Anda di halaman 1dari 10

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA, PROGRAM STUDI GEOFISIKA

BUKU PANDUAN
DASAR-DASAR ANALISA PETROFISIKA DENGAN
MENGGUNAKAN GEOLOG7

Disusun Oleh:
Radhi Muammar
(12/334854/PA.15043)

Yogyakarta
2015

Dasar-dasar Analisa Petrofisika Dengan Menggunakan Geolog7


Pendahuluan
Teknik interpretasi data log sumur pada awalnya terbatas hanya pada besaran-besaran sederhana
yang membahas mengenai parameter petrofisika sebuah tubuh batuan, namun seiring dengan
berkembangnya zaman, riset-riset yang berkaitan dengan data log sumur terus berjalan. Tulisan
ini akan membahas mengenai kegunaan data log sumur didalam menentukan parameter
petrofisika seperti Vsh, , Sw, dan K.
Dalam kegiatan interpretasi data log sumur, akan diperlukan beberapa langkah-langkah yang
harus dilakukan secara berurutan agar hasil yang didapat menjadi maksimal karena setiap
parameter-parameter terukur memiliki sifat yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang
lainnya. Tabel dibawah ini menunjukkan kegunaan tiap-tiap data log yang biasa digunakan
dalam analisa data log sumur. Contoh plot data sumur pada Geolog7 ditunjukkan oleh gambar 1.
Nama
Gamma Ray (GR)
Spontaneous
Potential (SP)
Caliper (CALI)
Shallow Resistivity
(LLS and ILS)
Deep
Resistivity
(LLD and ILD)
Density (RHOB)
Neutron
(NPHI)
Sonic (DT)

Kegunaan
Interpretasi litologi, perhitungan volume shale, menghitung volume clay, perhitungan
permeabilitas, perhitungan porositas, perhitungan kecepatan gelombang, dll.
Interpretasi litologi, perhitungan Rw dan RWe, mendeteksi zona permeabel, dll.

Mendeteksi zona permeabel, mendeteksi bad hole


Interpretasi litologi, mencari zona yang mengandung hidrokarbon, menghitung saturasi
air, dll.
Interpretasi litologi, mencari zona yang mengandung hidrokarbon, menghitung saturasi
air, dll.
Interpretasi litologi, mencari zona yang mengandung hidrokarbon, perhitungan
porositas, perhitungan parameter fisika batuan, dll.
Porosity Mencari zona yang mengandung hidrokarbon, perhitungan porositas, dll.

Photoelectric (PEF)

Perhitungan porositas, perhitungan kecepatan rambat gelombang, perhitungan


parameter fisika batuan, dll.
Mengetahui mineral untuk interpretasi litologi *tidak digunakan

Dalam praktiknya, Geolog7 menyediakan fitur-fitur menarik yang sangat berperan dalam analisa
dan interpretasi data log sumur, namun terbatas hanya pada data petrofisika (Geolog7 belum
dapat menjamah data-data fisika batuan). Pada Geolog7 ini, terdapat banyak sekali metodemetode yang dapat digunakan dalam menentukan parameter-parameter petrofisika yang dimiliki
oleh batuan. Untuk mendapatkan sedikit penjelasan mengenai metode yang digunakan, anda
dapat memilih metode perhitungan yang akan digunakan, setelah itu klik Module Help.
Geolog7 menyediakan proses perhitungan dan analisa data untuk berbagai macam determinasi,
seperti Quickin (quick look interpretation), Determin (determinasi konvensional), Multimin,
Thin Bed Analysis, Fuzzy Logic, dan NMR; akan tetapi, tulisan ini hanya terbatas pada Quickin,
Determin, Multimin, dan Thin Bed Analysis saja.
1

Dasar-dasar Analisa Petrofisika Dengan Menggunakan Geolog7


Quickin
Quickin dapat dianggap sebagai analisa kuantitatif secara quick look. Salahsatu fitur dalam
Geolog7 ini menyediakan fitur pemrosesan dan analisa data log sumur dengan menggunakan
rumus-rumus yang sangat sederhana. Hasil keluaran yang didapat dengan menggunakan fitur ini
adalah parameter-parameter petrofisika dasar yang umum didapat pada analisa data log sumur,
seperti Vsh, , Sw, dan K Fitur ini dapat diakses dengan membuka tab Petrophysics yang ada
pada sebelah kanan layar dan memilih Quickin (gambar 2), sedangkan contoh hasil dari
Quickin ditunjukkan oleh gambar 3. Analisa data dengan menggunakan fitur ini tergolong sangat
mudah untuk dilakukan.

Determin
Fitur ini merupakan pilihan yang paling tepat dalam melakukan analisa data log sumur. Fitur ini
memberikan berbagai macam metode perhitungan parameter-parameter petrofisika pada
reservoar konvensional. Pada praktiknya, terdapat tiga buah segmen dalam fitur ini, yaitu
parameter masukkan (Input), parameter keluaran (Output), dan parameter In_Out. Tabel-tabel
dibawah ini menunjukkan parameter masukkan dan keluaran yang dibutuhkan pada fitur
Determin yang ada pada Geolog7.
Parameter masukkan (Input) berasal dari data log yang dimiliki oleh sebuah sumur pemboran
serta data-data yang berasal dari parameter keluaran (Output) yang berasal dari hasil perhitungan
yang telah dilakukan (contohnya: Input PHIT pada perhitungan Sw, PHIT tersebut merupakan
Output dari perhitungan porositas), sedangkan parameter In_Out lebih berpusat pada konstantakonstanta dan pada beberapa kasus, berguna untuk pemilihan metode yang akan digunakan pada
proses multi determinasi.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Parameter
VSH_GR
VSH_SP
VSH_DN
VSH_DS
VSH_NS
VSH_RES
VSH_NPHI
VSH_MN
VSH_AVG
VSH_MIN
VSH_HL
VSH

Kategori: Shale Volume


Keterangan
Vsh from Gamma Ray
Vsh from Spontaneous Potential
Vsh from Density-Neutron
Vsh from Density-Sonic
Vsh from Neutron-Sonic
Vsh from Resistivity
Vsh from NPHI
Vsh from M/N Crossplot
Vsh by Average
Vsh by Minimum
Vsh from Hodges-Lehman
Limited volume of shale

Cara Mendapatkan?
Shale Volume > GR
Shale Volume > SP
Shale Volume > DN
Shale Volume > DS
Shale Volume > NS
Shale Volume > RES
Shale Volume > NPHI
Shale Volume > MN
Shale Volume > AVG
Shale Volume > MIN
Shale Volume > HL
Every Shale Volume Calc.

Dasar-dasar Analisa Petrofisika Dengan Menggunakan Geolog7


No
1
2
3

Parameter
PHIA_SON
PHIA_DEN
PHIA

Kategori: Porosity
Keterangan
Sonic Apparent Porosity
Density Apparent Porosity
Limited Apparent Porosity

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

PHIX_DN
PHIX_NS
PHIX
RHO_MAA
DT_MAA
PHIT_SON
PHIT_DEN
PHIT_DN
PHIT_NS
PHIE_SON
PHIE_DEN
PHIE_DN
PHIE_NS
PHIT
PHIE
VOL_DRYSHL
VOL_SHLWAT
RHO_MAT
RHO_MAA
SPI
DT_MAT
PHIT_HC
PHIE_HC
SWE
SXOE
VOL_UWAT
VOL_XWAT

PHIX from Density-Neutron


PHIX from Neutron-Sonic
Limited Crossplot Porosity
Apparent Matrix Density
Apparent Matrix Transit Time
Sonic Total Porosity
Density Total Porosity
Density-Neutron Total Porosity
Neutron-Sonic Total Porosity
Sonic Effective Porosity
Density Effective Porosity
Density-Neutron Effective Porosity
Neutron-Sonic Effective Porosity
Total Porosity
Effective Porosity
Volume of Dry Shale
Volume of Shale Water
True Matrix Density
Apparent Matrix Density
Secondary Porosity Index
True Matrix Transit Time
HC Corrected Total Porosity
HC Corrected Effective Porosity
Limited Unflushed Zone Effective Saturation
Limited Flushed Zone Effective Saturation
Unflushed Zone Volume of Water
Flushed Zone Volume of Water

Cara Mendapatkan?
Apparent Porosity > Sonic
Apparent Porosity > Density
Apparent
Porosity
>
Sonic/Density
Apparent Porosity > DN
Apparent Porosity > NS
Apparent Porosity > DN/NS
Apparent Porosity > DN
Apparent Porosity > NS
Porosity > Sonic
Porosity > Density
Porosity > DN
Porosity > NS
Porosity > Sonic
Porosity > Density
Porosity > DN
Porosity > NS
Porosity
Porosity
Porosity
Porosity
Porosity > DN
Porosity > DN
Porosity > DN > Chart Lookup
Porosity > NS
HC Corrected Porosity
HC Corrected Porosity
HC Corrected Porosity
HC Corrected Porosity
HC Corrected Porosity
HC Corrected Porosity

Kategori: Water Resistivity


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Parameter
RWA_ARCH
RWA_RATIO
RWA_SP
RWA_INDO
RWA_SIM
RWA_TOT
RWA_DUAL
RWA_JUHA
RWA
RWA_RWT

Keterangan
Archies Apparent Rw
Res-Ratio Apparent Rw
Spontaneous Potential Apparent Rw
Indonesian Apparent Rw
Simandouxs Apparent Rw
Total Shale Apparent Rw
Dual Water Apparent Rw
Juhaszs Apparent Rw
Limited Apparent Rw
Apparent Rw at RWTemp

Cara Mendapatkan?
Water Resistivity > Archie
Water Resistivity > Resistivity Ratio
Water Resistivity > SP
Water Resistivity > Indonesia
Water Resistivity > Simandoux
Water Resistivity > Total Shale
Water Resistivity > Dual Water
Water Resistivity > Juhasz
Water Resistivity
Water Resistivity
3

Dasar-dasar Analisa Petrofisika Dengan Menggunakan Geolog7


11
12

QVN
CWA

Normalized QV
Limited
Apparent
Conductivity)

No
1

Parameter
PERM_COATES_FFI

PERM_COATES_DUM

PERM_TIM

PERM_RES_GRAD

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Parameter
SWT_ARCH
SWT_WS
SWT_DUAL
SWT_JUHA
SWE_ARCH
SWE_TOT
SWE_INDO
SWE_NIGE
SWE_SIM
SWE_WS
SWE_DUAL
SWE_JUHA
SWT
SWE
SXOT

16

SXOE

17

VOL_UWAT

18

VOL_XWAT

19
20
21

VOL_BNDWAT
VOL_SLTWAT
SWB_U

22
23

QV
RI_STAR

CW

Water Resistivity > Juhasz


(Water Water Resistivity > Juhasz

Kategori: Permeability
Keterangan
Permeability from Coates
Free Fluid Index
Permeability from CoatesDumanoir
Permeability from Timur

Cara Mendapatkan?
Permeability > Coates Free Fluid Index
Permeability > Coates Dumanoir

Permeability > Wyllie-Rose


(Geolog7 nya error hahaha)
Permeability from Resistivity Permeability > Resistivity Gradient
Gradient

Kategori: Water Saturation


Keterangan
Cara Mendapatkan?
Archies SWT
Water Saturation > Archie
Waxman-Smits SWT
Water Saturation > Waxman-Smits
Dual Water SWT
Water Saturation > Dual Water
Juhaszs SWT
Water Saturation > Juhasz
Archie SWE
Water Saturation > Archie
Total Shale SWE
Water Saturation > Total Shale
Indonesian SWE
Water Saturation > Indonesia
Nigerian SWE
Water Saturation > Nigeria
Simandouxs SWE
Water Saturation > Simandoux
Waxman-Smits SWE
Water Saturation > Waxman-Smits
Dual Water SWE
Water Saturation > Dual Water
Juhaszs SWE
Water Saturation > Juhasz
Total Water Saturation
Water Saturation > Archie
Effective Water Saturation
Water Saturation
Limited Flushed Zone Total Water
Saturation
>
Archie/WaxmanSaturation
Smits/Dual Water/Juhasz
Limited
Flushed
Zone Water Saturation
Effective Saturation
Unflushed Zone Volume of Water Saturation
Water
Flushed Zone Volume of Water Saturation
Water
Volume of Bound Water
Water Saturation > Dual Water
Volume of Salt Water
Water Saturation > Dual Water
U Zone Clay Bound Water Water Saturation > Dual Water
Saturation
CEC Per Unit Volume
Water Saturation > Qv Calculation
WS Resistivity Index
Water Saturation > m_star/m_zero atau
4

Dasar-dasar Analisa Petrofisika Dengan Menggunakan Geolog7


24

N_STAR

WS Saturation Exponent

25

RI_ZERO

DW Resistivity Index

26

N_ZERO

DW Saturation Exponent

No
1

Parameter
RHO_MAT

DT_MAT

3
4

U_MAT
VOL_QUARTZ

VOL_CALCITE

VOL_DOLOM

VOL_ANHYDR

COLOUR

Water Saturation > n_star/n_zero


Water Saturation > m_star/m_zero atau
Water Saturation > n_star/n_zero
Water Saturation > m_star/m_zero atau
Water Saturation > n_star/n_zero
Water Saturation > m_star/m_zero atau
Water Saturation > n_star/n_zero

Kategori: Lithology
Keterangan
Cara Mendapatkan?
True Matrix Density
> DN atau Lithology > True Matrix
Properties
True Matrix Transit Time
> NS atau Lithology > True Matrix
Properties
True Matrix Cross-section
Lithology > True Matrix Properties
Quartz Volume
Lithology > 2 & 4 Mineral Models atau
Lithology > 3 Minerals Rhoma Uma atau
Lithology > 3 Minerals Rhoma Uma (MID)
Calcite Volume
Lithology > 2 & 4 Mineral Models atau
Lithology > 3 Minerals Rhoma Uma atau
Lithology > 3 Minerals Rhoma Uma (MID)
Dolomite Volume
Lithology > 3 Minerals Rhoma Uma atau
Lithology > 3 Minerals Rhoma Uma (MID)
Anhydrite Volume
Lithology > 3 Minerals Rhoma Uma atau
Lithology > 3 Minerals Rhoma Uma (MID)
Briggs Color Cube Result Lithology > Briggs Colour Cube

Parameter Pada Analisa Lapisan Tipis (Thin Bed Analysis)


No
1

Parameter
VSH_GR

VSH

NPHI_SC

NPHI_HC

RHOB_SC

RHOB_HC

DPHI

Kategori: Thin Bed Analysis


Keterangan
Cara Mendapatkan?
Vsh from Gamma Ray
Determin > Shale Volume > GR atau Thin Bed
Analysis > Laminated Shaly Sand Analysis
Limited Volume of Shale
Determin > Shale Volume atau Thin Bed
Analysis > Laminated Shaly Sand Analysis
Shale Corr. Neutron Porosity
Thin Bed Analysis > Laminated Shaly Sand
Analysis
Hydrocarbon Corr. Neutron Thin Bed Analysis > Laminated Shaly Sand
Porosity
Analysis
Shale Corr. Bulk Density
Thin Bed Analysis > Laminated Shaly Sand
Analysis
Hydrocarbon Corr. Bulk Density Thin Bed Analysis > Laminated Shaly Sand
Analysis
Uncorr. Density Porosity
Thin Bed Analysis > Laminated Shaly Sand
Analysis
5

Dasar-dasar Analisa Petrofisika Dengan Menggunakan Geolog7


8

DPHI_SC

DPHI_HC

10

PHIT

11

PHIT_U

12

PHIE

13

PHIT_SS

14

PHIE_SS

Shale Corr. Density Porosity

Thin Bed Analysis > Laminated Shaly Sand


Analysis
Hydrocarbon
Corr.
Density Thin Bed Analysis > Laminated Shaly Sand
Porosity
Analysis
Total Porosity (constrained)
Determin > Porosity atau Thin Bed Analysis >
Laminated Shaly Sand Analysis
Total Porosity (unconstrained)
Thin Bed Analysis > Laminated Shaly Sand
Analysis
Effective Porosity
Determin > Porosity atau Thin Bed Analysis >
Laminated Shaly Sand Analysis
Laminar Sand Total Porosity
Thin Bed Analysis > Laminated Shaly Sand
Analysis
Laminar Sand Effective Porosity Thin Bed Analysis > Laminated Shaly Sand
Analysis

Koreksi Pada Data Log dan Analisa Multimin


Bagian ini digunakan untuk mengetahui standar deviasi atau kemungkinan harga error pada data
log (x dx) yang berasal dari kesalahan instrumen yang digunakan. Untuk menentukan besarnya
uncertainties ini, buka bagian Multimin > Log Uncertainties, kemudian pilihlah log apa yang
akan dihitung besar uncertaintiesnya. Seperti yang terlihat, penentuan besarnya uncertainty ini
merupakan cabang dari proses Multimin yang ada pada Geolog7, Multimin ini berperan dalam
berbagai macam hal, seperti membuat log baru non data petrofisika berdasarkan perhitungan
yang ada, contohnya saja seperti log Formation Temperature (FTEMP), Formation Pressure
(FPRESS), dan Mud Filtrate Resistivity (RMF) yang mana sangat dibutuhkan pada analisa data
yang nantinya akan dilakukan, seperti penggunaan FTEMP dan RMF pada perhitungan saturasi
air. Kesulitan yang dimiliki oleh Multimin ini adalah ketergantungan pada data core, petrografi,
XRD (X-Ray Diffraction), dan data-data pemboran lainnya. Hal tersebut akan menyebabkan
petrophysicist membutuhkan data laboratorium dengan lebih lengkap (biasanya tersedia pada
Drilling, Geology, dan Laboratory Report).
Penentuan uncertainties ini didasari pada tiga hal, yaitu (i) uncertainty, (ii) sigma plus, dan (iii)
sigma minus. Secara garis besar, penentuan uncertainties ini sangatlah mudah dan hampir tidak
memerlukan input apapun diluar data log yang tersedia, kecuali pada beberapa kasus seperti
perhitungan uncertainties pada log RHOB yang memang membutuhkan log DRHO (density
correction log) yang tidak dimiliki pada kebanyakan sumur pemboran, terutama data-data sumur
yang tergolong sudah tua.
Koreksi terhadap error data ini juga dapat disebabkan oleh kehadiran shale, contohnya saja pada
reservoar lapisan tipis (thin bed). Untuk melakukan koreksi terhadap data-data log tersebut, buka
bagian Thin Bed Analysis dan kemudian masukkan parameter-parameter yang diminta. Pada
proses ini, tantangan yang sebenarnya berada pada kolom In_Out (warna oranye), dimana ada
banyak sekali parameter masukkan non data log yang dibutuhkan, selain itu, ada banyak metode
6

Dasar-dasar Analisa Petrofisika Dengan Menggunakan Geolog7


perhitungan yang dapat dilakukan untuk melakukan koreksi ini. Oleh karena itu, pengetahuan
dasar untuk tiap-tiap metode yang akan digunakan sangatlah penting untuk dimiliki. Keluaran
dari proses ini berupa data log yang terkoreksi oleh shale dan bahkan hydrocarbon (kalau
memang ada), selain itu ada pula bonus berupa data porositas total dan efektif pada lapisan tipis
tersebut.

Multi Analysis Workflow


Dibawah ini akan ditunjukkan langkah-langkah kerja yang dilakukan pada analisa data log sumur
secara konvensional. Pada pengerjaannya, sebaiknya proses analisa data dilakukan dengan
mengikuti langkah kerja dibawah ini karena, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
parameter-parameter petrofisika saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, oleh
karena itu, urutan pengerjaan yang urut dan runtun akan menghasilkan data akhir yang lebih
baik.

Dasar-dasar Analisa Petrofisika Dengan Menggunakan Geolog7


Lampiran

Gambar 1. Contoh plot data log sumur pada Geolog7.

Dasar-dasar Analisa Petrofisika Dengan Menggunakan Geolog7

Gambar 2. Tampilan utama pada pemrosesan data dengan menggunakan Geolog7.

Gambar 3. Contoh hasil pada fitur Quickin yang ada pada Geolog7.
9

Anda mungkin juga menyukai