Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bekerja di laboratorium analisis sangat menuntut ketepatan. Alat
pengukur volume yang memenuhii spesifikasi NIST (National Institut of
Standards and Technology) dipercaya keakuratannya oleh dunia dan bisa
dibeli. Namun, karena harganya sangat mahal, jarang laboratorium analitiik
mempunyai alat yang memenuhi spesifikasi tersebut. Banyak perusahaan
menawarkan alat pengukur volume dengan harga lebih murah tapi tidak
memenuhi standar kalibrasi. Selain itu, kemungkinan terjadi kesalahan
kalibrasi alat bisa disebabkan oleh pemuaian baik dari bejana kaca itu
sendiri maupun dari larutan yang dikandungnya. Oleh karena itu, sebelum
digunakan, alat kaca perlu dikalibrasi terlebih dahulu. Air digunakan sebagai
bahan pembanding dalam kalibrasi alat kaca volumetrik karena kebanyakan
kerja analitik mencakup larutan berair. Hasil analisis kimia harus terjamin
kebenarannya. Berarti data yang disajikan harus memenuhi persyaratan
tingkat ketelitian, ketepatan, dan kesesuaian antara hasil analisis dengan
kenyataan yang sebenarnya. Untuk mendapatkan hasil analisis berkualitas
tinggi, peralatan yang digunakan harus terkalibrasi dan terawat dengan baik.
Selain itu metode analisis yang digunakan juga harus divalidasikan terlebih
dahulu sebelum digunakan secara rutin.
Dalam kasus ini kalibrasi berarti penyesuaian kondisi-kondisi
peralatan mengikuti kondisi-kondisi yang ditentukan secara teoritis. Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai Kalibrasi alat gelas labu ukur.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan Kalibrasi ?
1.2.2 Apakah definisi alat labu ukur ?
1.2.3 Apakah fungsi alat labu ukur ?
1.2.4 Kapan kalibrasi alat labu ukur dilakukan ?
1.2.5 Bagaimana cara mengkalibrasi alat labu ukur ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kalibrasi.
1.3.2 Untuk mengetahui definisi alat labu ukur.
1.3.3 Untuk mengetahui fungsi alat labu ukur.
1.3.4 Untuk mengetahui kapan kalibrasi alat labu ukur dilakukan.
1.3.5 Untuk mengetahui cara mengkalibrasi alat labu ukur.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KALIBRASI
A. Pengertian Kalibrasi
Pengertian Umum :
Secara umum kalibrasi diartikan kepada rangkaian kegiatan yang
membentuk hubungan antara nilai ukur yang ditunjukkan oleh instrument
pengukur atau sistem pengukuran atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur,
terhadap nilai-nilai yang sudah diketahui dalam kondisi tertentu yang
berkaitan dengan besaran yang diukur. Pengertian umum ini berlaku untuk
alat ukur dan berbagai peralatan penunjang proses yang dilengkapi alat ukur.
Semua peralatan ini perlu dikalibrasi.
Pengertian khusus :
Secara khusus kalibrasi diartikan kepada rangkaian kegiatan
untuk menentukan kebenaran konvensional nilai ukur yang dihasilkan oleh
alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar
ukur yang mampu telusur ke standar nasional/ internasional untuk standar
ukuran.
B. Tujuan Kalibrasi

Mencapai

ketelusuran

pengukuran.

Hasil

pengukuran

dapat

dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar


primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan
yang tak terputus.

Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional


penunjukan suatu instrument ukur.

Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional


maupun Internasional.

C. Manfaat Kalibrasi

Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai
dengan spesefikasinya

Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri


pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.

Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan


harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.

D. Prinsip Dasar Kalibrasi

Obyek Ukur (Unit Under Test)

Standar Ukur (Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar


(Mengacu ke standar kalibrasi internasional atau prosedur yg
dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji / terverifikasi ).

Operator / Teknisi ( Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai


kemampuan teknis kalibrasi dan bersertifikat )

Lingkungan yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol,


Gangguan faktor lingkungan luar selalu diminimalkan & sumber
ketidakpastian pengukuran)

E. Hasil Kalibrasi antara lain:

Nilai Obyek Ukur

Nilai Koreksi/Penyimpangan

Nilai Ketidakpastian Pengukuran

Sifat metrologi lain seperti faktor kalibrasi, kurva kalibrasi.

F. Persyaratan Kalibrasi

Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional / Internasional

Metode kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional

Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari


laboratorium yang terakreditasi

Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban,


tekanan udara, aliran udara, dan kedap getaran

Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak

G. Jenis-jenis Kalibrasi

Kalibrasi terbagi atas tiga yaitu :

Kalibrasi Legal
Yaitu kalibrasi peralatan ukur untuk keperluan.
Kalibrasi Teknis
Yaitu peralatan ukur yang tidak berhubungan lansung dengan dunia
perdagangan.
Kalibrasi Praktis
Yaitu tidak berhubungan dengan dunia perdagangan dan untuk
keperluan sendiri.

2.2 LABU UKUR


A. Definisi Labu Ukur
Labu ukur atau biasa disebut juga Labu takar merupakan sebuah
labu berdasar rata, berleher sempit tetapi panjang dan bertanda batas isi
labu (miniskus). Pada tiap labu ukur tertera kapasitas dan suhu teranya. Pada
umumnya labu ukur tidak dipergunakan untuk memindahkan isi cairan
tertentu, sperti halnya pipet. Labu ukur memiliki kapasitas antara 5 ml
sampai 5 L dan Karena bentuknya yang lebih cenderung berat ke bawah,
maka membawa alat ukur ini haruslah hati-hati, yakni dengan menyangga
bagian bawah alat.
B. Fungsi Labu Ukur
Alat ini memiliki fungsi utama yaitu untuk keperluan pengenceran
larutan sampai dengan volume tertentu sebagaimana tertera dalam badan
labu takar dan bisa digunakan juga untuk menyiapkan larutan dalam kimia
analitik yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui dengan pasti dengan
keakuratan yang sangat tinggi. Sangatlah cocok alat ini digunakan untuk
mengukur sesuatu dengan keakuratan yang tinggi karena di bagian leher
terdapat lingkaran graduasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas
gelas. biasanya instrumen ini digunakan untuk mengencerkan zat tertentu
hingga batas leher labu ukur. Sebelum menggunakan alat ini, labu ukur
harus

dicuci

terlebih

dahulu

dan

dikeringkan,

Dalam

keadaan

bagaimanapun labu ukur yang bersih dan kering sangatlah baik untuk
digunakan.
C. Pengoperasian Labu Ukur
5

Berdasarkan SOP , cara penggunaan labu ukur ada sebagai berikut :


Zat terlarut ditimbang teliti ke dalam labu ukur
Di tambahkan air suling
Campuran digoyang melingkar untuk melarutkan zat terlarut
Setelah ditambahkan air lagi, digunakan pipet tetes untuk
menambahkan air dengan hati-hati sampai volume cairan tepat
berimpit dengan tanda lingkaran pada leher labu
Labu disumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam.

D. Tata cara pembersihan


Dibersihkan labu ukur menggunakan deterjen dengan konsentrasi
tidak lebih dari 2%.
Jika peralatan gelas tersebut kita gunakan untuk analisa lemak maka

dalam pembersihannya dapat menggunakan pelarut organik (dibilas


dan direndam)
baru direndam dengan menggunakan air
Pada saat pembersihan sangat disarankan menggunakan busa atau

sikat plasik yang halus sehingga tidak merusak peralatan gelas


tersebut.
E. Cara penyimpanan labu ukur
Disimpan ditempat yang aman
Ditempat masing masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu
dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat

(lemari, rak atau laci).


Penyimpanan alat diperlukan

ruang

penyimpanan

dan

perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya


disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
1.3

KALIBRASI LABU UKUR


Prosedur :
a. Labu ukur kosong dicuci, dikeringkan dan ditimbang sebagai (W 0).
Sejak penimbangan ini, labu ukur tidak boleh disentuh langsung.
b. Alat ukur lalu diisi dengan aquadest, dibiarkan sekitar 15 menit dan
dihimpitkan hingga batas miniskus (setelah tempratur labu ukur dan
c.
d.
e.
f.
g.

air stabil).
Alat ukur berisi air ditimbang kembali dan dicatat sebagaii (W1).
Bobot air didalam labu ukur adalah G = W1 - W0.
Ukur temperatur air, temperatur udara, dan tekanan udara.
Bobot dikonversikan kedalam bentuk volume.
Kalibrasi diulang minimal 3 kali.

1.4

JADWAL KALIBRASI LABU UKUR


Secara umum selang waktu kalibrasi dipengaruhi oleh jenis alat
ukur, frekuensi pemakaian dan pemeliharaan dari alat tersebut. Adapun
waktu-waktu kalibrasi biasanya dinyatakan dalam beberapa cara yaitu:
1. Dinyatakan dalam waktu kalender, misalnya enam bulan sekali,
setahun sekali dan seterusnya
2. Dinyatakan dalam pemakaian, misalnya 1000 jam pakai, 5000 jam
pakai dan seterusnya
3. Kombinasi cara pertama dan kedua di atas, misalnya enam bulan
sekali atau 1000 jam pakai, tergantung mana yang dahulu.
Adapun waktu kalibrasi yang digunakan untuk alat gelas
(Glassware) tergantung dari bahan dasar alat tersebut yaitu untuk alat gelas
yang berbahan dasar pyrex dengan interval kurang lebih 10 Tahun dan
untuk peralatan yang berbahan dasar Duram kurang lebih 6 Bulan. Namun
waktu untuk kalibrasipun juga bergantung dari keseringan dalam
penggunaan alat tersebut. Semakin sering digunakan maka semakin cepat
pula proses kalibrasi dilakukan.

Rumus Perhitungan :

M=G+

G
G

d 1 d2

M
d1

V=

Vt = V +

Toleransi = Vt V0
Toleransi
% Kesalahan =
V0

{ V . (T 0T ) }

.
Keterangan :
M = Massa Aquades Sebenarnya

x 100%

G = Massa Aquades yang ditimbang


= Massa jenis udara (0,0012 gr/mL)

d 1 = Massa jenis air pada suhu percobaan

d 2 = Massa jenis anak timbangan (8,4 gr/mL)


V = Volume air pada percobaan
Vt = Volume air pada suhu

T0

V 0 = Volume alat
= Koefisien muai gelas (0,000025 mL/C)

T = Suhu percobaan
T 0 = Suhu pada alat

BAB III
PENUTUP
Selain cara-cara penanganan dan kalibrasi alat, kebenaran hasil ukur suatu
laboratorium juga ditentukan oleh pemilihan alat, pemilihan method analisis, dan
pemilihan teknik pengukuran. Pada dasarnya, pemilihan alat yang digunakan
mengikuti ketentuan Teori Galat, sedangkan pemilihan teknik pengukuran atau
method analisis ditentukan oleh kondisi/jumlah sample dan analit . cara
pembacaan skala dan pelaporan hasil ukur harus mengikuti aturan tertentu. Teori
galat ini dahulu dikenal dengan nama Teori Kesalahan.

Ilmu mengenai kalibrasi itu sendiri masih sangat luas. Banyak ketentuan
standar yang belum dimasukkan kedalam persentase ini. Isi dari makalah ini
hanya mencakup pelaksanaan kalibrasi mengenai labu ukur.

Anda mungkin juga menyukai