Pengaturan diet, dianjurkan untuk pasien diare untuk menghindari makanan padat
selama 24 jam dan menghindari konsumsi susu.
B. FARMAKOLOGI DIARE
Antimotilitas
Obat diare antimotilitas meliputi difenoksilat, loperamid, paregoric, opium tincture, dan
difenoksin. Sebagian besar merupakan golongan opioid sehingga ia bekerja pada reseptor
obat golongan opioid.
Mekanisme kerjanya adalah menstimulasi aktivasi reseptor pada neuron menterikus
dan menyebabkan hiperpolarisasi dengan meningkatkan konduktansi kaliumnya. Hal ini
mengakibatkan
terhambatnya
pelepasan
asetilkolin
dari
pleksus
mienterikus
meningkatkan tonus usus halus dan usus besar, sehingga menurunkan motilitas usus dan
menyebabkan konstipasi. Antimotilitas dapat meningkatkan sphincter tone dan
menurunkan aktivitas sekretori sepanjang gastrointestinal tract (GIT). Penurunan
motilitas ini menyebabkan peningkatan reabsorbsi cairan dan elektrolit serta menurunkan
volume dari isi usus. Obat antimotilitas bekerja dengan mengurangi gerakan peristaltik
usus sehingga diharapkan akan memperpanjang waktu kontak dan penyerapan di usus.
Obat antimotilitas digunakan apabila diare berlangsung terus menerus selama 48 jam.
Beberapa contoh obat obat golongan antimolitas :
1. Loperamid
a. Mekanisme Kerja
Loperamid bekerja menurunkan motilitas usus melalui aksinya pada reseptor opioid
di usus. Efek pada (motilitas) sekresi usus () absorbsi ( dan ). Mengurangi
motilitas usus serta peristaltik usus halus&besar. Mempelambat transit isi usus dan
meningkatkan waktu kontak absorpsi usus,Loperamid juga memiliki first pass
metabolism yang tinggi sehingga sangat sedikit mencapai sistemik dan pada dosis
yang diijinkan untuk pemakaian bebas (OTC) tidak menimbulkan efek samping
seperti golongan opioid. Loperamide mampu menormalkan keseimbangan resorpsisekresi dari sel-sel mukosa, yaitu memulihkan sel-sel yang berada dalam keadaan
hipersekresi ke keadaan resorpsi normal kembali. Mulai kerja loperamide lebih cepat
dan bertahan lebih lama.
Obat ini tidak boleh diberikan pada anak di bawah usia 2 tahun, karena fungsi
hatinya belum berkembang dengan sempurna untuk dapat menguraikan obat ini,
begitu pula untuk pasien dengan penyakit hati disarankan tidak menggunakan obat
ini.
b. Sediaan
Nama
paten
untukloperamidyaitu
Imodium,
denganbeberapamerkdagang
di
padat.
Attapulgit
Attapulgit (magnesium aluminum disilicate) bekerja dengan menyerap kelebihan
cairan di dalam feses dan menyerap toksin dari bakteri yang menyebabkan diare.
Attapulgit mampu mengikat air delapan kali dari masa senyawa keringnya.
Polikarbofil
Polikarbofil merupakan senyawa hidrofilik poliakrilik resin yang mampu mengikat air
enam puluh kali dari masa senyawa keringnya.
A. Mekanisme kerja
1. Permukaan
adsorben memiliki
kemampuan
B. Indikasi
Adsorben digunakan sebagai komponen utama obat diare yang digunakan untuk anakanak, dimana opiat dan antimuscarinic agent dikontraindikasikan. Adsorben dianggap
cukup aman untuk digunakan karena tidak diabsorbsi dalam usus, tetapi sangat sedikit
bukti yang menunjukkan bahwa adsorben adalah terapi yang efektif untuk diare
sehingga sering disebut symptomatic relief. Adsorben juga digunakan untuk diare yang
disebabkan karena keracunan makanan dan toksin dari bakteri/ virus.
C. Kontraindikasi
Perlu juga untuk diingat bahwa absorbsi adalah proses yang tidak selektif sehingga
perlu diperhatikan penggunannya pada pasien yang menggunakan obat-obatan lain
karena dapat diganggu absorbsinya oleh adsorben. Adsorben sebaiknya digunakan
dengan interval 2-3 jam setelah penggunaan obat oral. Adsorben juga tidak dianjurkan
bagi penderita lesi pada saluran gastro intestinal, konstipasi, obstruksi intestinal.
D. Efek Samping
Penggunaan adsorben dapat menyebabkan konstipasi, karena air yang diserap terlalu
banyak. Selain itu, impaksi fekal yaitu menumpuknya feses yang mengeras pada
rektum atau sigmoid bagian bawah juga dapat terjadi pada penggunaan adsorben lebih
dari dua hari.
2.3.1.3 Anti sekretori
Salah satu obat diare yang bisa digunakan adalah golongan obat anti sekretori. Obat
anti sekretori ini berfungsi untuk mengurangi sekresi mukus yang menyebabkan diare. Obat
anti sekretori ini dapat digunakan untuk menangani diare yang disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut:
- Meningkatnya vasoactive intestinal peptide (VIP) yang disebabkan oleh tumor
-
pankreas
Bahan laksatif
Hormon (seperti sekretin)
Toksin bakteri
Produksi asam empedu yang berlebihan
2.3.1.4 Antibiotik
Pemberian antibiotik pada penyakit diare diindikasikan pada pasien dengan gejala
dan tanda diare infeksi, seperti demam, feses berdarah, leukosit pada feses, dimaksudkan
untuk mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan dan untuk penyelamatan jiwa pada
diare infeksi. Adanya penggunaan antibiotik untuk penyakit diare ini, yang mungkin tidak
rasional dapat menyebabkan resistensi, sehingga perlu dievaluasi.
Jenis-jenis bakteri, protozoa dan virus yang dapat menyebabkan diare cukup banyak.
Berikut ini adalah beberapa tipe bakteri, protozoa dan virus yang menyebabkan diare berserta
gejala yang ditimbulkan dan terapi yang dilakukan untuk masing-masing bakteri
penyebabnya
1. Kotrimoksazol
Kotrimoksazol merupakan gabungan dari trimetoprim : sulfametoksazol (5:1).
Pengsinergisan dua mekanisme kerja dari sulfametoksazol dan trimetoprim.
Sulfametoksazol
menggangu
sintesa
asam
folat
bakteri
sedangkan
trimetoprim
menghambat
ini
aktif
terhadap
waktu-paruh dalam serum selama 1,5 jam. Obat ini juga dapat diberikan melalui suntikan
subkutan, dan menyebabkan durasi kerja selama 6-12 jam. Formulasi dengan durasi kerja
yang lebih panjang tersedia dalam bentuk suntikan depot intramuskular sekali sebulan.
A. Mekanisme Kerja
Mekanisma kerja oktreotid serupa dengan somatostatin karena sifat analognya.
Oktreotid menghambat sekresi serotonin yang banyak berada di saluran cerna.
Penghambatan ini dapat:
Menghambat sekresi
B. Indikasi
karsinoid tumor
Pengobatan diare yang disebabkan oleh VIPomas
Terapi tumor hipofisis (misalnya, akromegali)
Oktreotid mampu menginhibisi efek tumor endokrin. Dua tumor neuroendokrin pada
gastrointestinal, yaitu karsinoid dan VIPoma. VIP (Vasoactive Intestinal Peptida)
berfungsi menginduksi relaksasi otot polos, yang menstimulasi sekresi air, dan
menyebabkan inhibisi sekresi dan absorpsi asam lambung. Beberapa perannya di
saluran cerna adalah menstimulasi sekresi air dan elektrolit, menginhibisi sekresi asam
lambung, yang meningkatkan motilitas. VIPoma menyebabkan produksi VIP menjadi
sangat banyak yang dapat menyebabkan diare pada penderitanya. Pada penderita tumor
simtomatik tahap lanjut yang tidak dapat diangkat secara utuh melalui pembedahan,
9
oktreotid mengurangi diare sekretorik dan gejala sistemis melalui inhibisi sekresi
hormonal dan dapat memperlambat perburukan tumor.
Oktreotid juga menghambat sekresi usus dan memiliki efek terkait-dosis pada motilitas
usus. Pada dosis rendah (50 mcg subkutan), obat ini merangsang motilitas, sementara
pada dosis yang lebih tinggi (misalnya 100-250 mcg subkutan), obat ini menghambat
motilitas. Dosis oktreotid yang lebih tinggi efektif pada terapi diare akibat vagotomi
atau sindrom dumping serta pada diare yang disebabkan oleh sindrom usus pendek atau
AIDS. Oktreotid telah digunakan dalam dosis rendah (50 mcg subkutan) untuk
merangsang motilitas usus kecil pada penderita dengan pertumbuhan bakteri yang
berlebihan pada usus halus atau pseudo-obstruksi usus akibat skleroderma. Karena
menghambat sekresi pankreas, oktreotid dapat bermanfaat pada penderita fistula
pankreas. Oktreotid juga sesekali digunakan pada perdarahan saluran cerna.
C. Kontraindikasi
Oktreotid memiliki kontraindikasi dengan hipersensitivitas.
D. Efek Samping
Gangguan sekresi pankreas dapat menyebabkan steatorea sehingga dapat menimbulkan
terjadinya defisiensi vitamin larut-lemak. Perubahan motilitas gastrointestinal
menyebabkan mual, nyeri abdomen, flatulens, dan diare. Akibat inhibisi kontraktilitas
kandung empedu dan perubahan penyerapan lemak, penggunaan jangka-panjangnya
dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan atau batu empedu pada lebih dari separuh
pasien, yang kadang-kadang dapat menyebabkan timbulnya kolesistitis akut. Karena
oktreotid mengubah keseimbangan antara insulin, glukagon, dan hormon pertumbuhan,
dapat terjadi hiperglikemia, atau, lebih jarang, hipoglikemia (biasanya ringan). Terapi
oktreotid berkepanjangan dapat menyebabkan hipotiroidisme. Oktreotid juga dapat
menyebabkan bradikardia.
2.3.1.6 Enzim Laktase
Orang yang memiliki intoleransi terhadap laktosa apabila meminum susu dapat terkena
tanda-tanda seperti sakit perut, masuk keluar toilet, atau biasanya disebut diare.
10
disebabkan kelebihan asam empedu di fecal. Contoh dari bile salt-binding resins adalah
cholestyramine, colestipol, dan colesevalam. Bile salt-binding resins sebaiknya digunakan
dengan interval 2-3 jam setelah penggunaan obat oral karena dapat menurunkan absorbsi
obat. Obat ini diindikasikan untuk diare yang disebabkan malabsorbsi garam empedu. Efek
samping yang dapat ditimbulkan berupa bloating, flatulence, constipation, danfecal
inspection.
2.3.1.8 Agen lain
1. Calcium channel blockers seperti verapamil and nifedipine dapat mengurangi
motilitas dan meningkatkan absorbsi air dan elektrolit di intestinal. Efek samping yang
signifikan adalah konstipasi. Karena obat ini bekerja secara sistemik maka jarang
digunakan untuk terapi diare.
2. Berberine adalah alkaloid pada tanaman dengan family Ranuculaceae dan
Berberidaceae (misalnya Berberis, Mahonia, dan
12