Anda di halaman 1dari 115

MODUL

KONSEP DASAR PROMKES


PERTEMUAN I
100 Menit

PENDAHULUAN

Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti
memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan,
lapangan kerja dan ketenteraman hidup.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada
di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.Salah satu usaha
pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan pelaksanaanya bagaimana
cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan yang tidak hanya didapat
dibangku sekolah tapi juga bisa dilakukan dengan cara penyuluhan oleh tim medis. Yang biasa
disebut dengan promosi kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan.
Mengingat tugas kita sebgai tim medis adalah salah satunya memperkanalkan bagaimana
cara hidup sehat dengan masyarakat maka didalam makalah ini kami akan membahas tentang
Promosi KesehatanDalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara
lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental
bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial
ekonominya.
Diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil
pembangunan kesehatan antar daerah dan antar golongan, derajat kesehatan yang masih
tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam
pembangunan kesehatan. Reformasi di bidang kesehatan perlu dilakukan mengingat lima

fenomena yang berpengaruh terhadap pembangunan kesehatan. Pertama, perubahan pada


dinamika kependudukan. Kedua, Temuan-temuan ilmu dan teknologi kedokteran. Ketiga,
Tantangan global sebagai akibat dari kebijakan perdagangan bebas, revolusi informasi,
telekomunikasi dan transportasi.
Keempat, Perubahan lingkungan .Kelima, Demokratisasi.Paradigma pembangunan
kesehatan yang baru yaitu Paradigma Sehat merupakan upaya untuk lebih meningkatkan
kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma sehat sebagai model pembangunan
kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mandiri
dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses yang
memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan mereka (Health
promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve, their health,
WHO, 1986). Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan mengombinasikan berbagai
strategi yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan belaka, melainkan lewat kerjasama dan
koordinasi segenap unsur dalam masyarakat.
Hal ini didasari pemikiran bahwa promosi kesehatan adalah suatu filosofi umum yang
menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang baik merupakan usaha individu sekaligus
kolektif (Taylor, 2003 dalam notoatmodjo).

TUJUAN PEMBELAJARAN

Adapun kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu
1.
2.

Menjelaskan tentang konsep-konsep promosi kesehatan


Mampu memahami tentang konsep-konsep kesehatan

URAIAN MATERI
Promosi kesehatan
adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidupmereka sehat optimal.
Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial,
spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekadar pengubahan gaya hidup saja, namun berkairan
dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat
keputusan yang sehat.Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabunngan:
1. menciptakan lingkungan yang mendukung,
2. mengubah perilaku, dan meningkatkan kesadaran.
Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan
disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh
terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan
Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai
perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan)
dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang
selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi dengan upaya
advokasi dan bina suasana (social support).
Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5 tatanan yaitu di
rumah/tempat tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja (where we
work), di tempat-tempat umum (where we play and do everything) dan di sarana kesehatan
(where we get health services).
Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh
kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat (mutual benefit).

Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta dan
Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.
Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan
tanpa mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk
mengukur hasil kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat.
Yang lebih sesuai untuk diukur: adalah mutu dan frekwensi kegiatan seperti: advokasi, bina
suasana, gerakan sehat masyarakat, dll.
2.Komponen Konsep Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan :
Soekidjo Notoatmojo (2005) :
Pertama :promosi kesehatan dalam konsep Level and Clark (4 tingkat pencegahan penyakit)
berarti peningkatan kesehatan.
Kedua:upaya memasarkan, menyebarluaskan, memperkenalkan pesan-pesan kesehatan, atau
upaya-upaya kesehatan sehingga masyarakat menerima pesan-pesan tersebut.
1. WHO (1984), merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah promosi kesehatan, kalau
pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya perubahan perilaku maka promosi
kesehatan tidak hanya untuk perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungan yang
memfasilitasi perubahan perilaku tersebut.
2. Green (1984), promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan
dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang untuk
memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
3. Ottawa Charter (1986),the process of enabling people to control over and improve their
health. (Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya).
4. Victorian Health Fundation Australia (1997),a program are design to bring about
change within people, organization, communities and their environment.
5. Bangkok Charter (2005), the process of enabling people to increase control over their health
and its determinants, and thereby improve their health
A.METODE PROMOSI KESEHATAN

Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan
pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan
adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan
dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain dengan adanya promosi kesehtan tersebut
diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku kesehatan dari sasaran.
Promosi/pendidikan kesehatan juga sebagau suatu proses dimana proses tersebut
mempaunyai masukan (input) dan keluaran (output). Di dalam suatu proses pendidikan
kesehayan yang menuju tercapainya tujuan promosi, yakni perubahan perilaku, dipegaruhi oleh
banyak faktor.
Faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping faktor masukannya
sendiri juga metode, faktor materi aytau pesanya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan
alat-alat bantu media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Agar dicapai suatu hasil yang
optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama secara harmonis.
Hal ini berarti bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu harus menggunakan
cara tertentu pula. Materi juga harus disesuaikan dengan sasaran. Demikian juga lat bentu
pendidikan disesuaikan. Untuksasaran kelompok, maka metodenya harus berbeda dengan
sasaran media massa dan sasaran individual. Untuk sasaran masssa pun harus berbeda dengan
sasaran individual dan sebagainya. Dibawah ini diuraikan beberapa metode promosi atau
pendidikan individual, kelompok dan massa (publik).
1. Metode Individual (Perorangan)
Dalam pendidikan kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk
membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu
perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor atau
seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi Tetanus Toxoid (TT) karena baru saja
memperoleh/mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut
menjadi akseptor lestari atau ibu hamil segera minta imunisasi, ia harus didekatai secara
perorangan. Perorangan disini tidak berarti hanya harus hanya kepada ibu-ibu yang
bersangkutan, tetapi mungkin juga kepda suami atau keluarga ibu tersebut.

Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai maslah
atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaaan atau perilaku baru tersebut.
Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya maka perlu mengginakan
metode (cara) ini.
Bentuk pendekatan ini, antara lain:
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling)
Dengan cara ini kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap maslah yang dihadapi
oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela,
berdasarkan kesadaran, dnegan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah
perilaku).
b. Interview (wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara
petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum
menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah
perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran
yang kuat. Apalagi belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
c. Metoda kelompok
Dalam memilih metode kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat
pendidikan formal dari sasaran.Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan
kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.
1. Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila pserta penyuluhan itu lebih dari 15
orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar.
a. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran pendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal uang perlu
diperhatikan dalam menggunakan metoda ceramah:

Persiapan:
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang akan
diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri.Mempelajari materi dengan
sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema.Mempersiapkan
alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound sistem, dan
sebagainya.
Pelaksanaan:
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat
menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah
dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah.
Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
Berdiri di depan (di pertengahan), seyogianya tidak duduk.
Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.
b.Seminar
Metode ini hanya cocok untukpendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian
(presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topic yang dianggap penting
dan dianggap hangat masyarakat.
2. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metodemetode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain:
a.Diskusi Kelompok

Dalam diskusi kelompok agar semua anggota klompok dapat bebas berpartisipasi dalam
diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapt
berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau
segi empat. Pimpinan diskusi juga duduk di antara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan
yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap
anggota kelompok mempunyai kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang
dapat berupa pertanyaan-petanyaan atau kasus sehubungan dengan topic yang dibahas. Agar
terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan megatur
sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak
menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.
b. Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sana dengan
metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan
satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat).
Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan
tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari oleh siapa pun.
Baru setelah semua anggota dikeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan
akhirnya terjadi diskusi.
c.Bola Salju (Snow Bailing)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian
dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2pasang
bergabung menjadi satu. Msreka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari
kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi
dengan pasangan lainnya, demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh
anggota kelompok.
d.Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang


kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain, Masingmasing kelompok mendiskusikan masalah tersebut, Selanjutnya hasil dan tiap kelompok
didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
e.Role Ploy (Memainkan Peranan)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu
untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter Puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan
sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka
memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau berkomunika sehari-hari dalam
melaksanakan tugas.
f.permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diakusi kelompok. Pesan-pesan
kesehatan disajikan da lam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara
memainkannya persis seperti bermain monopoli, dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk
arah), selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi
berperan sebagai narasumber.
Metode Massa
Metode pendidikan kesehatan secara massa dipakai untyuk mengomunikasikan pesanpesan kesehatan yang ditujukkan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan
demikian cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. Oleh karena sasarn promosi ini
bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status
sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan
disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.
Pendekan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau kesadaran masyarakat
terhadap suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku.
Namun demikian, bila kemudian dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku juga
merupakan hal yang wajar. Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung.
Biasanya dengan menggunakan atau melalui media massa.

Beberapa contoh metode pendidikan kesehatan secara massa ini, antara lain :
1.Ceramah umum (public speaking)
Pada acar-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, Menteri Kesehatan
atau pejabat kesehatan lainnya berpidato dihadapan massa rakyat untuk
pesan-pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan salah satu bentuk

menyampaikan
pendekatan massa.

2.Pidato-pidato/ diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV maupun radio,
pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan massa.
3.Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu
penyakit atau masalah kesehatan adalah juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan
massa.
4.Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab atau
konsultasi tentang kesehatan adalah merupakan bentuk pendekatan promosi kesehatan massa.
5.Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya juga merupakan
bentuk promosi kesehatan massa. Contoh : billboard Ayo ke Posyandu
B.Media Dalam Promosi Kesehatan
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah, perantara, atau
pengantar. Secara harfiah dalam bahasa Arab, media berarti perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan. Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartika
sebagai alat bantu promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium,
untuk memperlancar komunikasi dan oenyebarluasan informasi. Media promosi kesehatan
adalah semua saranana atau upaya menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan
oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika, dan media luar ruang, sehingga
pengetahuan sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat mengubah perilaku ke arah positif
terhadap kesehatan (Soekidjo, 2005).
Alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan foto
dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal,
ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat

sasaran dan ide atau gagasan yang terkandung didalamnya harus dapat diterima oleh sasaran.
Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-keuntungan, antara lain :
1.Dapat menghindari kesalahan pengertian/pemahaman atau salah tafsir.
2.Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap.
3.Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan.
4.Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
5.

Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.

a.Tujuan Media Promosi


1.Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
2.Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
3.Media dapat memperjelas informasi.
4.Media dapat mempermudah pengertian.
5.Media dapat mengurangi komunikasi yang verbalistis.
6.Media dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap mata.
7.Media dapat memperlancar komunikasi.
b. Langkah-Langkah Penetapan Media
Langkah-langkah dalam merancang pengembangan media promosi kesehatan adalah sebagai
berikut :
1. Menetapkan tujuan
Tujuan harus relaistis, jelas, dan dapat diukur (apa yang diukur, siapa sasaran yang akan
diukur, seberapa banyak perubahan akan diukur, berapa lama dan dimana pengukuran
dilakukan). Penetapan tujuan merupakan dasar untuk merancang media promosi dan merancang
evaluasi.

2. Menetapkan segmentasi sasaran


Segmentasi sasaran adalah suatu kegiatan memilih kelompok sasaran yang tepat dan dianggap
sangat menentukan keberhasilan promosi kesehatan. Tujuannya antara lain memberikan
pelayanan yang sebaik-baiknya, memberikan kepuasan pada masing-masing segmen,
menentukan ketersediaan jumlah dan jangkauan produk, serta menghitung jenis dan penempatan
media.
3. Memposisikan pesan (positioning)
Memposisikan pesan adalah proses atau upaya menempatkan suatu prosuk perusahaan,
individu atau apa saja ke dalam alam pikiran sasaran atau konsumennya. Positioning membentuk
citra.
4.

Menentukan strategi positioning

Identifikasi para pesaing, termasuk persepsi konsumen, menentukan posisi pesaing,


menganalisis preferensi khalayak sasaran, menetukan posisi merek produk sendiri, serta
mengikuti perkembangan posisi.
5. .Memilih media promosi kesehatan
Pemilihan media didasarkan pada selera khalayak sasaran. Media yang dipilih harus
memberikan dampak yang luas. Setiap media akan memberikan peranan yang berbeda.
Penggunaan beberapa media secara seremoak dan terpadu akan meningkatkan cakupan,
frekuensi, dan efektivitas pesan.
c.Penggolongan Media Kesehatan
Media dapat digolongkan menjadi dua, berdasarkan bentuk umum penggunaan dan berdasarkan
cara produksi.
1.Berdasarkan bentuk umum penggunaan.
a.Bahan bacaan : modul, buku rujukan/bacaan, leaflet majalah, buletin, tabloid, dan lain-lain.
b.Bahan peragaan : poster tunggal, poster seri, flip chart, transparansi, slide, film, dan lain-lain.

2.Berdasarkan cara produksi


a.Media cetak.
Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Pada umumnya
terdiri atas gambaran sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata warna. Contohnya poster,
leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, stiker, dan pamflet. Fungsi utamanya adalah
memberi informasi dan menghibur. Kelebihan yang dimiliki media cetak antara lain tahan lama,
mencakup banyak orang, biaya tidak terlalu tinggi, tidak perlu energi listrik, dapat dibawa,
mempermudah pemahaman, dan meningkatkan gairah belajar. Kelemahannya tidak dapat
menstimulasi efek suara dan efek gerak serta mudah terlipat.
b.Media elektronik.
Media elektronik aitu suatu media bergerak, dinamis, dapat dilihat, didengar, dan dalam
menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Contohnya televisi, radio, film, kaset,
CD, VCD, DVD, slide show, CD interaktif, dan lain-lain. Kelebihan media elektronik antara lain
sudah dikenal masyarakat, melibatkan semua pancaindra, lebih mudah dipahami, lebih menarik
karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, janagkauan
relatif lebih besar/luas, serta dapat diulang-ulang jika digunakan sebagai alat diskusi.
Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, memerlukan energi listrik, diperlukan alat
canggih dalam proses produksi, perlu persiapan matang, peralatan yang selalu berkembang dan
berubah, perlu keterampilan penyimpanan, dan perlu keterampilan dalam pengoprasian
c.Media luar ruang
Media luar ruang yaitu suatu media yang penyampaian pesannya di luar ruang secara umum
melalui media cetak dan elektronik secara statis. Contohnya papan reklame, spanduk, pameran,
banner, TV layar lebar, dan lain-lain. Kelebihan media luar ruang diantaranya sebagai informasi
umum dan hiburan, melibatkan semua pancaindra, lebih menarik karena ada suara dan gambar,
adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih luas. Kelemahannya
yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, ada yang memerlukan listrik atau alat canggih, perlu
kesiapan yang matang, peralatan yang selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan
penyimpanan.

d.Jenis/Macam Media
Alat-alat peraga dapat dibagi dalam empat kelompok besar :
1.Benda asli.
Benda asli adalah benda yang sesungguhnya, baik hidup maupun mati. Jenis ini
merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah dan cepat dikenal serta mempunyai
bentuk atau ukuran yang tepat. Kelemahan alat peraga ini tidak selalu mudah dibawa kemanamana sebagai alat bantu mengajar. Termasuk dalam alat peraga, antara lain benda sesungguhnya
(tinja dikebun, lalat di atas tinja, dan lain-lain), spesimen (benda yang telah diawetkan seperti
cacing dalam botol pengawet, dan lain-lain), sampel (contoh benda sesungguhnya untuk
diperdagangkan seperti oralit, dan lain-lain).

2.Benda tiruan
Benda tiruan memiliki ukuran yang berbeda dengan benda sesungguhnya. Benda tiruan
bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan karena benda asli
mungkin digunakan (misal, ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dan lain-lain).
Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik, dan
lain-lain.
3.Gambar atau media grafis
Grafis secara umum diartikan sebagai gambar. Media grafis adalah penyajian visual
(menekankan persepsi indra penglihatan) dengan penyajian dua dimensi. Media grafis tidak
termasuk media elektronik. Termasuk dalam media grafis antara lain, poster, leaflet, reklame,
billboard, spanduk, gambar karikatur, lukisan, dan lain-lain.
e.Pesan Dalam Media
Pesan adalah terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan atau kata yang
sesuai untuk sasaran. Pesan dalam suatu media harus efektif dan kreatif. Oleh karena itu, pesan
harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :

1.Memfokuskan perhatian pada pesan (command attention)


Ide atau pesan pokok yang merefleksikan strategi desain suatu pesan dikembangkan. Bila
terlalu banyak ide, hal tersebut akan membingungkan sasaran dan mereka akan mudah
melupakan pesan tersebut.
2.Mengklarifikasi pesan (clarify the message)
Pesan haruslah mudah, sederhana dan jelas. Pesan yang efektif harus memberikan informasi
yang relevan dan baru bagi sasaran. Kalau pesan dalam media diremehkan oleh sasaran, secara
otomatis pesan tersebut gagal.
3.Menciptakan kepercayaan (Create trust)
Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau. Misalnya, masyarakat percaya
cuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit diare dan untuk itu harus dibarengi bahwa
harga sabun terjangkau atau mudah didapat di dekat tempat tinggalnya.
4.Mengkomunikasikan keuntungan (communicate a benefit)
Hasil pesan diharapkan akan memberikan keuntungan. Misalnya sasaran termotivasi
membuat jamban karena mereka akan memperoleh keuntungan dimana anaknya tidak akan
terkena penyakit diare.
5.Memastikan konsistensi (consistency)
Pesan harus konsisten, artinya bahwa makna pesan akan tetap sama walaupun disampaikan
melalui media yang berbeda secara berulang; misal di poster, stiker, dan lain-lain.
6.Cater to heart and head
Pesan dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi yang efektif tidak
hanya sekadar memberi alasan teknis semata, tetapi juga harus menyentuh nilai-nilai emosi dan
membangkitkan kebutuhan nyata.
7.Call to action

Pesan dalam suatu media harus dapat mendorong sasaran untuk bertindak sesuatu bisa dalam
bentuk motivasi ke arah suatu tujuan. Contohnya, Ayo, buang air besar di jamban agar anak
tetap sehat.
f.Imbauan Dalam Pesan
Dalam media promosi, pesan dimaksudkan untuk memengaruhi orang lain atau menghimbau
sasaran agar mereka menerima dan melaksanakan gagasan kita.
1.Imbauan rasional
Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa manusia pada dasarnya makhluk rasional. Contoh
pesan : Datanglah ke posyandu untuk imunisasi anak Anda. Imunisasi melindungi anak dari
penyakit berbahaya. Para ibu mengerti isi pesan tersebut, namun kadang tidak bertindak karena
keraguan.
2. Imbauan emosional
Kebanyakan perilaku manusia, terutama kaum ibu, lebih berdasar pada emosi daripada hasil
pemikiran rasional. Beberapa hal menunjukan bahwa pesan dengan menggunakan imbauan
emosional lebih berhasil dibanding dengan imbauan dengan bahasa rasional. Contoh : Diare
penyakit berbahaya, merupakan penyebab kematian bayi. Cegahlah dengan stop BAB
sembarangan. Kombinasikan hubungan gagasan dengan unsur visual dan nonverbal dalam
poster, misalnya dengan gambar anak balita sakit, kemudian tertera pesan, Lindungi anak
Anda.
3.Imbauan ketakutan
Hati-hati menggunakan imbauan dengan pesan yang menimbulkan ketakutan. Pesan ini akan
efektif bila digunakan pada orang yang memiliki tingkat kecemasan tinggi. Namun, sebagian
orang yang mempunyai kepribadian kuat justru tidak takut dengan imbauan semacam ini.
4.Imbauan ganjaran
Pesan dengan imbauan ganjaran dimaksudkan menjanjikan sesuatu yang diperlukan dan
dinginkan oleh si penerima pesan. Teknik semacam ini cukup masuk akal karena pada

kenyataannya orang akan lebih banyak mengubah perilakunya bila akan memperoleh imbalan
(terutama materi) yang cukup.
5.Imbauan motivasional
Pesan ini dengan menggunakan bahasa imbauan motivasi yang menyebtuh sisi internal
penerima pesan. Manusia dapat digerakan lewat dorongan kebutuhan biologis seperti lapar, haus,
keselamatan, tetapi juga lewat dorongan psikologis seperti kasih sayang, keagamaan, prestasi,
dan lain-lain.
g.Beberapa Media Grafis
Media grafis adalah penyajian visual dua dimensi yang dibuat berdasarkan unsur dan prinsip
rancangan gambar dan sangat bermanfaat. Media grafis sangat efektif sebagai media
penyampaian pesan.
a.Poster
Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan sedikit katakata. Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar dnegan tujuan memengaruhi
seseorang agar tertarik atau bertindakan pada sesuatu. Makna kata-kata dalam poster harus jelas
dan tepat serta dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih enam meter. Poster biasanya
ditempelkan pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di dinding
balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa
lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau foto.
Poster terutama dibuat untuk memengaruhi orang banyak dan memberikan pesan singkat. Oleh
karena itu, cara pembuatannya harus menarik, sederhana, dan hanya berisikan satu ide atau satu
kenyataan saja. Poster yang baik adalah poster yang mempunyai daya tinggal lama dalam ingatan
orang yang melihatnya serta dapat mendorong untuk bertindak. Poster tidak dapat memberi
pelajaran dengan sendirinya karena keterbatasan kata-kata. Poster lebih cocok digunakan sebagai
tindak lanjut dari suatu pesan yang sudah disampaikan beberapa waktu yang lalu. Dengan
demikian poster bertujuan untuk mengingatkan kembali dan mengarahkan pembaca ke arah
tindakan tertentu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator.

Berdasarkan isi pesan, poster dapat disebut sebagai thematic poster, tactical poster, dan
practical poster. Thematic poster yaitu poster yang menerangkan apa dan mengapa, tactical
poster menjawab kapan dan dimana; sedangkan practical poster menerangkan siapa, untuk siapa,
apa, mengapa, dan dimana.
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan poster :
1.Dibuat dalam tata letak yang menarik, misal besarnya huruf, gambar, dan warna yang
mencolok.
2.Dapat dibaca (eye cather) orang yang lewat.
3.Kata-kata tidak lebih dari tujuh kata.
4.Mengunakan kata yang provokatif, sehingga menarik perhatian.
5.Dapat dibaca dibaca dari jarak enam meter.
6.Harus dapat menggugah emosi, misal dengan menggunakan faktor ini, bangga, dan
lain-lain.
7.Ukuran yang besar: 50 x 70 cm, kecil : 35 x 50 cm.
Dimana tempat pemasangan poster :
1.Poster biasanya dipasang ditempat-tempat umum dimana orang sering berkumpul, seperti
halte bus, dekat pasar, dekat toko/warung.
2.Persimpangan jalan desa, kantor kelurahan, balai desa, posyandu, dan lain-lain.
Kegunaan poster :
a.Memberikan peringatan, misalnya tentang selalu mencuci tangan dnegan sabun setelah buang
air besar dan sebelum makan.
b.Memebrikan informasi, misalnya tentang pengolahan air dirumah tangga.
c.Memberikan anjuran, misalnya pentingnya mencuci makanan mentah dan buah-buahan
dengan air bersih sebelum makan.

d.Mengingatkan kembali, misalnya cara mencuci tangan yang benar.


e.Memberikan informasi tentang dampak, misalnya informasi tentang dampak buang air besar
(BAB) dijamban.
Keuntungan poster :
1.Mudan dibuat.
2.Singkat waktu dalam pembuatannya.
3.Murah.
4.Dapat menjangkau orang banyak.
5. Mudah menggugah orang banyak untuk berpartisipasi.
6. Bisa dibawa kemana-mana.
7.Banyak variasi.
Cara pembuatan poster :
a.Pilih subjek yang kan dijadikan topik, misal kesehatan lingkungan, sanitasi, PHBS, dan lainlain.
b.Pilih satu pesan kesehatan yang terkait, misal keluarga yang menggunakan jamban untuk
BAB.
c Gambarkan pesan tersebut dalam gambar.
d.Pesan dibuat menyolok, singkat, cukup besar, dan dapat dilihat pada jarak enam meter,
misalnya Stop buang air besar sembarangan !.
e.Buat dalam warna yang kontras sehingga jelas terbaca, misal kombinasi warna merah yang
tidak bertabrakan yaitu biru tua-merah, hitam-kuning, merak kuning, biru tua-biru muda.
f.Hindarkan tambahan-tambahan yang tidak perlu ditulis.
g.Gambar dapat sederhana.

h.Perhatikan jarak huruf, bentuk dan ukuran.


i.Tes/uji poster pada teman, apakah poster sudah bisa memcapai maksudnya atau tidak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain poster. Poster secara umum terdiri atas
beberapa bagian, yaitu :
1.Judul (head line)
2.Subjudul (sub head line)
3.Body copy/copy writing, dan
4.Logo dan indentitas.
Judul harus dapat dibaca jeas dari jarak enam meter, mudah dimengerti, mudah diingat.
Subjudul harus menjelaskan, melengkapi, dan menerangkan judul secara singkat. Poster juga
memerlukan adanya ilustrasi. Ilustrasi ini harus atraktif berhubungan erat dengan judul dan
terpadu dengan penampilan secara keseluruhan. Warna merupakan salah satu unsur grafis.
Pengertian warna bisa meliputi warna simbolik atau rasa kejiwaan. Warna dapat dibagi menjadi
tiga kelompok menurut jenisnya, yaitu warna primer (merah, kuning, biru), warna sekunder
(hijau, kuning, lembayung), dan warna tersier (cokelat kemerahan, cokelat kekuningan, cokelat
kebiruan). Warna sebagai simbol mempunyai arti tersendiri. Misalnya, merah berarti berani,
putih berarti suci, kuning berarti kebesaran, hitam berarti abadi, hijau berarti harapan, dan merah
muda berarti cemburu. Mengenal rasa warna dapat diartikan sebagai berikut merah adalah warna
panas, biru adalah warna dingin, dan hijau adalah warna sejuk.
b.Leaflet
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat singkat, padat,
mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang sederhana. Leaflet atau sering juga disebut pamflet
merupakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk sasaran
dan tujuan tertentu. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm yang berisi tulisan 200 400 kata. Ada
beberapa leaflet yang disajikan secara berlipat.

Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah, misalnya
deskripsi pengolahan air ditingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare serta pencegahannya,
dan lain-lain. Isis harus bisa ditangkap dnegan sekali baca. Leaflet dpat diberikan atau
disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti pertemuan Focus Group Discussion
(FGD), pertemuan posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat leaflet :
1.Tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai.
2.Tuliskan apa tujuannya.
3.Tentukan isi singkat hal-hal yang mau ditulis dalam leaflet.
4. Kumpulan tentang subje yang kaan disampaikan.
5.Buat garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk didalamnya bagaimana bentuk tulisan
gambar serta tata letaknya.
6.Buatkan konsepnya. Konsep dites terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang hampir sama
dengan kelompok sasaran, perbaiki konsep, dan buat ilistrasi yang sesuai dengan isi.
Kegunaan leaflet :
1.Mengingat kembali tentang hal-hal yang telah diajarkan atau dikomunikasikan.
2.Diberika sewaktu kampanye untuk memperkuat ide yang telah disampaikan.
3. Untuk memperkenalkan ide-ide baru kepa orang banyak.
Keuntungan leaflet :
1.Dapat disimpan lama
2.Sebagai referensi
3.Jangkauan dapat jauh
4.Membantu media lain

5.Isi dapat dicetak kembali dan dapat sebagai bahan diskusi


c.Papan Pengumuman
Papan pengumuman biasanya dibuat dari papan dengan ukuran 90 x 120 cm, biasa
dipasang di dinding atau ditempat tertentu seperti balai desa, posyandu, masjid, puskesmas,
sekolah, dan lain-lain. Pada papan tersebut gambar-gambar atau tulisan-tulisan dari suatu topik
tertentu.
Bahan yang diperlukan :
Tripleks ukuran 90 x 120 cm
Kertas berwarna
Gunting
Paku payung
Huruf-huruf atau tulisan
Koleksi gambar-gambar dalam segala ukuran
Cara membuat papan pengumuman :
1. Ambil kayu tripleks (plywood).
2.Warnai bila diperlukan.
3.Beri bingkai pada sekeliling papan.
4.Paku di dinding gedung atau di tempat yang memungkinkan.
5.Letakkan pada tempat atau lokasi yang mudah dilihat.
6.Tuliskan judul yang menarik.
Cara menggunakan papan pengumuman :
1.Tentukan jangka waktu pemasangan sehingga tidak membosankan, misal 1-2 minggu.

2.Gunakan pada peristiwa-peristiwa tertentu saja, misal pada waktu pertemuan besar atau hari
libur.
3.Cari sumber untuk melengkapi tampilan, misal dari perpustakaan, kantor humas, dan lainlain.
Keuntungan papan pengumuman :
1.Dapat dikerjakan dengan mudah.
2.Merangsang perhatian orang.
3.Menghemat waktu dan membiarkan pembaca untuk belajar masalah yang ada.
4.Merangsang partisipasi.
5.Sebagai review atau pengingat terhadap bahan yang pernah diajarkan.
d.Gambar Optik
Gambar optik mencakup foto, slide, film, dan lain-lain.
a.Foto
Foto sebagai bahan untuk alat peraga digunakan dalam bentuk album ataupun dokumentasi
lepasan. Album merupakan foto-foto yang isinya berurutan, menggambarkan suatu cerita,
kegiatan, dan lain-lain. Album ini bisa dibawa dan ditunjukkan kepada masyarakat sesuai dengan
topik yang sedang didiskusikan. Misalnya album foto yang berisi kegiatan-kegiatan suatu desa
untuk mengubah kebiasaan buang air besarnya menjadi di jamban. Dokumentasi lepasan yaitu
foto-foto yang berdiri sendiri dan tidak disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan satu
pokok persoalan atau titik perhatian. Foto ini digunakan biasanya untuk bahan brosur, leaflet,
dan lain-lain.
b.Slide
Slide pada umumnya digunakan untuk sasaran kelompok. Penggunaan slide cukup efektif
karena gambar atau setiap materi dapat dilihat berkali-kali dan dibahas lebih mendalam. Slide

sangat menarik, terutama bagi kelompok anak sekolah dibanding dengan gambar, leaflet, dan
lain-lain.
c.Film
Film merupakan media yang bersifat menghibur, disamping dapat menyisipkan pesan-pesan
yang bersifat edukatif. Sasaran media ini adalah kelompok besar dan kolosal.

FAEDAH PROMOSI KESEHATAN


Faedah Alat Bantu Promosi (Pendidikan)
Secara terperinci, faedah alat peraga antara lain adalah sebagai berikut.
a. Menimbulakan minat sasaran pendidikan
b.Mencapai sasaran yang lebih banyak
c.Membantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman
d.Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang
lain
e. Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik/pelaku
pendidikan
f.Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan. Seperti diuraikan diatas
bahwa pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui indra. Menurut penelitian para
ahli, indra yang paling banyak menyalurkan pengetahuanke dalam otak adalah mata. Kurang
lebih 75% sampai 87% dari pengetahuan manusia diperoleh/disalurkan melalui mata. Sedangkan
13% samapi 25% lainnyatersalur melalui indra lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat-alat
visual lebih mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi atau bahan pendidikan.
g.Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami, dan akhirnya
mendapatkan pengertian yang lebih baik. Orng yang melihat sesuatu yang memang diperlukan
tentu akan menarik perhatiaanya, dan apa yang dilihat dengan penuh perhatian akan memberikan

pengertian baru baginya, yang merupakan pendorong untuk melakukan/memakai sesuatu yang
baru tersebut.
h.Membantu menegakan pengertian yang diperoleh. Didalam menerima sesuatu yang baru,
manusia mempunyai kecenderungan untuk melupakan atau lupa terhadap pengertian yang telah
diterima. Untuk mengatasi hal ini alat bantu akan membantu menegakan pengetahuanpengetahuan yang telah diterima sehingga apa yang diterima akan lebih lama tersimpan didalam
ingatan.

latihan

Contoh Kasus
Berdasarkan laporan terakhir 7 Juni 2009, Terjadinya kejadian diare di Kec. Luyo Kab. Polman
wilayah puskemas batupanga di 3 desa jumlah penderita 319, mati 5 orang. Berbagai dugaan
penyebab KLB tersebut antara lain: kebiasaan minum air tidak di masak, tidak adanya WC,
sumber air minum yang tercemar dan kandang ternak yang menyatu dengan tempat tinggal.

Bagaimana melihat masalah ini dari sudut promosi kesehatan. Khususnya melihat individu pada
kejadian diare dalam upaya perubahan perilaku. Salah satu bentuk pendekatan yang bisa
menjelaskan phenomena tersebut adalah model kepercayaan kesehatan.
Model Kepercayaan kesehatan oleh Becker (1974, 1979)?

1.Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu


Bagaimana menyadarkan masyarakat tersebut bilamana dirinya dapat mengalami diare setiap
saat. Oleh karena adanya lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan perilaku yang buruk
terhadap kesehatan, seperti cakupan jamban yang rendah serta sumber air bersih yang
dikonsumsi berpotensi tercemar oleh kuman. Tidak adanya WC memungkinkan adanya lalat
sebagai vektor penyebab terjadinya penularan ke manusia yang sehat lainnya. Sumber air yang
digunakan dari sumur pinggir sungai/menggali lubang pasir di pinggir sungai sangat
membahayakan bilamana ada penderita cholera yang BAB disungai tersebut.
2.Menganggap masalah ini serius
Terjadinya diare bukan saja dapat menyebabkan kesakitan tetapi juga bahaya kematian. Terutama
akibat dehidasi berat oleh diare. Penyakit ini setiap tahunnya merupakan pembunuh no 1 atau no
2 di Indonesia.
3.Meyakini efektifitas tujuan pengobatan dan pencegahan
Model pengobatan dini dapat mencegah ke tahapan diare berat dengan dehidasi hebat, sehingga
tidak perlu dirujuk ke RS. Pencegahan merupakan upaya terbaik dan murah melalui kebiasaan
perilaku hidup bersih dan sehat terutama sumber air yang steril, penggunaan WC dan kebiasaan
cuci tangan dengan sabun. Dimaksudkan memutuskan penularan penyakit diare.
4.Tidak mahal
Biaya yang tidak mahal karena hanya dengan merubah kebiasaan buruk dimasyarakat. Jika
dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk kesembuhan ditambah dengan
hilangnya produktifitas (waktu kerja).
5.Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan
Melaksanakan anjuran oleh petugas kesehatan merupakan tujuan dari perubahan perilaku

rangkuman

Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat


melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.

Adapun tujuan dari promosi kesehatan :


1.Memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
2.Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

TES FORMATIF

1.Di sebuah desa yang padat penduduk,dan lingkungannya yang kurang bersih dimana di
tempat tersebut banyak terdapat wabah penyakit seperti DBD,dan penyakit dan selaku perawat
yang dilakukan terhadap masyarakat desa itu adalah?
a.Promosi kesehatan

b.Pendidikan kesehatan
c.Perilaku kesehatan
d.Determinan kesehatan kesehatan individu
2.Disebuah desa terpencil dan jauh dari kota yang memiliki banyak penduduk.namun,penduduk
yang tinggal di tempat tersebut tidak bisa mendapat kan air bersih,dan dengan lingkungan yang
tercemar akan limbah-limbah dari berbagai pabrik,dan minim nya pendidikan kesehatan,dan
anak-anak yang berada di desa tersebut banyak terjangkit penyakit malaria,sebagai seorang
tenaga kesehatan atau pun perawat apa yang dilakukan?
a.pendidikan kesehatan
b.Perilaku kesehatan
c.Promosi kesehatan
d.Determinan kesehatan

MODUL
PRINSIP-PRINSIP PROMOSI KESEHATAN PADA PASIEN/PASIEN INDIVIDU
PERTEMUAN II

100 Menit

PENDAHULUAN

Promosi Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi : Proses pemberdayaan


masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the process of
enabling people to control over and improve their health), lebih luas dari Pendidikan atau
Penyuluhan Kesehatan. Promosi Kesehatan meliputi Pendidikan/ Penyuluhan Kesehatan, dan di
pihak lain Penyuluh/Pendidikan Kesehatan merupakan bagian penting (core) dari Promosi
Kesehatan.
Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai
dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap
perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan
Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai
perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan)
dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang
selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dengan upaya advokasi dan
bina suasana (social support).
1.Prinsip Promosi Kesehatan di Fasilitas Layanan Kesehatan
Promosi kesehatan di fasilitas layanan kesehatan mempunyai prinsip-prinsip dasar promosi
kesehatan

yaitu:

1)Ditujukan untuk individu yang memerlukan pengobatan dan atau perawatan, pengunjung,
keluarga pasien.
2)Memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga atas masalah kesehatan yang diderita
pasien.
3)memberdayakan pasien dan keluarga dalam kesehatan,
4)menerapkan proses belajar di fasilitas pelayanan kesehatan.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Adapun kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu
a.Pengertian Prinsip-prinsip promosi kesehatan
b.Komponen prinsip-prinsip promosi kesehatan
c.menjelaskan tentang prinsip-prinsip promosi kesehatan
d.mampu mengaplikasikan tentang prinsip-prinsip promosi kesehatan

URAIAN MATERI
\\
1.Pengertian Prinsip-prinsip promosi kesehatan
Dalam strategi global promosi kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO,1984)
dirumuskan bahwa promosi kesehatan sekurang-kurangnya mengandung prinsip , yaitu sebagai
berikut :

1.Empowerment ( pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan seseorang untuk


mendapatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan tindakkan yang mempengaruhi kesehatan
mereka.
2. Partisipative ( partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian aktif dalam
pengambilan keputusan.
3.Holistic ( menyeluruh ) yaitu memperhitungkan hal-hal yang mempengaruhi kesehatan dan
interaksi dari dimensi-dimensi tersebut.
4.Equitable ( kesetaraan) yaitu memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil yang di dapat oleh
klien.
5.Intersectoral ( antar sektor ) yaitu bekerja dalam kemitraan dengan instasi terkait lainnya atau
organisasi.
6.Sustainable ( berkelanjutan) yaitu memastikan bahwa hasil dari kegiatan promosi kesehatan
yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
7.Multi Strategy yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah seperti program kebijakkan.
Sedangkan menurut Michael,dkk,2009 Prinsip-prinsip promosi kesehatan antara lain sebagai
berikut:
1.Manajemen puncak harus mendukung secara nyata serta antusias program intervensi dan
turut terlibat dalam program tersebut.
2.Pihak pekerja pada semua tingkat ini pengorganisasian harus terlibat dalam perencanaan dan
implementasi intervensi.
3.Fokus intervensi harus berdasarkan pada factor risiko yang dapat didefinisikan serta
dimodifikasi dan merupakan prioritas bagi pekerja.
4.Intervensi harus disusun sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pekerja.
5.Sumber

daya

setempat

harus

dimanfaatkan

dalam

mengorganisasikan

dan

mengimplementasikan intervensi.
6.Evaluasi harus dilakukan juga.
7.Organisasi harus menggunakan inisiatif kebijakan berbasis populasi maupun intervensi
promosi kesehatan yang intensif dengan berorientasi pada perorangan dan kelompok.
8.Intervensi harus bersifat kontinue serta didasarkan pada prinsip-prinsippemberdayaan dan
atau model yang berorientasi pada masyarakat dengan menggunakan lebih dari satu metode.
A.Prinsip Promosi kesehatan

Upaya Promotif dan Preventif (Leavel & Clark)


Pendidikan Kesehatan : suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan, mrpk
suatu keg. untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dlm meningkatkan kemampuan/
perilakunya , unt mencapai kes scr optimal.
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan,pendidikan kes dpt dilakukan berdasarkan lima tingkat
pencegahan (five levels of prevention) dr Leavel & Clark :
1.Promkes (health promotion)
2.Perlindungan khusus (specific protection)
3.Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
4.Pembatasan cacat (disability limitation)
5.Rehabilitasi (rehabilitation)
Pengertian Promosi Kesehatan
adalah tentang meningkatkan status kesehatan dari individu dan komunitas
Aspek promkes adalah bertujuan melakukan pemberdayaan shg orang mempunyai kontrol yang
mendasar yang lebih besar thd aspek-aspek kehidupan mereka yang mempengaruhi kesehatan.
Promkes (WHO) : proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol terhadap, dan
memperbaiki, kesehatan mereka.
VISI PROMKES
1.Masyarakat mau dan mampu
2.Memelihara dan meningkatkan kesehatannya
MISI PROMKES
1.Advokasi
2.Mediator (jembatan lintas sektoral)
3.Pemberdayaan

TujuanPromkes
Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal, yaitu :
1.Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat
2.Peningkatan perilaku masyarakat
3.Peningkatan status kesehatan masyarakat
Contoh : Mengubah orang untuk sesuai dgn lingkungan, dan sedikit berbuat untuk lingkungan
sbg tempat yang lebih sehat untuk ditinggali. Alat bagi individu dalam berproses untuk
meningkatkan kesehatan diri individu Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri
dari
3 tingkatan, yaitu :
Tujuan Program : Merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode waktu
tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan.
Tujuan Pendidikan : Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi masalah
kesehatan yang ada.
Tujuan Perilaku : Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai (perilaku yang
diinginkan). Oleh sebab itu, tujuan perilaku berhubungan dengan pengetahuan dan sikap.
Sasaran Promkes
Menentukan Sasaran Promosi Kesehatan. Di dalam promosi kesehatan yang dimaksud dengan
sasaran adalah kelompok sasaran, yaitu individu, kelompok maupun keduanya.

B..WHO (1984) merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah promosi kesehatan, kalau
pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya perubahan perilaku maka promosi kesehatan tidak
hanya untuk perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan

perilaku tersebut. Disamping itu promosi kesehatan lebih menekankan kepada peningkatan
kemampuan hidup sehat, bukan sekedar berperilaku sehat.
2.Lawrence Green (1984), merumuskan definisi sebagai berikut : Promosi kesehatan adalah
segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi,
politik dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan
yang kondusif bagi kesehatan.

3.Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986), sebagai hasil rumusan Konferensi Internasional
Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada menyatakan bahwa Health Promotion is the process of
enabling people to control over and improve their health. To reach a state of complete physical,
mental and social well-being, an individual or group must be able to identify and realize
aspiration, to satisfy needs, and to cange or cope with the environment. Hal tersebut jelas
dinyatakan bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Dengan kata lain promosi kesehatan adalah upaya
yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi kesehatan ini mencakup 2 dimensi
yaitu kemauan dan kemampuan.
4.Yayasan Kesehatan Victoria (Victorian Health Fundation Australia 1997), sebagai berikut
Health Promotion is a program are design to bring about change within people, organization,
communities and their environment. Batasan ini menekankan bahwa promosi kesehatan adalah
suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh, dalam konteks masyarakatnya.
Bukan hanya perubahan perilaku (within people), tetapi juga perubahan lingkungannya.
Perubahan perilaku tanpa diikuti perubahan lingkungan tidak akan efektif, perilaku tersebut tidak
akan bertahan lama. Contoh orang indonesia yang pernah tinggal diluar negeri. Sewaktu dinegara
itu ia telah berperilaku teratur, mengikuti budaya antri dalam memperoleh pelayanan apa saja,
seperti naik kereta, bus dll. Tetapi setelah kembali ke indonesia, dimana budaya antri belum ada,
maka ia akan ikut berebut naik kereta dan bus. Oleh karena itu promosi kesehatan bukan hanya
sekedar merubah perilaku tetapi juga mengupayakan perubahan lingkungan, sistem dan
sebagainya.

5.Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui


proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan
kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
C.SEJARAH PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan sama halnya dengan Pendidikan Kesehatan lain yang memiliki
perjalanan panjang sehinga dapat muncul sebagai salah satu bentuk intervensi yang berperan
dalam peningkatan derajat kesehatan. Berikut merupakan sejarah singkat dari promosi kesehatan.
1. Era propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai 1960an)
Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas Higiene. Kegiatan pertamanya
berupa pemberantasan cacing tambang di daerah Banten. Bentuk usahanya dengan mendorong
rakyat untuk membuat kakus/jamban sederhana dan mempergunakannya. Lambat laun
pemberantasan cacing tambang tumbuh menjadi apa yang dinamakan Medisch Hygienische
Propaganda. Propaganda ini kemudian meluas pada penyakit perut lainnya, bahkan melangkah
pula dengan penyuluhan di sekolah-sekolah dan pengobatan kepada anak-anak sekolah yang
sakit. Timbullah gerakan, untuk mendirikan brigade sekolah dimana-mana.
Perintisan Pendidikan Kesehatan Rakyat oleh Dr. R. Mohtar
a. Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)
1) Munculnya istilah Pendidikan Kesehatan dan diterbitkannya UU Kesehatan 1960
2) Ditetapkannya Hari Kesehatan Nasional (12 November 1964)
b.Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Elektronik (1975-1995)
1 )Peran serta dan pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma Ata, 1978)
2)Munculnya PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
3)Munculnya Posyandu
4)Penyuluhan kesehatan melalui media elektronik (dialog interaktif, sinetron dll)
2.Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)
a.Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I di Ottawa, Kanada, munculnya istilah
promosi kesehatan (Ottawa Charter, 1986) memuat 5 strategi pokok Promosi Kesehatan, yaitu :
1)Mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (healthy public policy);
2)Menciptakan lingkungan yang mendukung (supportive environment);
3)Memperkuat gerakan masyarakat (community action); (4) Mengembangkan kemampuan
perorangan (personnal skills) ; dan

4)Menata kembali arah pelayanan kesehatan (reorient health services).


b.Konferensi Internasional Promosi Kesehatan II di Adelaide, Australia (1988)
1)Konferensi ini menekankan 4 bidang prioritas, yaitu:
2)Mendukung kesehatan wanita;
3)Makanan dan gizi;
4)Rokok dan alkohol; dan
5)Menciptakan lingkungan sehat.
C.Konferensi Internasional Promosi Kesehatan III di Sundval, Swedia (1991). Konferensi ini
mengemukakan 4 strategi kunci, yakni:
1)Memperkuat advokasi diseluruh lapisan masyarakat;
2)Memberdayakan masyarakat dan individu agar mampu menjaga kesehatan dan
lingkungannya melalui pendidikan dan pemberdayaan;
3)Membangun aliansi; dan
4)Menjadi penengah diantara berbagai konflik kepentingan di tengah masyarakat.
d.Promosi Kesehatan abad 21 adalah : Meningkatkan tanggungjawab sosial dalam kesehatan,
Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan, Meningkatkan kemitraan untuk
kesehatan,Meningkatkan

kemampuan

perorangan

dan

memberdayakan

masyarakat,

Mengembangkan infra struktur promosi kesehatan.


C.TUJUAN PROMOSI KESEHATAN
1)Memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
2)Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Green,1991 dalam Maulana,2009,tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:
a.Tujuan Program
Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang akan
dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan program ini
juga disebut tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja
menurun 50 % setelah promosi kesehatan berjalan lima tahun.
b.Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini
merupakan tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke klinik perusahaan
meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun.
c.Tujuan Perilaku

Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini
bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya:
pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah promosi
kesehatan berjalan 6 bulan
3)SASARAN PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat , maka sasaran
langsung promosi kesehatan adalah masyarakat. Namun demikian , dikarenakan keterbatasan
sumber daya yang ada , akan tidak efektif apabila upaya promosi kesehatan langsung ditujukan
ke masyarakat . Oleh sebab itu , perlu dilakukan penahapan sasaran promosi kesehatan . sasaran
promosi kesehatan dibagi dalam tiga kelompok sasaran yaitu sebagai berikut :
a. Sasaran Primer (Primary Target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau promosi
kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan
menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk
masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya.
Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi
pemberdayaan masyarakat .
b.Sasaran Sekunder (Secondary Target)
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Disebut sasaran
sekunder, karena dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini diharapkan
untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat di
sekitamya. Di samping itu dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan
kesehatan yang diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan
perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada
sasaran sekunder ini adalah sejaian dengan strategi dukungan sosial (social support).
c.Sasaran Tersier (Tertiary Target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat, maupun daerah
adalah sasaran tertier pendidikan kesehatan Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang

dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh
masyarakat (sasaran sekunder),dan juga kepada masyarakat umum (sasaran primer). Upaya
promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini sejalan dengan strategi advokasi
(advocacy) kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk
masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak),
anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap
sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat.
Ada sasaran promosi kesehatan secara spesifik yaitu:
1.Perorangan/ Keluarga
a)Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran (baik langsung maupun melalui
media massa).
b)Mempunyai pengetahuan dan kemauan untuk memlihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya.
c)Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.
d)Berperan serta dalam kegiatan sosial khususnya yang berkaitan dengan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) kesehatan.
2.Masyarakat/ Lsm
a)Menggalang potensi untuk mengembangkan gerakan /upaya kesehatan.
b)Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat.
3. Lembaga Pemerintah/ Lintas Sektor/ Politisi/ Swasta
a)Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan perilaku dan
lingkungan sehat.
b)Membuat kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di bidang kesehatan.
4.Petugas Program/ Institusi
a)Memasukkan komponen promosi kesehatan dalam setiap program
b)Membuat kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di bidang kesehatan.
4)PRINSIP-PRINSIP PROMOSI KESEHATAN
Dalam strategi global promosi kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO,1984)
dirumuskan bahwa promosi kesehatan sekurang-kurangnya mengandung prinsip , yaitu sebagai
berikut :
1. Empowerment ( pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan seseorang untuk
mendapatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan tindakkan yang mempengaruhi
kesehatan mereka.

2. Partisipative ( partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian aktif dalam


pengambilan keputusan.
3. Holistic ( menyeluruh ) yaitu memperhitungkan hal-hal yang mempengaruhi kesehatan dan
interaksi dari dimensi-dimensi tersebut.
4. Equitable ( kesetaraan) yaitu memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil yang di dapat oleh
klien.
5. Intersectoral ( antar sektor ) yaitu bekerja dalam kemitraan dengan instasi terkait lainnya atau
organisasi.
6. Sustainable ( berkelanjutan) yaitu memastikan bahwa hasil dari kegiatan promosi kesehatan
yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
7. Multi Strategy yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah seperti program kebijakkan.
Sedangkan menurut Michael,dkk,2009 Prinsip-prinsip promosi kesehatan antara lain
sebagai berikut:
1) Manajemen puncak harus mendukung secara nyata serta antusias program intervensi dan
turut terlibat dalam program tersebut.
2) Pihak pekerja pada semua tingkat ini pengorganisasian harus terlibat dalam perencanaan dan
implementasi intervensi.
3) Fokus intervensi harus berdasarkan pada factor risiko yang dapat didefinisikan serta
dimodifikasi dan merupakan prioritas bagi pekerja.
4) Intervensi harus disusun sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pekerja.
5) Sumber daya setempat harus dimanfaatkan dalam mengorganisasikan

dan

mengimplementasikan intervensi
6) Evaluasi harus dilakukan juga.
7) Organisasi harus menggunakan inisiatif kebijakan berbasis populasi maupun intervensi
promosi kesehatan yang intensif dengan berorientasi pada perorangan dan kelompok.
8) Intervensi harus bersifat kontinue serta didasarkan pada prinsip-prinsippemberdayaan dan
atau model yang berorientasi pada masyarakat dengan menggunakan lebih dari satu metode.
5)RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN
Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai berikut :
1. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya
pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan
kemampuan.

2. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada
pengenalan produk/jasa melalui kampanye.
3. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang
tekanannya pada penyebaran informasi.
4. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
5. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk
mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan
kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana dan lain-lain
di berbagai bidang /sektor, sesuai keadaan).
6. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (community organization),
pengembangan masyarakat (community development), penggerakan masyarakat (social
mobilization), pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll.
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, ruang lingkup
promosi kesehatan dapat dilihat dari 2 dimensi yaitu:
a.dimensi aspek pelayanan kesehatan, dan
b. dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan.
Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan.
Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni:
a.promotif,
b.preventif,
c.kuratif,dan
d.rehabilitatif.
Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi dua aspek, yakni :
a.Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan
b.Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok orang
yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit.
Dengan demikian maka ruang lingkup promosi kesehatan dikelompok menjadi dua yaitu:
a .Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.
b.Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan.
Ruang lingkup promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi :
a.Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga).
b.Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.
c.Pendidikan kesehatan di tempat kerja.
d.Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.
e.Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.

Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan.


Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi kesehatan dapat dilakukan
berdasarkan lima tingkat pencegahan (five level of prevention) dari Leavel and Clark.
a.Promosi Kesehatan.
b.Perlindungan khusus (specific protection).
c.Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment).
d.Pembatasan cacat (disability limitation)
e.Rehabilitasi (rehabilitation).
6)STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
Strategi promosi kesehatan berdasarkan (Piagam Ottawa 1986) ialah sebagai berikut :
1. Kebijakan berwawasan kebijakan
Strategi promosi kesehatan yang mana ditujukan kepada para penentu kebijakan agar
mengeluarkan kebijakan dan ketentuan yang menguntungkan bahkan dapat merugikan
kesehatan, sehingga dalam menentukan keputusan diperhatikan dampaknya bagi kesehatan
masyarakat.
2. Lingkungan yang mendukung
Srategi ini dikelola oleh para pengelola tempat umum, termasuk pemerintah kota. Dimana
mereka dapat menyediakan sarana dan prasarana bagi masyarakat dalam meningkatkan
kesehatnnya, sehingga nantinya akan tercipta lingkungan yang sehat untuk mendukung prilaku
sehat masyarakat
3.

Reorientasi Pelayanan Kesehatan

Realisasi dari reorintasi pelayanan kesehatan ini adalah para penyelenggara kesehatan baik
pemerintah maupun swasta harus dilibatkan dalam memberdayakan masyarakat agar dapat
berperan bukan hanya sebagai penerima pelayan kesehatan namun dapat menjadi menjadi
penyelenggara pelayanan kesehatan.
4. Keterampilan Individu
Strategi ini mewujudkan adanya keterampilan individu-individu dalam meningkatkan dan
memelihara kesehatanya. Langkah awal untuk strategi ini adalah pemberian pemahaman tentang
penyakit dalam bentuk metode atau teknik kepada individual bukan dalam bentuk massa

5. Gerakan Masyarakat
Adanya gerakan dari masyarakat itu sendiri dalam meningkatkan dan memelihara
kesehatannya. Hal ini akan tampak dari prilaku masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya tanpa harus ada kegiatan namun akan tampak dari prilaku menuju sehat.
Berdasarkan rumusan yang dibuat oleh WHO (1994), strategi promosi kesehatan secara global
dibagi menjadi tiga yang akan dibentuk dalam intervensi, yaitu :
a) Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan dimana untuk meyakinkan orang lain agar orang lain tersebut
membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Pendekatan advokasi ialah sasaran
kepada para pembuat keputusan atau penentu keputusan sesuai sektornya. Intinya adalah strategi
advokasi kesehatan merupakan pendekatam yang dilakukan dengan pimpinan atau pejabat
dengan tujuan mengembangkan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan Kegiatan advokasi
ini ada dalam bentuk formal dan informal. Advokasi dalam bentuk formal misalnya : penyajian
presentasi, seminar, atau suatu usulan yang dilakukan oleh para pejabat terkait. Advokasi
informal misalnya : Suatu kegiatan untuk meminta dana, atau dukungan dalam bentuk kebijakan
kepada para pejabat yang relevan dengan kebijakan yang diusulkan. Intervensi yang dapat
dilakukan secara perseorangan kepada pejabat ialah dengan : lobi, dialog, negosiasi dan debat.
Sehingga diharapkan mendapatkan hasil adanya tindakan yang nyata, kepedulian, serta
pemahaman atau kesadaran dari pejabat sehingga terjadi kelanjutan kegiatan.
b) Dukungan sosial ( Social Support )
Dukungan sosial adalah suatu strategi yang digunakan untuk mencari dukungan sosial
melalui tokoh-tokoh masyarakat. Dimana tujuannya dengan menggunakan tokoh masyarakat
sebagai jembatan antara sektor kesehatan atau pengembang kesehatan dengan masyarakat.
Intervensi keperawatan yang diberikan dalam stretegi dukungan sosial ialah : pelatihan bagi para
tokoh masyarakat, lokakarya, bimbingan bagi para tokoh masyarakat, sehingga hasil yang
diharapkan adalah adanya peningkatan jumlah para tokoh masyarakat yang berperan aktif dalam
pelayanan kesehatan, jumlah individu dan keluarga dimana meningkat pengetahuannya tentang
kesehatan, adanya pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada misalnya posyandu.

c) Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)


Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang langsung kepada masyarakat.
Pemberdayaan ini bertujuan untuk mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat itu sendiri. Intervensi keperawatan dalam pemberdayaan
masyarakat adalah dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dapat berupa : penyuluhan
kesehatan, posyandu, pos obat desa, dan lain sebagainya. Hasil yang diharapkan adalah sumber
daya manusia yang berperan dalam peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
7) METODE PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan
pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu sehingga memperoleh pengetahuan
kesehatan yang lebih baik diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku
sasaran. Metode adalah taktik untuk melakukan perubahan pada kelompok sasaran.
a. Metode Promosi Individual (Perorangan)
Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk membina
perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan
perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor atau seorang ibu
hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi tetanus toxoid (TT) karena baru saja memperoleh/
mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi
akseptor lestari atau ibu hamil segera minta imunisasi, ia harus didekati secara perorangan.
Perorangan di sini tidak hanya berarti harus hanya kepada ibu-ibu yang bersangkutan, tetapi
mungkin juga kepada suami atau keluarga dari ibu tersebut.
Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah
atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar
petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya maka perlu menggunakan
metode (cara) ini.
Bentuk pendekatan ini, antara lain:
1. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi
oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela,
berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah
perilaku).

2. Interview (wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara
petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum
menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah
perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran
yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
b. Metoda Promosi Kelompok
Dalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran
serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain
dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran
pendidikan.
1)Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang.
Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar.
a) Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang paling tertua dalam pendidikan kesehatan tetapi
merupakan keterampilan yang paling sulit dikuasai. Metode ini baik untuk sasaran yang
berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan metode ceramah:
Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang akan
diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan
1) Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam
diagram atau skema.
2) Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah singkat, slide, transparan,
sound sistem, dan sebagainya.
Pelaksanaan:
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat menguasai
sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut:
Sikap dan penampilan yang menyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah.

Suara hendaknya cukup keras dan jelas.


Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
Berdiri di depan (di pertengahan), seyogianya tidak duduk.
Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.
b) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke
atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli
tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
Seminar paling baik dipakai untuk pelatihan trainer atau profesi kesehatan lain, dimana pimpinan
perlu mendapatkan umpan balik tentang proses belajar kelompok.
Metode seminar dianjurkan bila :
a.Jumlah audien kecil
b.Umpan balik penting
c.Kelompok bersifat homogeny
d.Keterbatasan ruang dan waktu
e.Pelatihan professional
f. Pimpinan seminar lebih tahu dibanding audiens
2)Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metodemetode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain:
a)Diskusi Kelompok.
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisapasi dalam
diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat
berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau
segi empat. Pimpinan diskusi juga duduk di antara peserta sehingga tidak menimbuIkan kesan
ada yang lebih tinggi.
Dengan kata lain mereka harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota
kelompok mempunyai kebebasan dan keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang dapat
berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi
diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur sedemikian
rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi
dari salah seorang peserta.
b)Curah Pendapat (Brain Strorming)

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan
metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan
satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat).
Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam plipchart atau papan
tulis. Sebelum semua peserta meneurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari oleh siapa pun.
Baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan
akhirnya terjadi diskusi.
a.Bola Salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian
dilontarkan suatu pertanyaan at au masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang
bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan meneari
kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi
dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh
anggota kelompok.
b.Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang
kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain. Masingmasing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap kelompok
didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
c.Role Play (Memainkan Peranan)
Main peran adalah memainkan suatu pengalaman dalam bentuk meniru perilaku. Dalam
metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk
memainkan peranan, misalnya sebagai dokter puskesmas, perawat atau bidan, dan sebagainya,
sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan,
misalnya bagaimana interaksi atau berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas
d.Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok. Simulasi
menyangkut proses yang menampilkan pengalaman sehari-hari dan dapat berupa permainan,
dramatisasi, main peran, studi kasus atau menirukan pengalaman sebenarnya. Didalam simulasi
ketua kelompok harus siap dan tahu maksud dari proses ini serta siap dengan semua pertanyaan
dan situasi. Barrows, (1971) mengungkapkan bahwa simulasi paling sesuai untuk meningkatkan
motivasi dan mempengaruhi sikap kelompok dengan kemampuan yang beragam.

3)Metode promosi kesehatan massa


Metode promosi kesehatan secara massa dipakai untuk mengomunikasikan pesan-pesan
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian
cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. Oleh karena itu sasaran sasaran promosi ini
bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status
sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya

latihan

Contoh Kasus

Berdasarkan laporan terakhir 7 Juni 2009, Terjadinya kejadian diare di Kec. Luyo Kab.Polman
wilayah puskemas batupanga di 3 desa jumlah penderita 319, mati 5 orang. Berbagai dugaan
penyebab KLB tersebut antara lain: kebiasaan minum air tidak di masak, tidak adanya WC,
sumber air minum yang tercemar dan kandang ternak yang menyatu dengan tempat tinggal.
Bagaimana melihat masalah ini dari sudut promosi kesehatan. Khususnya melihat individu pada
kejadian diare dalam upaya perubahan perilaku. Salah satu bentuk pendekatan yang bisa
menjelaskan

phenomena

tersebut

adalah

model

kepercayaan

kesehatan.

Model Kepercayaan kesehatan oleh Becker (1974, 1979)?

1.Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu


Bagaimana menyadarkan masyarakat tersebut bilamana dirinya dapat mengalami diare setiap
saat. Oleh karena adanya lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan perilaku yang buruk
terhadap kesehatan, seperti cakupan jamban yang rendah serta sumber air bersih yang
dikonsumsi berpotensi tercemar oleh kuman. Tidak adanya WC memungkinkan adanya lalat
sebagai vektor penyebab terjadinya penularan ke manusia yang sehat lainnya. Sumber air yang
digunakan dari sumur pinggir sungai/menggali lubang pasir di pinggir sungai sangat
membahayakan bilamana ada penderita cholera yang BAB disungai tersebut.
2. Menganggap masalah ini serius
Terjadinya diare bukan saja dapat menyebabkan kesakitan tetapi juga bahaya kematian. Terutama
akibat dehidasi berat oleh diare. Penyakit ini setiap tahunnya merupakan pembunuh no 1 atau no
2 di Indonesia.
3. Meyakini efektifitas tujuan pengobatan dan pencegahan
Model pengobatan dini dapat mencegah ke tahapan diare berat dengan dehidasi hebat, sehingga
tidak perlu dirujuk ke RS. Pencegahan merupakan upaya terbaik dan murah melalui kebiasaan
perilaku hidup bersih dan sehat terutama sumber air yang steril, penggunaan WC dan kebiasaan

cuci tangan dengan sabun. Dimaksudkan memutuskan penularan penyakit diare.


4. Tidak mahal
Biaya yang tidak mahal karena hanya dengan merubah kebiasaan buruk dimasyarakat. Jika
dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk kesembuhan ditambah dengan
hilangnya produktifitas (waktu kerja).
5. Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan
Melaksanakan anjuran oleh petugas kesehatan merupakan tujuan dari perubahan perilaku

rangkuman

Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui


proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan
kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Adapun tujuan dari promosi kesehatan :
1. Memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
2..Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

TES FORMATIF

1.Di sebuah desa yang padat penduduk,dan lingkungannya yang kurang bersih dimana di
tempat tersebut banyak terdapat wabah penyakit seperti DBD,dan penyakit dan selaku perawat
yang dilakukan terhadap masyarakat desa itu adalah?
a.Promosi kesehatan
b.Pendidikan kesehatan
c.Perilaku kesehatan
d.Determinan kesehatan kesehatan individu
2.Disebuah desa terpencil dan jauh dari kota yang memiliki banyak penduduk.namun,penduduk
yang tinggal di tempat tersebut tidak bisa mendapat kan air bersih,dan dengan lingkungan yang
tercemar akan limbah-limbah dari berbagai pabrik,dan minim nya pendidikan kesehatan,dan
anak-anak yang berada di desa tersebut banyak terjangkit penyakit malaria,sebagai seorang
tenaga kesehatan atau pun perawat apa yang dilakukan?
a.pendidikan kesehatan
b.Perilaku kesehatan
c.Promosi kesehatan
d.Determinan kesehatan

MODUL
PRINSIP-PRINSIP PROMOSI KESEHATAN MASYARAKAT
PERTEMUAN III

100 Menit

PENDAHULUAN

Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat


melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
Menolong diri sendiri artinya bahwa masyarakat mampu berperilaku mencegah
timbulnya masalah-masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan serta mampu pula berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan tersebut
terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Banyak masalah kesehatan yang ada di negeri kita Indonesia, termasuk timbulnya
Kejadian Luar Biasa (KLB) yang erat kaitannya dengan perilaku masyarakat itu sendiri. Sebagai
contoh KLB Diare dimana penyebab utamanya adalah rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat
seperti kesadaran akan buang air besar yang belum benar (tidak di jamban), cuci tangan pakai
sabun masih sangat terbatas, minum air yang tidak sehat, dan lain-lain.
Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya
menfasilitasi perubahan perilaku.Dengan demikian promosi kesehatan adalah program-program

kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat
sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan
sebagainya). Atau dengan kata lain promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada
peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau
memperbaiki lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan
kesehatan masyarakat.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Adapun kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu
a. Untuk Mengetahui Prinsip-prinsip promosi kesehatan masyarakat
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang prinsip-prinsip promkes masyarakat
c. Mahasiswa Mampu Mengaplikasikan Tentang Mahasiswa Mampu Prinsip-Prinsip
Promkes Masyarakat Konsep
d. Melakukan Kajian, Analisis Dan Strategi Inovasi Dalam Manajemen Program
Promosi Kesehatan Masyarakat.

URAIAN MATERI
Pengertiaan
Prinsip-prinsip promosi kesehatan masyarakat
1. Dalam pelaksanaannya, promosi kesehatan mempunyai prinsip-prinsip yang berguna sebagai
dasar-dasar dari pelaksanaan program promosi kesehatan. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:
Promosi Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi : Proses pemberdayaan
masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the process of
enabling people to control over and improve their health), lebih luas dari pendidikan atau
Penyuluhan Kesehatan. Promosi Kesehatan meliputi Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan, dan
di pihak lain Penyuluh/Pendidikan Kesehatan merupakan bagian penting (core) dari Promosi
Kesehatan.
2. Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai
dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat
berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
3. Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai
perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif
(pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
4. Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang selanjutnya
disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi dengan upaya advokasi dan
bina suasana (social support).
5. Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5 tatanan yaitu di
rumah/tempat tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja (where we
work), di tempat-tempat umum (where we play and do everything) dan di sarana kesehatan
(where we get health services).

6.

Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh
kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat (mutual benefit).
Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta dan

Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.
7. Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan tanpa
mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk
mengukur hasil kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat.
Yang lebih sesuai untuk diukur: adalah mutu dan frekuensi kegiatan seperti: advokasi, bina
suasana, gerakan sehat masyarakat, dan lain-lain.
Promosi kesehatan juga mempunyai prinsip yang lebih spesifik dalam tiap ruang lingkup
promosi kesehatan atau setting. Misalnya, promosi kesehatan di keluarga, fasilitas layanan
kesehatan, tempat kerja, sekolah, dan tempat umum.
a.Prinsip Promosi Kesehatan di Keluarga
Dalam lingkup ini penerapan yang perlu diperhatikan antara lain:
1) Keluarga merupakan lingkup terkecil dalam suatu kelompok masyarakat, sehingga promosi
kesehatan yang dilakukan harus bias lebih spesifik juga. Pendidikan kesehatan yang diberikan
pun diharapkan akan lebih efektif karena fokus pada satu keluarga sebagai satu sasaran.
2)Keluarga terdiri atas beberapa orang yang sudah terikat hubungan satu sama lain, yaitu ayah,
ibu, dan anak. Sehingga apabila promosi kesehatan yang dilakukan sudah baik akan sangat
berpengaruh pada perubahan perilaku pada masing-masing anggota keluarga tersebut, dan
nantinya perilaku itu akan terbawa ke lingkungan diluarnya.
3) Setiap keluarga tentu memiliki nilai dan aturan tersendiri dalam lingkungannya, yang
masing-masing anggota keluarga sudah anut sejak lama, biasanya berupa kebiasaan-kebiasaan
tertentu. Dalam hal ini maka pemberi promosi kesehatan harus mampu menyesuaikan diri
dengan aturan tersebut agar keluarga tersebut bsia lebih terbuka dalam menerima segala bentuk
promosi yang dilakukan.
b.Prinsip Promosi Kesehatan di Fasilitas Layanan Kesehatan

1) Promosi kesehatan di fasilitas layanan kesehatan mempunyai prinsip-prinsip dasar yaitu:


Ditujukan untuk individu yang memerlukan pengobatan dan atau perawatan, pengunjung,
keluarga pasien.
2) Memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga atas masalah kesehatan yang diderita
pasien.
3) memberdayakan pasien dan keluarga dalam kesehatan,
4) menerapkan proses belajar di fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
Promosi kesehatan di tempat kerja hendaknya dikembangkan dengan melibatkan kerja
sama dengan berbagai sektor yang terkait, dan melibatkan beberapa kelompok organisasi
masyarakat yang ada sehingga lebih mantap serta berkesinambungan. Dalam ruang lingkup
tempat kerja, promosi kesehatan juga mempunyai prinsip-prinsip, diantaranya :
1.Komprehensif.
Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa
disiplin ilmu guna memaksimalkan tujuan yang ingin dicapai yaitu berkembangnya tempat kerja
yang sehat, aman dan nyaman sehingga dengan lingkungan kerja yang mendukung tersebut
diharapkan terjadi perubahan perilaku individu dan kelompok kearah yang positif sehingga dapat
menjaga lingkungan agar tetap sehat.
2.Partisipasi
Para peserta atau sasaran promosi kesehatan hendaknya terlibat secara aktif
mengindetifikasi masalah kesehatan yang dibutuhkan untuk pemecahannya dan meningkatkan
kondisi lingkungan kerja yang sehat. Partisipasi para pengambil keputusan di tempat kerja
merupakan hal yang sangat mendukung bagi para pekerja untuk lebih percaya diri dalam
meningkatkan kemampuan mereka dalam merubah gaya hidup dan mengembangkan
kemampuan pencegahan dan peningkatan terhadap penyakit.
3.Keterlibatan berbagai sektor terkait.

Kesehatan yang baik adalah hasil dari berbagai faktor yang mendukung. Berbagai upaya untuk
meningkatkan kesehatan pekerja hendaknya harus melalui pendekatan yang integrasi yang mana
penekanannya pada berbagai faktor tersebut bila memungkinkan.
4.Kelompok organisasi masyarakat
Program pencegahan dan peningkatan kesehatan hendaknya melibatkan semua anggota
pekerja, termasuk kelomok organisasi wanita dan laki-laki yang ada, termasuk juga tenaga
honorer dan tenaga kontrak. Kebutuhan melibatkan dengan berbagai organisasi masyarakat yang
mempunyai pengalaman atau tenaga ahli dalam membantu mengembangkan Promosi kesehatan
Di Tempat kerja hendaknya di perhitungkan dalam mengembangkan program sebelumnya
5.Berkesinambungan atau Berkelanjutan
Promosi kesehatan di tempat kerja yang berhubungan erat dengan kesehatan dan
keselamatan kerja mempunyai arti penting pada lingkungan tempat kerja dan aktivitas
manajemen sehari-hari. Program promosi kesehatan dan pencegahan hendaknya terus menerus
dilakukan dan tujuannya jangka panjang. Apabila pelaksanaan promosi kesehatan di tempat kerja
ingin lebih mentap, program hendaknya sesuai dan responsif terhadap kebutuhan pekerja dan
masalah yang berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja.
d. Prinsip Promosi Kesehatan di Sekolah
Sedangkan dalam ruang lingkup atau setting sekolah, promosi kesehatan juga memiliki
prinsip, diantara yaitu :
1)Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah yaitu peserta
didik, orangtua dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-organisasi di masyarakat
2)Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :
a.Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap
kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai ketrampilan hidup yang mendukung kesehatan
fisik, mental dan social
b.Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orangtua

3)Mengupayakan agar sekolah mempunyai akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan


di sekolah, yaitu :
c.Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana
d.Kerjasama dengan Puskesmas setempat
e.Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan keamanan makanan
e.Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Umum
Sebagai lingkup yang sangat luas dan tidak tentu maka hal yang perlu diperhatikan dalam
penerapannya antara lain:
a.Tempat umum merupakan sarana yang dilalui oleh banyak orang, sehingga dapat dikatakan
bahwa sasaran dari tindakan promosi kesehatan ini juga tidak tetap. Misalnya di tempat-tempat
umum seperti halte, stasiun, dan lain-lain maka penerapan yang paling efektif adalah dengan
memanfaatkan media berupa poster, spanduk, dan lain-lain. Dengan ini maka orang-orang yang
saat itu berada di tempat itu akan membaca dan mencoba memahami apa isi pesan yang ada.

latihan
Contoh Kasus
Penyakit DBD (demam berdarah dengue) masih menjadi masalah nasional. Tidak ada
cara lebih ampuh untuk mengakselerasi upaya pemberantasan penyakit DBD selain dengan cara
memberdayakan masyarakat.
Permasalahan kesehatan (DBD) masih terus menjadi hal yang mengancam, di tengahtengah perubahan lingkungan yang tidak menentu. Untuk itu, sudah sewajarnya setiap individu
dituntut kesadaran penuh untuk berdaya hidup secara sehat. Apalagi saat ini, penyebaran
penyakit menular masih merupakan problem tersendiri yang tidak boleh diremehkan.
Atas dasar itulah, kiranya tidak berlebihan bila Depkes R.I. memiliki visi membangun
Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat. Harapannya, tentu di masa depan, rakyat
Indonesia diharapkan dapat mandiri, sadar, mau dan mampu mencegah serta mengatasi ancaman
kesehatan, dengan memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong.
Strategi utama yang ditetapkan untuk mencapai visi dan misi tersebut adalah
menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, meningkatkan sistem surveilans,
monitoring dan informasi kesehatan serta meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Meningkatnya peran aktif masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit
DBD merupakan kunci keberhasilan upaya pemeberantasan penyakit DBD. Untuk mendorong
meningkatnya peran aktif masyarakat, maka upaya-upaya KIE, social marketing, advokasi dan
berbagai penyuluhan dilaksanakan secara intensif dan berkesinambungan melalui berbagai media
massa dan sarana.
Selain itu, peran sektor terkait sangat menentukan sekali dalam pemberantasan penyakit
DBD. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi stakeholder baik sebagai mitra maupun pelaku
merupakan langkah awal dalam menggalang, meningkatkan dan mewujudakan kemitraan.

Jejaring kemitraan dilaksanakan melalui pertemuan berkala guna memadukan berbagai sumber
daya masing-masing mitra. Pertemuan berkala dilaksanakan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian program.
Yang tidak boleh dilupakan adalah terkait dengan peningkatan profesionalisme pengelola
program DBD. Yakni pengetahuan mengenai bionomic vektor, virologi, faktor perubahan iklim,
penatalaksaan kasus harus dikuasai oleh pengelola program sebagai landasan dalam menyusun
program pemberantasan DBD, sehingga diperlukan adanya peningkatan SDM.
Terkait dengan usaha untuk kesuksesan strategi utama pemberdayaan masayarakat dalam
penanggulangan DBD ini, maka di sini diperlukan perencanaan adanya pokok dan bentuk
kegiatan nyata yang dilakukan oleh kelompok pemberdayaan yang ada di masyarakat.
Berikut ini merupakan pokok-pokok kegiatan yang mestinya dilakukan dalam kelompok
pemberdayaan masyarakat tersebut. Pertama, melakukan tata laksana kasus, yang meliputi
penemuan kasus, pengobatan penderita, dan sistem pelaporan yang cepat dan terdokumentasi
dengan baik.
Kedua, melakukan penyelidikan epidemiologi, terutama terhadap daerah yang terdapat
kasus penderita DBD. Penyelidikan ini tentu sangat berguna untuk melakukan penanggulangan
fokus terhadap kasus DBD.Ketiga, adanya penyuluhan tentang DBD kepada masyarakat,
melakukan pemantauan jentik secara berkala, melakukan pemetaan penyebaran kasus, dan
melakukan pertemuan kelompok kerja DBD secara lintas sektor dan program.
Keempat, melakukan gerakan bulan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) yang
dilaksanakan sebelum bulan-bulan musim penularan penyakit DBD (data ini dapat kita peroleh
dari data tahun sebelumnya). Artinya, bulan musim penularan penyakit DBD dapat diketahui,
bila pencatatan dan pendataan dilakukan secara benar terhadap terjadinya kasus DBD di suatu
daerah.
Kelima, dilakukan kegiatan pelatihan-pelatihan seputar penyakit DBD, mulai dari gejala
penyakit DBD, cara pengobatan penderita yang terkena DBD, cara pencegahan penyakit DBD,
dan lainnya.

Jadi, tidaklah berlebihan kalau orang mengatakan bahwa strategi utama penanggulangan
DBD itu terletak pada sejauh mana keberhasilan pemerintah mampu melakukan upaya-upaya
pemberdayaan terhadap potensi yang ada di masyarakat. Dalam kasus penanggulangan DBD ini,
salah satu contohnya adalah pemberdayaan kelompok ibu rumah tangga. Sebab kelompok ibu
rumah tangga ini sangat besar perannya dalam kegiatan PSN dan menjaga kebersihan lingkungan
rumahnya.kebihan
meningkatkan dan mewujudakan kemitraan baik dengan tenaga kesehatan maupun
masyarakat kekurangan
tidak efektif untuk masyarakat kalangan atas

rangkuman

Promosi Kesehatan (Health Promotion) yang diberi definisi Proses pemberdayaan


masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the process of
enabling people to control over and improve their health), lebih luas dari Pendidikan atau
Penyuluhan Kesehatan. Promosi Kesehatan meliputi Pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan, dan
dipihak lain Penyuluh atau Pendidikan Kesehatan merupakan bagian penting dari Promosi
Kesehatan

TES FORMATIF

1.Di sebuah desa yang padat penduduk,dan lingkungannya yang kurang bersih dimana di
tempat tersebut banyak terdapat wabah penyakit seperti DBD,dan penyakit Malaria dan selaku
perawat yang dilakukan terhadap masyarakat desa itu adalah?
a.Promosi kesehatan
b.Pendidikan kesehatan
c.Perilaku kesehatan
d.Determinan kesehatan kesehatan individu
2.Disebuah desa terpencil dan jauh dari kota yang memiliki banyak penduduk.namun,penduduk
yang tinggal di tempat tersebut tidak bisa mendapat kan air bersih,dan dengan lingkungan yang
tercemar akan limbah-limbah dari berbagai pabrik,dan minim nya pendidikan kesehatan,dan
anak-anak yang berada di desa tersebut banyak terjangkit penyakit malaria,sebagai seorang
tenaga kesehatan atau pun perawat apa yang dilakukan?
a.pendidikan kesehatan
b.Perilaku kesehatan
c.Promosi kesehatan
d.Determinan kesehatan

MODUL
PENGKAJIAN KEBUTUHAN
PROMOSI KESEHATAN
PERTEMUAN IV

100 Menit

PENDAHULUAN

Promosi kesehatan adalah memasarkan, menjual, atau memperkenalkan pesan - pesan


kesehatan atau upaya-upaya kesehatan sehingga masyarakat menerima atau membeli (menerima
perilaku kesehatan atau mengenal pesan-pesan kesehatan, dan akhirnya masyarakat berperilaku
hidup sehat. Menutut WHO promosi kesehatan adalah suatu proses yang bertujuan
memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatan
berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri.
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Perencanaan adalah suatu cara bagaiman
mencapai tujuan sebaik - baiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya efisien dan efektif.
Merancang promosi kesehatan (merencanakan promosi kesehatan) adalah proses mempersiapkan
secara sistematis yang dilakukan untuk mempromosikan suatu tujuan yaitu bertujuan untuk
mempromosikan hasil hasil kesehatan.
Dengan perencanaan tujuan yang akan dicapai akan menjadi jelas, obyektif dan rasional
dan dapat menjadi acuan atau dasar bagi fungsi manajemen lainnya. Dengan perencanaan juga
dapat menggambarkan hal- hal atau kemungkinan - kemungkinan yang diperkirakanakan pada
masa yang akan datang. Dengan melakukan perencanaan promosi kesehatan diharapkan segala
sesuatu yang baik untuk kesehatan dapat di pahami oleh seluruh masyarakat serta dapat menjadi

acuan masyarakat untuk hidup lebih baik lagi kedepannya. Manfaat perencanaan seperti
membantu

manajemen

Lingkungan.Membantu

untuk
Dalam

Menyesuaikan
Kristalisasi

Diri

Dengan

Persesuaian

Perubahan-Perubahan

Dalam

Masalah-Masalah

Utama.Memungkinkan Manajer Memahami Keseluruhan Gambaran Operasi Lebih Jelas.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Adapun kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu
a. Untuk Memahami pengkajian kebutuhan promosi kesehatan
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengkajian kebutuhan promosi
kesehatan

URAIAN MATERI
Pengkajian Faktor Predisposisi
1.Pengkajian riwayat keperawatan
Informasi tentang usia akan memberi petunjuk mengenai status perkembangan seseorang,
sehingga dapat memberi arah mengenai isi promosi kesehatan dan pendekatan yang harus
digunakan.pertanyaan yang di ajukan hendaknya sederhana. Pada klien usia lanjut, pertanyaan
diajukan dengan perlahan dan diulang. Status perkembangan, terutama pada klien anak, dapat
dikaji melalui observasi ketika anak melakukan aktivitas, sehingga perawt mendapat data tentang
kemampuan motorik dan perkembangan intelektualnya.
Persepsi klien tentang keadaan masalah kesehatannya saat ini dan bagaimana mereka
menaruh perhatian terhadap masalahnya dapat memberikan informasi kepada perawat tentang
seberapa jauh pengetahuan mereka mengenai masalahnya dan pengaruhnya terhadap kebiasaan
aktivitas sehari-hari. Informasi ini dapat memberi petunjuk kepada perawat untuk memberi
arahan yang tepat serta sumber-sumber lain yang dapat digunakan oleh klien.
Kepercayaan klien tentang kesehatan, kepercayaan tentang agama yang dianut, dan peran
gender merupakan faktor penting dalam mengembangkan rencana pendidikan kesehatan.
Kepercayaan yang penting digali pada klien, contohnya adalah kepercayaan tidak boleh
menerima tranfusi darah, tidak boleh menjadi donor organ tubuh, dan tidak boleh menggunakan
alat kontrasepsi.
Berbagai daerah mempunyai kepercayaan dan praktik-praktik tersendiri. Kepercayaan
dalam budaya tersebut dapat berhubungan dengan kebiasaan makan, kebiasaan mempertahankan
kesehatan, kebiasaan menangani keadaan sakit, serta gaya hidup. Perawat
sangat penting mengetahui hal tersebut, namun demikian tidak boleh menarik asumsi
bahwa setiap individu dalam suatu etnik dengan kultur tertentu mempunyai kebiasaan yang
sama, karena hal ini tidak selalu terjadi. Oleh karena itu, perawat tetap harus mengkaji dan
menilai klien secara individual.

Keadaan ekonomi klien dapat berpengaruh terhadap proses belajar klien. Bagaimanapun,
perawat harus mengkaji hal ini dengan baik, karena perencanaan pendidikan kesehatan dirancang
sesuai dengan sumber-sumber yang ada pada klien agar tujuan tercapai. Jika tidak, rancangan
tidak akan sesuai dan sulit untuk dilaksanakan. Bagaimana cara klien belajar adalah hal yang
sangat penting untuk diketahui.
Cara belajar yang terbaik bagi setiap individu bervariasi. Cara terbaik seseorang dalam
belajar mungkin dengan melihat atau menonton untuk memahami sesuatu dengan baik. Dilain
pihak, yang lain mungkin belajar tidak dengan cara melihat, tetapi dengan cara melakukan secara
actual dan menemukan bagaimana cara-cara mengerjakan sesuatu hal.
Yang lain mungkin dapat belajar dengan baik dengan membaca sesuatu yang
dipresentasikan oleh orang lain. Perawat perlu meluangkan waktu dan memupuk keterampilan
untuk mengkaji klien dan mengidentifikasi gaya belajar, untuk kemudian mengadaptasi
pendidikan kesehatan yang sesuai dengan cara-cara klien belajar. Menggunakan variasi teknik
mengajar dan variasi aktivitas selama mengajar adalah jalan yang baik untuk memenuhi
kebutuhan gaya belajar klien. Sebuah teknik akan sangat efektif untuk beberapa klien, sebaliknya
teknik lain akan cocok untuk klien dengan gaya belajar yang berbeda.
Perawat perlu mengkaji system pendukung klien untuk menentukan siapa saja sasaran
pendidikan yang mungkin dapat mempertinggi dan mendorong proses belajar klien. Anggota
keluarga atau teman dekat mungkin dapat membantu klien dalam mengembangkan keterampilan
di rumah dan mempertahankan perubahan gaya hidup yang diperlukan klien.
2.Pengkajian fisik
Pengkajian fisik secara umum dapat memberikan petunjuk terhadap kebutuhan belajar
klien. Contohnya: status mental, kekuatan fisik, status nutrisi. Hal lain yang mencakup
pengkajian fisik adalah pernyataan klien tentang kapasitas fisik untuk belajar dan untuk aktivitas
perawatan diri sendiri.
Kemampuan melihat dan mendengar memberi pengaruh besar terhadap pemilihan
substansi dan pendekatan dalam mengajar. Fungsi system muskuloskelet mempengaruhi
kemampuan keterampilan psikomotor dan perawatan diri. Toleransi aktivitas juga dapat
mempengaruhi kapasitas klien untuk melakukan aktivitas.

3.Pengkajian kesiapan klien untuk belajar


Klien yang siap untuk belajar sering dapat dibedakan dengan klien yang tidak siap.
Seorang klien yang siap belajar mungkin mencari informasi, misalnya melalui bertanya,
membaca buku atau artikel, tukar pendapat dengan sesama klien yang pada umumnya
menunjukkan ketertarikan. Dilain pihak, klien yang tidak siap belajar biasanya lebih suka untuk
menghindari masalah atau situasi. Kesiapan fisik penting di kaji oleh perawat apakah klien dapat
memfokuskan perhatian atau lebih berfokus status fisiknya, misalnya terhadap nyeri, pusing,
lelah, mengantuk, atau lain hal.
Kesiapan emosi. Apakah secara emosi klien siap untuk belajar? Klien dalam keadaan
cemas, depresi, atau dalam keadaan berduka karena keadaan kesehatannya atau keadaan
keluarganya biasanya tidak siap untuk belajar. Perawat tidak dapat memaksakan, tetapi harus
menunggu sampai keadaan klien memungkinkan dapat menerima proses pembelajaran.
Kesiapan kognitif. Dapatkah klien berpikir secara jernih? apakah klien dalam keadaan
sadar penuh, apakah klien tidak dalam pengaruh zat yang mengganggu tingkat kesadaran?
Pertanyaan itu sangat penting untuk dikaji.
Kesiapan berkomunikasi. Sudahkah klien dapat berhubungan dengan rasa saling
percaya dengan perawat? Ataukah klien belum mau menjalin komunikasi karena masih belum
menaruh rasa percaya. Hubungan saling percaya antara perawat dank lien menentukan
komunikasi dua arah yang diperlukan dalam proses belajar mengajar.
4.Pengkajian motivasi
Secara umum dapat diterima bahwa seseorang harus mempunyai keinginan belajar demi
keefektifan pembelajaran. Motivasi dan memberi rangsangan atau jalan untuk belajar merupakan
faktor penentu yang sangat kuat untuk kesuksesan dalam mendidik klien dan berhubungan erat
dengan pemenuhan kebutuhan klien.
Motivasi seseorang dapat dipengaruhi oleh masalah keuangan, penolakan terhadao status
kesehatan, kurangnya dorongan dari lingkungan social, pengingkaran terhadap penyakit,
kecemasan, ketakutan,rasa malu atau adanya konsep diri yang negatif. Motivasi

juga

dipengaruhi oleh sikap dan kepercayaan. Contohnya, motivasi belajar seorang pria setengah
baya yang dinyatakan hipertensi dan mulai mendapat pengobatan anti hipertensi untuk

mengendalikan tekanan darahnya mungkin akan rendah jika teman dekatnya menceritakan
bahwa ia impotent setelah mendapat pengobatan yang sama.
Pengkajian tentang motivasi belajar sering merupakan bagian dari pengkajian kesehatan
secara umum atau diangkat sebagai msalah yang spesifik. Seorang perawat ketika mengkaji
motivasi dan kemampuan klien harus betul-betul mengerti sepenuhnya tentang subjek belajar.
Motivasi memang sulit untuk dikaji, mungkin dapat ditunjukka secara verbal atau juga secara
nonverbal.
B.Pengkajian Faktor Pemungkin
Faktor pemungkin mencakup keterampilan serta sumber daya yang penting untuk
menampilkan perilaku yang sehat. Sumber daya dimaksud meliputi fasilitas yang ada, personalia
yang tersedia, ruangan yang ada, atau sumber-sumber lain yang serupa. Faktor ini juga
menyangkut keterjangkauan sumber tersebut oleh klien: apakah biaya, jarak, waktu dapat
dijangkau? Bagaimana keterampilan klien untuk melakukan perubahan perilaku perlu diketahui ,
karena dengan mengetahui sejauh mana klien memiliki keterampilan pemungkin, wawasan yang
bernilai bagi perencana pendidikan kesehatan dapat diperoleh.
C.Pengkajian Faktor Penguat
Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh
dukungan atau tidak. Sumber penguat tersebut bergantung kepada tujuan dan jenis program. Di
dalam pendidikan kesehatan klien di rumah sakit, misalnya, penguat diberikan oleh perawat,
dokter, ahli gizi, atau klien lain dan keluarga.
Di dalam pendidikan kesehatan di sekolah penguat mungkin berasal dari guru, teman
sebaya, pimpinan sekolah, dan keluarga. Apakah faktor penguat itu positif atau negative
tergantung pada sikap dan perilaku orang lain yang berpengaruh. Pengaruh itu tidak sama,
mungkin sebagian mempunyai pengaruh yang sangat kuat dibandingkan dengan yang lainnya
dalam mempengaruhi perubahan perilaku.
Perawat perlu mengkaji secara cermat faktor penguat ini, untuk menjamin bahwa sasaran
pendidikan kesehatan mempunyai kesempatan yang maksimum untuk mendapat umpan balik
yang mendukung selama berlangsungnya proses perubahan perilaku.

latihan

Contoh Kasus
kasus Aplikasi STTP-Promosi Kesehatan Kabupaten BoyolaliSkema Tindakan
Peningkatan Pelayanan Promosi Kesehatan Untuk Pencapaian Target StandarPelayanan
Minimum Penyuluhan Perilaku Sehat di Kabupaten BoyolaliNo Program/ Unit Biaya Penangg
Output Ket. Kegiatan JawabORGANISASI 5 Advokasi tentang 2 Paket 4.000.000 Dinkes &
Komitmen politis dan dana dari 009 STPP pencapaian Puskesmas Pemda dan DPRD Kab
Boyolali target SPM PHBS terhadap STPP SPM PHBS tahun kepada Pemda dan 2008 DPRD
Kab Boyolali 28 STTP Promkes

rangkuman

Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Perencanaan adalah suatu cara bagaiman
mencapai tujuan sebaik - baiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya efisien dan efektif.
Manfaat perencanaan yaitu Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan lingkungan. Membantu dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah utama.
Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas. Pemilihan
berbagai alternatif terbaik.
Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis penyebab masalah,
penetapan prioritas, dan alokasi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Penting dalam
perencanaan menetapkan dimensi kebutuhan dan prioritas kebutuhan promosi kesehatan.
Perencanaan promosi kesehatan harus terdiri dari masyarakat, professional kesehatan , dan
promotor kesehatan. Siklus perencanaan promosi kesehatan adalah perncanaan , implementasi
dan evaluasi.
Langkah-langkah dalah promosi kesehatan yaitu langkah pertama menentukan kebutuhan
promosi

kesehatan

yang

terdiri

dari

diagnosa

masalah

dan

menetapkan

prioritas

masalah.Langkah kedua mengembangkan komponen promosi kesehatan yang terdiri dari


menentukan tujuan promosi , menentukan sasaran promosi , menentukan isi promosi ,
menentukan metode yang akan digunakan, menentukan media yang akan digunakan, menyusun
rencana evaluasi, dan menyusun jadwal pelaksanaan.

TES FORMATIF

1.Motivasi belajar seorang pria setengah baya yang dinyatakan hipertensi dan mulai mendapat
pengobatan anti hipertensi untuk mengendalikan tekanan darahnya mungkin akan rendah jika
teman dekatnya menceritakan bahwa ia impotent setelah mendapat pengobatan yang sama,
merupakan contoh dari pengkajian :
A.Pengkajian riwayat keperawatan
B.Pengkajian fisik
C.Pengkajian kesiapan klien untuk belajar
D.Pengkajian motivasi
E.Pengkajian faktor penguat
2.Status mental, kekuatan fisik, status nutrisi dan pernyataan klien tentang kapasitas fisik untuk
belajar dan untuk aktivitas perawatan diri sendiri , termasuk dalam pengkajian :
A.Pengkajian riwayat keperawatan
B.Pengkajian fisik
C.Pengkajian kesiapan klien untuk belajar
D.Pengkajian motivasi
E.Pengkajian factor

MODUL
RANCANGAN PROMOSI KESEHATAN
PERTEMUAN V

100 Menit

PENDAHULUAN

Keadaan Sehat Adalah Kehendak Semua Pihak, Tidak Hanya Di Dominasi Oleh
Perorangan, Akan Tetapi Juga Harus Dimiliki Oleh Kelompok Dan Bahkan Oleh Masyarakat.
Dalam UU Kesehatan RI No.36 Tahun 2009, Kesehatan Adalah Keadaan Sehat, Baik Secara
Fisik, Mental, Spritual Maupun Sosial Yang Memungkinkan Setiap Orang Untuk Hidup
Produktif Secara Sosial Dan Ekonomis.
Hal Ini Berarti Bahwa Kesehatan Pada Diri Seseorang Atau Individu Itu Mencakup
Aspek Fisik, Mental, Spiritual Dan Sosial Demi Tercapainya Keadaan Yang Sejahtera Bagi
Seseorang Baik Dengan Produkivitasnya Dan Juga Ekonominya.Perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) merupakan langkah yang harus dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal bagi setiap orang.
Kondisi sehat tidak serta merta terjadi, tetapi harus senantiasa kita upayakan dari yang
tidak sehat menjadi hidup yang sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat. Upaya ini harus
dimulai dari menanamkan pola pikir sehat yang menjadi tanggung jawab kita kepada masyarakat
dan harus dimulai dan diusahakan oleh diri sendiri.
Upaya ini adalah untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya sebagai
satu investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif. Dalam mengupayakan
perilaku ini dibutuhkan komitmen bersama-sama saling mendukung dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat khususnya keluarga sehingga pembangunan kesehatan dapat tercapai
maksimal.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Adapun kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu
a. Untuk Memahami Penerapan promosi kesehatan
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang penerapan promosi kesehatan

URAIAN MATERI

Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis penyebab masalah,


penentuan prioritas masalah dan alokasi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Dalam
membuat perencanaan promosi kesehatan, perencanaan

harus terdiri dari masyarakat,

profesional kesehatan dan promotor kesehatan. Kelompok ini harus bekerja bersama-sama dalam
proses perencanaan promosi kesehatan sehingga dihasilkan program yang sesuai, efektif dalam
biaya dan berkesinambungan.Perencanaan merupakan bagian dari siklus administrasi yang terdiri
dari tiga fase yaitu; perencanaan, implementasi dan evaluasi dimana ketiga fase tersebut akan
mempengaruhi hasil.
Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu fase dimana secara rinci direncanakan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul, sedangkan implementasi adalah suatu waktu
dimana perencanaan dilaksanakan. Kesalahan-kesalahan sewaktu membuat perencanaan akan
terlihat selama proses implementasi, demikian juga halnya dengan kekuatan dan kelemahan yang
muncul selama periode implementasi merupakan refleksi dari proses perencanaan.
Fase evaluasi adalah suatu masa dimana dilakukan pengukuran hasil dari promosi
kesehatan. Pada fase ini juga dilihat apakah perencanaan dan implementasi yang telah dilakukan
dilanjutkan.Selain itu evaluasi diperlukan untuk pemantauan dari promosi kesehatan dan sebagi
alat bantu untuk membuat perencanaan selanjutnya.

A. LANGKAH-LANGKAH DALAM PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN


Langkah-langkah dalam perencanaan promosi kesehatan adalah;
1.Menentukan kebutuhan promosi kesehatan
a.Diagnosa masalah
b.Menetapkan prioritas masalah
2.Mengembangkan komponen promosi kesehatan
a.Menentukan tujuan promosi kesehatan
b. Menentukan sasaran promosi kesehatan
c. Menentukan isi promosi kesehatan

d. Menentukan metode yang akan digunakan


e.Menentukan media yang akan digunakan
f.Menentukan rencana evaluasi
g. Menyusun jadwal pelaksanaan
a.Diagnosa masalah
Diagnosa sosial adalah proses penentuan persepsi masyarakat terhadap kebutuhannya
atau terhadap kualitas hidupnya dan aspirasi masyarakat untuk meningkatkan kualita hidupnya
melalui partisipasi dan penerapan berbagai informasi yang didesain sebelumnya.
c.Menetapkan prioritas masalah
Langkah yang harus ditempuh untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan adalah:
1.Menentukan status kesehatan masyarakat
2. Menentukan pola pelayanan kesehatan masyarakat yang ada
3. Menentukan hubungan antara status kesehatan dengan pelayanan kesehatan di masyarakat.
4.Menentukan determinan maslah kesehatan masyarakat meliputi tingkat pendidikan, umur, jenis
kelamin, ras, letak geografis, kebiasaan/perilaku dan kepercayaan yang dianut.
Dalam menentukan prioritas masalah kita harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti:
1. Berat masalah dan akibat yang ditimbulkannya
2.Pertimbangan politis
3.Sumber daya yang ada di masyarakat.
d.Menentukan Tujuan
Agar tujuan promosi kesehatan dapat dicapai dan dijalankan sesuai dengan apa yang diinginkan,
maka tujuan harus dibuat dengan persyaratan sebagai berikut:
1.Specific
2 Measurable
3.Appropriate
4.Reasonable
5.Time bound
Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:

a.Tujuan program (Program Objective)


Merupakan pernyataan apa yang akan dicapai dalam periode tertentu dengan status kesehatan.
Pada tujuan ini harus mencakup who will do how much of what by when. Tujuan program sering
disebut dengan tujuan jangka panjang.
b.Tujuan pendidikan (Educaional Objective)
Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada.
Olehh sebab itu tujuan pendidikan sering disebut dengan tujuan jangka menengah.
c.Tujuan perilaku (Behavioral objective)
Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus dicapai agar tecapai pperilaku yang
diinginkan. Oleh sebab itu tujuan perilaku berhubungan dengan pengetahuan dan sikap dan
disebut dengan tujuan jangka pendek.
e. Menentukan sasaran promosi kesehatan
Sasaran promosi kesehatan dan sasaran pendidikan kesehatn tidak selalu sama, oleh
sebab itu kita harus menetapkan sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. Didalam promosi
kesehatan yang dimaksud adalah kelompok sasaran yaitu individu, kelompok maupun keduanya.
f. Menentukan isi promosi kesehatan
Isi promosi kesehatan harus dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami oleh
sasaran. Bila perlu isi pesan dibuat dengan menggunakan gambar dan bahasa setempat sehingga
sasaran merasa bahwa pesan tersebut memang benar-benar ditujuakn untuknya sebagai akibatnya
sasaran mau melaksanakan isi pesan tersebut.
g. Menentukan metode yang akan digunakan
Menentukan metode dalampromosi kesehatan harus dipertimbangkan tentang aspek yan
akan dicapia. Bila mencakup aspek pengetahuan maka dapat dilkukan dengan cara penyuluhan
langsung, pemasagan poster, spanduk, penyebaran leflet. Untuk aspek sikap maka kit aperlu
memberikan contoh konkret yang dapat menggugah emosi, perasaan dan sikap sasaran. Bila
untuk kemampuan ketrampilan tertentu maka sasaran harus diberi kesempatan untuk mencoba
ketrampilan tersebut.

h. Menentukan media yang akan digunakan


Teori pendidikan mengatakan bahwa belajar yang paling mudah adalah dengan
mnggunakan media, oleh karena itu hampir semua program pendidikan kesehatan selalu
menggunakan berbagai media.Media yang dipilih harus tergantung pada sasarannya, tingkat
pendidikannya, aspek yang ingin dicapai, metode yang digunkan dan sumber data yang ada.
i. Menentukan rencana evaluasi
Disini baru dijabarkan tentang kapan evaluasi

akan dilaksanakan, dimana akan

dilaksanakan, kelompok sasaran yang mana akan dievaluasi dan siapa yang akan melaksanakan
evaluasi tersebut.
j. Menyusun jadwal pelaksanaan
Merupaka penjabaran dari waktu tempat dan pelaksanaan yang biasanya dsajikan dalam
bentuk gan chart.Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu
kesehatan yang mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni, yakni
praktisi atau aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi program-program
kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang telah ada misalnya
pemberantasan penyakit menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi
lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya
sangat perlu ditunjang serta didukung oleh adanya promosi kesehatan.
Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat
usaha untuk dapat memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. Dalam hal ini
organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai promosi
kesehatan : Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and
improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well-being, an
individual or group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to
change or cope with the environment. (Ottawa Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan tersebut diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah proses
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental,
dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya,
kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial
budaya dan sebagainya).
Selanjutnya, Australian Health Foundation merumuskan batasan lain pada promosi
kesehatan sebagai berikut : Health promotion is programs are design to bring about
changewithin people, organization, communities, and their environment . Artinya bahwa
promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa
perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan
lingkungannya.
Dengan demikian bahwa promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan
menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan
lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998). Promosi
kesehatan merupakan proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya.
Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat;
Artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui kelompok-kelompok potensial di
masyarakat, bahkan semua komponen masyarakat. Proses pemberdayaan tersebut juga dilakukan
dengan menggunakan pendekatan sosial budaya setempat. Proses pembelajaran tersebut juga
dibarengi dengan upaya mempengaruhi lingkungan, baik lingkungan fisik termasuk kebijakan
dan peraturan perundangan.
Penerapan promosi kesehatan pada pasien/pasien sebagai individu
Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
Rumah sakit merupakan salah satu institusi kesehatan. Dimana, institusi kesehatan itu
sendiri adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau perorangan yang
digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Salah satu bentuk promosi
kesehatan di rumah sakit adalah penerapan PHBS.

Promosi kesehatan di rumah sakit merupakan upaya untuk memberdayakan pasien,


masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS.
PHBS di Pelayanan Kesehatan khususnya di rumah sakit sangat diperlukan sebagai salah
satu upaya untuk mencegah penularan penyakit, infeksi nosokomial dan mewujudkan Institusi
Kesehatan yang sehat. Oleh karena itu, sudah seharusnya semua pihak ikut rnemelihara, menjaga
dan mendukung terwujudnya Institusi Kesehatan Sehat.
Sasaran Promosi kesehatan di rumah sakit adalah :
1.Pasien (penderita) pada berbagai tingkat penyakit
2.Kelompok atau individu yang sehat (keluarga pasien dan pengunjung)
3.Petugas Kesehatan / karyawan yang bekerja di rumah sakit
Dalam mengembangkan promosi kesehatan di rumah sakit, ada beberapa prinsip dasar yang
perlu diperhatikan yaitu :
1.Promosi kesehatan di rumah sakit dikhususkan bagi individu-individu yang sedang
memerlukan pengobatan atau perawatan di rumah sakit
2.Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah pengembangan pengertian atau
pemahaman pasien dan keluarganya terhadap masalah kesehatan atau penyakit yang dideritanya
3.Promosi kesehatan di rumah sakit juha mempunyai prinsip pemberdayaan pasien dan
keluarganya dalam kesehatan
4.Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalaah penerapan proses belajar
kesehatan di rumah sakit
Materi Promosi kesehatan di rumah sakit adalah sebagai berikut :
Pesan kesehatan yang terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

Meliputi :
a.Makan dengan menu/susunan makanan dengan gizi yang seimbang
b.Aktifitas fisik secara rutin, termasuk olahraga
c.Tidak merokok/minum minuman keras
d.Mengendalikan stress
e.Istirahat yang cukup
2.Pesan kesehatan yang terkait dengan pencegahan serangan penyakit
Meliputi :
1.Gejala atau tanda-tanda penyakit
2.Penyebab penyakit
3.Cara penularan penyakit
4.Cara pencegahan penyakit
5.Pesan kesehatan yang terkait dengan proses penyembuhan dan pemulihan
Meliputi :
1.Diet terhadap pantangan dari suatu penyakit
2. Pengetahuan tentang pola hidup sehat
1.Pengertian Pasien, Hak Pasien dan Kewajiban Pasien
Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
menjelaskan definisi pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah

kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.
Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis, seringkali pasien menderita
penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk memulihkannya.
Hak-hak yang dimiliki pasien sebagaimana diatur dalam Pasal 52 Undang-undang No.29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran, adalah :
Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis;
Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
1.Menolak tindakan medis; dan
2.Mendapatkan isi rekam medis.
Kewajiban pasien yang diatur dalam Pasal 53 Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran ini adalah:
1.Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatanya
2.Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau doter gigi
3.Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan dan
4.Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
1.Promosi Kesehatan di Rumah Sakit Bagi Pasien
Promosi bagi pasien akan membantu pasien untuk dapat berpatisipasi lebih baik dalam
perawatan dan mengambil keputusan-keputusan perawatan. Promosi ini diberikan oleh berbagai
staf rumah sakit. Promosi diberikan pada saat pasien betinteraksi dengan dokternya atau dengan
perawat. Pihak lain memberikan promosi pada saat mereka memberikan layanan-layanan khusus,

seperti rehabilitasi atau terapi nutrisi, atau saat mempersiapkan pasien untuk pulang dan
perawatan lanjutan.
Oleh karena banyaknya staf yang membantu menyuluh pasien dan keluarganya, maka
staf rumah sakit perlu mengkoordinasikan kegiatan mereka dan memfokuskan diri pada apa saja
yang perlu dipelajari pasien.
Dengan demikian, promosi yang efektif diawali dengan melakukan penilaian terhadap
kebutuhan belajar pasien dan keluarganya. Penilaian ini menentukan bukan hanya apa yang harus
dipelajari melainkan juga bagaimana cara terbaik untuk melaksanakan pembelajaran tersebut.
Pembelajaran sendiri akan berlangsung paling efektif jika disesuaikan degan pilihan belajar, nilai
agama dan budaya serta kemampuan membaca dan bahasa seseorang. Pembelajaran juga
dipengaruhi oleh kapan waktu pelaksanaanya dalam proses perawatan.
Promosi mencakup pengetahuan yang diperlukan selama proses perawatan dan
pengetahuan yang diperlukan setelah pasien dipindahkan ke tempat perawatan lain atau
dipulangkan. Dengan demikian, promosi dapat mencakup informasi mengenai sumber daya di
masyarakat untuk perawatan tambahan dan perawatan tindak lanjut (follow-up) yang dibutuhkan
serta bagaimana cara mengakses layanan gawat darurat jika diperlukan.
Adapun tujuan promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien adalah :
1.Mengembangkan perilaku kesehatan
2.Mempercepat pemulihan dan penyembuhan pasien
3.Mencegah terserangnya penyakit yang sama atau mencegah kekambuhan penyakit dimasa
yang akan datang
4.Mencegah terjadinya penularan penyakit kepada orang lain, terutama keluarganya
5.Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses penyembuhan penyakit kepada orang lain,
sehingga orang lain dapat belajar dari pasien tersebut agar dapat mencegahnya terkena penyakit
tersubut

1.Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan


Adapun manfaat promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien adalah sebagai berikut :
1.Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi
Kesehatan yang sehat.
1.Terhindar dari penularan penyakit.
2Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan
3.Peningkatan kesehatan pasien.
Standar-standar promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien yaitu :
Standar 1 : Rumah sakit menyediakan penyuluhan yang mendukung partisipasi pasien dan
keluarganya dalam keputusan perawatan dan proses perawatan.
1.Di setiap SMF/Instalasi ditunjuk koordinator (penanggung jawab promosi kesehatan)
dengan SK Direktur Utama
1.Program kerja masing-masing SMF/Instalasi
2.Rencana penyuluhan kelompok masing-masing SMF/Instalasi
3.Pedoman Promosi Kesehatan di buat di Instalasi Promosi Kesehatan
4.SOP edukasi di buat di Instalasi Promosi Kesehatan
Standar 2 : Kebutuhan penyuluhan setiap pasien diakses dan dimasukkan ke dalam rekam
medisnya
Agar edukasi dapat dipahami dengan baik dilakukan dahulu assesment/penilaian terhadap pasien
dan keluarga meliputi :
1.Kepercayaan dan nilai-nilai agama yang dianut pasien dan keluarganya

2.Kecakapan baca tulis, tingkat pendidikan dan bahasa mereka


3.Hambatan emosional dan motivasi
4.Keterbatasan fisik dan kognitif
5.Kemauan pasien untuk menerima informasi
Sehingga pemberi edukasi mengetahui apakah pasien dan keluarga bersedia dan maupun untuk
belajar hasil penilaian didokumentasikan dalam rekam medis.
Standar 3: Penyuluhan dan pelatihan membantu memenuhi kebutuhan kesehatan pasien yang
berkesinambungan:
1.Rujukan balik pasien ke Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM)/RS daerah disertai dengan
rujukan edukasi
2.Pembinaan ke PKM/RS daerah yang dilakukan dengan SMF
3.Perjanjian kerjasama (PKS) dengan Institusi yang relevan dengan kondisi pasien seperti :
Yayasan Tuna Rungu, Wiyata Guna dan SLB
Standar 4: Penyuluhan pasien dan keluarganya mencakup topik-topik berikut, yang berkaitan
dengan perawatan pasien : penggunaan obat-obatan yang aman, potensi interaksi antara obatobatan dan makanan, panduan gizi, manajemen nyeri, serta teknik-teknik rehabilitasi.
1.Edukasi kepada pasien dan keluarga mencakup topik-topik/materi yang berkaitan dengan
perawatan pasien, dengan menggunakan materi dan proses yang sudah standar/seragam untuk
seluruh unit dilingkungan RSHS
2.Topik/materi tersebut adalah diantaranya: Penggunaan obat secara aman dan efektif untuk
semua obat yang dikosumsi pasien; Penggunaan peralatan medis secara aman dan efektif;
Interaksi yang mungkin terjadi antara obat-obatan resep dengan obat-obatan lain; Diet dan gizi;
Manajemen nyeri; Teknik-teknik rehabilitasi, dll.

Standar 5: Metode Penyuluhan mempertimbangkan nilai dan preferensi pasien dan keluarganya
serta memungkinkan interaksi yang memadai antara pasien, keluarga pasien dan staf untuk
terjadinya pembelajaran
1.Pasien dan keluarga dianjurkan untuk berpartisipasi dalam proses perawatan dengan berani
bicara dan mengajukan pertanyaan kepada pemberi pelayanan (dokter/perawat/petugas gizi dll)
terjadi interkasi antara pemberi pelayanan dengan pasien dan keluarga.
2.Sebaiknya Informasi/edukasi lisan ditunjang dengan materi tertulis yang berkaitan dengan
kebutuhan pasien
3.Terdapat suatu proses verifikasi terhadap pasien dan keluarga bahwa mereka telah memahami
penyuluhan yang diberikan
Standar 6: Profesional kesehatan yang merawat pasien bekerja sama untuk menyediakan
penyuluhan. Profesional kesehatan yang merawat pasien bekerja sama untuk menyediakan
penyuluhan/edukasi
Agar penyuluhan/edukasi berlangsung efektif maka:
1.Pemberi edukasi harus memiliki pengetahuan tentang materi yang diberikan
2.Pemberi dan penerima edukasi harus memiliki waktu yang cukup
3.Pemberi edukasi harus memiliki keterampilan dan kemampuan berkomunikasi efektif
Media Promosi Kesehatan
1. Pengertian
Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk
promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar
komunikasi dan penyebarluasan informasi (www.pamsimas.org, 2009)
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik
(TV, radio, komputer, dll) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat

pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap
kesehatannya (DEPKES RI, 2006)
Adapun tujuan media promosi kesehatan diantaranya (Notoatmodjo, 2005):
a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c. Dapat memperjelas informasi
d. Media dapat mempermudah pengertian.
e. Mengurangi komunikasi yang verbalistik
f. Dapat menampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap dengan mata.
g. Memperlancar komunikasi.
2. Jenis Media Promosi Kesehatan
a. Berdasarkan bentuk umum penggunaan (Notoatmodjo, 2005)
1) Bahan bacaan: Modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, buletin, dan sebagainya.
2) Bahan peragaan: Poster tunggal, poster seri, plipchart, tranparan, slide, film, dan seterusnya.
b. Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokkan menjadi:
1) Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media cetak
pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Fungsi
utama media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur.
Adapun macam-macamnya adalah poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik,
sticker, dan pamflet.
a) Kelebihan media cetak diantaranya:
(1) Tahan lama.
(2) Mencakup banyak orang.
(3) Biaya tidak tinggi.
(4) Tidak perlu listrik.
(5) Dapat dibawa ke mana-mana.
(6) Dapat mengungkit rasa keindahan.
(7) Meningkatkan gairah belajar.
b) Kelemahan media cetak yaitu:
(1) Media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek gerak

(2) Mudah terlipat (Notoatmodjo, 2005)


2) Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam
menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika.
Adapun macam-macam media tersebut adalah TV, radio, film, video film, cassete, CD, VCD.
a). Kelebihan media elektronika diantaranya:
(1) Sudah dikenal masyarakat.
(2) Mengikutsertakan semua panca indra.
(3) Lebih mudah dipahami.
(4) Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak
(5) Bertatap muka.
(6) Penyajian dapat dikendalikan.
(7) Jangkauan relatif lebih besar.
(8) Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang
b) Kelemahan media elektronika diantaranya:
(1) Biaya lebih tinggi.
(2) Sedikit rumit.
(3) Perlu listrik.
(4) Perlu alat canggih untuk produksinya. Perlu persiapan matang.
(5) Peralatan selalu berkembang dan berubah. Perlu keterampilan penyimpanan.(6)Perlu terampil
dalam pengoperasian (Notoatmodjo, 2005).
c. Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara umum
melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya: Papan reklame yaitu poster dalam
ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di perjalanan, spanduk yaitu suatu pesan dalam
bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat di atas secarik kain dengan ukuran tergantung
kebutuhan dan dipasang di suatu tempat yang strategi agar dapat dilihat oleh semua orang,
pameran, banner dan TV layar lebar (DEPKES RI, 2006).
a) Kelebihan media luar ruang diantaranya:
(1) Sebagai informasi umum dan hiburan.
(2) Mengikutsertakan semua panca indra.
(3) Lebih mudah dipahami.
(4) Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak.

(5) Bertatap muka.


(6) Penyajian dapat dikendalikan.
(7) Jangkauan relatif lebih besar.
(8) Dapat menjadi tempat bertanya lebih detail.
(9) Dapat menggunakan semua panca indra secara langsung, dan lain-lain.
b) Kelemahan media luar ruang diantaranya:
(1) Biaya lebih tinggi.
(2) Sedikit rumit.
(3) Ada yang memerlukan listrik.
(4) Ada yang memerlukan alat canggih untuk produksmya.
(5) Perlu persiapan matang.
(6) Peralatan selalu berkembang dan berubah.
(7) Perlu keterampilan penyimpanan.
(8) Perlu keterampil dalam pengoperasian (DEPKES RI, 2006).

latihan

Contoh Kasus

Tahun 2005 tercatat 303 kasus polio liar. Di Jawa kasus ditemukan di Kec. Cidahu, Kab.
Sukabumi, kemudian menyebar cepat ke 4 provinsi lain yaitu Banten (147 kasus), Jawa Tengah
(2 kasus), DKI Jakarta (3 kasus), Lampung (10 kasus), dan Jawa barat sendiri (57 kasus).
Tahun 2006 tercatat 2 kasus polio liar. Kaksus terkhir terjadi di Bondiwoso (Jawa Timur)
tercatat 1 kasus. Dan Kab. Aceh tenggara 1 dari 200 orang yang terjangkiti polio mengalami
kelumpuhan permanent. Diantara yang lumpuh ini, 5-10 % meninggal dunia ketika otot-otot
pernafasannya dilumpuhkan virus poliotercatat 1 kasus.
Cara mengatasi masalah tersebut adalah
1.
2.
3.
4.
5.

Menigkatkan daya tahan tubuh anak balita (di bawah 5 tahun) dengan pemberian imunisasi.
Memperbaiki sanitasi lingkungan utamanya pada daerah-daerah yang padat penduduknya.
Pelatihan kader posyandu dan pelakskana imunisasi.
Menyepakati jadwal pelaksanaan imunisasi di posyandu bersama mamsyarakat.
Peningkatan pemahaman dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya PHBS (Kedisiplinan
imunisasi, sanitasi diri dan sanitasi lingkungan).

rangkuman

Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka


menengah (intermediate impact) dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan akan

berpengaruh kepada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran (outcome)


PendidikanKesehatan.
Hal ini berbeda dengan program kesehatan yang lain, terutama program pengobatan yang dapat
langsung memberikan hasil (immediate impact) terhadap penurunan kesakitan
Keadaan Sehat Adalah Kehendak Semua Pihak, Tidak Hanya di Dominasi Oleh
Perorangan, Akan Tetapi Juga Harus Dimiliki Oleh Kelompok Dan Bahkan Oleh Masyarakat.
PHBS Di Institusi Kesehatan Adalah Upaya Untuk Memberdayakan Pasien, Masyarakat
Pengunjung Dan Petugas Agar Tahu, Mau Dan Mampu Untuk Mempraktikan Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat Dan Berperan Aktif Dalam Mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat.
Penyuluhan Bagi Pasien Dan Keluarganya Membantu Pasien Untuk Dapat Berpatisipasi Lebih
Baik Dalam Perawatan Dan Mengambil Keputusan-Keputusan Perawatan. Penyuluhan Ini
Diberikan Oleh Berbagai Staf Rumah Sakit. Penyuluhan Diberikan Pada Saat Pasien Betinteraksi
Dengan Dokternya Atau Dengan Perawat. Penyuluhan Yang Efektif Diawali Dengan Melakukan
Penilaian Terhadap Kebutuhan Belajar Pasien Dan Keluarganya. Penilaian Ini Menentukan
Bukan Hanya Apa Yang Harus Dipelajari Melainkan Juga Bagaimana Cara Terbaik Untuk
Melaksanakan Pembelajaran Tersebut

TES FORMATIF

1.Usaha untuk mengidentifikasi suatu penyakit yang secara klinis belum jelas dengan
menggunakan pemeriksaan tertentu atau prosedur lain yang digunakan secara cepat untuk
membedakan orang orang yang kelihatannya sehat tapi mempunyai sakit atau betul betul
sehat adalah pengertian menurut ...
a. WHO Regional Committe for Europe, 1957
b.MC. Keown (1968)
c.Notoadmodjo, 2005
d.Salley Blacley, 1990
2.Dengan banyak nya kasus yang kita lihat banyak nya masyarakat-masyarakat pelosok desa
yang tidak peduli dengan kesehatan sebagai seorang perawat/pun tenaga kesehatan apa yang
harus dilakukan?
a.Melakukan penyuluhan ke desa tersebut tentang promkes dan penting nya kesehatan
b.pendidikan kesehatan
c.memberikan motivasi
d.memberikan bantuan
3. .jika terjadi kasus tentang kurang nya dan minim nya pendidikan tentang kesehatan ataupun
minim nya pengetahuan tentang kesehatan dan dengan begitu di desa tersebut banyak wabah
penyakit dengan lingkungan nya yang kurang bersih Strategi promosi kesehatan apa yang
dilakukan ?
a.Dukungan social
b. Pemberdayaan Masyarakat
c.Advokasi
d.Bina Sosial
e.Melakukan penyuluhan di desa tersebut dan memberikan pengetahuan tentang
kesehatan

MODUL
PENERAPAN PROMOSI KESEHATAN PADA PASIEN SEBAGAI INDIVIDU
PERTEMUAN VI-VII

100 Menit

PENDAHULUAN

Keadaan Sehat Adalah Kehendak Semua Pihak, Tidak Hanya Di Dominasi Oleh
Perorangan, Akan Tetapi Juga Harus Dimiliki Oleh Kelompok Dan Bahkan Oleh Masyarakat.
Dalam UU Kesehatan RI No.36 Tahun 2009, Kesehatan Adalah Keadaan Sehat, Baik Secara
Fisik, Mental, Spritual Maupun Sosial Yang Memungkinkan Setiap Orang Untuk Hidup
Produktif Secara Sosial Dan Ekonomis.
Hal Ini Berarti Bahwa Kesehatan Pada Diri Seseorang Atau Individu Itu Mencakup
Aspek Fisik, Mental, Spiritual Dan Sosial Demi Tercapainya Keadaan Yang Sejahtera Bagi
Seseorang Baik Dengan Produkivitasnya Dan Juga EkonominyaPerilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) merupakan langkah yang harus dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal bagi setiap orang.
Kondisi sehat tidak serta merta terjadi, tetapi harus senantiasa kita upayakan dari yang
tidak sehat menjadi hidup yang sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat. Upaya ini harus
dimulai dari menanamkan pola pikir sehat yang menjadi tanggung jawab kita kepada masyarakat
dan harus dimulai dan diusahakan oleh diri sendiri.
Upaya ini adalah untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya sebagai
satu investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif. Dalam mengupayakan
perilaku ini dibutuhkan komitmen bersama-sama saling mendukung dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat khususnya keluarga sehingga pembangunan kesehatan dapat tercapai
maksimal.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Adapun kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu
a. Menjelaskan tentang tujun promosi kesehatan
b. Mampu memahami tentang penerapan promosi kesehatan

URAIAN MATERI

1.Penerapan promosi kesehatan pada pasien/pasien sebagai individu


a.Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
Rumah sakit merupakan salah satu institusi kesehatan. Dimana, institusi kesehatan itu
sendiri adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau perorangan yang
digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Salah satu bentuk promosi
kesehatan di rumah sakit adalah penerapan PHBS.
Promosi kesehatan di rumah sakit merupakan upaya untuk memberdayakan pasien,
masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS.
PHBS di Pelayanan Kesehatan khususnya di rumah sakit sangat diperlukan sebagai salah
satu upaya untuk mencegah penularan penyakit, infeksi nosokomial dan mewujudkan Institusi
Kesehatan yang sehat. Oleh karena itu, sudah seharusnya semua pihak ikut rnemelihara, menjaga
dan mendukung terwujudnya Institusi Kesehatan Sehat.
Sasaran Promosi kesehatan di rumah sakit adalah :
1.Pasien (penderita) pada berbagai tingkat penyakit
2.Kelompok atau individu yang sehat (keluarga pasien dan pengunjung)
3.Petugas Kesehatan / karyawan yang bekerja di rumah sakit
Dalam mengembangkan promosi kesehatan di rumah sakit, ada beberapa prinsip dasar yang
perlu diperhatikan yaitu :
1.Promosi kesehatan di rumah sakit dikhususkan bagi individu-individu yang sedang
memerlukan pengobatan atau perawatan di rumah sakit
2.Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah pengembangan pengertian atau
pemahaman pasien dan keluarganya terhadap masalah kesehatan atau penyakit yang dideritanya

3.Promosi kesehatan di rumah sakit juha mempunyai prinsip pemberdayaan pasien dan
keluarganya dalam kesehatan
4.Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalaah penerapan proses belajar kesehatan
di rumah sakit
Materi Promosi kesehatan di rumah sakit adalah sebagai berikut :
Pesan kesehatan yang terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Meliputi :
a.Makan dengan menu/susunan makanan dengan gizi yang seimbang
b.Aktifitas fisik secara rutin, termasuk olahraga
c.Tidak merokok/minum minuman keras
d.Mengendalikan stress
e.Istirahat yang cukup
2.Pesan kesehatan yang terkait dengan pencegahan serangan penyakit
Meliputi :
1.Gejala atau tanda-tanda penyakit
2.Penyebab penyakit
3.Cara penularan penyakit
4.Cara pencegahan penyakit
5.Pesan kesehatan yang terkait dengan proses penyembuhan dan pemulihan
Meliputi :

1.Diet terhadap pantangan dari suatu penyakit


2. Pengetahuan tentang pola hidup sehat
2.Pengertian Pasien, Hak Pasien dan Kewajiban Pasien
Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
menjelaskan definisi pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.
Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis, seringkali pasien menderita penyakit
atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk memulihkannya.
Hak-hak yang dimiliki pasien sebagaimana diatur dalam Pasal 52 Undang-undang No.29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran, adalah :
Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis;
Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
1.Menolak tindakan medis; dan
2.Mendapatkan isi rekam medis.
Kewajiban pasien yang diatur dalam Pasal 53 Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran ini adalah:
1.Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatanya
2.Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau doter gigi
3.Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan dan

4.Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima


1.Promosi Kesehatan di Rumah Sakit Bagi Pasien
Promosi bagi pasien akan membantu pasien untuk dapat berpatisipasi lebih baik dalam
perawatan dan mengambil keputusan-keputusan perawatan. Promosi ini diberikan oleh berbagai
staf rumah sakit. Promosi diberikan pada saat pasien betinteraksi dengan dokternya atau dengan
perawat. Pihak lain memberikan promosi pada saat mereka memberikan layanan-layanan khusus,
seperti rehabilitasi atau terapi nutrisi, atau saat mempersiapkan pasien untuk pulang dan
perawatan lanjutan.
Oleh karena banyaknya staf yang membantu menyuluh pasien dan keluarganya, maka
staf rumah sakit perlu mengkoordinasikan kegiatan mereka dan memfokuskan diri pada apa saja
yang perlu dipelajari pasien.
Dengan demikian, promosi yang efektif diawali dengan melakukan penilaian terhadap
kebutuhan belajar pasien dan keluarganya. Penilaian ini menentukan bukan hanya apa yang harus
dipelajari melainkan juga bagaimana cara terbaik untuk melaksanakan pembelajaran tersebut.
Pembelajaran sendiri akan berlangsung paling efektif jika disesuaikan degan pilihan belajar, nilai
agama dan budaya serta kemampuan membaca dan bahasa seseorang. Pembelajaran juga
dipengaruhi oleh kapan waktu pelaksanaanya dalam proses perawatan.
Promosi mencakup pengetahuan yang diperlukan selama proses perawatan dan
pengetahuan yang diperlukan setelah pasien dipindahkan ke tempat perawatan lain atau
dipulangkan. Dengan demikian, promosi dapat mencakup informasi mengenai sumber daya di
masyarakat untuk perawatan tambahan dan perawatan tindak lanjut (follow-up) yang dibutuhkan
serta bagaimana cara mengakses layanan gawat darurat jika diperlukan.
Adapun tujuan promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien adalah :
1.Mengembangkan perilaku kesehatan
2.Mempercepat pemulihan dan penyembuhan pasien

3.Mencegah terserangnya penyakit yang sama atau mencegah kekambuhan penyakit dimasa
yang akan datang
4.Mencegah terjadinya penularan penyakit kepada orang lain, terutama keluarganya
5.Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses penyembuhan penyakit kepada orang lain,
sehingga orang lain dapat belajar dari pasien tersebut agar dapat mencegahnya terkena penyakit
tersubut
1.Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan
Adapun manfaat promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien adalah sebagai berikut :
1.Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi
Kesehatan yang sehat.
1.Terhindar dari penularan penyakit.
2Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan
3.Peningkatan kesehatan pasien.
Standar-standar promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien yaitu :
Standar 1 : Rumah sakit menyediakan penyuluhan yang mendukung partisipasi pasien dan
keluarganya dalam keputusan perawatan dan proses perawatan.
1.Di setiap SMF/Instalasi ditunjuk koordinator (penanggung jawab promosi kesehatan) dengan
SK Direktur Utama
1.Program kerja masing-masing SMF/Instalasi
2.Rencana penyuluhan kelompok masing-masing SMF/Instalasi
3.Pedoman Promosi Kesehatan di buat di Instalasi Promosi Kesehatan

4.SOP edukasi di buat di Instalasi Promosi Kesehatan


Standar 2 : Kebutuhan penyuluhan setiap pasien diakses dan dimasukkan ke dalam rekam
medisnya
Agar edukasi dapat dipahami dengan baik dilakukan dahulu assesment/penilaian terhadap pasien
dan keluarga meliputi :
1.Kepercayaan dan nilai-nilai agama yang dianut pasien dan keluarganya
2.Kecakapan baca tulis, tingkat pendidikan dan bahasa mereka
3.Hambatan emosional dan motivasi
4.Keterbatasan fisik dan kognitif
5.Kemauan pasien untuk menerima informasi
Sehingga pemberi edukasi mengetahui apakah pasien dan keluarga bersedia dan maupun untuk
belajar hasil penilaian didokumentasikan dalam rekam medis.
Standar 3: Penyuluhan dan pelatihan membantu memenuhi kebutuhan kesehatan pasien yang
berkesinambungan:
1.Rujukan balik pasien ke Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM)/RS daerah disertai dengan
rujukan edukasi
2.Pembinaan ke PKM/RS daerah yang dilakukan dengan SMF
3.Perjanjian kerjasama (PKS) dengan Institusi yang relevan dengan kondisi pasien seperti :
Yayasan Tuna Rungu, Wiyata Guna dan SLB
Standar 4: Penyuluhan pasien dan keluarganya mencakup topik-topik berikut, yang berkaitan
dengan perawatan pasien : penggunaan obat-obatan yang aman, potensi interaksi antara obatobatan dan makanan, panduan gizi, manajemen nyeri, serta teknik-teknik rehabilitasi.

1.Edukasi kepada pasien dan keluarga mencakup topik-topik/materi yang berkaitan dengan
perawatan pasien, dengan menggunakan materi dan proses yang sudah standar/seragam untuk
seluruh unit dilingkungan RSHS
2.Topik/materi tersebut adalah diantaranya: Penggunaan obat secara aman dan efektif untuk
semua obat yang dikosumsi pasien; Penggunaan peralatan medis secara aman dan efektif;
Interaksi yang mungkin terjadi antara obat-obatan resep dengan obat-obatan lain; Diet dan gizi;
Manajemen nyeri; Teknik-teknik rehabilitasi, dll.
Standar 5: Metode Penyuluhan mempertimbangkan nilai dan preferensi pasien dan keluarganya
serta memungkinkan interaksi yang memadai antara pasien, keluarga pasien dan staf untuk
terjadinya pembelajaran
1.Pasien dan keluarga dianjurkan untuk berpartisipasi dalam proses perawatan dengan berani
bicara dan mengajukan pertanyaan kepada pemberi pelayanan (dokter/perawat/petugas gizi dll)
terjadi interkasi antara pemberi pelayanan dengan pasien dan keluarga.
2.Sebaiknya Informasi/edukasi lisan ditunjang dengan materi tertulis yang berkaitan dengan
kebutuhan pasien
3.Terdapat suatu proses verifikasi terhadap pasien dan keluarga bahwa mereka telah memahami
penyuluhan yang diberikan
Standar 6: Profesional kesehatan yang merawat pasien bekerja sama untuk menyediakan
penyuluhan. Profesional kesehatan yang merawat pasien bekerja sama untuk menyediakan
penyuluhan/edukasi
Agar penyuluhan/edukasi berlangsung efektif maka:
1.Pemberi edukasi harus memiliki pengetahuan tentang materi yang diberikan
2.Pemberi dan penerima edukasi harus memiliki waktu yang cukup
3.Pemberi edukasi harus memiliki keterampilan dan kemampuan berkomunikasi efektif

latihan

Contoh Kasus

Berdasarkan laporan terakhir 7 Juni 2009, Terjadinya kejadian diare di Kec. Luyo Kab.
Polman wilayah puskemas batupanga di 3 desa jumlah penderita 319, mati 5 orang. Berbagai
dugaan penyebab KLB tersebut antara lain: kebiasaan minum air tidak di masak, tidak adanya
WC, sumber air minum yang tercemar dan kandang ternak yang menyatu dengan tempat tinggal.
Bagaimana melihat masalah ini dari sudut promosi kesehatan. Khususnya melihat individu pada
kejadian diare dalam upaya perubahan perilaku. Salah satu bentuk pendekatan yang bisa
menjelaskan phenomena tersebut adalah model kepercayaan kesehatan.
Model Kepercayaan kesehatan oleh Becker (1974, 1979)?

1. Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu


Bagaimana menyadarkan masyarakat tersebut bilamana dirinya dapat mengalami diare setiap
saat. Oleh karena adanya lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan perilaku yang buruk
terhadap kesehatan, seperti cakupan jamban yang rendah serta sumber air bersih yang
dikonsumsi berpotensi tercemar oleh kuman. Tidak adanya WC memungkinkan adanya lalat
sebagai vektor penyebab terjadinya penularan ke manusia yang sehat lainnya. Sumber air yang
digunakan dari sumur pinggir sungai/menggali lubang pasir di pinggir sungai sangat
membahayakan bilamana ada penderita cholera yang BAB disungai tersebut.
2. Menganggap masalah ini serius
Terjadinya diare bukan saja dapat menyebabkan kesakitan tetapi juga bahaya kematian. Terutama
akibat dehidasi berat oleh diare. Penyakit ini setiap tahunnya merupakan pembunuh no 1 atau no
2 di Indonesia.
3. Meyakini efektifitas tujuan pengobatan dan pencegahan
Model pengobatan dini dapat mencegah ke tahapan diare berat dengan dehidasi hebat, sehingga
tidak perlu dirujuk ke RS. Pencegahan merupakan upaya terbaik dan murah melalui kebiasaan
perilaku hidup bersih dan sehat terutama sumber air yang steril, penggunaan WC dan kebiasaan
cuci tangan dengan sabun. Dimaksudkan memutuskan penularan penyakit diare.
4. Tidak mahal
Biaya yang tidak mahal karena hanya dengan merubah kebiasaan buruk dimasyarakat. Jika
dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk kesembuhan ditambah dengan
hilangnya produktifitas (waktu kerja).

5. Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan


Melaksanakan anjuran oleh petugas kesehatan merupakan tujuan dari perubahan perilaku

rangkuman

Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui


proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong

dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan
kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Adapun tujuan dari promosi kesehatan :
1. Memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
2..Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

TES FORMATIF

1.Di sebuah desa yang padat penduduk,dan lingkungannya yang kurang bersih dimana di
tempat tersebut banyak terdapat wabah penyakit seperti DBD,dan penyakit dan selaku perawat
yang dilakukan terhadap masyarakat desa itu adalah?
a.Promosi kesehatan
b.Pendidikan kesehatan
c.Perilaku kesehatan
d.Determinan kesehatan kesehatan individu
2.Disebuah desa terpencil dan jauh dari kota yang memiliki banyak penduduk.namun,penduduk
yang tinggal di tempat tersebut tidak bisa mendapat kan air bersih,dan dengan lingkungan yang
tercemar akan limbah-limbah dari berbagai pabrik,dan minim nya pendidikan kesehatan,dan
anak-anak yang berada di desa tersebut banyak terjangkit penyakit malaria,sebagai seorang
tenaga kesehatan atau pun perawat apa yang dilakukan?
a.pendidikan kesehatan
b.Perilaku kesehatan
c.Promosi kesehatan
d.Determinan kesehatan

DAFTAR PUSTAKA
Bennis & Benne & Robert chin (1999), The Planning of Change, Second Edition, New York:
Halt Kinehart and Winston,Inc
Craven & Hirnlie (2002), Fundamentals of Nursing Human Health and Function, Second

Edition, Philadelphia : Lippincot


Green (1989), Health Education Planning,A Diangnostik Approach,
USA : Myfield Publishing Co
Kozier & Glenora Erb (1998) ,Concept and Issues In Nursing Practive , California : AddisonWesley Publishing Company Inc.

Anda mungkin juga menyukai