Anda di halaman 1dari 11

Aterm adalah umur kehamilan ibu antara 37-42 minggu (259 sampai 293 hari).

Aterm: janin dikatakan cukup bulan apabila usia kehamilannya mencapai 38-42
minggu
Persalinanatermadalahpengeluaranbuahkehamilan
antara37minggudan42mingguataubayidengan
beratbadanantara2500gramataulebih
(Prawirohardjo,2006:100)

A. HAMIL ATERM (KEHAMILAN CUKUP BULAN)


Penentuan masa gestasi, penting untuk menentukan apakah kehamilan sudah cukup bulan
atau justru telah lewat waktu. Ini erat kaitannya dengan tingkat morbiditas dan mortalitas janin.
Bayi yang memang belum cukup umur, contohnya, sangat rentan terhadap ancaman kematian
kalau harus dilahirkan sebelum waktunya mengingat organ-organ tubuhnya belum berkembang
sempurna.
Secara ginekologis,kehamilan dikatakan matur/aterm bila mencapai fullweek, yakni 36 minggu
ditambah 7 hari. Artinya, bila dilahirkan saat itu, kemungkinan besar bayi tak akan mengalami gangguan
berarti karena pertumbuhan organ dan proses penulangannya sudah sempurna, berat badannya sudah
mencapai kisaran 2.500-4.000 gram. Begitu juga rambut kepalanya sudah tumbuh dengan baik dan kulit
tubuhnya pun licin. Bila laki-laki, testisnya sudah turun ke dalam skrotum. Saat itulah merupakan saat
terbaik bagi bayi untuk dilahirkan.
Namun ada sejumlah kondisi tertentu yang tak memungkinkan ginekolog menunggu saat cukup
bulan tersebut. Semisal pada ibu yang mengalami preeklampsia, sindrom ACA, atau gangguan jantung,
mengingat gangguan-gangguan tersebut biasanya akan semakin buruk dengan bertambahnya usia
kehamilan. Tidak benar membiarkan si ibu dalam keadaan sakit hanya untuk menunggu bayi matur? Apa
pun, kondisi bayi dan ibu yang harus sama-sama optimal menempati prioritas utama.Itu sebab, dokter
kandungan akan memperhitungkan saat tepat, kapan si bayi cukup aman untuk dilahirkan, yakni bila
lingkungannya dalam rahim sudah tak optimal lagi untuk tumbuh-kembang.
B. KEHAMILAN PREMATUR
Bayi dikatakan prematur bila masa gestasinya kurang dari kurun waktu 36 minggu 7 hari.
Penyebabnya macam-macam. Karena gizi buruk, ada riwayat persalinan prematur sebelumnya, jarak
persalinan yang terlalu rapat, pekerjaan yang terlalu berat, depresi selagi hamil, kebiasaan minum
minuman beralkohol dan merokok, kehamilan kembar/gemeli, serta mioma uteri (tumor jinak pada otot
rahim). Bisa juga karena infeksi vagina, infeksi cairan ketuban, dan selaput ketuban/korioamnionitis
akibat ketuban pecah dini.
Penyakit-penyakit sistemik yang mengganggu sistem organ tubuh yang bersangkutan juga bisa jadi
penyebab, misal, hipertensi dan gangguan jantung. Atau ada kelainan organ reproduksi, seperti mulut
rahim lemah hingga cenderung selalu menganga. Jika kondisi-kondisi seperti itu dibiarkan, akan memicu
terjadi abortus atau persalinan prematur. Alhasil, jalan terakhir yang biasanya ditempuh untuk
menyelamatkan kehamilan adalah pengikatan mulut rahim.
Mengingat kematangan paru-paru mereka belum sempurna, jelas Indrawati, bayi-bayi prematur
memang amat berpeluang mengalami banyak gangguan. Di antaranya sangat peka terhadap berbagai
infeksi, trauma pada otak, gangguan pernapasan, dan hipotermi.
Semakin pendek masa gestasi yang dilaluinya, makin sulit dan kian banyak ancaman yang dihadapi,
serta makin tinggi pula angka kematiannya.Perlu diantisipasi mengingat sekitar 50 persen kelahiran bayi
prematur merupakan penyebab utama dari seluruh kematian neonatal atau bayi baru lahir. Terutama

karena tak ada hyaline membrane yang umumnya berujung pada RDS atau Respiratory Distress
Syndrome, yang ditandai dengan kesukaran bernapas secara mendadak.
Sebab, lapisan paru-paru pada bayi prematur belum terbentuk. Padahal, faktor kematangan paru ini
merupakan syarat mutlak baginya untuk bisa bertahan hidup di luar rahim. Atas pertimbangan itulah, pada
bayi-bayi yang kira-kira kansnya besar untuk lahir prematur, biasanya akan diberikan obat tertentu untuk
membantu pematangan paru-parunya. Terlebih bila disertai berat bayi lahir rendah atau kurang dari 2.000
gram.
C. SUDAH LEWAT WAKTU
Sedangkan usia kehamilan yang melebihi fullweek disebut postmatur.Meski sebenarnya lebih tepat
dikatakan postdate atau lewat waktu.Meski di atas kertas sudah fullweek, tapi belum tentu ada tandatanda postmaturitas kehamilan, semisal infark atau perkapuran plasenta. Kehamilan postmatur biasanya
terjadi pada mereka yang siklus haidnya bukan 28 hari, seperti 38-45 hari atau malah amat panjang
semisal 2-3 bulan sekali baru mens.
Pentingnya memantau perkembangan janin dengan USG. Bila sudah ada infark yang berarti sirkulasi
darah ibu ke janin terganggu, maka bayi harus segera dilahirkan. Meski infark plasenta bisa saja
disebabkan penyakit lain seperti sindrom ACA dan darah tinggi.Buang anggapan bahwa dengan usia
kehamilan yang lewat waktu, tumbuh-kembang bayi akan lebih bagus. Anggapan itu sama sekali tak
benar.
Sementara penyebab mengapa si ibu tetap tak merasakan mulas atau memperlihatkan tanda-tanda
persalinan meski sudah saatnya, boleh jadi karena faktor salah hitung atau memang karena hormon
prostaglandinnya belum mencukupi
tingkat yang dibutuhkan untuk memunculkan rasa mulas tadi.
Menghadapi kasus-kasus semacam ini, biasanya dokter akan memberi toleransi waktu 1 minggu.
Bahkan di rumah-rumah sakit pusat pendidikan biasanya malah akan ditunggu sampai usia kehamilan 42
minggu. Tentu saja dengan monitoring ketat menggunakan CTG/kardiotokografi. Selama hasilnya masih
baik dan bayinya masih reaktif, akan tetap ditunggu. Tapi bila seminggu kemudian belum juga ada tandatanda persalinan, meski janin masih reaktif, biasanya kehamilan harus diakhiri dengan persalinan.
Sedangkan jika bayi tak reaktif dalam minggu kedua masa penantian tadi,akan diakhiri dengan persalinan
sesar.
Pertimbangannya, janin yang lewat waktu tak boleh diberi stres lewat induksi. Kalau diinduksi,
berarti si ibu dibikin mulas dan itu berarti semua pembuluh darahnya terjepit. Akibatnya, sistem
uteroplasenter untuk sesaat akan berhenti yang akan membuat janin makin kekurangan oksigen. Ini jelas
berbahaya. Sebab, janin akan mengalami hipoksia, yang bisa berdampak, antara lain kerusakan otak, yang
tentunya akan berpengaruh terhadap adaptasi bayi pada lingkungan pasca lahir maupun tumbuh kembang
selanjutnya. Lain hal bila semuanya berjalan baik. Meski lahir lewat waktu, tumbuh-kembangnya
kemudian tak beda dengan bayi-bayi yang lahir cukup bulan.

umpulan.info - Mau melahirkan secara sesar atau normal? Itu pertanyaan yang kerap ditanyakan
pada ibu yang sedang mengandung. Untuk melahirkan bayi memang ada dua cara yang dikenal
dengan sesar atau normal. Apa maksud, kelebihan dan kekurangannya baik dengan bedah
caesar maupun persalinan normal?

Seksio Sesarea dan Persalinan Pervaginam


Istilah kedokteran untuk 2 cara melahirkan yang umum adalah Seksio Sesarea dan Persalinan
Pervaginam. Seksio Sesarea (sc) adalah melahirkan dengan cara membedah perut ibu untuk
mengeluarkan janin. Sedangkan Persalinan Pervaginam adalah melahirkan dengan cara alamiah
melalui jalan lahir bayi dan keluar lewat vagina.

Persalinan Normal
Keuntungan Persalinan Pervaginam (Persalinan Normal)

Risiko bayi mengalami kesulitan bernapas lebih kecil. Alasannya karena pada saat
melalui jalan lahir, janin mengalami tekanan sehingga membantu keluarnya cairan dari
paru-paru. Cairan ini yang menjadi penyebab bayi sulit bernapas.

Bayi lebih kebal terhadap alergi dan intoleransi laktosa (alergi laktosa). Alasannya karena
adanya paparan bakteri baik pada jalan lahir yang membantu bayi menjadi lebih kuat.

Kelemahan Persalinan Pervaginam (Persalinan Normal)

Butuh waktu sampai pembukaan cukup besar untuk keluarnya bayi. Apabila tidak ada
kemajuan bukaan, bayi dapat menjadi stres dan kekurangan oksigen yang dapat
membahayakan kehidupan bayi.

Ibu harus merasakan sakit karena kontraksi sampai bayi dilahirkan. Pada beberapa kasus,
ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama.

Risiko kerusakan otot dasar panggul pada ibu yang akan menyebabkan ibu sulit untuk
menahan saat berkemih. Risiko semakin bertambah apabila bayi yang dilahirkan
berbobot besar atau persalinan berlangsung dalam jangka waktu lama.

Persalinan Sesar

Pembedahan sesar sendiri terbagi atas dua jenis. Yaitu, sesar terencana dan sesar emergensi atau
darurat. Sesar terencana dalam arti, beberapa bulan sebelumnya sudah diketahui bahwa bayi akan
dilahirkan secara sesar. Alasannya karena keinginan dari pasien atau ada hal-hal yang tidak
memungkinkan bayi lahir melalui persalinan normal karena berisiko untuk keselamatan ibu dan
bayi, misalnya karena plasenta previa, bayi sungsang, terlilit tali pusat, dan kondisi khusus
lainnya.
Sedangkan, sesar emergensi atau darurat berarti pembedahan dilakukan setelah sebelumnya
sudah ada tanda-tanda dan tahapan akan melahirkan normal tetapi tidak sampai bayi lahir akibat
ibu dan atau bayi telah mengalami keadaan buruk dari persalinan. Misalnya, akibat pendarahan,
pembukaan yang tidak kunjung membesar, air ketuban pecah, kelelahan, infeksi, dan kondisi
darurat lainnya.
Melahirkan secara sc biasanya merupakan pilihan jika persalinan secara normal tidak mungkin
dilakukan atau akan berisiko besar. Hal berikut adalah keuntungan dan kekurangan persalinan
sesar terencana.
Keuntungan Persalinan Seksio Sesarea (sc)

Dapat memilih tanggal lahir, sehingga ibu tidak mengalami kecemasan kapan bayi akan
lahir atau cemas akan rasa sakit yang ditimbulkan. Banyak orangtua memilih untuk
melahirkan bayi pada tanggal cantik yang mudah diingat. Hal ini dimungkinkan asalkan
umur kehamilan sudah matang.

Tidak mengalami inkontinensia urin dan fekal (ketidakmampuan menahan saat akan
buang air) akibat kerusakan otot panggul.

Bayi tidak mengalami stres akibat dari persalinan yang lama. Hal ini bisa terjadi pada
persalinan normal, sedangkan persalinan sesar tidak membutuhkan waktu lama. Waktu
yang dibutuhkan sekitar 15-30 menit.

Kelemahan Persalinan Seksio Sesarea (sc)

Risiko bayi mengalami alergi lebih besar karena tidak mellaui jalan lahir yang memiliki
banyak bakteri baik.

Risiko bayi kesulitan bernapas setelah lahir akibat adanya cairan pada paru-paru.

Bedah sesar merupakan pembedahan besar sehingga memerlukan waktu pemulihan yang
lebih lama disbanding persalinan normal.

Persalinan Seksio Sesarea (persalinan sesar) maupun Persalinan Pervaginam (persalinan normal)
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak ada yang sempurna. Persalinan tetap

merupakan proses yang indah karena akan hadirnya bayi mungil, tetapi juga memiliki risiko
tersendiri. Maka, sudah sepatutnya wanita dan ibu dihargai dalam hal ini.

Sebagian besar wanita hamil mengharapkan dapat melahirkan bayinya secara normal. Di Italia
setiap ibu hamil dan bersalin diberikan pilihan jenis persalinan, ternyata ada 4 % memilih
persalinan secara sesar terencana (seksio sesarea elektif).
Pada umumnya 90 % kehamilan akan berakhir pada persalinan normal, namun pada sebagian
kecil akan menjalani operasi sesar karena komplikasi yang berasal dari faktor ibu atau faktor
janin.
Ada beberapa kondisi yang memungkinkan ibu hamil dapat lahir melalui jalan lahir
(pervaginam) yang secara medis dikenal juga sebagai indikasi persalinan spontan /persalinan
normal, yaitu

Panggul ibu normal

Presentasi janin:kepala, (Bokong /Sungsang) dengan persalinan secara spontan/bantuan,


(Melintang pada janin kedua hamil kembar) dengan bantuan

Plasenta normal

Tali pusat normal

Tidak ada kelainan jalan lahir: tumor (mioma, kista indung telur), infeksi

Riwayat sesar 1x

Tidak ada penyakit berat/spesifik pada ibu : jantung, asma berat, , minus tinggi, HIV,
hepatitis

Kapan lahir sesar?


Ada beberapa kondisi yang mengharuskan dilakukannya operasi sesar (terindikasi seksio
sesarea), yaitu:
Faktor ibu

Panggul sempit,

Kemacetan persalinan (distosia),

Usia > 40 th dengan komplikasi seperti darah tinggi, diabetes,

Ibu dengan komplikasi berat (jantung,eklampsia)

Adanya hambatan dijalan lahir (kista dan miom besar),

Riwayat sesar 2 kali atau lebih,

Ketuban pecah lama

Faktor janin-plasenta

Bayi besar > 4 kg,

Kelainan Letak janin (Letak Lintang, Sungsang),

Gawat janin,

Kelainan janin (hidrosefalus yang ingin diselamatkan),

Plasenta previa (ari2 menutupi jalan lahir),

Plasenta lepas (solusio placentae),

Prolaps tali pusat (tali pusat menumbung/lahir dahulu),

Janin kembar dengan janin terbawah bukan letak kepala.

Walaupun persalinan secara normal merupakan pilihan, perlu juga diketahui bahwa dalam
persalinan normal juga memiliki risiko terjadinya komplikasi, misalnya:

Kerusakan pada dasar panggul

Tidak mampu menahan buang air kecil (Inkontinsia urin)

Tidak mampu menahan buang air besar (Inkontinensia fekal)

Gangguan fungsi seksual (nyeri perineum,vagina lebih kendor/lebar)

Prolaps organ (turunnya kandungan,kandung kencing, usus)

Kerusakan saraf pudendus (didaerah kemaluan)

Trauma otot sfinkter anus dan dasar panggul

Melahirkan adalah ujung dari proses penantian yang panjang selama kehamilan. Pada manusia
usia kehamilan hingga melahirkan rata-rata 280 hari. Ada perbedaan penyebutan untuk
menggambarkan usia kehamilan, dokter kandungan menyebut 40 minggu dihitung dari hari
pertama mens terakhir dan berpedoman bahwa 1 bulan adalah 28 hari. Orang awam sering
menyebut 9 bulan 10 hari dengan anggapan 1 bulan 30 hari. Semuanya tepat, tergantung dari
mana pedoman atau patokan yang dianut.
Persalinan adalah proses keluarnya janin dari dalam rahim ke dunia luar.
Proses Persalinan dapat dilakukan melalui jalan lahir/vagina (persalinan pervaginam) atau
persalinan melalui sayatan pada dinding perut dan dinding rahim (persalinan perabdominam)
atau dikenal dengan bedah sesar (seksio sesarea).
Pada manusia 90 % persalinan dapat dilakukan melalui jalan lahir, hanya sebagian kecil yang
membutuhkan persalinan melalui operasi/ bedah sesar.
Persalinan melalui vagina sering kali awam disebut persalinan normal. Memang benar namun
ada perbedaan antara persalinan normal dengan persalinan spontan. Pada persalinan pervaginam
dapat dilakukan secara spontan (menggunakan tenaga dan usaha ibu sendiri) atau menggunakan
bantuan alat khusus. Sedangkan pada persalinan normal adalah persalinan spontan pada
presentasi kepala (kepala keluar lebih dahulu)
Persalinan normal
Persalinan normal adalah persalinan pada presentasi belakang kepala (kepala janin lahir terlebih
dahulu) melalui jalan lahir/vagina. Janin cukup bulan (38-42 minggu), lahir spontan / tanpa
memakai alat, tidak menimbulkan komplikasi pada ibu maupun bayi dan berlangsung dalam
waktu 18-24 jam.

Persalinan Spontan

Persalinan spontan merupakan definisi umum persalinan yang lahir melalui vagina tanpa bantuan
peralatan khusus. Sepenuhnya mengandalkan tenaga dan usaha ibu. Persalinan dapat terjadi pada
presentasi kepala /persalinan normal atau
resentasi bokong (sungsang). Walaupun risiko persalinan sungsang 3 kali lebih berbahaya
dibanding dengan persalinan kepala namun tetap dapat dilakukan.

Persalinan patologis / dengan bantuan


Selain itu persalinan melalui vagina (pervaginam) dapat pula dilakukan dengan bantuan dokter
menggunakan alat khusus . Penggunaan bantuan alat hanya dapat dilakukan pada presentasi
kepala. Peralatan yang digunakan misalanya vakum yang menyedot kepala janin (disebut juga
sebagai ekstraksi vakum) atau menggunakan forsep (alat mirip tang) yang menjepit dan menarik
kepala janin (ekstraksi forseps).

Pada persalinan sungsang dapat pula dokter berperan secara aktif untuk membantu ibu untuk
melahirkan bokong sampai kepala dengan cara ekstraksi/ menggunakan manuver tertentu untuk
melahirkan bokong, bahu dan kepala janin.

Apabila setelah melalui pemeriksaan teliti proses persalinan tidak dapat dilakukan melalui jalan
lahir, maka persalinan dilakukan melalui jalan operasi /pembedahan Pengeluran janin melalui
pembedahan dimana janin dilahirkan melalui irisan pada dinding perut dan dinding rahim.
Tindakan ini dinamakan pembedahan Seksio Sesarea atau dikenal juga dalam bahasa inggris
dengan nama Cesarean section / C-Section

Anda mungkin juga menyukai