Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

Y
DENGAN DIAGNOSA MEDIK NEOPLASMA OVARIUM KISTIK SUSPEK GANAS
DI RUANG LONTARA 4 BAWAH DEPAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
RSUP . DR. WAHIDIN SUDIROHUSODON MAKASSAR

OLEH :
ERVINARTO PAWELLANGI S.Kep
NPM : 121568
CI LAHAN

CI INSITUSI

(.....)

(......)

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) TANA TORAJA
2012

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFENISI
Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi dimana saja dari
tubuh.
Kista ovarium (indung telur) adalah rongga berbentuk kantung berisi cairan didalam
jaringan ovarium.
Kista ovarium mempunyai kemungkinan untuk berkembang menjadi tumor jinak
maupun tumor ganas.
Neoplasma ovarium kistik adalah semua tumor ovarium yang padat, tetapi tidak semua
neoplasma itu ganas meskipun semuanya mempunyai potensi maligna.( Hanifa W, 2005,
Ilmu kandungan, edisi 2, hal 362 ).
Kistoma ovarium merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik
atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling
sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar
dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi
masuknya kepala ke dalam panggul. (Winkjosastro, et. all, 1999)

B. ETIOLOGI
Menurut etiologinya, kista ovarium dibagi menjadi dua, yaitu (Ignativicius, Bayne, 1991) :
1. Kista ovarium non neoplasma, disebabkan karena ketidakseimbangan hormon estrogen
a)

dan progesteron, diantaranya adalah :


Kista non fungsional
Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam

kortek.
b) Kista fungsional
Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel
yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler diantara siklus menstruasi.
Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.
Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesteron setelah
ovulasi.
Kista tuka lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada
mola hidatidosa.
Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang
menyebabkan hiperstimulasi ovarium.
2. Kista ovarium neoplasma (Wikojosastro, et.all, 1999)
a) Kistoma ovarii simpleks. Adalah suatu jenis kistadenoma serosum yang kehilangan epitel
kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista.
b) Kistadenoma ovarii musinosum. Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu
teratoma yang pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen yang lain.
c) Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal ovarium).
d) Kista endometroid. Belum diketahui penyebabnya dan tidak ada hubungannya dengan
e)

endometrioid.
Kista dermoid. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis.

C. PATOFISIOLOGI
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang merupakan pembesaran
sederhana konstituen ovarium normal, folikel degraft atau

korpus luteum atau kista

ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epitelium ovarium.

Neoplasma ini terdiri atas jaringan ikat dengan sel-sel ditengah-tengah jaringan
kolagen. Selain mempunyai struktur vibloma biasa, kadang-kadang terdapat bagian-bagian
yang mengalami degenerasi hialin. Mungkin pula terdapat elemen-elemen otot polos dan
kelenjar-kelenjar kistik. yang besar besar biasanya mempunyai tangkai, dan dapat menjadi
torsi dengan gejala-gejala mendadak.
D. MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda dan gejala dari neoplasma ovarium adalah:
1

Haid tidak teratur

Ketegangan menstruasi yang terus meningkat.

Darah menstruasi yang banyak (menolagia) dengan nyeri tekan pada payudara.

Menopause dini.

Rasa tidak nyaman pada abdomen.

Dispepsia.

Tekanan pada pelvis.

Sering berkemih.

Flatulenes.

10 Rasa begah setelah makan makanan kecil.


11 Lingkar abdomen yang terus meningkat.
(Sumber: Suzanne C. Smetser, Keperawatan Medical bedah, 2001, hal. 1569).

E. KLASIFIKASI
Pembagian jenis Neoplasma ovarium kistik menurut Helsel,adalah sebagai berikut:
Gr I

: Terbatas pada satu ovarium.

Gr II

: Telah mengenai kedua ovarium atau bila telah

disertai penyebaran

secara lokal yang masih dapat diangkat.


Gr III

Dengan penyebaran lokal yang sudah tidak dapat diangkat lagi

atau bila tumor pecah pada waktu operasi.


Gr IV

: Yang sudah lanjut, frozen pelvic dan disertai metastase ketempat-tempat


yang jauh.

Pembagian menurut F.I.G.O adalah sebagai berikut:


Stage I

: terbatas pada ovarium.

Stage II

: pertumbuhan mengenai 1 atau 2 ovarium dengan penyebaran dalam


pelvis.

Stage III

: pertumbuhan mengenai 1 atau 2 ovarium dengan metastase ke dalam


rongga perut seperti omentum, usus dan mesentrium.

Stage IV

: pertumbuhan mengenai 1 atau 2 ovarium dengan metastase jauh di luar


rongga perut.

F. INSIDEN
Sering terjadi pada wanita usia menopausal antara 50 sampai 59 tahun, kira-kira 60%,
dan 30% pada wanita usia muda reproduksi dan 10% pada usia yang lebih muda (Hanifa W,
1999, Ilmu Kandungan, edisi 3, hal 400).

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari
ovarium atau tidak, dan untuk menentukan silat-sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor apakah tumor berasal
dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan
dapatkah dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista
dermoid kadang-kadang dapat dilihat gigi dalam tumor. Penggunaan foto rontgen pada
pictogram intravena dan pemasukan bubur barium dalam colon disebut di atas.
4. Parasentesis
Telah disebut bahwa fungsi pada asites berguna menentukan sebab asites. Perlu
diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan cavum peritonei dengan kista
bila dinding kista tertusuk. (Wiknjosastro, et.all, 1999)

H. PENATALAKSANAAN
Dapat dipakai sebagai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi
dan tumor ovarium non neoplastik tidak. Kista ovarium tidak berbahaya selama kondisi
jinak, tetapi kista dapat membesar yang menyebabkan nyeri dibagian perut. Pengobatan
yang dilakukan tergantung pada umur, jenis dan ukuran kista dan gejala-gejala yang diderita.
1. Penatalaksanaan kista non neoplastik (fungsional)

Pemberian kontrasepsi oral setiap hari selama 4 - 8 minggu akan menghilangkan 80%
massa ovarium kistik fungsional yang tidak memerlukan pembedahan. Pembedahan
lesi-lesi jinak pada pasien pre menopause adalah pengangkatan lesi (kistektomi), bukan
ooforektomi. Indikasi umum tindakan operasi merupakan indikasi pembedahan
eksplorasi pada pasien dengan tumor ovarium.
2. Penatalaksanaan Kista Ovarii Simpleks
Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dengan reseksi ovarium.
3. Penatalaksanaan Kistadenoma ovarii musinosum
Penatalaksanaan dengan mengangkat kista in toto tanpa fungsi terlebih dulu dengan atau
tanpa salpingo-ooforektomi tergantung besarnya kista.
4. Penatalaksanaan Kistadenoma Serosum
Penatalaksanaan umumnya sama dengan kistadenoma ovarii musinosum.
5. Penatalaksanaan Kista Dermoid
Penatalaksanaan dengan mengangkat kista dermoid bersama seluruh ovarium.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan
tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Akan
tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium,
bisanya disertai dengan pengangkatan tuba (Salpingo-oovorektomi). (Wiknjosastro, et.all,
1999)
Asuhan post operatif merupakan hal yang berat karena keadaan yang mencakup
keputusan untuk melakukan operasi, seperti hemorargi atau infeksi. Pengkajian dilakukan
untuk mengetahui tanda-tanda vital, asupan dan keluaran, rasa sakit dan insisi. Terapi
intravena, antibiotik dan analgesik biasanya diresepkan. Intervensi mencakup tindakan
pemberiaan rasa aman, perhatian terhadap eliminasi, penurunan rasa sakit dan pemenuhan
kebutuhan emosional Ibu. (Hlamylton, 1995).
Efek anestesi umum. Mempengaruhi keadaan umum penderita, karena kesadaran
menurun. Selain itu juga diperlukan monitor terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit,
suara nafas dan usaha pernafasan, tanda-tanda infeksi saluran kemih, drainese urin dan
perdarahan. Perawat juga harus mengajarkan bagaimana aktifitas pasien di rumah setelah
pemulangan, berkendaraan mobil dianjurkan setelah satu minggu di rumah, tetapi tidak
boleh mengendarai atau menyetir untuk 3-4 minggu, hindarkan mengangkat benda-benda
yang berat karena aktifitas ini dapat menyebabkan kongesti darah di daerah pelvis, aktifitas

seksual sebaiknya dalam 4-6 minggu setelah operasi, kontrol untuk evaluasi medis pasca
bedah sesuai anjuran. (Long, 1996)

KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
a. Biodata
Meliputi identitas pasien, identitas penanggung jawab dan identitas masuk.
b. Riwayat kesehatan, meliputi keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat
kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga dan riwayat sosial ekonomi.
c. Status Obstetrikus, meliputi :

1).

Menstruasi : menarche, lama, siklus, jumlah, warna dan bau

2).

Riwayat perkawinan : berapa kali menikah, usia perkawinan

3).

Riwayat persalinan

4).

Riwayat KB

d. Pengkajian pasca operasi rutin, menurut (Ingram, Barbara, 1999)


1).

Kaji tingkat kesadaran

2).

Ukur tanda-tanda vital

3).

Auskultasi bunyi nafas

4).

Kaji turgor kulit

5).

Pengkajian abdomen

- Inspeksi ukuran dan kontur abdomen


- Auskultasi bising usus
- Palpasi terhadap nyeri tekan dan massa
- Tanyakan tentang perubahan pola defekasi
- Kaji status balutan
6).

Kaji terhadap nyeri atau mual

7).

Kaji status alat intrusif

8).

Palpasi nadi pedalis secara bilateral

9).

Evaluasi kembajinya reflek gag

10). Periksa laporan operasi terhadap tipe anestesi yang diberikan dan lamanya waktu di
bawah anestesi.
11). Kaji status psikologis pasien setelah operasi
e. Data penunjang
1).

pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah lengkap (NB, HT, SDP)

2).

terapi : terapi yang diberikan pada post operasi baik injeksi maupun peroral

B. DIAGNOSA DAN INTERVENSI


a.

Resiko tinggi aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran (Carpenito, 2001)

Tujuan : Tidak terjadi aspirasi yang berhubungan dengan penurunan kesadaran.


Kriteria hasil : Tidak mengalami aspirasi, pasien dapat mengungkapkan tindakan untuk
menghindari aspirasi.

Intervensi :
1).

Pertahankan posisi baring miring jika tidak ada kontra indikasi karena cidera.

2).

Kaji posisi lidah, pastikan bahwa lidah tidak (jatuh kebelakang, menyumbat jalan

nafas).
3).

Jaga bagian kepala tempat tidur tetap tinggi, jika tidak ada kontra indikasi.

4).

Bersihkan sekresi dari mulut dan tenggorok dengan tissu atau penghisap dengan

perlahan-lahan.
5).
b.

Kaji kembali dengan sering adanya obstruksi benda-benda dalam mulut dan tenggorok.
Resiko injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran (Carpenito, 1995)

Tujuan : Tidak terjadi injuri yang berhubungan dengan penurunan kesadaran.


Kriteria hasil : GCS normal (E4, V5, M6)
Intervensi :
1).
2).

Gunakan tempat tidur yang rendah dengan pagar pengaman yang terpasang.
Jauhkan benda-benda yang dapat melukai pasien dan anjurkan keluarga untuk

menemani pasien.

c.

Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen berhubungan dengan insisi pada abdomen

(Long,1996)
Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi
Kriteria hasil : skala nyeri 0, pasien mengungkapkan berkurangnya rasa nyeri, tanda-tanda
vital normal.
Intervensi :
1).

Jelaskan penyebab nyeri pada pasien.

2).

Kaji skala nyeri pasien.

3). Ajarkan tehnik distraksi selama nyeri.


4).

Berikan individu kesempatan untuk istirahat yang cukup.

5).

Berikan individu pereda rasa sakit yang optimal dengan analgesik sesuai program

dokter.
6).

30 menit setclah pemberian obat pengurang rasa sakit, evaluasi kembali efektifitasnya.

d.

Resiko infeksi berhubungan dengan invasi kuman sekunder terhadap pembedahan

(Carpenito, 1995)
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi (TTV normal, tidak ada peningkatan leukosit).
Intervensi :
1).

Kaji tanda-tanda infeksi dan monitor TTV

2).

Gunakan tehnik antiseptik dalam merawat pasien

3).

Isolasikan dan instruksikan individu dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum

mendekati pasien
4).

Tingkatkan asupan makanan yang bergizi

5).

Berikan terapi antibiotik sesuai program dokter

e.

Resiko konstipasi berhubungan dengan pembedahan abdominal (Doenges, 2000)

Tujuan : Tidak terjadi konstipasi


Kriteria hasil : Peristaltik usus normal (5-35 kali per menit), pasien akan menunjukkan pola
climinasi biasanya.
Intervensi :
1).

Monitor peristaltik usus, karakteristik feses dan frekuensinya

2).

Dorong pemasukan cairan adekuat, termasuk sari buah bila pemasukan peroral

dimulai.
3).

Bantu pasien untuk duduk pada tepi tempat tidur dan berjalan.

f.

Gangguan pemenuhan kebutuhan diri (mandi, makan, minum, bak, bab berpakaian)

berhubungan dengan keletihan pasca operatif dan nyeri (Carpenito,2001)


Tujuan : Kebersihan diri pasien terpenuhi
Kriteria hasil : Pasien dapat berpartisipasi secara fisik Imaupun verbal dalam aktifitas
pemenuhan kebutuhan dirinya
Intervensi :
1).

Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaa4i tentang kurangnya kemampuan

perawatan diri dan berikan bantun dalam mernenuhi kebutuhan pasien.


2).

Berikan pujian alas kemampuan pasien dan mclibatkan keluarga dalam perawatan

pasien.

g.

Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi (Doenges, 2000)

Tujuan : Pasien mengetahui tentang efek sawing dari operasinya.


Kriteria hasil : Pasien menyatakan memahami tentang kondisinya.
Intervensi :
1).

Tinjau ulang efek prosedur pembedahan dan harapan pada masa dating.

2).

Diskusikan dengan lengkap masalah yang diantisipasi selama masa penyembuhan.

3).

Diskusikan melakukan kembali aktifitas

4).

Identifikasi keterbatasan individu

5).

Kaji anjuran untuk memulai koitus seksual

6).

Identifikasi kebutuhan diet

7).

Dorong minum obat yang diberikan secara rutin

8).

Identifikasi tanda atau gejala yang memerlukan evaluasi medis.

DAFTAR PUSTAKA
Faisal Yatim. Penyakit Kandungan. Pustaka Populer Obor. Jakarta: 2008;17
Ida Bagus Gde Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana

untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC: 1998; 416


Sastrawinata, Ginekologi. Universitas Padjadjaran Bandung. Bandung; 1998; 176-182
Ralp, Martin, Buku Saku Obstetri dan Ginekologi, 2009, Hal. 571-594
Mansjoer Arief. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius, 2001; 338-389
Hanifa Wiknjosastro. Ilmu Kandungan. Editor. Abdul Bari Saifuddin, Trijatmo Rachimhadhi.

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Jakarta: 2007; 362-365


Murah Manoe, Syahrul Rauf, Hendrie Usmany, Pedoman Diagnosis Terapi Obstetri dan
Ginekologi, Jakarta: 1999; 250

Hanifa Wiknojosastro. Ilmu Kebidanan. Editor. Abdul Bari Saifuddin, Trijatmo Rachimhadhi.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Jakarta: 2005; 34-44
Suzanne C Smeltzer, Brenda G Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta. EGC:
2002; 1555-1557
Ida Ayu Chandranita M, Ida Bagus Fajar M, Ida Bagus Gde M. Gawat-Darurat ObstetriGinekologi dan Obstetri-Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC, 2008; 333337

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. Y


DENGAN NOEPLASMA OVARIUM KISTIK
SUSPEK GANAS
PENGKAJIAN
I. BIODATA
A. Data Umum Klien
1. Nama / Inisial
2. Umur
3. No.RM
4. Jenis kelamin
5. Agama
6. Pendidikan
7. Alamat

: Ny. Y
: 62 Tahun
: 59.82.71
: Perempuan
: Kristen Protestan
: SD
: Dusun Urukupang, Masamba, Palopo

8. Tanggal masuk RS
: 10 Maret 2013
9. Tanggal pengkajian: 11 Maret 2013
10. Diangnosa medic
: NOK Susp Ganas
B. Masalah utama
Keluhan utama : Nyeri
Riwayat Keluhan Utama
Mulai timbulnya :
Ibu masuk rumah sakit dengan keluhan tidak bisa bergerak sejak 1 bulan yang
lalu. Riwayat klien pernah diurut oleh dukun di desa klien sebanyak 3 kali. Klien diurut
oleh dukun dengan keluhan nyeri pada abdomen bagian bawah/daerah pelvis, namun
setelah diurut yang terakhir kalinya, klien sudah tidak dapat bergerak, tidak dapat BAK
dan BAB. Riwayat klien 7 kali melahirkan di bantu oleh dukun beranak di desa klien.
Riwayat klien dirawat d RSU.Andi Djemma Masamba selama 1 minggu dan dirujuk
pada tanggal 10 Maret 2013. Pada saat pengkajian klien tampak tidak dapat bergerak,
hanya terbaring di atas tempat tidur, klien tampak kumuh tidak melakukan perawatan
diri. Keluarga klien tampak cemas dan selalu bertanya mengenai keadaan klien. Tampak
ekspresi wajah klien meringis ketika daerah pelvis di tekan. Kebutuhan aktivitas klien
tampak dibantu oleh keluarga.
Lokasi keluhan : Abdomen bagian bawah/pelvis
Keluhan lain :
Klien mengatakan tidak dapat bergerak.
Keluarga klien mengatakan semua aktivitas klien dibantu oleh keluarga.
Keluarga klien mengatakan klien tidak mampu untuk memenuhi
perawatan/kebersihan dirinya.
Keluarga klien mengatakan khawatir dengan keadaan klien.
Klien mangatakan susah tidur terutama pada malam hari.
Keluarga klien juga mengatakan jam tidur klien berkurang.
Pengaruh keluhan terhadap aktivitas / fungsi tubuh : mengganggu
Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Klien pernah dirawat di RSU. ANdi Djemma Masamba dengan diagnose Tumor Uterus.
Riwayat Kesehatan Keluarga
GENOGRAM 3 GENERASI

Keterangan:
: laki -laki
: perempuan

: Klien
: Tinggal serumah

: garis perkawinan
: Meninggal
II. Pemeriksaan fisik
1. Seksualitas
a. Usia menarche
: 14 tahun
b. Siklus haid
: 28-30 hari
c. Durasi haid
: 3-4 hari
d. Keluhan saat haid : Nyeri pada abdomen
2. Riwayat persalinan :
a Term penuh
: Ya
b Premature
: Tidak
c Multiple
: Tidak
d Status Obsetric
: G:0 P:7 A:0
3. Riwayat persalinan terakhir :
a. Tahun
: 1996
b. Tempat
: Masamba
c. Lama gestasi
: 9 bulan
d. Jenis persalinan
: Normal
e. Komplikasi
: Perdarahan 200 cc
4. Objektif :
a. PAP Smear terakhir : tidak ada
b. Tes serologi
: tidak ada
5. Makanan dan cairan
a. Subjektif
Hilang nafsu makan : Baik
Frekuensi 3x sehari
Konsumsi cairan : 5-7 gelas / hari
b. Objektif
Nafsu makan klien baik
BB
: 45 kg
TB
: 150 cm

6. Turgor kulit : Baik


a. Membran mukosa mulut : Lembab
b. Kebutuhan cairan : Baik
7. Eliminasi

a. Subjektif :
Frekuensi defekasi
: Tidak pernah
Penggunaan laksatif
: Tidak ada
Waktu defekasi terakhir
: Lupa
Nyeri / kesulitan berkemih
: Tidak ada
Riwayat penyakit ginjal
: Tidak ada
Penyakit kandung kemih
: Tidak ada
b. Objektif
Pemasangan kateter
: Tidak
Konsisten feses
: Padat
Warna feses
: Tidak di kaji
Hemoroid
: Tidak ada
8. Aktivitas /istirahat
a. Subjektif
Pekerjaan
: IRT
Hobby
: Memasak
Tidur malam (jam)
: 24 .00-05.00 (5 jam), sering terjaga
Tidur siang
: Tidak pernah
b. Objektif
Status neurologis : Composmentis
GCS : 15 dimana E : 4 , M: 6 , V: 5
Membran mukosa : lembab
Konjungtiva : Anemis

9. Hygiene
a. Subjektif
Kebersihan rambut
: Lembab
Kebersihan badan
: Kotor
Kebersihan gigi/mulut : Kotor
Kebersihan kuku
: Bersih
b. Objektif
Cara berpakian
: Dibantu anak
Kondisi kulit kepala
: Baik
10. Sirkulasi
a. Subjektif
Riwayat penyakit jantung : Tidak ada
Riwayat demam reumatik : Tidak ada
b. Objektif

TD
: 121/ 70 mmHg
Nadi
: 80 x/i
Suhu
: 37,80C
Respirasi : 20 x/i
Distensi vena jugularis : Tidak ada
Bunyi jantung : BJ I dan BJ II : murni reguler
Kualitas (kuat/ lemah/ rub/ murmur : Lemah
Suhu : hangat
CRT : 2 detik
Varises: Tidak ada
11. Ekstremitas :
Suhu : hangat
Terpasang infus RL 28 tts/menit
Varises : tidak ada

12. Nyeri /ketidaknyamanan


a. Subjektif
Lokasi
: Abdomen bagian bawah/daerah pelvis
Intensitas
: Nyeri sedang dengan skala 6 (1-10)
Durasi
: Hilang timbul
Faktor pencetus : Saat klien banyak bergerak
Cara mengatasi : Mengelus-elus daerah pelvis
b. Objektif
Wajah meringis dan gelisah : Ya
Melindungi area yang sakit : Ya
Fokus menyempit : Ya
13. Pernapasan
a. Batuk /sputum
: Tidak
b. Asma
: Tidak ada
c. Penggunaan alat bantu pernapasan : Tidak ada
d. Frekuensi
: 20x / menit
e. Tuberculosis
: Tidak ada
f. Irama
: Teratur
g. Nafas
: Vesikuler
h. Riwayat Bronkhits
: Tidak ada
14. Interaksi sosial
a. Status pernikahan
: Menikah
b. Lama pernikahan
: 36 Tahun
c. Tinggal serumah dengan
: 2 orang anaknya
d. Komunikasi verbal / nonverbal dengan orang terdekat : Baik
15. Integritas Ego

a. Perencanaan kehamilan
: Tidak ada
b. Perasaan klien / keluarga tentang penyakit
: Merasa cemas
c. Status hubungan
: Baik
d. Masalah keuangan
: Cukup
e. Status emosional
: Cemas
f. Respon fisiologi yang teramati
: Klien selalu berdoa
g. Agama
: Kristen Protestan
h. Muncul perasaan (tidak berdaya, putus asa, tidak mampu ) : Ya
16. Neurosensori
a. Pusing : Ya
b. Kesemutan / kelembaban : Tidak ada
17. Keamanan
a. Alergi / sensitivitas
: Tidak ada
b. Penyakit masa kanak- kanak
: Flu
c. Infeksi virus terakhir
: Tidak ada
d. Binatang peliharaan di rumah
: Anjing
e. Masalah obstetric sebelumnya
: Tidak ada
f. Jarak waktu kehamilan
: 2-3 tahun
g. Riwayat kecelakaan
: Tidak ada
h. Fraktur dislokasi
: Tidak ada
i. Pembesaran kelenjar
: Tidak ada
j. Integritas kulit
: Baik
k. Cara berjalan
: Tidak dapat dinilai, klien hanya berbaring di atas
tempat tidur
18. Penyuluhan / pembelajaran
a. Bahasa dominan
b. Pendidikan terakhir
c. Pekerjaan
d. Faktor penyakit dari keluarga
e. Sumber pendidikan tentang penyakit
f. Pertimbangan rencana pulang
g. Ketersediaan sumber kesehatan terdekat

: Indonesia
: SD
: IRT
: Tidak ada
: Perawat dan bidan
: Belum ada rencana pulang
: Puskesmas

19. Pemeriksaan Diagnostik


Pemeriksaan Laboratorium 11/03-2013 pukul 12.23
PARAMETER
WBC
RBC

NILAI
23.04
2.69

SATUAN
[10^3/uL]
[10^6/uL]

NILAI RUJUKAN
4.00 10.00
4.00 6.00

HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
RDW-SD
RDW-CV
PDW
MPV
P-LCR
PCT
NEUT
LYMPH
MONO
EO
BASO

7.7
25.5
93.7
25.6
30.6
5502
56.2
17.8
9.9 *
8.6 *
16.6 *
4.73 *
----- *
2.27 *
0.24 *
0.96
-----

[g/dl]
[%]
[fL]
[pg]
[g/dl]
[10^3/uL]
[fL]
[%]
[fL]
[fL]
[%]
[%]
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[10^3/uL]

12.0 16.0
37.0 48.0
80.0 97.0
26.6 33.5
31.5 35.0
150 400
37.0 54.0
10.0 15.0
10.0 18.0
6.50 11.0
13.0 43.0
0.15 0.50
52.0 75.0
20.0 40.0
2.00 8.00
1.00 3.00
0.00 0.10

Pemeriksaan Laboratorium 11/03-2013 pukul 20.45

PARAMETER NILAI
WBC
19.76
RBC
2.91
HGB
8.2
HCT
26.4
MCV
90.7
MCH
28.2
MCHC
31.1
PLT
4655
RDW-SD
51.8
RDW-CV
16.4
PDW
10.5 *
MPV
8.9 *
P-LCR
18.3 *
PCT
4.13 *
NEUT
----- *
LYMPH
2.05 *
MONO
0.28 *
EO
0.18
BASO
----20. Terapi pengobatan
IVFD RL 28 tpm
Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
Transfuse PRC 2 unit

SATUAN
[10^3/uL]
[10^6/uL]
[g/dl]
[%]
[fL]
[pg]
[g/dl]
[10^3/uL]
[fL]
[%]
[fL]
[fL]
[%]
[%]
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[10^3/uL]

NILAI RUJUKAN
4.00 10.00
4.00 6.00
12.0 16.0
37.0 48.0
80.0 97.0
26.6 33.5
31.5 35.0
150 400
37.0 54.0
10.0 15.0
10.0 18.0
6.50 11.0
13.0 43.0
0.15 0.50
52.0 75.0
20.0 40.0
2.00 8.00
1.00 3.00
0.00 0.10

DATA
Nama

: Ny. Y

Umur

: 62 Tahun

No. RM

: 59.82.71

DATA SUBJEKSTIF
Lokasi
: Abdomen bagian
bawah/daerah pelvis
Intensitas
: Nyeri sedang dengan
skala 6 (1-10)
Durasi
: Hilang timbul
Faktor pencetus : Saat klien banyak
bergerak
Cara mengatasi
: Mengelus-elus daerah
pelvis
Klien mengeluh nyeri pada daerah pelvis.
Klien mengatakan tidak dapat bergerak.
Keluarga klien mengatakan semua
aktivitas klien dibantu oleh keluarga.
Keluarga klien mengatakan klien tidak
mampu
untuk
memenuhi
perawatan/kebersihan dirinya.
Keluarga klien mengatakan khawatir
dengan keadaan klien.
Klien mangatakan susah tidur terutama
pada malam hari.
Keluarga klien juga mengatakan jam tidur
klien berkurang.

DATA OBJEKTIF
Kesadaran composmentis
Klien tampak tidak dapat bergerak, hanya
terbaring di atas tempat tidur
Klien tampak kumuh tidak melakukan
perawatan diri.
Keluarga klien tampak cemas dan selalu
bertanya mengenai keadaan klien.
Tampak ekspresi wajah klien meringis
ketika daerah pelvis di tekan.
TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/i
S : 37,80C
P : 20x/i
Kebutuhan aktivitas klien tampak dibantu
oleh keluarga.
Pola tidur malam klien tidak efektif
(00.00-05.00).

ANALISA DATA
Nama

: Ny. Y

Umur

: 62 Tahun

No. RM

: 59.82.71

No
1.

Data

Etiologi

DS :

Peningkatan tekanan pada ovarium

Klien mengeluh nyeri pada daerah

pelvis.
Lokasi

bagian bawah/daerah pelvis


Intensitas
: Nyeri sedang

dengan skala 6 (1-10)


Durasi
: Hilang timbul
Faktor pencetus
: Saat klien

banyak bergerak
Cara mengatasi

Masalah
Nyeri

yang diakibatkan oleh pertumbuhan


kista pada ovarium

Abdomen

Mengelus-

elus daerah pelvis

Pelepasan mediator kimia (bradikinin,


histamin, prostaglandin)
Merangsang nosiseptor
Proses transduksi, transmisi,
modulasi, dan persepsi

DO :
Kesadaran compos mentis.
Tampak ekspresi wajah klien meringis

Nyeri

ketika daerah pelvis di tekan.


TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/i
S : 37,80C
P : 20x/i

DS :

2.

Klien

bergerak.
Keluarga klien mengatakan semua

mengatakan

aktivitas

klien

tidak

dapat

dibantu

oleh

Rangsangan pembentukan sel-sel


darah merah berkurang

keluarga.
Hb
DO :
Kebutuhan aktivitas klien tampak

Suplay O2

dibantu oleh keluarga.


Klien tampak tidak dapat bergerak,

Metabolisme tubuh

hanya terbaring di atas tempat tidur


Kelemahan
Intoleransi aktivitas
DS :

Intoleransi
aktivitas

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama

: Ny. Y

Umur

: 62 Tahun

No. RM

: 59.82.71

Diagnosa keperawatan
1. Nyeri b/d peningkatan tekanan pada

Tgl ditemukan
11 maret 2013

Tgl teratasi
12 maret 2013

ovarium yang diakibatkan oleh adanya


pertumbuhan kista pada ovarium.
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan

11 maret 2013

tubuh.
3. Pola tidur tidak efektif b/d adanya
respon/stimulasi terhadap rasa nyeri.
4. Deficit perawatan diri b/d kelemahan
tubuh.
5. Kecemasan b/d mekanisme koping tidak
adekuat.

11 maret 2013

12 maret 2013

11 maret 2013
11 maret 2013

12 maret 2013

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Nama

: Ny. Y

Umur

: 62 Tahun

No. RM

: 59.82.71

Dx. Keperawatan
NO

Tujuan

Intervensi

Rasional

Dan Data
1.

2.

Nyeri b/d peningkatan


tekanan pada ovarium
yang diakibatkan oleh
adanya pertumbuhan
kista pada ovarium.

Intoleransi aktivitas b/d


kelemahan tubuh.

Klien
akan
me-1. Kaji
tingkat1.
ngungkapkan nyeri
nyeri,
lokasi,
berkurang atau hiintensitas dan
lang dengan krite-ria :
durasi.
- Ekspresi
wajah
tampak ttenang.
- Tanda-tanda vital2. Observasi tanda-2.
tanda vital.
dalam batas normal :
TD
:
120/80
mmHg
3. Ajarkan
teknik
N : 60-80 x/mnt
relaksasi nafas3.
P : 18-20 x/mnt
dalam.
S : 360-370C

Untuk
mengetahui
keluhan nyeri yang
dialami dan menja-di
indikasi
dalam
pemberian inter-vensi
selanjutnya.
Nyeri dapat menunjukkan adanya perubahan tanda-tan-da
vital terutama tekanan darah dan nadi.
Teknik relaksasi nafas
dalam
dapat
memperlancar sup-lay
oksigen kejari-ngan
sehingga
nyeri
4. Lakukan tehnik
berkurang.
distraksi.
4. Teknik
distraksi
merupakan
cara
pengalihan perha-tian
sehingga
dapat
5. Beri posisi yang
menghambat
rangnyaman.
sangan reseptor nyeri.
5. Diharapkan
dengan
posisi yang baik akan
menurunkan stimulus
terhadap
adanya
rangsangan.
6. Kolaborasi

Klien
mengatakan
adanya peningkatan
toleransi
aktivitas,
dengan kriteria hasil :
Tanda tanda
vital dalam batas
normal.

pemberian
analgetik
6. Mengurangi
rasa
1. Kaji
nyeri.
kemampuan
pasien untuk
melakukan
1. Mempengaruhi
aktivitas
pilihan
2. Berikan posisi
intervensi/bantuan.
yang nyaman.
3. Berikan
lingkungan
2. Meningkatkan
tenang.
istirahat.
3. Meningkatkan

Dx. Keperawatan
NO

Tujuan

Intervensi

Rasional

Dan Data
Klien
dapat
istirahat untuk
menurunkan
melakukan
kebutuhan oksigen
aktivitas
dan
tubuh dan
istirahat dengan
4. Observasi
menurunkan
tenang
adanya tanda
Klien melakukan
regangan jantung

tanda
dan paru.
aktivitas sesuai
keletihan.
4.
Membantu
dengan
5. Bantu
kilen
menentukan
kemampuan
dalam
intervensi yang
Klien
tidak
aktivitas
tepat.
menunjukkan tanda
diluar
batas 5. Mencegah
tanda keletihan
toleransi
kelelahan.
klien.
6. Kolaborasi
dengan terapi 6. Penatalaksanaan
medik.
untuk pemberian
bantuan penyangga
saat klien keluar
dari RS.

1. Pola tidur yang


tidak teratur
mengindikasikan
adanya gangguan
Klien
dapat
pada penentuan
menciptakan
pola
kebutuhan tidur.
tidur yang adekuat
2. Posisi yang nyaman
dengan criteria hasil : 2. Berikan posisi
dapat memudahkan
Klien mengatakan
yang nyaman.
klien untuk tidur.
dapat
tidur
3. Merangsang tidur
3. Anjurkan
nyenyak.
klien.
1. Kaji
tidur.

3.
Pola tidur tidak efektif
b/d adanya
respon/stimulasi
terhadap rasa nyeri.

pola

Dx. Keperawatan
NO

Tujuan

Intervensi

Rasional

Dan Data
Rentang tidur 6-8
jam.

4.
Deficit perawatan diri
b/d kelemahan tubuh.

5.
Kecemasan b/d
mekanisme koping tidak
adekuat.

klien
untuk
minum susu
hangat
sebelum tidur 4. Untuk
meningkatkan
kualitas tidur.
4. Ciptakan
lingkungan
yang nyaman 5. Agar klien dapat
beristirahat dengan
dan tenang.
tenang.
5. Batasi
pengunjung
dalam
1. Mengetahui
ruangan.
kebutuhan

perawatan diri
1. Kaji
klien.
kebutuhan
perawatan diri 2. Mencegah
Tercapainya
klien.
terjadinya
perawatan diri klien, 2. Tentukan
diskomunikasi
dengan kriteria hasil :
bersama klien
antara perawat
Klien
mengenai
dengan klien.
mengatakan
kebutuhan
kebutuhan
hygiene yang
hygiene
dibutuhkan
3. Memenuhi
terpenuhi.
klien.
kebutuhan hygiene
3. Berikan
klien.
perawatan
/
kebutuhan
hygiene yang
telah
ditentukan.
1. Untuk menentukan
rencana intervensi
1. Kaji tingkat
selanjutnya
kecemasan
2. Untuk memperbaiki
klien
pola koping klien
2. Dorong klien
untuk
mengungkapk
Kecemasan
3. Agar klien merasa
an
berkurang,
dengan
di perhatikan
perasaanya
kriteria hasil :
3. Dengarkan
Klien
dan
keluhan klien 4. Agar klien dapat
keluarga
klien
menerima
sesuai

Dx. Keperawatan
NO

Tujuan

Intervensi

Rasional

Dan Data
tampak tenang.
dengan baik
Keluarga
4. Berikan
dukungan
mengerti proses
spritual
dan
keadaan
klien.

kenyataan
yang
menimpa
dirinya
dan
semangat
menjalani
pengobatan untuk
kesembuhannya

IMPLEMENTASI & EVALUASI


Nama

: Ny. Y

Umur

: 62 Tahun

No. RM

: 59.82.71

Tanggal

No.
DX
1

Senin,
11 Maret
2013

Jam

Implementasi

09.00

1. Mengkaji tingkat nyeri, lokasi,


intensitas dan durasi mantau suhu.
Hasil : klien mengeluh nyeri pada
daerah pelvis dengan skala 6 (1-10)
2. Mengobservasi TTV.
Hasil :
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/i
S : 37,80C
P : 20x/i
3. Mengajarkan teknik relaksasi dan
distraksi.
Hasil : klien melakukan tehnik
relaksasi napas dalam.
4. Memberikan posisi yang nyaman.
Hasil : posisi supine.
5. Penatalaksanaan
pemberian
analgetik.
Hasil : Ketorolac 1 amp/8jam/IV

13.45

10.00 1. Mengkaji
kemampuan pasien
untuk melakukan aktivitas.
Hasil : aktivitas klien dibantu oleh
keluarga..
2.
Memberikan posisi yang nyaman.
10.05
Hasil : posisi supine.
3. Memberikan lingkungan tenang.
10.10
Hasil : lingkungan tenang.
4. Mengobservasi adanya tanda
10.15
tanda keletihan.
Hasil : tanda keletihan : lemah,
lesu.
10.20 5. Membantu kilen dalam aktivitas
diluar batas toleransi klien.
Hasil : mengajarkan ROM.

13.45

09.05

09.10

12.00
12.05
Senin,
11 Maret
2013

Evaluasi

S : klien mengatakan nyeri.


O : ekspresi wajah klien
tampak meringis.
A : masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5.

S : keluarga klien mengatakan


aktivitas klien dibantu oleh
keluarga.
O : aktivitas klien tampak
dibantu oleh keluarga.
A : masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi 1,2,3.

Senin,
11 Maret
2013

13.25
13.30
13.45

13.47

13.50

Senin,
11 Maret
2013

11.26

11.30

11.45

Senin,
11 Maret
2013

09.00

09.05

09.10

1. Mengkaji pola tidur.


Hasil : pola tidur tidak efektif.
2. Memberikan posisi yang nyaman.
Hasil : posisi supine.
3. Menganjurkan klien untuk minum
susu hangat sebelum tidur.
Hasil : klien meminum susu
sebelum tidur.
4. Menciptakan lingkungan yang
nyaman dan tenang.
Hasil : lingkungan tenang.
5. Membatasi pengunjung dalam
ruangan.
Hasil : pengunjung maksimal 2
orang.
1. Mengkaji kebutuhan perawatan diri
klien.
Hasil : kebutuhan perawatan yang
dibutuhkan mandi, keramas, gosok
gigi.
2. Menentukan
bersama
klien
mengenai kebutuhan hygiene yang
dibutuhkan klien.
Hasil : memandikan klien,
perawatan gigi.
3. Memberikan
perawatan
/
kebutuhan hygiene yang telah
ditentukan.
Hasil : menganjurkan agar keluarga
klien menjaga kebersihan tubuh
klien.
1. Mengkaji tingkat kecemasan klien
Hasil : klien mengatakan cemas
dengan penyakitnya
2. Mendorong
klien
untuk
mengungkapkan perasaannya
Hasil
:
klien
mampu
mengungkapkan perasaannya
3. Mendengarkan keluhan klien
dengan baik
Hasil : klien menceritakan semua
keluhannya.

13.45
S : klien mengatakan susah
tidur.
O : pola tidur klien tidak
efektif.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1,2,3,4.

13.45
S : klien mengatakan aktivitas
perawatan diri klien dibantu
oleh keluarga.
O : aktivitas perawatan diri
klien tampak dibantu oleh
keluarga.
A : masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi 1,2,3.

13.45
S : klien mengatakan semas
dengan keadaannya.
O : ekspresi wajah klien
tampak cemas.
A : masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi
1,2,3,4.

Selasa,
12 Maret
2013

Selasa,
12 Maret
2013

Selasa,
12 Maret
2013

09.00

1. Mengkaji tingkat nyeri, lokasi,


intensitas dan durasi mantau suhu.
Hasil : klien mengatakan nyeri
berkurang dengan skala 4 (1-10)
2.
Mengobservasi
TTV.
09.05
Hasil :
TD : 120/60 mmHg
N : 76 x/i
S : 36,50C
P : 20 x/i
3. Mengajarkan teknik relaksasi dan
distraksi.
09.10
Hasil : klien mengerti dan
melakukan tehnik relaksasi napas
dalam.
4. Memberikan posisi yang nyaman.
Hasil : posisi supine.
12.00

13.45

10.00 1. Mengkaji
kemampuan pasien
untuk melakukan aktivitas.
Hasil : aktivitas klien dibantu oleh
keluarga.
2.
Memberikan posisi yang nyaman.
10.05
Hasil : posisi supine.
3. Memberikan lingkungan tenang.
10.10
Hasil : lingkungan tenang.
4. Mengobservasi adanya tanda
10.15
tanda keletihan.
Hasil : tanda keletihan : lemah,
lesu.
10.20 5. Membantu kilen dalam aktivitas
diluar batas toleransi klien.
Hasil : mengajarkan ROM.
13.25 1. Mengkaji pola tidur.
Hasil : pola tidur klien efektif.
2.
Memberikan
posisi yang nyaman.
13.30
Hasil : posisi supine.
3. Menganjurkan klien untuk minum
13.45
susu hangat sebelum tidur.
Hasil : klien meminum susu
sebelum tidur.
4. Menciptakan lingkungan yang
13.47
nyaman dan tenang.
Hasil : lingkungan tenang.

13.45

S : klien mengatakan nyeri


sudah berkurang.
O : ekspresi wajah klien
tampak tenang.
A : masalah teratasi.
P : pertahankan intervensi

S : keluarga klien mengatakan


aktivitas klien dibantu oleh
keluarga.
O : aktivitas klien tampak
dibantu oleh keluarga.
A : masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi 1,2,3.

13.45
S : klien mengatakan susah
tidur.
O : pola tidur klien tidak
efektif.
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi

5. Membatasi
13.50

pengunjung

dalam

ruangan.
Hasil : pengunjung maksimal 2
orang.

Selasa,
12 Maret
2013

Selasa,
12 Maret
2013

11.26

1. Mengkaji kebutuhan perawatan diri


klien.
Hasil : kebutuhan perawatan yang
dibutuhkan mandi, keramas, gosok
gigi.
2.
Menentukan
bersama
klien
11.30
mengenai kebutuhan hygiene yang
dibutuhkan klien.
Hasil : memandikan klien,
perawatan gigi.
3. Memberikan
perawatan
/
11.45
kebutuhan hygiene yang telah
ditentukan.
Hasil : menganjurkan agar keluarga
klien menjaga kebersihan tubuh
klien.
09.00 1. Mengkaji tingkat kecemasan klien
Hasil : klien mengatakan cemas
dengan penyakitnya
09.05 2. Mendorong
klien
untuk
mengungkapkan perasaannya
Hasil
:
klien
mampu
mengungkapkan perasaannya
09.10 3. Mendengarkan keluhan klien
dengan baik
Hasil : klien menceritakan semua
keluhannya.
09.15 4. Memberikan dukungan spiritual

09.20

Hasil : klien bisa mengerti dan


menerima keadaannya
5. Menjelaskan proses perjalanan
penyakit pada klien.
Hasil : keluarga klien mengerti
mengenai proses perjalanan
penyakitnya.

13.45
S : klien mengatakan aktivitas
perawatan diri klien dibantu
oleh keluarga.
O : aktivitas perawatan diri
klien tampak dibantu oleh
keluarga.
A : masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi 1,2,3.

13.45
S : klien mengatakan mengerti
mengenai penyakitnya.
O : klien mengerti tentang
proses perjalanan penyakitnya.
A : masalah teratasi.
P : pertahankan intervensi.

Rabu,
13 Maret
2013

Rabu,
13 Maret
2013

20.00 1. Mengkaji
kemampuan pasien
untuk melakukan aktivitas.
Hasil : aktivitas klien dibantu oleh
keluarga.
2.
Memberikan posisi yang nyaman.
20.05
Hasil : posisi supine.
3. Memberikan lingkungan tenang.
20.10
Hasil : lingkungan tenang.
4. Mengobservasi adanya tanda
20.15
tanda keletihan.
Hasil : tanda keletihan : lemah,
lesu.
20.20 5. Membantu kilen dalam aktivitas
diluar batas toleransi klien.
Hasil : mengajarkan ROM.
20.26 1. Mengkaji kebutuhan perawatan diri
klien.
Hasil : kebutuhan perawatan yang
dibutuhkan mandi, keramas, gosok
gigi.
2.
Menentukan
bersama
klien
20.30
mengenai kebutuhan hygiene yang
dibutuhkan klien.
Hasil : memandikan klien,
perawatan gigi.
3. Memberikan
perawatan
/
20.45
kebutuhan hygiene yang telah
ditentukan.
Hasil : menganjurkan agar keluarga
klien menjaga kebersihan tubuh
klien.

Kamis,
14 Maret 2013
07.45
S : keluarga klien mengatakan
aktivitas klien dibantu oleh
keluarga.
O : aktivitas klien tampak
dibantu oleh keluarga.
A : masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi 1,2,3.
Kamis,
14 Maret 2013
07.45
S : klien mengatakan aktivitas
perawatan diri klien dibantu
oleh keluarga.
O : aktivitas perawatan diri
klien tampak dibantu oleh
keluarga.
A : masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi 1,2,3.

Anda mungkin juga menyukai