TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep koping
Penggolongan koping
Koping berdasarkan penggolongan dibagi menjadi dua yaitu :
Kompensasi
Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara
2)
Penyangkalan (denial)
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas
Pemindahan (displacement)
Pengalihan emosi yang semula ditujukan pada seseorang atau benda lain yang
Disosiasi
Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran atau
identitasnya.
5)
Identifikasi (identification)
Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia kagumi berupaya
Intelektualisasi (intelektualization)
Penggunaan logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari
Introjeksi (introjection)
Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang mengambil dan melebur
nilai-nilai dan kualitas seseorang atau suatu kelompok kedalam struktur egonya
sendiri, merupakan hati nurani.
8)
Isolasi
Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu dapat
9)
Proyeksi
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain
terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat ditoleransi.
10)
Rasionalisasi
Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima masyarakat
untuk menghalalkan atau membenarkan impuls, perasaan, dan motif yang tidak dapat
diterima.
11)
Reaksi formasi
Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari, yang bertentangan
Regresi
Kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari
Represi
Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau ingatan yang
Pemisahan (splitting)
Sikap mengelompokkan orang atau keadaan hanya sebagai semuanya baik
atau semuanya buruk ; kegagalan untuk memadukan nilai-nilai positif dan negatif
didalam diri sendiri.
15)
Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam penyalurannya secara normal.
16)
Supresi
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi
Undoing
Tindakan atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari perilaku atau
komunitas
sebelumnya,
merupakan
mekanisme
pertahanan
primitif
1)
Usia
Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilakukan sampai saat ulang tahun
terakhir. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan ketakutan seseorang lebih
percaya diri orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya (Nursalam, 2001 : 134).
2)
Tingkat pendidikan
Menurut Suwarno tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh
seseorang terhadap perkembangan orang lain, menuju ke arah cita-cita, makin tinggi
tingkat pendidikan seseorang makin tinggi dan makin mudah menerima informasi
(Nursalam, 2001 : 132).
Intelegensi
Tingkat kecerdasan mempengaruhi kemampuan untuk menangkap dan
mempengaruhi yaitu aspek kognitif dari konsep namun tidak mempengaruhi aspek
afektif (Elisabet, 2000).
4)
individu yang berasal dari keluarga yang status ekonominya baik dimungkinkan lebih
memiliki sikap positif memandang diri dan masa depan dari pada yang kurang
(Nursalam, 2000).
2.2
2.2.1
Definisi penuaan
Proses penuaan (Aging procces) adalah suatu proses menghilangnya secara
2.2.2
tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh
molekul-molekul atau DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
1)
Pemakaian dan rusak kelebihan usaha dan stress menyebabkan selsel tubuh lelah (terpakai).
2)
Teori Akumulasi dari produk sisa atau pengumpulan dari pigmen atau
lemak dalam tubuh.
3)
4)
5)
6)
7)
9)
10)
2.2.3.1 Faktor internal yang mempengaruhi proses penuaan antara lain sebagai
berikut:
a)
Genetik: pada orang tertentu yang cenderung berkulit kering akan mengalami
proses penuaan kulit secara lebih cepat daripada mereka yang mempunyai kulit
normal dan berminyak.
b)
Ras: ada 3 ras manusia, yaitu: Kaukasia, Asia, dan Negroid. Ras Kaukasia
mempunyai kulit yang lebih tipis dan cepat menua dibandingkan kedua ras yang
lainnya.
c)
Hormonal: pengaruh hormon lebih jelas terlihat pada wanita yang mendekat
menopause, terjadi penurunan produksi hormon terutama estrogen yang
mempengaruhi kekenyalan kulit.
d)
Penyakit kronis dan penyakit yang menurunkan kekebalan tubuh seperti HIV
2.2.3.2 Faktor eksternal yang mempengaruhi proses penuaan antara lain sebagai
berikut:
a)
Paparan Sinar Ultra Violet (UV), seperti radiasi sinar X, polusi udara yang
berasal dari mobil, pabrik, frion, asap rokok, bahan kimia eksogen dan endogen,
serta makanan tinggi karbohidrat dan kalori. Pengaruh sinar matahari yang
menahun atau kronik menyebabkan kerusakan kulit akibat efek fotobiologik sinar
UV yang menghasilkan radikal bebas akan menimbulkan kerusakan protein dan
asam amino yang merupakan struktur utama kolagen dan elastis pada kulit
b)
Radikal bebas, radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang memiliki
satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan.Elektron tersebut sangat reaktif
dan cepat bereaksi dengan molekul yang lain sehingga terbentuk radikal bebas
baru dalam jumlah besar secara terus-menerus. Radikal bebas dapat
menimbulkan kerusakan diberbagai bagian sel dan menyebabkan berbagai
penyakit seperti tumor, kanker, arterosklerosis, katarak, keriput, penuaan dan
lainnya. antioksidan bekerja menangkap radikal bebas yang ada didalam kulit.
Molekul antioksidan berfungsi sebagai sumber hydrogen labil yang akan
berikatan dengan radikal bebas. Dalam proses tersebut, antioksidan mengikat
energi yang akan digunakan untuk pembentukan radikal bebas baru sehingga
reaksi oksidasi berhenti. Antioksidan mengorbankan diri untuk teroksidasi oleh
radikal bebas sehingga melindungi protein atau asam amino penyusun kolagen
dan lastin
c)
kipas angin, suhu dingin, dan panas akan mempercepat pengaruh air dari kulit
sehingga menyebabkan kulit menjadi kering.
d)
Makanan, makanan yang terlalu banyak lemak hewani akan lebih mudah
terjadi proses penuaan dini dibandingkan dengan yang lebih banyak
mengkonsumsi lemak nabati. Hal ini karena menghasilkan radikal bebas lebih
banyak, sedangkan makanan yang berasal dari nabati (tumbuh-tumbuhan)
mengandung banyak sekali antioksidan yang dapat menetralkan radikal bebas.
e)
f)
2.2.4
Sel
Lebih sedikit jumlahnya, dan lebih besar ukurannya, berkurangnya jumlah
menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan hati, terganggunya mekanisme
perbaikan sel, otak menjadi atrofi beratnya berkurang 5-10 %.
b)
Sistem persyarafan
Berat otak menurun 10-20 % (setiap orang berkurang sel saraf otaknya dalam
setiap harinya), lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi khususnya dengan
stres. Mengecilnya saraf panca indera sehingga berkurangnya syaraf penglihatan,
c)
Sistem pendengaran
Presbiaskusis (gangguan dalam pendengaran). Hilangnya kemampuan
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada
tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50 % terjadi pada usia di atas
65 tahun, otosklerosis akibat atrofi membran tympani, terjadi pengumpulan serumen
dapat mengeras karena meningkatnya keratin, pendengaran bertambah menurun pada
lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stres.
d)
Sistem penglihatan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
e)
Sistem kardiovaskuler
Elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku,
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, tekanan darah meninggi akibat
meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
f)
1)
2)
g)
Sistem respirasi
1)
2)
3)
4)
dan jumlahnya
berkurang.
5)
h)
Sistem gastrointestinal
Kehilangan gigi, kemampuan indera pengecap menurun, rasa lapar menurun,
Sistem genitourinaria
Penyaringan ginjal menurun, kemampuan otot kandung kemih menurun
mengakibatkan BAK menjadi sering, pembesaran prostat pada laki-laki dan selaput
lendir vagina menurun karena sekresi berkurang.
j)
Sistem endokrin
Produksi dari hampir semua hormon menurun.
k)
Sistem kulit
Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak, menurunnya
respon terhadap trauma sehingga bila jatuh mudah terjadi kerusakan integritas kulit.
l)
Sistem muskuloskeletal
Gangguan muskuloskeletal menyebabkan gangguan daya berjalan dan ini
Pensiun
Nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun (purna tugas), ia akan
mengalami kehilangan-kehilangan, antara lain: kehilangan finanasial (income
berkurang), kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi,
lengkap dengan segala fasilitasnya), kehilangan teman atau kenalan atau relasi,
kehilangan pekerjaan atau kegiatan.
2)
3)
4)
Meningkatnya
biaya
sulit,
6)
7)
8)
2.3
Konsep lansia
2.3.1
Pengertian lansia
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam
Batasan lansia
Beberapa pendapat dikemukakan mengenai batasan umur :
a)
Menurut
Dunia
Organisasi
Kesehatan
Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45-59 tahun; lanjut usia
(elderly), ialah kelompok usia antara 60-74 tahun; lanjut usia tua (old), ialah
kelompok usia antara 75-90 tahun; usia sangat tua (very old), ialah kelompok usia di
atas 90 tahun.
b)
c)
menjadi empat bagian, yaitu fase iuventus, yaitu antara usia 25-40 tahun; fase
verilitas, yaitu antara usia 40-50 tahun; fase presenium, yaitu antara usia 55-65 tahun;
fase senium, yaitu antara usia 65 tahun sampai tutup usia.
d)
Menurut
Prof.
Dr.
Koesemato
Setyonegoro
Usia dewasa muda (elderly adulhood): usia 18 atau 20-25 tahun, usia dewasa
penuh (middle years) atau maturasi: 25-60 atau 65 tahun, lanjut usia (geriatric age):
lebih 65 atau 70 tahun. Terbagi untuk usia 70-75 tahun (young old), 75-80 tahun
(old), dan lebih dari 80 tahun (very old).
Dilihat dari pembagian umur dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang telah berumur 65 tahun ke atas
(Wahyudi Nugroho, 2000: 19-20).
2.3.3
kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera seperti manusia lainnya.
Kebutuhan tersebut meliputi:
2.3.3.1 Pemenuhan kebutuhan nutrisi usia lanjut
Mengacu pada 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Pesan-pesan yang perlu
diperhatikan oleh setiap individu sejak usia dewasa khususnya pada usia lanjut dalam
memilih makanan:
1)
2)
3)
4)
Gunakan garam beryodium dan batasi konsumsi garam tidak lebih dari satu
sendok per hari
5)
6)
7)
8)
9)
10)
Tabel 2.1 contoh menu sehari untuk lansia lanjut (wanita) 1850 kalori
Menu
Bahan Makanan
Ukuran Rumah Tangga
(Urt)
Pagi
Nasi
Beras
gelas
Telur rebus
Telur ayam
1 butir
Urap sayuran
Bayam + Taoge + Kelapa
1 mangkuk
Jam 10.00
Susu
Buah
Siang
Nasi
Bandeng presto
Sayur lodeh
3 sdm, 1 sdm
1 ptg. Sedang
Tahu Bacem
Buah
Beras
1 gelas
Ikan Bandeng
1 ptg sedang
Sayuran (labu siam, kacang 1 mangkuk
panjang, santan cair)
lanjutan
Tahu
1 ptg sedang
Semangka
1 ptg sedangdilanjutkan
Jam 16.00
Pisang bakar
Pisang, margarine
Malam
Nasi
Semur ayam
Soup sayuran
Buah
Beras
Ayam
Wortel + buncis + kol
Pisang
gelas
1 ptg sedang
1 mangkuk
1 buah
Tebel 2.2 contoh menu sehari untuk lansia lanjut (pria) 2200 kalori
Menu
Bahan Makanan
Ukuran Rumah Tangga
(Urt)
Pagi
Roti bakar
Roti + selai buah
2 iris
Telur rebus
Telur ayam
1 butir
Susu
Susu skim, gula pasir
2 sdm
Buah
pisang
1 buah
Jam 10.00
Pisang rebus
Teh manis
Pisang
Teh, gula pasir
1 buah
1 sdm
Siang
Nasi
Pepes ikan
Sayur asam
Tempe goreng
Buah
Beras
Ikan mas
Sayuran
Tempe
Semangka
1 gelas
1 ptg sedang
1 mangkuk
2 ptg sedang
1 ptg sedang
Jam 16.00
Bubur kacang hijau
Malam
Nasi
Ungkep ayam
Sayur sop
Buah
Sumber: Depkes RI, 2005
ulang, pertahankan posisi tegak setelah makan untuk mempermudah gas menuju
lambung, makan atau diet rendah lemak untuk menurunkan produksi karbondioksida,
hindarkan makanan pembentuk gas misalnya sayuran kubis, kol, tewel, ketela rambat,
ambulasi dilakukan untuk meningkatkan peristaltic usus.
b)
Pada konstipasi
Berikan diet yang mengandung makanan tinggi serat (sayur dan buah segar
atau segala macam produk makanan dari padi-padian), berikan cukup cairan kurang
lebih 2 liter per hari, berikan aktivitas semaksimal mungkin, lakukan bowel training.
c)
Pada diare
Usahakan usus istirahat, kontol masukan makanan untuk mengurangi
stimulasi usus dan untuk mencegah iritasi terhadap mukosa yang infeksi, berikan
cairan yang cukup, berikan makanan yang tinggi kalori tinggi protein, berikan atau
pantau personal hygiene setiap kali setelah buang air besar, berikan waktu istirahat
jika ada keletihan.
2)
a)
dengan menggunakan air mengalir, berikan rangsangan dengan menyiramkan air pada
daerah perineum, lakukan rendam dalam air hangat.
b)
nafas untuk mengencangkan otot perineum, duduk pada toilet dengan lutut
direntangkan kesamping, alirkan dan hentikan berkemih (Depkes RI, 2005: 47).
2.3.3.3 Pemenuhan kebutuhan istirahat tidur usia lanjut
Kebutuhan tidur usia lanjut kurang dari 6 jam per hari, 25% tidur REM,
kadang mengalami insomnia dan sering bangun atau terjaga sewaktu tidur. Cara
pemenuhan istirahat tidur usia lanjut yang mengalami insomnia:
1)
2)
3)
Mengusahakan agar selalu beranjak tidur pada waktu yang sama dan
menghindarkan tidur diwaktu siang atau sore hari
4)
5)
Berusaha untuk tidur hanya apabila merasa mengantuk dan tidak pada waktu
kesadaran masih penuh
6)
7)
Melakukan latihan gerak tubuh setiap hari tetapi tidak menjelang tidur
8)
2.3.3.4 Pemenuhan kebutuhan gerak tubuh atau olahraga ringan usia lanjut
Prinsip gerak tubuh pada usia lanjut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Hindarkan kompetisi
7)
Perhatikan kontra indiaksi latihan yaitu adanya infeksi, hipertensi lebih dari
180 mmHg sistolik dan 120 mmHg distolik atau berpenyakit berat.
Macam-macam gerak tubuh yang baik bagi usia lanjut:
1)
2)
3)
4)
Yoga baik bagi usia lanjut yang dapat memberikan keuntungan fisik
dan mental, bentuk lain yang menguntungkan yaitu senam tera dan aerobik yang
ideal bagi usia lanjut (Depkes RI, 2005: 52-53).
Kebersihan perorangan
Kebersihan mulut dan gigi
Untuk yang masih mempunyai gigi: bila ada karang gigi, gigi berlubang
sebaiknya segera ke puskesmas, menyikat gigi secara teratur sekurang-kurangnya
2 kali dalam sehari, pagi dan malam sebelum tidur termasuk bagian gusi dan
lidah; bagi yang menggunakan gigi palsu maka gigi tersebut dibersihkan dengan
sikat gigi perlahan-lahan dibawah air yang mengalir. Bila perlu dapat
menggunakan pasta gigi. Pada waktu tidur gigi palsu dilepas dan direndam dalam
air bersih; pada kelompok yang tidak mempunyai gigi sama sekali, setiap habis
makan seharusnya langsung berkumur-kumur dan juga harus menyikat bagian
gusi dan lidahnya secara teratur untuk membersihkan sisa makanan yang melekat.
2)
3)
4)
Kebersihan mata
Dibersihkan apabila ada kotoran menggunakan kapas basah dan bersih. Lensa
mata pada usia lanjut elastisitasnya kurang, akibatnya tulisan-tulisan kecil jadi
kabur pada jarak baca normal, tapi jadi terang bila jarak dijauhkan.
5)
Kebersihan telinga
Apabila bagian dalam telinga gatal sebaiknya tidak mengorek dengan benda tajam
yang dapat menimbulkan terjadinya luka, tapi gunakan lidi kapas untuk
membersihkannya.
6)
Kebersihan hidung
Cara yang terbaik adalah dengan menghembuskan udara ke luar lubang hidung
pelan-pelan waktu mendenguskan hidung; kedua lubang hidung harus terbuka.
Jangan masukkan air dan benda-benda kecil ke dalam lubang hidung.
7)
b)
Kebersihan lingkungan
Keadaan dan suasana lingkungan tempat tinggal usia lanjut diupayakan bersih dan
menyenangkan.
1)
2)
Kebersihan lanta
Hendaknya lantai kamar tidur, ruangan tamu, kamar mandi, WC dan halaman
dijaga tetap kering, bersih dan rata. Bila berjalan harus menggunakan alas kaki
datar.
3)
2)
Tingkatkan
kesediaan
atau
kerelaan
untuk
berdialog dengan isrti atau sedikan waktu untuk itu. Berikan bimbingan, dorongan
dan arahkan yang dapat membantunya mengatasi gejala menopause dan purna
menopause.
2)
2.3.3.7 Pemenuhan kebutuhan rasa aman dan keselamatan pada usia lanjut
Pemenuhan kebutuhan rasa aman dan keselamatan dapat diberikan sesuai
penyebabnya, yaitu misalnya faktor yang mempengaruhi timbulnya jatuh atau
kecelakaan yaitu keterbatasan mobilitas, penglihatan berkurang, status mental yang
kacau, status kesehatan yang terganggu, hipotensi orthostatik, hilang kemampuan
mempertahankan keseimbangan, kurang baik penerangan, lingkungan kurang dikenal,
sandal longgar, lantai yang licin, berserakan alat dan mebeler.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
2)
3)
Memberikan
bantuan
kasih
sayang
pada
usia
lanjut
untuk
Berikan kasih sayang pada usia lanjut dengan memberikan otonomi pada
segala kegiatan hidup sehari-hari
2)
3)
Memberikan perhatian yang penuh kesabaran pada usia lanjut yang nampak
lambat dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2.3.3.9 Pemenuhan kebutuhan penghargaan dan harga diri pada usia lanjut
Dapat dipenuhi melalui upaya:
1)
2)
Hadapkan muka pada usia lanjut untuk mencegah bila bicara dan lafatnya
dengan baik untuk mencegah tercengang akibat tidak mendengar, hindarkan
berteriak
3)
4)
Sajikan perintah dalam bentuk tulisan untuk kegiatan yang harus diikuti oleh
usia lanjut secara tidak bergantung pada orang lain (bila mungkin)
5)
Mengamati dengan cermat dan sering mengenai prosedur dan kegiatan rutin,
bila berlebihan
6)
7)
Berikan
kesempatan
kepada
usia
lanjut
untuk
merefleksikan
dan
3)
Memberikan kesempatan pada usia lanjut untuk menghayati arti hidup melalui
pendekatan pada Tuhan dengan memperbanyak ibadah.
Mendalami kitab suci agar dapat lebih mengerti kandungan warta yang
diberikan sesuai dengan agama masing-masing
2)
Melakukan meditasi dengan memilih salah satu topik yang menyapa hati atau
melalui latihan meditasi tertentu
3)
Berdoa untuk menjalin hubungan yang lebih mendalam dengan Yang Maha
Esa
4)
Pelibatan diri dalam kondisi dan situasi sesuai dengan warta dan diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari (Setiabudhi, Hardiwinoto. 1999: 122).
2.3.4
a)
Permasalahan umum
1)
2)
3)
4)
b)
Permasalahan khusus
1)
2)
3)
4)
5)
6)
2.4
Kerangka konsep
Lansia
Proses penuaan
Kebutuhan Dasar
Mekanisme Koping
dalam penyesuaian
perubahan dan
pemenuhan kebutuhan:
a)
Adaptif
b)
Maladaptif
Keterangan:
: diteliti
: tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka kosep
Gambaran koping lansia terhadap perubahan proses penuaan