Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang banyak terdapat pada bahan

nabati maupun hewani. Asam oksalat banyak digunakan di berbagai industri


kimia seperti sebagai bahan campuran zat warna di industri tekstil dan cat,
penetral kelebihan alkali pada pencucian dan juga sebagai bleaching (Rika, 2011).
Asam oksalat dapat dihasilkan dari bahan baku yang mengandung selulosa, seperti
yang terdapat pada tanaman eceng gondok.
Eceng gondok atau bisa disebut Eichhornia crassipes merupakan
tumbuhan yang hidup secara mengapung di berbagai perairan. Eceng gondok
tumbuh secara cepat sehingga menyebabkan eceng gondok dianggap tanaman
gulma di beberapa perairan Indonesia. Populasi tanaman eceng gondok yang
berkembang terus pada tiap harinya menjadikan permasalahan yang harus cepat
diselesaikan.
Berdasarkan kandungan yang ada dalam eceng gondok, dapat diketahui
bahwa eceng gondok memiliki kadar selulosa yang cukup banyak, yaitu 60%
selulosa, 8% hemiselulosa dan 17% lignin (Dirga Rizki, 2012). Oleh karena itu
untuk mengurangi tanaman eceng gondok yang belum termanfaatkan, dibutuhkan
penelitian tentang pembuatan asam oksalat dengan bahan utama eceng gondok
serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah asam oksalat yang
dihasilkan.
1.2.

Rumusan Masalah

1) Bagaimana pengaruh kadar selulosa terhadap pembentukan asam oksalat yang


dihasilkan?
2) Bagaimana pengaruh konsentrasi NaOH terhadap pembentukan asam oksalat
yang dihasilkan?
3) Bagaimana pengaruh temperatur hidrolisis terhadap pembentukan asam
oksalat yang dihasilkan?
4) Bagaimana perbandingan asam oksalat sintesis dan asam oksalat standar?

1.3.

Tujuan

1) Mengetahui pengaruh pengaruh kadar selulosa terhadap pembentukan asam


oksalat yang dihasilkan.
2) Mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH terhadap pembentukan asam oksalat
yang dihasilkan.
3)

Mengetahui pengaruh temperatur hidrolisis terhadap pembentukan asam


oksalat yang dihasilkan.

4) Mengetahui perbandingan asam oksalat sintesis dan asam oksalat standar


1.4.

Hipotesa

1) Kadar selulosa yang banyak akan menghasilkan asam oksalat yang banyak
juga.
2) Semakin besar konsentrasi NaOH yang digunakan maka asam oksalat yang
dihasilkan akan banyak.
3) Temperatur hidrolisis yang tinggi akan menghasilkan asam oksalat yang
banyak.
4) Asam oksalat sintesis memiliki perbandingan yang hampir sama dengan asam
oksalat standar.
1.5.

Ruang Lingkup Penelitian

1) Massa eceng gondok yang digunakan adalah 15 gr.


2) Range konsentrasi NaOH yang digunakan adalah 1M sampai 5M.
3) Range temperatur yang digunakan adalah 20oC sampai 100oC.
4) Waktu hidrolisis selama 75 menit.
5) Kecepatan pengadukan adalah 300 rpm
6) Waktu pengkristalan asam oksalat selama 48 jam.
1.6.

Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini adalah memberikan informasi tentang

pembuatan asam oksalat dari eceng gondok sebagai upaya alternatif dalam
memanfaatkan populasi eceng gondok yang banyak di perairan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai