan Kebidanan
catatan implementasi
Perencanaan Kebidanan
Kode Blangko
Keterangan
5) Home Care
Jenis Blangko
Home Care
41
6) Spiritual
Jenis Blangko
Kode Blangko
Keterangan
Spiritual
42
9) Setiap pasien rawat inap dilakukan pengkajian resiko jatuh yang dicatat
pada lembar Catatan Asuhan Pasien Risiko Jatuh lengkap dengan skoring
dan kesimpulannya
10) Kajian pasien rawat inap dilakukan oleh perawat dan dicatat pada lembar
Pengkajian Awal Keperawatan meliputi berbagai hal terkait keadaan awal
pasien di rawat inap.
11) Rencana asuhan keperawatan dicatat lengkap pada lembar Rencana
Asuhan Keperwatan lengkap sesuai dengan kondisi pasien karena lembar
ini terdiri dari beberapa lembar yang berbeda sesuai kondisi pasien
meliputi Nyeri, Kerusakan Integritas , Hiperthermi, Ketidakseimbangan
Nutrisi, Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif.
12) Edukasi yang diberikan pasien di catat pada lembar Catatan Edukasi
Pasien Multidisiplin sesuai dengan edukasi yang diberikan dengan
berbagai macam metode serta durasi pemberian edukasi yang diberikan
13) Petugas wajib melakukan verifikasi terhadap pasien mengenai edukasi
yang sudah diberikan, verifikasi tersebut dicatat lengkap pada lembar
Instrumen Ceklist Verifikasi Pengetahuan Pasien
14) Segala hasil laborat dan rongten ditempel dan ditulis pada lembar yang
tersedia Hasil Pemeriksaan Laborat Dan Radiologi, lembar hasil di tempel
pada kertas ini secara berurutan sehingga memudahkan pembaca hasil
15) Dokter wajib mengisi resume pasien pada rekam medis setelah pasien
keluar rumah sakit pada lembar Resume Dokter dengan lengkap, disertai
nama terang dan tanda tangan dokter
16) Selain dokter, perawat yang bertugas pun wajib mengisi lengkap catatan
resume perawat pada lembar Resume Perawat beserta nama terang dan
tanda tangan perawat
17) Bagi pasien yang berdiagnosa disertai lembar DIABETIC CHART dengan
pencatatan kadar gula darah
18) Catatan medis pasien gigi ditulis pada lembar rekam medis yang berbeda
dengan lembar rekam medis yang lain yaitu lembar Rekam Medik Pasien
Gigi lengkap dengan Odontogram serta keadaan umum pasien gigi
19) Pasien yang direncanakan untuk dilakukan tindakan medis, maka petugas
wajib memberikan informasi kepada pasien dan atau keluarga pasien
terkait tindakan yang akan diberikan kepada pasien, informasi tersebut
dicatat pada lembar Pemberian Informasi Tindakan Dokter. Setelah selesai
43
dan
44
2. Pengambilan sampel dilakukan secara acak, baik berkas rekam medis pasien
yang masih rawat inap ataupun pasien sudah pulang
3. Memaparkan hasil penelitian di rapat bulanan karyawan yang dihadiri oleh
Dokter, Perawat, bagian pelayanan rekam medis, dan karyawan lainnya.
4. Acara review diadakan setiap bulan.
R. PEMELIHARAAN REKAM MEDIS
Pemeliharaan berkas rekam medis dilaksanakan dengan mengatur proses
penyimpanannya. Pengaturan ini bertujuan agar kemanan berkas rekam medis
dapat terjamin. Pengambilan, pengembalian, dan penyimpanan berkas rekam
medis harus dilaksanakan oleh pihak yang memiliki hak akses.
Tempat penyimpanan/ gudang/ ruangan filing rekam medis dibangun di
tempat yang jauh dari mobilitas pihak yang tidak memiliki akses ke berkas rekam
medis tersebut. Ruang yang dimaksudkan juga harus terletak jauh dari jangkauan
pihak yang berpotensi melakukan gangguan terhadap proses penyimpanan dan
perawatan berkas rekam medis, serta pihak yang berpotensi melakukan
penyalahgunaan terhadap berkas.
Rak penyimpanan merupakan rak kayu terbuka berekerangka besi
sehingga pergantian udara di wilayah penyimpanan dan di sela-sela berkas dapat
berlangsung secara optimal. Ruangan yang dimaksud merupakan ruangan tertutup
yang menghalangi sinar matahari langsung mengenai berkas rekam medis yang
bisa menyebabkan pudarnya teks di dalam berkas rekam medis. Ruangan juga
terlindung dari masuknya segala macam air, termasuk air hujan sehingga
kemungkinan berkas terkena air dapat dicegah.
Pemeliharaan rekam medis bukan hanya berarti pemeliharaan secara
fisik, namun dapat juga dengan pengidentifikasian setiap rekam medis. Rekam
medis rumah sakit pasien dipelihara dengan menggunakan pengidentifikasi pasien
yang unik/khas menandai pasien, yaitu dengan menuliskan nomor rekam medis
dan identitas pasien pada sampul rekam medis. Hal ini dapat mencegah terjadinya
tertukarnya berkas rekam medis milik satu pasien dengan pasien lainnya.
45
BAB V
LOGISTIK
Logistik adalah segala sesuatu atau benda yang berwujud dan dapat
diperlakukan secara fisik (tangible), baik yang digunakan untuk kegiatan pokok
maupun kegiatan penunjang (administrasi)
Berikut logistik yang terdapat pada bagian rekam medis dan pendafataran
:
Logistik dalam bentuk ATK (Alat Tulis Kantor)
a. Pensil
b. Pena
c. Tinta
d. Kertas
e. Dll
5. Logistik Bukan ATK
a. Sampul berkas rekam medis
b. Formulir rekam medis
c. Kartu Berobat Pasien
46
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan Kerja adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien di
rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan aKartu Berobatat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
B. Tujuan
Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
Menurunnya KTD di Rumah Sakit
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan KTD
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien
Sembilan langkah keselamatan pasien di RS menurut WHO yaitu :
47
48
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya untuk memberikan
jaminan dan meningkatkan derajad kesehatan para pekerja/buruh dengan cara
pencegahan kecelakaan dan penyakit aKartu Berobatat kerja, pengendalian biaya
di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
Di bagian rekam medis dan pendaftaran kesehatan dan keselamatan kerja di
upayakan melalui :
BAB VIII
49
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang dilakukan di bagian rekam medis di pendaftaran
adalah kegiatan monitoring evaluasi, yaitu sebagai berikut :
1. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Tercipta pelayanan rekam medis yang tepat, cepat dan efisien sehingga dapat
tercipta kelancaran dalam penggunaan rekam medis baik internal maupun
eksternal
b. Tujuan Khusus
1) Menghilangkan kinerja pelayanan yang substandard
2) Tercipta pelayanan rekam medis yang menjamin keakuratannya dan
kelengkapannya
3) Meningkatkan efesiensi pelayanan
4) Meningkatkan kepuasan pelanggan
5) Menurunkan keluhan pelanggan atau unit kerja terkait
2. EVALUASI
a. Jenis Evaluasi
Berdasarkan waktu pelaksanaan evaluasi, dibagi tiga jenis program evaluasi :
Konkuren
program
dijalankan
bersamaan
dengan
pelayanan
dilaksanakan
Contoh : pemantauan pelaksanaan SPO
b. Metode Evaluasi
a. Audit (Pengawasan)
Dilakukan terhadap proses hasil kegiatan apakah sudah sesuai standar,
yaitu : monitoring SOP kepada setiap petugas rekam medis
b. Review (Penilaian)
50
51
BAB IX
PENUTUP
Buku pengelolaan rekam medis di Rumah Sakit Al-Rohmah disusun untuk
menjadi acuan dalam pelaksanaan pelayanan rekam medis di Rumah Sakit AlRohmah, sehingga dapat tercipta pelayanan Rekam Medis di RS Al-Rohmah yang
tepat, cepat dan efisien. Buku pedoman ini disusun berdasarkan pustaka dan pedoman
pedoman kerja yang telah dilakukan di Unit Rekam Medis.
Buku Pedoman ini merupakan panduan bagi petugas rumah sakit yang
bertugas di bagian rekam medis, dan bukan buku standar yang bersifat mutlak oleh
karena itu untuk pelaksanaan dilapangan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan masing masing Unit Rekam Medis.
52
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan. 2006. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis. Jakarta
KARS. 2011. Instrumen Penilaian Standar Akreditas Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan No 269 Tahun 2008 Tentan Rekam Medis
Peraturan Menteri Kesehatan No 290 Tahun 2008 Tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran
Konsil Kedokteran Indonesi. 2006. Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran
Konsil Kedokteran Indonesia. 2009. Manual Rekam Medis
53